Saat ini, wanita diharapkan untuk lebih berperan lebih aktif dalam
mencapai posisi dan jabatan idaman di kantor. Sebab, jika dulu banyak
profesi pria yang dilakukan oleh wanita. Sekarang, malah semakin banyak
profesi wanita yang bisa dikerjakan oleh pria.
Selain memiliki kemampuan dan kreativitas, dunia kerja juga menuntut
karyawan untuk memiliki perilaku diri yang terpuji dan tanpa cela.
Sebab, jujur saja, tidak ada perusahaan yang berminat mempertahankan
karyawan yang memiliki reputasi buruk, baik saat berada di dalam dan di
luar kantor.
Nah, berikut ini beberapa kiat praktis dalam menjaga reputasi perusahaan demi peningkatan kinerja dalam berkarier:
JujurUsahakanlah untuk selalu jujur dalam
berucap dan bertindak. Sebab, kebohongan dan intrik kotor dalam bekerja
merupakan sinyal kelemahan dan minim kemampuan kerja. Menurut Michael
Kerr, seorang business speaker dan penulis buku You Can’t Be Serious!
Putting Humor to Work, kejujuran seorang karyawan sudah terlihat dari
awal wawancara, tetapi lingkungan dan politik kantor bisa mengubah
seseorang yang jujur menjadi pembohong. Untuk itu, Kerr menyarankan,
Anda boleh saja fleksibel mengenai hal lain tapi Anda harus memiliki
prinsip kuat dalam mempertahankan kejujuran.
Jaga semangat kerjaBanyak karyawan yang
mengalami penurunan kinerja karena tuntutan dan beban pekerjaan. Untuk
itu, berikan batasan tegas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Anda
mesti bersenang-senang di luar waktu kerja. Menurut Kerr, kebahagiaan
pribadi dapat memberikan pengaruh positif pada kinerja di kantor.
Berpikiran terbukaBekerja jangan melulu
mengharapkan pujian, tapi terbuka jugalah pada kritik dari lingkungan
sekitar. Anda adalah manusia dewasa yang tentunya bisa membedakan kritik
membangun dan kritik yang menjatuhkan. Jadi, saring kritik positif
sebagai acuan untuk melesat menuju posisi dan jabatan yang lebih tinggi
di masa depan.
Sikap menghormatiMenghargai
hasil karya orang lian merupakan salah satu upaya dalam membangun
keserasian dan kerukunan sosial antar sesama rekan kerja. Ingatlah bahwa
menumbuhkan sikap menghargai karya orang lain dan menghormati merupakan
sikap terpuji yang akan Anda “panen” di kemudian hari. Hormatilah orang
lain sebagaimana Anda ingin dihormati.
http://female.kompas.com
Tampilkan postingan dengan label karir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label karir. Tampilkan semua postingan
31 Januari 2015
27 September 2014
Kejujuran Masih Kebijakan Terbaik
Seorang manajer ingin menguji karyawannya, tentang nilai-nilai
kehidupan. Caranya, ia mengumumkan bahwa di lemari tiap karyawan, ada
kantong plastik yang di dalamnya terdapat benih tanaman. Ketika mereka
pulang, mereka harus menanam benih itu ke dalam tanah yang baik di
sebuah pot dan menjaganya dengan baik.
Sang manajer akan mengadakan kompetisi pada tahun berikutnya dan akan diberikan penghargaan bagi tanaman terbaik.
Semua karyawan melakukan apa yang diperintahkan. Setahun berlalu dengan cepat. Lalu, tahun berikutnya di aula, ada ratusan pot serta berbagai macam tanaman besar. Namun, ada satu pot dengan tanah tanpa tanaman. Pemiliknya berdiri diam-diam dan tampaknya malu pada dirinya sendiri.
Sang manajer memanggilnya ke atas panggung. Kemudian, ia pun bertanya apa yang terjadi dan pria pemilik pot kosong itu mengatakan yang sebenarnya. Pria itu menanam benih yang diberikan oleh manajer, tapi tidak ada yang terjadi.
Sang manajer menyatakan dialah pemenangnya!
Semua orang terkejut. Manajer itu mengatakan, “Saudara-saudara, benih yang kuberikan pada kalian sebenarnya sudah direbus. Bila kalian menanamnya, tidak akan ada yang terjadi. Kalian bertindak cerdas dan menggunakan benih lain. Orang ini jujur atas pekerjaannya, oleh karena ia tidak menipu saya atau dirinya sendiri.”
http://female.kompas.com
Sang manajer akan mengadakan kompetisi pada tahun berikutnya dan akan diberikan penghargaan bagi tanaman terbaik.
Semua karyawan melakukan apa yang diperintahkan. Setahun berlalu dengan cepat. Lalu, tahun berikutnya di aula, ada ratusan pot serta berbagai macam tanaman besar. Namun, ada satu pot dengan tanah tanpa tanaman. Pemiliknya berdiri diam-diam dan tampaknya malu pada dirinya sendiri.
Sang manajer memanggilnya ke atas panggung. Kemudian, ia pun bertanya apa yang terjadi dan pria pemilik pot kosong itu mengatakan yang sebenarnya. Pria itu menanam benih yang diberikan oleh manajer, tapi tidak ada yang terjadi.
Sang manajer menyatakan dialah pemenangnya!
Semua orang terkejut. Manajer itu mengatakan, “Saudara-saudara, benih yang kuberikan pada kalian sebenarnya sudah direbus. Bila kalian menanamnya, tidak akan ada yang terjadi. Kalian bertindak cerdas dan menggunakan benih lain. Orang ini jujur atas pekerjaannya, oleh karena ia tidak menipu saya atau dirinya sendiri.”
http://female.kompas.com
16 Mei 2014
Jangan Takut untuk Berkata "Tidak"
Atas dasar keinginan untuk selalu membahagiakan orang lain, tak
sedikit dari kita merasa sungkan untuk menolak dan berkata “Tidak”.
Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental di Vienna, Austria, mendeskripsikan sifat yang selalu ingin dipuji dan diterima oleh lingkungan adalah refleksi atas ketidakmampuan seseorang untuk fokus pada tujuan hidup. Alhasil, mereka terpaksa untuk melakukan hal yang
sebenarnya di luar ambang batas diri, hanya karena sulit berkata “Tidak” pada orang lain.
Laporan yang dipublikasikan pada sebuah jurnal di Pyschiatric School of Viktor Frankl, Vienna, Austria, menganjurkan supaya setiap orang menemukan orientasi hidup yang realistis dalam mencapai tujuan. Cara ini dipercaya dapat membentuk sikap dan prinsip untuk menghargai diri sendiri.
Agar prinsip Anda tetap dihargai oleh orang lain meskipun harus mengatakan “Tidak” pada mereka. Berikut beberapa langkah yang harus diterapkan:
Tentukan visi dan misiSama halnya dengan perusahaan yang memiliki visi dan misi dalam menjalani bisnis untuk meraih tujuan di masa depan. Setiap individu juga harus memiliki visi dan misi sebagai pegangan hidup dalam menentukan sikap ketika berhadapan pada kondisi yang kurang kondusif.
Asah talenta dan ketrampilanHidup di tengah era kapitalis seperti sekarang ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keterampilan profesional yang menguntungkan diri sendiri juga orang lain. Orang yang terampil dan bertalenta lebih mudah memperoleh kesempatan untuk berbuat, bertindak, dan mengembangkan kreativitas di masa depan. Dengan begitu, lingkungan sekitar akan melihat Anda sebagai sosok yang inspiratif dan pantang menyerah.
Berani untuk berkata “Tidak”Lahir dan hidup dengan ajaran budaya timur yang menjunjung tinggi sopan santun dan budi pekerti antar sesama, terkadang kerap disalahartikan sebagai tuntutan untuk selalu menyenangkan orang lain meskipun diri sendiri tersiksa. Padahal sebenarnya, menunjukkan sikap dengan berani berkata “Tidak” bukan berarti merefleksikan sifat pembangkang dan menolak mengikuti aturan.
Penting bagi kita untuk mulai belajar mengenali pola pikiran sendiri, yang selalu merasa bersalah jika menolak dan berkata tidak. Kita harus melatih diri untuk belajar atau bersedia “menabrak” pola pikiran tersebut, dengan berani menunjukkan sikap. Ketika memang benar-benar tidak bisa, ya bilang saja sudah ada janji lain, atau sedang sibuk. Pada dasarnya, tidak salah mengatakan “Tidak”, selama penolakan tersebut dilandasi dengan kejujuran.
http://female.kompas.com
Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental di Vienna, Austria, mendeskripsikan sifat yang selalu ingin dipuji dan diterima oleh lingkungan adalah refleksi atas ketidakmampuan seseorang untuk fokus pada tujuan hidup. Alhasil, mereka terpaksa untuk melakukan hal yang
sebenarnya di luar ambang batas diri, hanya karena sulit berkata “Tidak” pada orang lain.
Laporan yang dipublikasikan pada sebuah jurnal di Pyschiatric School of Viktor Frankl, Vienna, Austria, menganjurkan supaya setiap orang menemukan orientasi hidup yang realistis dalam mencapai tujuan. Cara ini dipercaya dapat membentuk sikap dan prinsip untuk menghargai diri sendiri.
Agar prinsip Anda tetap dihargai oleh orang lain meskipun harus mengatakan “Tidak” pada mereka. Berikut beberapa langkah yang harus diterapkan:
Tentukan visi dan misiSama halnya dengan perusahaan yang memiliki visi dan misi dalam menjalani bisnis untuk meraih tujuan di masa depan. Setiap individu juga harus memiliki visi dan misi sebagai pegangan hidup dalam menentukan sikap ketika berhadapan pada kondisi yang kurang kondusif.
Asah talenta dan ketrampilanHidup di tengah era kapitalis seperti sekarang ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keterampilan profesional yang menguntungkan diri sendiri juga orang lain. Orang yang terampil dan bertalenta lebih mudah memperoleh kesempatan untuk berbuat, bertindak, dan mengembangkan kreativitas di masa depan. Dengan begitu, lingkungan sekitar akan melihat Anda sebagai sosok yang inspiratif dan pantang menyerah.
Berani untuk berkata “Tidak”Lahir dan hidup dengan ajaran budaya timur yang menjunjung tinggi sopan santun dan budi pekerti antar sesama, terkadang kerap disalahartikan sebagai tuntutan untuk selalu menyenangkan orang lain meskipun diri sendiri tersiksa. Padahal sebenarnya, menunjukkan sikap dengan berani berkata “Tidak” bukan berarti merefleksikan sifat pembangkang dan menolak mengikuti aturan.
