10 Juli 2016

Dipercaya itu Sulit

Memang sulit ya untuk membuat orang percaya kepada kita bila orang lain belum mengenal kita dan belum melihat bukti dari apa yang kita ucapkan melalui perbuatan.

Pemikiran ini timbul pada saat saya sedang memesan gado-gado untuk makan siang saya hari ini. Karena antrian pemesanan gado-gado di dekat rumah saya masih panjang dan karena saya masih harus membeli beberapa pesanan makanan lain utk suami dan anak saya maka saya memberitahukan penjual gado-gado tersebut untuk membuatkan saya 2 bungkus gado-gado dan saya akan mengambilnya supaya saya bisa menghemat waktu saya.

Setelah saya membeli beberapa pesanan makanan untuk keluarga saya di tempat lain maka saya kembali ke warung gado-gado tadi untuk mengambil pesanan saya.

Alangkah terkejutnya saya dikarenakan sang penjual gado-gado belum membuatkan pesanan saya dikarenakan takut saya tidak akan kembali membayar dan mengambil pesanan tersebut.

Weeek...kaget juga saya karena saya tidak menduga bahwa ada orang yang tidak mempercayai saya padahal saya sudah berjanji untuk mengambilnya. Apakah muka saya seperti muka orang yang suka berbohong atau sulit untuk dipercayai?
Tapi saya berusaha untuk mengerti apa yang dipikirkan oleh penjual gado-gado. Kalo saya jadi dia pasti sulit ya untuk mempercayai orang yg baru sekali ini memesan gado-gadonya. Bahkan penjual gado-gado itu belum pernah mengenal saya. Hal itulah yang membuat saya menjadi lebih tenang dan tidak jadi marah. Saya mulai duduk tenang menunggu si penjual yang terlihat malu sekali karena saya bersedia menunggu dan tidak marah selama si penjual membuatkan pesanan saya.

Jika kita ingin dipercaya oleh orang lain maka kita harus membuat mereka percaya dengan tingkah dan laku kita, bukan dengan perkataan kita saja. 
Diperlukan pembuktiannya.

"Trust is built in very small moment" ~Brene Brown~