Penting bagi kita untuk mulai belajar mengenali pola pikiran sendiri, yang selalu merasa bersalah jika menolak dan berkata tidak. Kita harus melatih diri untuk belajar atau bersedia “menabrak” pola pikiran tersebut, dengan berani menunjukkan sikap. Ketika memang benar-benar tidak bisa, ya bilang saja sudah ada janji lain, atau sedang sibuk. Pada dasarnya, tidak salah mengatakan “Tidak”, selama penolakan tersebut dilandasi dengan kejujuran.
http://female.kompas.com
1 April 2014
Awas, Benci pada Pekerjaan Buruk bagi Kesehatan
Tak sedikit karyawan yang membenci pekerjaan mereka. Mereka hanya bisa
mengeluh dan merasa tertekan setiap hari namun tidak melakukan apa pun
untuk membebaskan diri dari sumber stres mereka.
Cukup banyak juga karyawan yang beranggapan jika kita menikmati pekerjaan, berarti kita kurang keras bekerja. Seolah cara untuk mencapai sukses adalah bekerja dengan jam yang panjang dan menderita di kantor.
Pandangan tersebut bukan saja salah, tetapi juga berbahaya. Membenci pekerjaan ternyata berdampak buruk pada kesehatan.
1. Membuat gemuk
Pekerjaan yang dibenci dan bertambahnya angka di timbangan ternyata saling berkait. Studi menunjukkan, pekerjaan yang tidak membahagiakan akan mencuri energi Anda yang sebenarnya bisa digunakan untuk berolahraga dan memilih makanan sehat. Bukankah setelah seharian frustasi di tempat kerja maka yang paling Anda inginkan adalah makan es krim dan makanan berlemak lainnya?
2. Menurunkan sistem imun
Stres di tempat kerja bisa berasal dari jam kerja yang panjang, terlalu sibuk, atau kurang merasa dihargai oleh perusahaan. Kondisi tersebut tentu akan membuat kita stres, cemas, dan frustasi. Berbagai bentuk stres diketahui akan melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko depresi.
3. Merusak hubungan
Salah satu hal terburuk dari membenci pekerjaan adalah kebencian itu tidak akan berakhir di sore hari. Bagi kebanyakan orang, pikiran mereka sepanjang hari akan dipenuhi oleh rasa benci dan kecemasan akan pekerjaan.
Sebuah penelitian menyebutkan, orang yang tidak bahagia di tempat kerja cenderung memiliki hubungan seksual yang tidak memuaskan. Studi lain menunjukkan, stres dari pekerjaan yang tidak dikelola juga akan membuat hubungan Anda dengan pasangan dan keluarga bisa berantakan.
4. Mengganggu kualitas tidur
Tidur cukup dan berkualitas di malam hari berpengaruh besar pada kesehatan. Orang yang menderita karena pekerjaan mereka biasanya akan sulit tidur pulas atau mengalami insomnia. Hal ini berdampak buruk pada kesehatan karena tidur cukup akan memperbaiki sistem imun sehingga kita tak mudah sakit.
5. Risiko penyakit serius
Membenci pekerjaan secara langsung terkait dengan peningkatan risiko penyakit serius. Sebuah studi yang dilakukan terhadap 20.000 perawat di AS menyebutkan, mereka yang tidak bahagia di pekerjaannya beresiko besar menderita kanker, penyakit jantung, dan diabetes melitus.
Dengan semua risiko kesehatan tersebut, seharusnya Anda mengambil tindakan jika memang sudah merasa tidak nyaman dengan pekerjaan sekarang.
http://health.kompas.com
Cukup banyak juga karyawan yang beranggapan jika kita menikmati pekerjaan, berarti kita kurang keras bekerja. Seolah cara untuk mencapai sukses adalah bekerja dengan jam yang panjang dan menderita di kantor.
Pandangan tersebut bukan saja salah, tetapi juga berbahaya. Membenci pekerjaan ternyata berdampak buruk pada kesehatan.
1. Membuat gemuk
Pekerjaan yang dibenci dan bertambahnya angka di timbangan ternyata saling berkait. Studi menunjukkan, pekerjaan yang tidak membahagiakan akan mencuri energi Anda yang sebenarnya bisa digunakan untuk berolahraga dan memilih makanan sehat. Bukankah setelah seharian frustasi di tempat kerja maka yang paling Anda inginkan adalah makan es krim dan makanan berlemak lainnya?
2. Menurunkan sistem imun
Stres di tempat kerja bisa berasal dari jam kerja yang panjang, terlalu sibuk, atau kurang merasa dihargai oleh perusahaan. Kondisi tersebut tentu akan membuat kita stres, cemas, dan frustasi. Berbagai bentuk stres diketahui akan melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko depresi.
3. Merusak hubungan
Salah satu hal terburuk dari membenci pekerjaan adalah kebencian itu tidak akan berakhir di sore hari. Bagi kebanyakan orang, pikiran mereka sepanjang hari akan dipenuhi oleh rasa benci dan kecemasan akan pekerjaan.
Sebuah penelitian menyebutkan, orang yang tidak bahagia di tempat kerja cenderung memiliki hubungan seksual yang tidak memuaskan. Studi lain menunjukkan, stres dari pekerjaan yang tidak dikelola juga akan membuat hubungan Anda dengan pasangan dan keluarga bisa berantakan.
4. Mengganggu kualitas tidur
Tidur cukup dan berkualitas di malam hari berpengaruh besar pada kesehatan. Orang yang menderita karena pekerjaan mereka biasanya akan sulit tidur pulas atau mengalami insomnia. Hal ini berdampak buruk pada kesehatan karena tidur cukup akan memperbaiki sistem imun sehingga kita tak mudah sakit.
5. Risiko penyakit serius
Membenci pekerjaan secara langsung terkait dengan peningkatan risiko penyakit serius. Sebuah studi yang dilakukan terhadap 20.000 perawat di AS menyebutkan, mereka yang tidak bahagia di pekerjaannya beresiko besar menderita kanker, penyakit jantung, dan diabetes melitus.
Dengan semua risiko kesehatan tersebut, seharusnya Anda mengambil tindakan jika memang sudah merasa tidak nyaman dengan pekerjaan sekarang.
http://health.kompas.com
4 Maret 2014
10 Cara Gampang untuk Rileks di Kantor
Ada ratusan e-mail di kotak masuk yang harus segera dijawab,
sementara Anda juga harus menyiapkan presentasi karena dalam dua jam
Anda ditunggu di ruang rapat. Dengan kata lain, ini adalah saat yang
paling tepat untuk mengambil jeda sejenak dan rileks.
Ketika hidup kita seolah dikejar-kejar target, liburan akhir pekan di resor pantai memang seolah paling tepat untuk menenangkan saraf yang tegang. Tetapi, waktu dan dana tak selalu ada untuk kita bersantai, tidur, dan makan sepuasnya.
Demikian juga halnya ketika sedang di kantor. Jangankan untuk jeda sejenak dan melipir ke mal sebelah untuk menenangkan pikiran, pergi ke taman di bawah saja tak sempat. Untungnya ada banyak cara untuk rileks dalam waktu lima menit atau kurang.
1. Minum teh hijau
Dari pada membuka sekaleng minuman soda, cobalah buat secangkir teh hijau hangat. Teh hijau adalah sumber L-Theanin, zat kimia yang membantu meredakan amarah.
2. "Ngemil" cokelat
Hanya satu keping (bukan satu bungkus) cokelat hitam sudah efektif untuk menenangkan saraf. Antioksidan dalam cokelat hitam akan menurunkan level hormon stres dan menstabilkan metabolisme.
3. Sesendok madu
Ganti stres Anda dengan sesuatu yang manis, misalnya sesendok madu. Selain mengandung pelembab kulit alami dan antibiotik, madu juga mengandung komponen yang mengurangi inflamasi di otak. Ini berarti melawan depresi dan kecemasan.
4. Makan mangga
Mumpung sedang musim mangga, potonglah buah mangga. Buah ini mengandung komponen yang disebut linalool yang menurunkan level stres. sayangnya, komponen tersebut akan berkurang jika mangga dibuat jus.
5. Kunyah permen
Permen karet, permen mint, atau buah-buahan boleh Anda pilih. Mengunyah permen ternyata dengan cepat akan menurunkan stres dan mengurangi kecemasan.
6. Meditasi
Tak perlu jauh-jauh menyepi di pegunungan, melakukan meditasi selama 5 menit cukup efektif untuk mengusir stres. Carilah tempat yang agak sepi lalu aturlah pernapasan selama beberapa menit. Rasakan kecemasan mulai menghilang.
7. Bernapas
Adakah cara lain untuk rileks selain mengambil napas dalam dan perlahan. Menarik napas dalam akan menurunkan tekanan darah dan detak jantung. Anda juga bisa mempelajari beberapa teknik pernapasan dan mempratikkannya saat merasa tertekan.
8. Hitung mundur
Ini bukan sebuah tes IQ, tetapi salah satu cara untuk rileks. Ketika rasa khawatir dan stres mendominasi, cobalah menghitung sampai 10 kemudian hitung mundur sampai 1. Untuk sejenak pikiran akan teralihkan.
9. Pejamkan mata
Asingkan diri dari hiruk-pikuk kesibukan kantor dengan memejamkan mata. Ini adalah cara paling mudah untuk tenang dan fokus.
10. Pijat tangan
Memijat bagian tangan sangat membantu meredakan stres, terutama pada orang yang banyak menghabiskan waktu mengetik. Tangan tentu membawa banyak tekanan. Cobalah untuk melemaskan otot-otot tangan dengan lotion favorit.
http://female.kompas.com/
Ketika hidup kita seolah dikejar-kejar target, liburan akhir pekan di resor pantai memang seolah paling tepat untuk menenangkan saraf yang tegang. Tetapi, waktu dan dana tak selalu ada untuk kita bersantai, tidur, dan makan sepuasnya.
Demikian juga halnya ketika sedang di kantor. Jangankan untuk jeda sejenak dan melipir ke mal sebelah untuk menenangkan pikiran, pergi ke taman di bawah saja tak sempat. Untungnya ada banyak cara untuk rileks dalam waktu lima menit atau kurang.
1. Minum teh hijau
Dari pada membuka sekaleng minuman soda, cobalah buat secangkir teh hijau hangat. Teh hijau adalah sumber L-Theanin, zat kimia yang membantu meredakan amarah.
2. "Ngemil" cokelat
Hanya satu keping (bukan satu bungkus) cokelat hitam sudah efektif untuk menenangkan saraf. Antioksidan dalam cokelat hitam akan menurunkan level hormon stres dan menstabilkan metabolisme.
3. Sesendok madu
Ganti stres Anda dengan sesuatu yang manis, misalnya sesendok madu. Selain mengandung pelembab kulit alami dan antibiotik, madu juga mengandung komponen yang mengurangi inflamasi di otak. Ini berarti melawan depresi dan kecemasan.
4. Makan mangga
Mumpung sedang musim mangga, potonglah buah mangga. Buah ini mengandung komponen yang disebut linalool yang menurunkan level stres. sayangnya, komponen tersebut akan berkurang jika mangga dibuat jus.
5. Kunyah permen
Permen karet, permen mint, atau buah-buahan boleh Anda pilih. Mengunyah permen ternyata dengan cepat akan menurunkan stres dan mengurangi kecemasan.
6. Meditasi
Tak perlu jauh-jauh menyepi di pegunungan, melakukan meditasi selama 5 menit cukup efektif untuk mengusir stres. Carilah tempat yang agak sepi lalu aturlah pernapasan selama beberapa menit. Rasakan kecemasan mulai menghilang.
7. Bernapas
Adakah cara lain untuk rileks selain mengambil napas dalam dan perlahan. Menarik napas dalam akan menurunkan tekanan darah dan detak jantung. Anda juga bisa mempelajari beberapa teknik pernapasan dan mempratikkannya saat merasa tertekan.
8. Hitung mundur
Ini bukan sebuah tes IQ, tetapi salah satu cara untuk rileks. Ketika rasa khawatir dan stres mendominasi, cobalah menghitung sampai 10 kemudian hitung mundur sampai 1. Untuk sejenak pikiran akan teralihkan.
9. Pejamkan mata
Asingkan diri dari hiruk-pikuk kesibukan kantor dengan memejamkan mata. Ini adalah cara paling mudah untuk tenang dan fokus.
10. Pijat tangan
Memijat bagian tangan sangat membantu meredakan stres, terutama pada orang yang banyak menghabiskan waktu mengetik. Tangan tentu membawa banyak tekanan. Cobalah untuk melemaskan otot-otot tangan dengan lotion favorit.
http://female.kompas.com/
Jangan Biarkan Pekerjaan Merusak Hidup Anda
Jangan senang dulu jika perusahaan memberi Anda perangkat gadget canggih. Hidup Anda bisa-bisa terganggu karena setiap waktu harus menerima e-mail
mengenai pekerjaan. Jam kerja Anda pun tak jelas lagi karena tengah
malam dan akhir pekan pun Anda masih harus mengurusi pekerjaan.
Dalam sebuah penelitian terungkap, lebih dari separuh karyawan merasa beban kerja mereka semakin tinggi. Tak mengherankan jika 33 persen responden mengaku langsung memikirkan pekerjaan begitu bangun tidur dan 75 persen menjawab masih memikirkan pekerjaan sampai mereka tidur malam.
Para karyawan yang tak bisa lagi membedakan mana waktu bekerja dan waktu untuk beristirahat pada umumnya kurang bahagia, kurang sehat, dan bisa memicu mereka pada perilaku kecanduan.
Tak mau hidup Anda terganggu oleh pekerjaan? Ikuti tips berikut:
1. Bekerja efisien
Jam kerja yang panjang di kantor tak berarti kita akan lebih produktif. Karena itu, jangan jadikan waktu kerja sebagai barometer efektivitas kerja. Bukan hal terlarang untuk melakukan sesuatu secara efisien; jika Anda bisa memberi hasil yang sama dalam 8 jam dibanding 10 jam, belum lagi bisa punya tambahan waktu bersama keluarga, maka lakukanlah.
2. Ambil jeda
Sebuah penelitian menunjukkan, bekerja terus menerus ternyata bisa mengganggu kemampuan kita untuk fokus. Karena itu jangan segan mengambil jeda di sela pekerjaan. Bahkan, mengambil jeda akan membuat kita bekerja lebih baik. Di kantor Anda bisa jeda sebentar setiap 10 menit, sementara di rumah matikan perangkat kerja Anda pada hari Minggu, misalnya.
3. Bergeraklah
Berbagai studi menunjukkan, olahraga teratur akan mengurangi stres. Para ahli berpendapat, olahraga adalah cara terbaik untuk secara psikologis melepaskan diri dari pekerjaan.
http://female.kompas.com
Dalam sebuah penelitian terungkap, lebih dari separuh karyawan merasa beban kerja mereka semakin tinggi. Tak mengherankan jika 33 persen responden mengaku langsung memikirkan pekerjaan begitu bangun tidur dan 75 persen menjawab masih memikirkan pekerjaan sampai mereka tidur malam.
Para karyawan yang tak bisa lagi membedakan mana waktu bekerja dan waktu untuk beristirahat pada umumnya kurang bahagia, kurang sehat, dan bisa memicu mereka pada perilaku kecanduan.
Tak mau hidup Anda terganggu oleh pekerjaan? Ikuti tips berikut:
1. Bekerja efisien
Jam kerja yang panjang di kantor tak berarti kita akan lebih produktif. Karena itu, jangan jadikan waktu kerja sebagai barometer efektivitas kerja. Bukan hal terlarang untuk melakukan sesuatu secara efisien; jika Anda bisa memberi hasil yang sama dalam 8 jam dibanding 10 jam, belum lagi bisa punya tambahan waktu bersama keluarga, maka lakukanlah.
2. Ambil jeda
Sebuah penelitian menunjukkan, bekerja terus menerus ternyata bisa mengganggu kemampuan kita untuk fokus. Karena itu jangan segan mengambil jeda di sela pekerjaan. Bahkan, mengambil jeda akan membuat kita bekerja lebih baik. Di kantor Anda bisa jeda sebentar setiap 10 menit, sementara di rumah matikan perangkat kerja Anda pada hari Minggu, misalnya.
3. Bergeraklah
Berbagai studi menunjukkan, olahraga teratur akan mengurangi stres. Para ahli berpendapat, olahraga adalah cara terbaik untuk secara psikologis melepaskan diri dari pekerjaan.
http://female.kompas.com
9 Oktober 2013
10 Kebiasaan Utama Orang-orang Optimis
Menghadapi semua permasalahan hidup terkadang membuat Anda merasa
pesimis. Padahal untuk bisa maju Anda harus punya sikap optimis. Berikut
10 kebiasaan orang-orang yang bisa membantu Anda jadi lebih optimis
menghadapi kehidupan.
1. Bersyukur
Mulailah hari-hari Anda dengan menghitung berkat yang dimiliki. Jika Anda tak pernah bersyukur untuk hal-hal baik dalam hidup, maka Anda tak akan pernah merasa puas. Jangan cuma bersyukur atas semua keberhasilan saja, tapi juga bersyukurlah atas kesulitan, hambatan dan kegagalan. Semua rintangan ini akan membantu Anda jadi lebih bijak, memberi kekuatan, dan mengajarkan Anda untuk bertahan. Dasar-dasar inilah yang akan membantu Anda menjadi optimis.
2. Berbagi cerita
Berbagi cerita atau curhat dengan orang lain tentang kegagalan atau keberhasilan dalam hidup juga akan membantu Anda jadi lebih optimis. Mungkin saja ketika menceritakan pengalaman hidup, ada orang lain yang ternyata mengalami masalah yang lebih buruk dari Anda namun tetap bisa melewatinya. Ketika bercerita, secara tak langsung Anda akan memberi kekuatan pada orang lain untuk bisa bertahan.
3. Memaafkan
Hal ini memang lebih mudah diucapkan dibanding melakukannya. Tetapi Anda harus bisa memaafkan orang-orang yang pernah memiliki kesalahan pada Anda. Cara termudah untuk melanjutkan hidup adalah memaafkan dan melupakan semua masa lalu yang salah. Berdamailah dengan masa lalu Anda sehingga tidak akan merusak kehidupan Anda saat ini.
4.Menjadi pendengar yang baik
Menjadi seorang pendengar yang baik akan menambah pengetahuan Anda dengan hal-hal yang baik dibanding hal negatif. Cara ini juga akan membantu menunjukkan kepercayaan diri dan penghargaan terhadap orang lain. Kaya pengetahuan dan kepercayaan diri yang tinggi adalah bukti bahwa Anda merasa positif dengan diri sendiri dan bisa memancarkan energi positif dari dalam diri.
5. Alihkan rasa iri menjadi energi
Ketika Anda merasa iri dan cemburu pada orang lain maka Anda hanya akan menyakiti diri sendiri. Dibanding kebanyakan berpikir negatif dan iri dengan banyak orang, ada baiknya menyalurkan rasa iri ini menjadi sebuah energi untuk menunjang keberhasilan Anda. Jadikan kecemburuan ini sebagai katalis keberhasilan.
6. Banyak tersenyum
Tahukah Anda ketika tersenyum, Anda menciptakan sebuah kebahagiaan yang menstimulasi lingkungan sekitar Anda untuk jadi lebih bahagia. Sebaliknya, muka yang cemberut dan selalu sedih hanya akan membuat lingkungan sekitar jadi muram. Tertawa akan melepaskan hormon serotonin yang membuat hati jadi lebih bahagia, menyenangkan dan bebas stres.
7. Olahraga, makan sehat dan minum vitamin D
Ini mungkin adalah saran yang sangat umum, namun idealnya semua orang membutuhkan beberapa olahraga di bawah siraman sinar matahari. Ini akan membantu Anda mendapatkan suplemen vitamin D.
Jika sulit mengatur waktu, Anda juga bisa berolahraga di kantor. Misalnya naik tangga bukan lift, atau memperbanyak jalan. Bergeraklah sesering mungkin. Selain itu pertimbangkanlah untuk menyantap makanan sehat dan seimbang seprti sayuran dan buah. Ini akan membantu pikiran jadi jernih dan bebas stres sehingga Anda bisa melakukan hal-hal positif demi kesuksesan
8. Berpikiran positif dan maju
Berpikiran positif dan maju akan membantu Anda untuk menemukan celah positif dalam setiap masalah. Awalnya mungkin sangat sulit, namun cobalah mengambil energi dari masalah yang dihadapi dan gunakan untuk masa depan Anda. Percayalah bahwa kerja keras akan selalu memberikan hasil.
9. Berhenti menyalahkan orang lain
Satu hal yang sangat mudah dilakukan adalah menyalahkan orang lain atas kondisi dan posisi kehidupan saat ini. Anda mungkin menganggap bahwa orang lain punya andil dalam kesalahan yang dilakukan. Padahal hal ini hanya justru membuat Anda jadi pusing dan terus-terusan berpikir negatif. Setelah mampu benar-benar menerima bahwa Andalah yang mengontrol diri sendiri, Anda akan menemukan bahwa optimisme dan kesuksesan akan datang sendirinya, dan bukan dari orang lain.
10. Pahamilah bahwa masa lalu bukanlah "blueprint" untuk masa depan
Hanya karena Anda sudah mengalami banyak kesulitan dalam hidup, ini tak berarti bahwa apa yang dimulai dengan buruk akan berakhir buruk (dalam beberapa hal negatif seperti kebohongan, hal ini mungkin saja terjadi). Namun, dalam urusan pengalaman dan kunci sukses jangan pernah percaya bahwa pengalaman buruk justru akan membuat Anda semakin buruk. Percayalah bahwa kunci utama optimisme seseorang adalah dengan bergerak maju menuju masa depan cerah.
http://female.kompas.com
1. Bersyukur
Mulailah hari-hari Anda dengan menghitung berkat yang dimiliki. Jika Anda tak pernah bersyukur untuk hal-hal baik dalam hidup, maka Anda tak akan pernah merasa puas. Jangan cuma bersyukur atas semua keberhasilan saja, tapi juga bersyukurlah atas kesulitan, hambatan dan kegagalan. Semua rintangan ini akan membantu Anda jadi lebih bijak, memberi kekuatan, dan mengajarkan Anda untuk bertahan. Dasar-dasar inilah yang akan membantu Anda menjadi optimis.
2. Berbagi cerita
Berbagi cerita atau curhat dengan orang lain tentang kegagalan atau keberhasilan dalam hidup juga akan membantu Anda jadi lebih optimis. Mungkin saja ketika menceritakan pengalaman hidup, ada orang lain yang ternyata mengalami masalah yang lebih buruk dari Anda namun tetap bisa melewatinya. Ketika bercerita, secara tak langsung Anda akan memberi kekuatan pada orang lain untuk bisa bertahan.
3. Memaafkan
Hal ini memang lebih mudah diucapkan dibanding melakukannya. Tetapi Anda harus bisa memaafkan orang-orang yang pernah memiliki kesalahan pada Anda. Cara termudah untuk melanjutkan hidup adalah memaafkan dan melupakan semua masa lalu yang salah. Berdamailah dengan masa lalu Anda sehingga tidak akan merusak kehidupan Anda saat ini.
4.Menjadi pendengar yang baik
Menjadi seorang pendengar yang baik akan menambah pengetahuan Anda dengan hal-hal yang baik dibanding hal negatif. Cara ini juga akan membantu menunjukkan kepercayaan diri dan penghargaan terhadap orang lain. Kaya pengetahuan dan kepercayaan diri yang tinggi adalah bukti bahwa Anda merasa positif dengan diri sendiri dan bisa memancarkan energi positif dari dalam diri.
5. Alihkan rasa iri menjadi energi
Ketika Anda merasa iri dan cemburu pada orang lain maka Anda hanya akan menyakiti diri sendiri. Dibanding kebanyakan berpikir negatif dan iri dengan banyak orang, ada baiknya menyalurkan rasa iri ini menjadi sebuah energi untuk menunjang keberhasilan Anda. Jadikan kecemburuan ini sebagai katalis keberhasilan.
6. Banyak tersenyum
Tahukah Anda ketika tersenyum, Anda menciptakan sebuah kebahagiaan yang menstimulasi lingkungan sekitar Anda untuk jadi lebih bahagia. Sebaliknya, muka yang cemberut dan selalu sedih hanya akan membuat lingkungan sekitar jadi muram. Tertawa akan melepaskan hormon serotonin yang membuat hati jadi lebih bahagia, menyenangkan dan bebas stres.
7. Olahraga, makan sehat dan minum vitamin D
Ini mungkin adalah saran yang sangat umum, namun idealnya semua orang membutuhkan beberapa olahraga di bawah siraman sinar matahari. Ini akan membantu Anda mendapatkan suplemen vitamin D.
Jika sulit mengatur waktu, Anda juga bisa berolahraga di kantor. Misalnya naik tangga bukan lift, atau memperbanyak jalan. Bergeraklah sesering mungkin. Selain itu pertimbangkanlah untuk menyantap makanan sehat dan seimbang seprti sayuran dan buah. Ini akan membantu pikiran jadi jernih dan bebas stres sehingga Anda bisa melakukan hal-hal positif demi kesuksesan
8. Berpikiran positif dan maju
Berpikiran positif dan maju akan membantu Anda untuk menemukan celah positif dalam setiap masalah. Awalnya mungkin sangat sulit, namun cobalah mengambil energi dari masalah yang dihadapi dan gunakan untuk masa depan Anda. Percayalah bahwa kerja keras akan selalu memberikan hasil.
9. Berhenti menyalahkan orang lain
Satu hal yang sangat mudah dilakukan adalah menyalahkan orang lain atas kondisi dan posisi kehidupan saat ini. Anda mungkin menganggap bahwa orang lain punya andil dalam kesalahan yang dilakukan. Padahal hal ini hanya justru membuat Anda jadi pusing dan terus-terusan berpikir negatif. Setelah mampu benar-benar menerima bahwa Andalah yang mengontrol diri sendiri, Anda akan menemukan bahwa optimisme dan kesuksesan akan datang sendirinya, dan bukan dari orang lain.
10. Pahamilah bahwa masa lalu bukanlah "blueprint" untuk masa depan
Hanya karena Anda sudah mengalami banyak kesulitan dalam hidup, ini tak berarti bahwa apa yang dimulai dengan buruk akan berakhir buruk (dalam beberapa hal negatif seperti kebohongan, hal ini mungkin saja terjadi). Namun, dalam urusan pengalaman dan kunci sukses jangan pernah percaya bahwa pengalaman buruk justru akan membuat Anda semakin buruk. Percayalah bahwa kunci utama optimisme seseorang adalah dengan bergerak maju menuju masa depan cerah.
http://female.kompas.com
7 Oktober 2013
Pasangan yang Berciuman pada Pagi Hari Lebih Sukses
Jika Anda ingin bahagia, sehat, sukses, dan hidup lebih lama, maka
berikan pasangan Anda ciuman sebelum pergi untuk bekerja setiap hari.
Itulah kesimpulan dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok
dokter Jerman dan psikolog, bekerja sama dengan perusahaan asuransi.
Menurut dr Arthur Sazbo, penelitian ini mengungkapkan bahwa mereka yang mencium pasangannya, pagi sebelum berangkat kerja, terhindar dari penyakit ringan sehingga berdampak pada rendahnya kuantitas absen kerja. Kemudian, potensi mereka mengalami kecelakaan saat perjalanan menuju ke kantor pun terbilang rendah.
Yang lebih mengejutkan, peluang mereka memperoleh penghasilan yang besar, 20 sampai 30 persen lebih tinggi, dibandingkan mereka yang tidak mencium pasangannya sebelum berangkat kerja. Mereka juga hidup lima tahun lebih lama dari orang yang bahkan tidak memberikan kecupan di pipi pada pasangannya.
Menurut dr Sazbo, ciuman pada pagi hari merupakan awal yang positif untuk memulai aktivitas seharian penuh. Ciuman menandakan kasih, dukungan, dan keikhlasan. Tiga hal ini dapat melahirkan rasa optimis dan percaya diri dalam diri seseorang.
Sebaliknya, mereka yang tidak pernah mencium pasangannya kala sang surya menyingsing mayoritas berangkat kerja dengan perasaan tidak tenang dan tidak benar pada diri mereka sendiri.
Apakah Anda percaya atau tidak pada hasil penelitian ini, hal tersebut menjadi pilihan masing-masing. Namun, tak ada yang salah dengan memberikan kecupan sayang kepada pasangan pada pagi hari. Setidaknya lewat ciuman pagi, Anda telah membuat pasangan merasa dicintai. Jadi, kenapa tidak?
http://female.kompas.com
Menurut dr Arthur Sazbo, penelitian ini mengungkapkan bahwa mereka yang mencium pasangannya, pagi sebelum berangkat kerja, terhindar dari penyakit ringan sehingga berdampak pada rendahnya kuantitas absen kerja. Kemudian, potensi mereka mengalami kecelakaan saat perjalanan menuju ke kantor pun terbilang rendah.
Yang lebih mengejutkan, peluang mereka memperoleh penghasilan yang besar, 20 sampai 30 persen lebih tinggi, dibandingkan mereka yang tidak mencium pasangannya sebelum berangkat kerja. Mereka juga hidup lima tahun lebih lama dari orang yang bahkan tidak memberikan kecupan di pipi pada pasangannya.
Menurut dr Sazbo, ciuman pada pagi hari merupakan awal yang positif untuk memulai aktivitas seharian penuh. Ciuman menandakan kasih, dukungan, dan keikhlasan. Tiga hal ini dapat melahirkan rasa optimis dan percaya diri dalam diri seseorang.
Sebaliknya, mereka yang tidak pernah mencium pasangannya kala sang surya menyingsing mayoritas berangkat kerja dengan perasaan tidak tenang dan tidak benar pada diri mereka sendiri.
Apakah Anda percaya atau tidak pada hasil penelitian ini, hal tersebut menjadi pilihan masing-masing. Namun, tak ada yang salah dengan memberikan kecupan sayang kepada pasangan pada pagi hari. Setidaknya lewat ciuman pagi, Anda telah membuat pasangan merasa dicintai. Jadi, kenapa tidak?
http://female.kompas.com
27 Mei 2013
Rahasia Sukses Wanita Karier
Zaman modern bekerja sebagai wanita karier terlihat sangat memukau. Apakah Anda salah satunya?
Tidak peduli seberapa pandainya Anda menyelesaikan pekerjaan, Anda tetap membutuhkan keahlian untuk meng-handle orang lain, khususnya rekan kerja Anda. Apa yang harus Anda lakukan?
Prinsip pertama, "Hampir setiap orang pasti ingin merasa dirinya dipandang baik." Karena itu, Kate mengajarkan, akuilah kehebatan orang lain and be respect to them.
Namun, lakukanlah dengan tulus bukan dengan maksud tersembunyi.
Prinsip kedua, "Jika menghadapi orang yang tidak menyenang?kan, cobalah menghitung hingga sepuluh baru merespon orang tersebut." Dengan kata lain, coba redam amarah Anda karena emosi membuat pikiran menjadi tidak logis.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah body language. Sikap duduk dan berdiri yang tidak tegap menggambarkan kurang percaya diri. Senyum pada atasan memang baik, namun senyum yang terlalu banyak pada rekan kerja menggambarkan kurangnya wibawa.
Kate White, editor in chief Cosmopolitan US, membagikan "rahasia" yang seharusnya dimiliki oleh semua wanita yang ingin sukses. Sudah pasti jadi buku yang wajib dimiliki!
Testimoni
"Banyak hal-hal kecil di dalam buku ini yang tidak kita sadari dan sering kita lupakan. Kate mengajarkannya dengan sangat baik, membuat kita sadar betapa besar pengaruhnya dalam karier. So smart!" -- Canny, 29 tahun
"Dalam hidup, kita harus punya tujuan ? apa yang kita suka, apa yang kita tidak suka. Kenali hal tersebut karena setelah kita mengetahuinya, kita akan dapat menapaki tangga karier dihadapan kita dengan lebih siap." --Jessica, 25 tahun.
http://review.ghiboo.com/
Tidak peduli seberapa pandainya Anda menyelesaikan pekerjaan, Anda tetap membutuhkan keahlian untuk meng-handle orang lain, khususnya rekan kerja Anda. Apa yang harus Anda lakukan?
Prinsip pertama, "Hampir setiap orang pasti ingin merasa dirinya dipandang baik." Karena itu, Kate mengajarkan, akuilah kehebatan orang lain and be respect to them.
Namun, lakukanlah dengan tulus bukan dengan maksud tersembunyi.
Prinsip kedua, "Jika menghadapi orang yang tidak menyenang?kan, cobalah menghitung hingga sepuluh baru merespon orang tersebut." Dengan kata lain, coba redam amarah Anda karena emosi membuat pikiran menjadi tidak logis.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah body language. Sikap duduk dan berdiri yang tidak tegap menggambarkan kurang percaya diri. Senyum pada atasan memang baik, namun senyum yang terlalu banyak pada rekan kerja menggambarkan kurangnya wibawa.
Kate White, editor in chief Cosmopolitan US, membagikan "rahasia" yang seharusnya dimiliki oleh semua wanita yang ingin sukses. Sudah pasti jadi buku yang wajib dimiliki!
Testimoni
"Banyak hal-hal kecil di dalam buku ini yang tidak kita sadari dan sering kita lupakan. Kate mengajarkannya dengan sangat baik, membuat kita sadar betapa besar pengaruhnya dalam karier. So smart!" -- Canny, 29 tahun
"Dalam hidup, kita harus punya tujuan ? apa yang kita suka, apa yang kita tidak suka. Kenali hal tersebut karena setelah kita mengetahuinya, kita akan dapat menapaki tangga karier dihadapan kita dengan lebih siap." --Jessica, 25 tahun.
http://review.ghiboo.com/
6 Mei 2013
Ini 7 Tanda Anda Terlalu Lelah Bekerja
Memiliki jiwa workaholic memang terbilang baik karena bisa mendekatkan
Anda dengan kesuksesan. Tapi Anda juga manusia biasa yang bisa lelah
karena terlalu giat bekerja. Dikutip dari Mag for Women, berikut ini
beberapa tanda Anda kebanyakan bekerja.
1. Lesu
Terlalu fokus bekerja, juga bisa memicu rasa lelah karena Anda membebani tubuh dan pikiran dengan pekerjaan yang menumpuk. Jika terus-menerus seperti ini, maka tubuh Anda bisa kelelahan.
2. Selalu Merasa Depresi
Tak hanya tubuh yang merasa kelelahan jika terlalu banyak bekerja, tapi mental pun demikian. Apabila Anda merasa selalu depresi, itu menandakan Anda terlalu gila kerja. Sebaiknya Anda beristirahat sejenak dari pekerjaan.
3. Tak Bergairah
Apabila Anda mulai kehilangan gairah untuk mencapai target dari pekerjaan, sudah pasti itu pertanda Anda kelelahan bekerja.
4. Performa Kerja Menurun
Coba bandingkan performa kerja Anda yang sekarang dengan yang dulu. Apabila performa kerja menurun, bisa jadi itu adalah salah satu Anda sedang mengalami kelelahan. Sebab Anda merasa tertekan dengan berbagai aktivitas yang dilakukan di tempat kerja.
5. Malas Masuk Kantor
Apakah akhir-akhir ini Anda selalu merasa malas untuk masuk kantor? Atau malas dalam mengerjakan sesuatu, baik itu di kantor, maupun hal-hal lainnya? Hati-hati, ini juga merupakan tanda Anda sudah terlalu lelah bekerja dan butuh istirahat.
6. Sering Marah
Tekanan pekerjaan yang terlalu banyak dan menumpuk, tanpa sadar membuat Anda menjadi lebih sensitif dan marah-marah dengan rekan kerja atau bawahan di kantor. Jika Anda selalu mengalami seperti ini, sebaiknya segeralah ambil waktu untuk cuti dan pergi berlibur.
7. Tak Ada Kehidupan Sosial
Bagaimana dengan kehidupan sosial Anda? Jika Anda sampai-sampai tak ada waktu untuk bergaul dengan teman-teman di luar lingkungan kantor, itu menjadi dampak dari kesibukan Anda bekerja.
http://wolipop.detik.com
1. Lesu
Terlalu fokus bekerja, juga bisa memicu rasa lelah karena Anda membebani tubuh dan pikiran dengan pekerjaan yang menumpuk. Jika terus-menerus seperti ini, maka tubuh Anda bisa kelelahan.
2. Selalu Merasa Depresi
Tak hanya tubuh yang merasa kelelahan jika terlalu banyak bekerja, tapi mental pun demikian. Apabila Anda merasa selalu depresi, itu menandakan Anda terlalu gila kerja. Sebaiknya Anda beristirahat sejenak dari pekerjaan.
3. Tak Bergairah
Apabila Anda mulai kehilangan gairah untuk mencapai target dari pekerjaan, sudah pasti itu pertanda Anda kelelahan bekerja.
4. Performa Kerja Menurun
Coba bandingkan performa kerja Anda yang sekarang dengan yang dulu. Apabila performa kerja menurun, bisa jadi itu adalah salah satu Anda sedang mengalami kelelahan. Sebab Anda merasa tertekan dengan berbagai aktivitas yang dilakukan di tempat kerja.
5. Malas Masuk Kantor
Apakah akhir-akhir ini Anda selalu merasa malas untuk masuk kantor? Atau malas dalam mengerjakan sesuatu, baik itu di kantor, maupun hal-hal lainnya? Hati-hati, ini juga merupakan tanda Anda sudah terlalu lelah bekerja dan butuh istirahat.
6. Sering Marah
Tekanan pekerjaan yang terlalu banyak dan menumpuk, tanpa sadar membuat Anda menjadi lebih sensitif dan marah-marah dengan rekan kerja atau bawahan di kantor. Jika Anda selalu mengalami seperti ini, sebaiknya segeralah ambil waktu untuk cuti dan pergi berlibur.
7. Tak Ada Kehidupan Sosial
Bagaimana dengan kehidupan sosial Anda? Jika Anda sampai-sampai tak ada waktu untuk bergaul dengan teman-teman di luar lingkungan kantor, itu menjadi dampak dari kesibukan Anda bekerja.
http://wolipop.detik.com
12 April 2013
Lakukan 7 Kebiasaan Ini Agar Menjadi Wanita Sukses
Kesuksesan tentunya bisa diraih oleh siapapun, baik pria maupun wanita.
Namun untuk meraih kesuksesan tersebut, harus dengan kedisiplinan dan
kerja keras. Beberapa kebiasaan positif yang sering dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, semua wanita dapat menjadi seorang profesional
yang sukses. Lantas, kebiasaan apa saja itu? Simak di sini, seperti
dikutip dari She Knows.
1. Terorganisir & Bertanggung Jawab
Agar sukses berkarir, seorang wanita harus bisa terorganisir dalam menangani pekerjaan dan kehidupan rumah tangganya. Buatlah list untuk bisa memudahkan
Anda mengatur jadwal agar tidak ada hal penting yang terlupakan, seperti rapat dan sebagainya. Anda juga harus bisa berkomitmen dan bertanggung jawab pada list yang telah dibuat.
2. Bekerja dengan Pebisnis Profesional
Milikilah jaringan bisnis yang luas. Dengan begitu Anda dapat mengenal pebisnis lainnya sehingga membuat terjadinya transaksi bisnis yang menguntungkan bagi Anda dan partner bisnis Anda. Pebisnis profesional cenderung melakukan bisnis dengan seseorang yang telah mereka kenal dan percayai. Jadi, semakin banyak jaringan maka semakin banyak juga peluang bisnis dan pelajaran dari para profesional baik dalam bidang yang sama ataupun tidak.
3. Jadilah Orang yang Kreatif
Berpikirlah out of the box atau berbeda dari yang lainnya dalam hal kreativitas dan bisnis. Anda harus jujur pada diri sendiri dalam setiap situasi, maka segalanya menjadi mudah dan lancar.
4. Keuangan cerdas
Bijaklah dalam mengatur keuangan. Anda juga harus tahu bagaimana cara membelanjakan, menyimpan atau mengalokasikannya, baik untuk kehidupan rumah tangga atau bisnis. Bahkan jika Anda memiliki penasihat terpercaya, pastikan juga untuk ikut mengawasi keuangan Anda.
5. Jadilah Mentor untuk Diri Sendiri
Dalam aspek kehidupan ada yang datang dan pergi. Cobalah untuk bermurah hati pada diri sendiri. Tidak ada salahnya untuk menjadi mentor atau motivator untuk diri Anda, contohnya memiliki donasi tersendiri serta dukungan penuh untuk kegiatan atau tujuan hidup yang telah disukai dan dipilih.
6. Manjakan Diri Sendiri
Luangkan sedikit waktu setiap hari untuk memanjakan diri Anda, mislanya dengan pergi ke salon setelah bekerja atau hal lain yang dapat membuat Anda merasa lebih tenang dan santai. Waktu untuk diri sendiri sama pentingnya dengan waktu Anda dengan orang lain. Pertimbangkan pertemuan dengan orang lain yang dapat mengganggu waktu santai Anda.
7. Seimbang
Pertimbangkan apa yang paling penting dalam hidup Anda. Lalu buatlah list tentang hal-hal atau kegiatan yang Anda prioritaskan. Dan letakkan di bagian atas, kadang-kadang dalam hal ini dibutuhkan pemikiran sedikit perspektif yang jelas untuk mengetahui tujuan dan fokus dalam hidup.
sumber: http://wolipop.detik.com/
1. Terorganisir & Bertanggung Jawab
Agar sukses berkarir, seorang wanita harus bisa terorganisir dalam menangani pekerjaan dan kehidupan rumah tangganya. Buatlah list untuk bisa memudahkan
Anda mengatur jadwal agar tidak ada hal penting yang terlupakan, seperti rapat dan sebagainya. Anda juga harus bisa berkomitmen dan bertanggung jawab pada list yang telah dibuat.
2. Bekerja dengan Pebisnis Profesional
Milikilah jaringan bisnis yang luas. Dengan begitu Anda dapat mengenal pebisnis lainnya sehingga membuat terjadinya transaksi bisnis yang menguntungkan bagi Anda dan partner bisnis Anda. Pebisnis profesional cenderung melakukan bisnis dengan seseorang yang telah mereka kenal dan percayai. Jadi, semakin banyak jaringan maka semakin banyak juga peluang bisnis dan pelajaran dari para profesional baik dalam bidang yang sama ataupun tidak.
3. Jadilah Orang yang Kreatif
Berpikirlah out of the box atau berbeda dari yang lainnya dalam hal kreativitas dan bisnis. Anda harus jujur pada diri sendiri dalam setiap situasi, maka segalanya menjadi mudah dan lancar.
4. Keuangan cerdas
Bijaklah dalam mengatur keuangan. Anda juga harus tahu bagaimana cara membelanjakan, menyimpan atau mengalokasikannya, baik untuk kehidupan rumah tangga atau bisnis. Bahkan jika Anda memiliki penasihat terpercaya, pastikan juga untuk ikut mengawasi keuangan Anda.
5. Jadilah Mentor untuk Diri Sendiri
Dalam aspek kehidupan ada yang datang dan pergi. Cobalah untuk bermurah hati pada diri sendiri. Tidak ada salahnya untuk menjadi mentor atau motivator untuk diri Anda, contohnya memiliki donasi tersendiri serta dukungan penuh untuk kegiatan atau tujuan hidup yang telah disukai dan dipilih.
6. Manjakan Diri Sendiri
Luangkan sedikit waktu setiap hari untuk memanjakan diri Anda, mislanya dengan pergi ke salon setelah bekerja atau hal lain yang dapat membuat Anda merasa lebih tenang dan santai. Waktu untuk diri sendiri sama pentingnya dengan waktu Anda dengan orang lain. Pertimbangkan pertemuan dengan orang lain yang dapat mengganggu waktu santai Anda.
7. Seimbang
Pertimbangkan apa yang paling penting dalam hidup Anda. Lalu buatlah list tentang hal-hal atau kegiatan yang Anda prioritaskan. Dan letakkan di bagian atas, kadang-kadang dalam hal ini dibutuhkan pemikiran sedikit perspektif yang jelas untuk mengetahui tujuan dan fokus dalam hidup.
sumber: http://wolipop.detik.com/
7 April 2013
IQ Bukan Satu-satunya Penentu Kesuksesan
Berapa IQ Anda? Seberapa penting ukuran IQ ini bagi Anda?
Sebuah perusahaan mengandalkan “kecerdasan” atau IQ karyawan sebagai persyaratan kaku dalam proses promosi. Seorang supervisor harus punya IQ minimal tertentu, dan untuk menjadi manager IQ-nya harus lebih tinggi lagi. Beberapa atasan protes, sebab melihat kenyataan di lapangan yang tidak selalu relevan dengan ukuran IQ tadi.
Sementara pembuat kebijakan tetap pada prinsip bahwa para calon eksekutif yang dituntut melakukan problem solving dan menyusun strategi memang perlu ber-IQ tinggi. Para pembuat kebijakan ini berkomentar, “Bila tidak ber-IQ tinggi, nanti top manajemen kita hanya terdiri dari orang-orang yang terlalu operasional”.
Di zaman modern ini, di mana tuntutan kompetensi makin beragam, kita terus bertanya-tanya, seberapa tinggi sebetulnya korelasi IQ dengan kemampuan membuat strategi perusahaan, problem solving dan kreativitas?
Banyak orang berpikir bahwa individu dengan IQ tinggi adalah orang yang smart. Meskipun ada yang terlihat culun dan telmi alias “telat mikir”, namun angka IQ tinggi kerap membuatnya tetap dianggap “smart” oleh lingkungan sekitar.
Pertanyaannya, apakah orang seperti ini bisa menjamin pengambilan keputusan yang benar-benar “cemerlang”, jago melakukan inovasi dan terobosan? Apakah individu seperti ini bisa masuk dalam suasana berpikir yang membutuhkan common sense dan streetsmartness yang merupakan hal kritikal, terutama di level manajemen atas? Mungkin ini sebabnya orang sering bersikap skeptis mengenai IQ?
Pengukuran IQ tentu tidak salah, penggunaannya sebagai parameter juga tidak salah. Berbagai riset jelas menunjukkan IQ punya peran signifikan terhadap kinerja individu di tempat kerja. Namun demikian, kita memang perlu berhati-hati dalam melakukan interpretasinya. IQ mengukur kemampuan general untuk memecahkan masalah.
Namun, kemampuan kognitif yang dibutuhkan di tempat kerja, tidak sekadar kemampuan general saja. Di tempat kerja, justru pencarian dan perolehan informasi baru, mengambil pelajaran dari kegagalan, menemukan jalan keluar unik, serta kreativitas menciptakan terobosanlah yang semakin menjadi hal kritikal. Di sini kita segera melihat ada batasan kemampuan yang diukur IQ, karena untuk melakukan itu semua, individu perlu mengerahkan kemampuannya secara menyeluruh.
Dunia kerja kita sekarang menuntut individu menunjukkan kemampuan untuk melepaskan diri dari kekakuan rumus-rumus, logika statis, dan juga mempersyaratkan "think outside the box”. Artinya, cara individu memproses inteligensinya juga berpengaruh terhadap kinerja kognitifnya. Itu sebabnya, jangan heran bila sebuah studi terhadap para pimpinan perusahaan menemukan angka IQ mereka tidak hebat-hebat amat, sementara para direksi ini nyata-nyata berkinerja sangat cemerlang.
Jadi, memanfaatkan pengukuran IQ saja sebagai satu-satunya penentu keberhasilan kinerja kognitif memang perlu kita tinjau kembali, karena ternyata dalam perkembangannya orang bisa meningkatkan kemampuan berpikirnya, dengan ukuran IQ yang tetap segitu saja.
Mengencerkan InteligensiAlbert Einstein mengatakan bahwa individu perlu menajamkan instingnya, bila menginginkan hasil yang optimal. Jadi IQ dihidupkan dan dikembangkan, tidak bisa berkembang dengan sendirinya.
Dalam sejarah, kita pasti bisa menyaksikan betapa para jenius ini tidak henti-hentinya mencari informasi baru. Hal ini menyebabkan tidak sekadar mindset yang berubah, tetapi jumlah sambungan neuron dalam otakpun bertambah, karena ia perlu mengkaitkan informasi baru dengan yang sudah ada. Jadi orang dengan IQ "biasa" pun bisa dan harus mengadaptasi sikap “Be an "Einstein"’.
Orang yang berotak encer adalah orang yang dengan mudah menyerap informasi baru, menyusunnya di dalam memori, dan menggunakannya sebagai dasar pemecahan masalah terkini yang sedang ia hadapi. Hasil pengalaman ini kemudian digunakannya lagi untuk menghadapi masalah baru lagi.
Kegiatan mengencerkan inteligensi ini bisa dilatih. Di lingkungan kerja, di mana brainstorming dijadikan rutinitas dan dianggap penting, mau tidak mau orang bersiap untuk menerima dan mengolah informasi baru. Seperti latihan dalam olah aga, daya pikirpun bisa dilatih: “The more you train, the more you gain”. Untuk itu, belajarlah alat musik baru, kunjungilah pameran dan museum, bacalah penemuan penemuan science terbaru. Jadilah “knowledge junkie”.
Hal yang sering tidak kita kaitkan dengan kegiatan kognitif adalah kegiatan sosial. Media sosial seperti Twitter, Facebook, memungkinkan kita untuk terekspos dan mengenal orang lain. Pada saat berkomunikasi kita tentunya akan dihadapkan pada hal hal baru yang kita temukan di lingkungan sosial kita, sehingga mau tidak mau kita jadi terangsang untuk mengembangkan diri.
Sadar kognisiSaya mengenal seseorang yang skor IQ-nya berada di bawah rata-rata, namun begitu keras hatinya. Setelah menamatkan kuliah S1-nya, ia mengambil kursus programmer perangkat lunak yang canggih dan paling laku, memperbaiki nilai TOEFL-nya, sehingga sekarang menjadi programer yang langka dan berupah besar, jauh dari teman-temannya yang paling tidak ber IQ rata-rata. Hal ini lagi-lagi menjadi bukti bahwa kita memang tidak bisa sekadar mengandalkan angka IQ sebagai penentu kinerja kognitif seseorang.
Hal yang perlu kita waspadai adalah sikap mengistirahatkan otak atau malas berpikir. Meski punya IQ tinggi, namun bila tidak dilatih, akan membuat otak kita cepat berkarat. Contoh sederhana adalah sering kita mengetahui sesuatu tetapi lupa di mana kita bisa menggali memori kita. Jadi, kata atau nama itu seolah ada di ujung lidah tetapi tidak bisa diucapkan.
Ini tanda otak kita memerlukan alertness agar selalu bisa menyajikan memori yang tersimpan. Bila kita serius untuk menajamkan kemampuan kognitif kita, kita pun perlu berhati-hati dengan pemanjaan teknologi, misalnya penggunaan memori nomor telepon di ponsel yang menyebabkan kita tidak terbiasa menghapal nomer telepon lagi.
Selain itu, GPS yang semakin lama semakin friendly, menyebabkan kegiatan mapping di otak kita beristirahat. Perangkat lunak penerjemah, menyebabkan kita tidak berpikir keras untuk bertata bahasa yang baik, padahal bahasa adalah latihan otak yang sangat baik.
Kita perlu sadari bahwa orang yang berotak encer memiliki kebiasaan untuk terbuka dan mengosongkan pikirannya, sehingga ia semakin trampil mencari informasi. Sementara, orang yang mandeg, merasa nyaman-nyaman saja dan merasa sudah tahu segalanya.
(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)
http://www.kompaskarier.com
Sebuah perusahaan mengandalkan “kecerdasan” atau IQ karyawan sebagai persyaratan kaku dalam proses promosi. Seorang supervisor harus punya IQ minimal tertentu, dan untuk menjadi manager IQ-nya harus lebih tinggi lagi. Beberapa atasan protes, sebab melihat kenyataan di lapangan yang tidak selalu relevan dengan ukuran IQ tadi.
Sementara pembuat kebijakan tetap pada prinsip bahwa para calon eksekutif yang dituntut melakukan problem solving dan menyusun strategi memang perlu ber-IQ tinggi. Para pembuat kebijakan ini berkomentar, “Bila tidak ber-IQ tinggi, nanti top manajemen kita hanya terdiri dari orang-orang yang terlalu operasional”.
Di zaman modern ini, di mana tuntutan kompetensi makin beragam, kita terus bertanya-tanya, seberapa tinggi sebetulnya korelasi IQ dengan kemampuan membuat strategi perusahaan, problem solving dan kreativitas?
Banyak orang berpikir bahwa individu dengan IQ tinggi adalah orang yang smart. Meskipun ada yang terlihat culun dan telmi alias “telat mikir”, namun angka IQ tinggi kerap membuatnya tetap dianggap “smart” oleh lingkungan sekitar.
Pertanyaannya, apakah orang seperti ini bisa menjamin pengambilan keputusan yang benar-benar “cemerlang”, jago melakukan inovasi dan terobosan? Apakah individu seperti ini bisa masuk dalam suasana berpikir yang membutuhkan common sense dan streetsmartness yang merupakan hal kritikal, terutama di level manajemen atas? Mungkin ini sebabnya orang sering bersikap skeptis mengenai IQ?
Pengukuran IQ tentu tidak salah, penggunaannya sebagai parameter juga tidak salah. Berbagai riset jelas menunjukkan IQ punya peran signifikan terhadap kinerja individu di tempat kerja. Namun demikian, kita memang perlu berhati-hati dalam melakukan interpretasinya. IQ mengukur kemampuan general untuk memecahkan masalah.
Namun, kemampuan kognitif yang dibutuhkan di tempat kerja, tidak sekadar kemampuan general saja. Di tempat kerja, justru pencarian dan perolehan informasi baru, mengambil pelajaran dari kegagalan, menemukan jalan keluar unik, serta kreativitas menciptakan terobosanlah yang semakin menjadi hal kritikal. Di sini kita segera melihat ada batasan kemampuan yang diukur IQ, karena untuk melakukan itu semua, individu perlu mengerahkan kemampuannya secara menyeluruh.
Dunia kerja kita sekarang menuntut individu menunjukkan kemampuan untuk melepaskan diri dari kekakuan rumus-rumus, logika statis, dan juga mempersyaratkan "think outside the box”. Artinya, cara individu memproses inteligensinya juga berpengaruh terhadap kinerja kognitifnya. Itu sebabnya, jangan heran bila sebuah studi terhadap para pimpinan perusahaan menemukan angka IQ mereka tidak hebat-hebat amat, sementara para direksi ini nyata-nyata berkinerja sangat cemerlang.
Jadi, memanfaatkan pengukuran IQ saja sebagai satu-satunya penentu keberhasilan kinerja kognitif memang perlu kita tinjau kembali, karena ternyata dalam perkembangannya orang bisa meningkatkan kemampuan berpikirnya, dengan ukuran IQ yang tetap segitu saja.
Mengencerkan InteligensiAlbert Einstein mengatakan bahwa individu perlu menajamkan instingnya, bila menginginkan hasil yang optimal. Jadi IQ dihidupkan dan dikembangkan, tidak bisa berkembang dengan sendirinya.
Dalam sejarah, kita pasti bisa menyaksikan betapa para jenius ini tidak henti-hentinya mencari informasi baru. Hal ini menyebabkan tidak sekadar mindset yang berubah, tetapi jumlah sambungan neuron dalam otakpun bertambah, karena ia perlu mengkaitkan informasi baru dengan yang sudah ada. Jadi orang dengan IQ "biasa" pun bisa dan harus mengadaptasi sikap “Be an "Einstein"’.
Orang yang berotak encer adalah orang yang dengan mudah menyerap informasi baru, menyusunnya di dalam memori, dan menggunakannya sebagai dasar pemecahan masalah terkini yang sedang ia hadapi. Hasil pengalaman ini kemudian digunakannya lagi untuk menghadapi masalah baru lagi.
Kegiatan mengencerkan inteligensi ini bisa dilatih. Di lingkungan kerja, di mana brainstorming dijadikan rutinitas dan dianggap penting, mau tidak mau orang bersiap untuk menerima dan mengolah informasi baru. Seperti latihan dalam olah aga, daya pikirpun bisa dilatih: “The more you train, the more you gain”. Untuk itu, belajarlah alat musik baru, kunjungilah pameran dan museum, bacalah penemuan penemuan science terbaru. Jadilah “knowledge junkie”.
Hal yang sering tidak kita kaitkan dengan kegiatan kognitif adalah kegiatan sosial. Media sosial seperti Twitter, Facebook, memungkinkan kita untuk terekspos dan mengenal orang lain. Pada saat berkomunikasi kita tentunya akan dihadapkan pada hal hal baru yang kita temukan di lingkungan sosial kita, sehingga mau tidak mau kita jadi terangsang untuk mengembangkan diri.
Sadar kognisiSaya mengenal seseorang yang skor IQ-nya berada di bawah rata-rata, namun begitu keras hatinya. Setelah menamatkan kuliah S1-nya, ia mengambil kursus programmer perangkat lunak yang canggih dan paling laku, memperbaiki nilai TOEFL-nya, sehingga sekarang menjadi programer yang langka dan berupah besar, jauh dari teman-temannya yang paling tidak ber IQ rata-rata. Hal ini lagi-lagi menjadi bukti bahwa kita memang tidak bisa sekadar mengandalkan angka IQ sebagai penentu kinerja kognitif seseorang.
Hal yang perlu kita waspadai adalah sikap mengistirahatkan otak atau malas berpikir. Meski punya IQ tinggi, namun bila tidak dilatih, akan membuat otak kita cepat berkarat. Contoh sederhana adalah sering kita mengetahui sesuatu tetapi lupa di mana kita bisa menggali memori kita. Jadi, kata atau nama itu seolah ada di ujung lidah tetapi tidak bisa diucapkan.
Ini tanda otak kita memerlukan alertness agar selalu bisa menyajikan memori yang tersimpan. Bila kita serius untuk menajamkan kemampuan kognitif kita, kita pun perlu berhati-hati dengan pemanjaan teknologi, misalnya penggunaan memori nomor telepon di ponsel yang menyebabkan kita tidak terbiasa menghapal nomer telepon lagi.
Selain itu, GPS yang semakin lama semakin friendly, menyebabkan kegiatan mapping di otak kita beristirahat. Perangkat lunak penerjemah, menyebabkan kita tidak berpikir keras untuk bertata bahasa yang baik, padahal bahasa adalah latihan otak yang sangat baik.
Kita perlu sadari bahwa orang yang berotak encer memiliki kebiasaan untuk terbuka dan mengosongkan pikirannya, sehingga ia semakin trampil mencari informasi. Sementara, orang yang mandeg, merasa nyaman-nyaman saja dan merasa sudah tahu segalanya.
(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)
http://www.kompaskarier.com
3 April 2013
Dibully di Kantor? Hadapi dengan Cara Efektif Ini
Bully terjadi tidak hanya di sekolah saja, melainkan juga di
kantor. Demi meraih kemenangan atau bisa tampil lebih menonjol di tempat
kerja, banyak orang yang melakukan bully terhadap bawahannya,
maupun sesama rekan kerja. Apakah Anda pernah atau sedang mengalaminya?
Untuk bisa menghadapinya, sebaiknya lakukan enam cara efektif berikut
ini, seperti dirangkum dari Savvy Sugar.
1. Dokumentasikan
Ketika Anda mengalami bully di tempat kerja, sebaiknya dokumentasikanlah. Catat waktu, tanggal dan peristiwa yang dialami. Lalu ketahuilah apakah saat itu ada saksi atau tidak yang melihatnya.
2. Jangan Lemah
Saat Anda merasa dibully oleh bos atau rekan kerja senior di kantor, sebaiknya jangan menunjukkan bahwa Anda lemah. Sebab, itu hanya akan memberikan peluang pada mereka untuk terus mengintimidasi Anda.
3. Ceritakan Pada Orang Terpercaya
Untuk mengatasi bully ini, sebaiknya Anda carilah orang terdekat dan terpercaya. Ceritalah padanya tentang masalah yang Anda hadapi. Cara ini bisa membantu meringankan beban Anda. Dengan begitu Anda bisa lebih kuat melalui masa-masa penuh tekanan tersebut. Biasanya orang terdekat juga akan membantu mencari solusinya.
4. Bicara dengan Si Tukang Bully
Akan leboih baik lagi bila Anda langsung berbicara pada atasan atau rekan kerja yang membully Anda. Tanyakanlah pada mereka maksud dan tujuannya mereka melakukan tindakan tersebut. Dengan melakukan cara ini, maka mereka akan tahu bahwa Anda bukanlah sosok pengecut yang dapat diperlakukan sesuka hati mereka.
5. Bicarakan dengan HRD
Apabila Anda tidak bisa memecahkan masalah ini secara personal, maka Anda bisa membicarakannya dengan pihak HRD. Bawalah semua bukti yang sudah Anda dokumentasikan tersebut. Beritahu pihak HRD tentang tindakan rekan kerja yang telah membully Anda.
6. Cari Pekerjaan Baru
Apabila semua usaha sudah dijalani dan gagal, pertimbangkanlah untuk mencari pekerjaan baru. Tanya kepada diri sendiri, apakah pekerjaan itu lebih penting dan berharga untuk dijalani ketimbang dengan kesehatan emosional Anda.
http://wolipop.detik.com
1. Dokumentasikan
Ketika Anda mengalami bully di tempat kerja, sebaiknya dokumentasikanlah. Catat waktu, tanggal dan peristiwa yang dialami. Lalu ketahuilah apakah saat itu ada saksi atau tidak yang melihatnya.
2. Jangan Lemah
Saat Anda merasa dibully oleh bos atau rekan kerja senior di kantor, sebaiknya jangan menunjukkan bahwa Anda lemah. Sebab, itu hanya akan memberikan peluang pada mereka untuk terus mengintimidasi Anda.
3. Ceritakan Pada Orang Terpercaya
Untuk mengatasi bully ini, sebaiknya Anda carilah orang terdekat dan terpercaya. Ceritalah padanya tentang masalah yang Anda hadapi. Cara ini bisa membantu meringankan beban Anda. Dengan begitu Anda bisa lebih kuat melalui masa-masa penuh tekanan tersebut. Biasanya orang terdekat juga akan membantu mencari solusinya.
4. Bicara dengan Si Tukang Bully
Akan leboih baik lagi bila Anda langsung berbicara pada atasan atau rekan kerja yang membully Anda. Tanyakanlah pada mereka maksud dan tujuannya mereka melakukan tindakan tersebut. Dengan melakukan cara ini, maka mereka akan tahu bahwa Anda bukanlah sosok pengecut yang dapat diperlakukan sesuka hati mereka.
5. Bicarakan dengan HRD
Apabila Anda tidak bisa memecahkan masalah ini secara personal, maka Anda bisa membicarakannya dengan pihak HRD. Bawalah semua bukti yang sudah Anda dokumentasikan tersebut. Beritahu pihak HRD tentang tindakan rekan kerja yang telah membully Anda.
6. Cari Pekerjaan Baru
Apabila semua usaha sudah dijalani dan gagal, pertimbangkanlah untuk mencari pekerjaan baru. Tanya kepada diri sendiri, apakah pekerjaan itu lebih penting dan berharga untuk dijalani ketimbang dengan kesehatan emosional Anda.
http://wolipop.detik.com
1 April 2013
Di Belakang Setiap Pria Hebat Selalu Ada Wanita Hebat
Thomas Wheeler, CEO Massachusetts Mutual Life Insurance Company, dan
istrinya sedang menyusuri jalan raya antarnegara bagian ketika menyadari
bensin mobilnya nyaris habis. Wheeler segera keluar dari jalan raya bebas
hambatan itu dan tak lama kemudian menemukan pompa bensin yang sudah bobrok
dan hanya punya satu mesin pengisi bensin. Setelah menyuruh satu-satunya
petugas di situ untuk mengisi mobilnya dan mengecek oli, dia berjalan-jalan
memutari pompa bensin itu untuk melemaskan kaki.
Ketika kembali ke mobil, dia melihat petugas itu sedang asyik mengobrol
dengan istrinya. Obrolan mereka langsung berhenti ketika dia membayar si
petugas. Tetapi ketika hendak masuk ke mobil, dia melihat petugas itu
melambaikan tangan dan dia mendengar orang itu berkata, “Asyik sekali
mengobrol denganmu.”
Setelah mereka meninggalkan pompa bensin itu, Wheeler bertanya kepada
istrinya apakah dia kenal lelaki itu. Istrinya langsung mengiyakan. Mereka
pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun.
“Astaga, untung kau ketemu aku,” Wheeler menyombong. “Kalau kau menikah dengannya,
kau jadi istri petugas pompa bensin, bukan istri direktur utama.”
“Sayangku,” jawab istrinya, “Kalau aku menikah dengannya, dia yang akan
menjadi direktur utama dan kau yang akan menjadi petugas pompa bensin.”
(The Best Of Bits & Pieces, satu dari 71 Kisah dalam Buku Chicken Soup For
The Couple Soul)
istrinya sedang menyusuri jalan raya antarnegara bagian ketika menyadari
bensin mobilnya nyaris habis. Wheeler segera keluar dari jalan raya bebas
hambatan itu dan tak lama kemudian menemukan pompa bensin yang sudah bobrok
dan hanya punya satu mesin pengisi bensin. Setelah menyuruh satu-satunya
petugas di situ untuk mengisi mobilnya dan mengecek oli, dia berjalan-jalan
memutari pompa bensin itu untuk melemaskan kaki.
Ketika kembali ke mobil, dia melihat petugas itu sedang asyik mengobrol
dengan istrinya. Obrolan mereka langsung berhenti ketika dia membayar si
petugas. Tetapi ketika hendak masuk ke mobil, dia melihat petugas itu
melambaikan tangan dan dia mendengar orang itu berkata, “Asyik sekali
mengobrol denganmu.”
Setelah mereka meninggalkan pompa bensin itu, Wheeler bertanya kepada
istrinya apakah dia kenal lelaki itu. Istrinya langsung mengiyakan. Mereka
pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun.
“Astaga, untung kau ketemu aku,” Wheeler menyombong. “Kalau kau menikah dengannya,
kau jadi istri petugas pompa bensin, bukan istri direktur utama.”
“Sayangku,” jawab istrinya, “Kalau aku menikah dengannya, dia yang akan
menjadi direktur utama dan kau yang akan menjadi petugas pompa bensin.”
(The Best Of Bits & Pieces, satu dari 71 Kisah dalam Buku Chicken Soup For
The Couple Soul)
17 Februari 2013
5 Tanda Anda Berada di Pekerjaan yang Salah
Bagi banyak orang, berat rasanya membayangkan bekerja
lagi di hari Senin setelah bersantai di akhir pekan. Namun bagi sebagian
lainnya, setiap hari langkah terasa berat untuk bekerja. Apakah Anda
termasuk yang demikian?
Berada di pekerjaan yang salah tentu menyebabkan rasa stres tersendiri. Tak ada gairah untuk pergi bekerja bahkan untuk berusaha menambah kemampuan diri demi kemajuan karir. Terjebak dalam keadaan tersebut tentu tidak menyenangkan.
Kenali apakah Anda termasuk salah satu yang mengalaminya.
Semua tentang uang
Ada dua hal berbeda yang sering terpikir pada orang yang berada di pekerjaan yang salah. Pertama, satu-satunya alasan ia bertahan bekerja di tempat tersebut walau tertekan adalah hanya karena gaji yang didapatkan. Pekerja tipe ini sering mengeluh tentang pekerjaannya, namun tak kuasa pindah ke tempat yang lain karena belum tentu mendapatkan kompensasi yang sama,
Jika uang merupakan satu-satunya alasan, bagi sebagian yang merasa pekerjaannya salah, uang belum tentu bisa membuat hati tenang bagi sebagian lainnya. Pekerja jenis ini sering berpikir tentang kenaikan gaji namun dalam hatinya berkata kenaikan gaji sebesar apa pun tetap tak bisa membuat ia mencintai pekerjannya.
Coba pikirkan kembali, apakah kenaikan 10-20 persen gaji bisa menyenangkan hati Anda? Jika belum, bagaimana dengan 50-100 persen? Jika belum juga, maka uang sebenarnya bukanlah masalah utama pada pekerjaan Anda.
Fokus pada hal negatif
Saat berada di kantor atau di luar, Anda terus sibuk mengeluh masalah kantor. Bos yang galak, HRD baru yang ketat, teman yang banyak omong, dan berbagai hal lainnya.
Anda juga menjadi enggan berbicara tentang kantor atau pekerjaan saat bertemu teman-teman. Pertanyaan atau pembahasan tentang pekerjaan sebisa mungkin Anda hindari atau penuh dengan keluhan. Ketika Anda senang dengan pekerjaan Anda, pekerjaan tersebut menjadi bagian dari hidup Anda. Anda pun bersemangat membicarakannya ketika ada orang yang bertanya atau membicarakan tentang pekerjaan.
Daripada menjadi orang yang penuh aura negatif, sebaiknya segera kenali situasi Anda. Waktu dan tenaga yang dihabiskan untuk mengeluh untuk suatu hal yang Anda tak bisa ubah, sebaiknya digunakan untuk mengembangkan kemampuan baru untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
Aura negatif yang dipelihara terus-menerus akan terbawa sampai ke rumah dan kehidupan sosial Anda. Karena stres tersebut Anda kemudian menjadi mudah lelah, pemurung, dan lebih sensitif. Orang tercinta di sekitar juga akan menjadi korban dari keadaan Anda.
Sering sakit
Sakit kepala, lesu, atau ketegangan otot yang berkepanjangan bisa jadi merupakan tanda-tanda fisik Anda stres dengan pekerjaan. Ketika tubuh dalam keadaan stres, tubuh akan mengirim sinyal kepada Anda.
Tak sedikit teman atau kerabat yang terdengar sering sakit-sakitan, ketika pindah ke pekerjaan baru kesehatannya membaik. Dengarkan sinyal-sinyal dari dalam tubuh Anda. Jika Anda ingin memastikan, berkonsultasilah pada ahli kesehatan. Kesehatan merupakan aset penting dalam tubuh, jangan korbankan tubuh dan mulailah lakukan tindakan untuk mengurangi penyakit yang sering mendera akibat tekanan pekerjaan.
Pikirkanlah rasio 80:20. Stres atau memiliki emosi negatif pada tempat kerja memang hal yang wajar. Rasio yang normal adalah setidaknya Anda 80 persen senang dan 20 tidak. Jika rasio tersebut sudah sangat terbalik maka sebaiknya pikirkan ulang untuk tetap bertahan di pekerjaan Anda demi kesehatan.
Tak ada kemajuan
Di kantor Anda dikenal kurang bersahabat. Enggan membantu atau bersikap aktif. Dingin terhadap pertanyaan atau teman yang mengajak diskusi. Anda hanya fokus mengerjakan pekerjaan agar cepat selesai dan bisa segera meninggalkan kantor. Anda juga enggan mengembangkan jaringan yang bisa mendukung pekerjaan.
Jika melihat ke belakang, sudah lama Anda tidak mendapat promosi atau kenaikan gaji yang sepadan. Mungkin saja hal tersebut disebabkan oleh semangat kerja Anda yang kurang sehingga kemampuan Anda tidak juga meningkat dan hasilnya penilaian kerja Anda kurang baik.
Sudah bekerja keras tapi tak juga ada perbaikan? Ini juga merupakan tanda Anda bekerja di perusahaan yang kurang tepat. Peningkatan selain dalam bentuk gaji juga bisa dalam bentuk prestasi, kemampuan kerja, pelatihan, atau ganjaran lainnya.
Menjadi orang asing
Selalu ada konflik batin tentang identitas diri. Anda merasa tak menjadi diri sendiri saat bekerja. Anda juga merasa tak senang dengan pribadi Anda di tempat kerja. Bahkan teman dekat atau teman kantor Anda merasa Anda orang yang berbeda di kantor dan di kehidupan sosial.
Pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kepribadian tak sekadar menjadi alat mencari uang bagi diri Anda. Pekerjaan tersebut juga bisa membuat memberi manfaat terhadap perkembangan kepribadian dan membuat Anda menjadi orang yang lebih baik. Memang tak mudah mencari pekerjaan idaman tersebut. Tapi tak ada salahnya terus berusaha.
Berada di pekerjaan yang salah tentu menyebabkan rasa stres tersendiri. Tak ada gairah untuk pergi bekerja bahkan untuk berusaha menambah kemampuan diri demi kemajuan karir. Terjebak dalam keadaan tersebut tentu tidak menyenangkan.
Kenali apakah Anda termasuk salah satu yang mengalaminya.
Semua tentang uang
Ada dua hal berbeda yang sering terpikir pada orang yang berada di pekerjaan yang salah. Pertama, satu-satunya alasan ia bertahan bekerja di tempat tersebut walau tertekan adalah hanya karena gaji yang didapatkan. Pekerja tipe ini sering mengeluh tentang pekerjaannya, namun tak kuasa pindah ke tempat yang lain karena belum tentu mendapatkan kompensasi yang sama,
Jika uang merupakan satu-satunya alasan, bagi sebagian yang merasa pekerjaannya salah, uang belum tentu bisa membuat hati tenang bagi sebagian lainnya. Pekerja jenis ini sering berpikir tentang kenaikan gaji namun dalam hatinya berkata kenaikan gaji sebesar apa pun tetap tak bisa membuat ia mencintai pekerjannya.
Coba pikirkan kembali, apakah kenaikan 10-20 persen gaji bisa menyenangkan hati Anda? Jika belum, bagaimana dengan 50-100 persen? Jika belum juga, maka uang sebenarnya bukanlah masalah utama pada pekerjaan Anda.
Fokus pada hal negatif
Saat berada di kantor atau di luar, Anda terus sibuk mengeluh masalah kantor. Bos yang galak, HRD baru yang ketat, teman yang banyak omong, dan berbagai hal lainnya.
Anda juga menjadi enggan berbicara tentang kantor atau pekerjaan saat bertemu teman-teman. Pertanyaan atau pembahasan tentang pekerjaan sebisa mungkin Anda hindari atau penuh dengan keluhan. Ketika Anda senang dengan pekerjaan Anda, pekerjaan tersebut menjadi bagian dari hidup Anda. Anda pun bersemangat membicarakannya ketika ada orang yang bertanya atau membicarakan tentang pekerjaan.
Daripada menjadi orang yang penuh aura negatif, sebaiknya segera kenali situasi Anda. Waktu dan tenaga yang dihabiskan untuk mengeluh untuk suatu hal yang Anda tak bisa ubah, sebaiknya digunakan untuk mengembangkan kemampuan baru untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
Aura negatif yang dipelihara terus-menerus akan terbawa sampai ke rumah dan kehidupan sosial Anda. Karena stres tersebut Anda kemudian menjadi mudah lelah, pemurung, dan lebih sensitif. Orang tercinta di sekitar juga akan menjadi korban dari keadaan Anda.
Sering sakit
Sakit kepala, lesu, atau ketegangan otot yang berkepanjangan bisa jadi merupakan tanda-tanda fisik Anda stres dengan pekerjaan. Ketika tubuh dalam keadaan stres, tubuh akan mengirim sinyal kepada Anda.
Tak sedikit teman atau kerabat yang terdengar sering sakit-sakitan, ketika pindah ke pekerjaan baru kesehatannya membaik. Dengarkan sinyal-sinyal dari dalam tubuh Anda. Jika Anda ingin memastikan, berkonsultasilah pada ahli kesehatan. Kesehatan merupakan aset penting dalam tubuh, jangan korbankan tubuh dan mulailah lakukan tindakan untuk mengurangi penyakit yang sering mendera akibat tekanan pekerjaan.
Pikirkanlah rasio 80:20. Stres atau memiliki emosi negatif pada tempat kerja memang hal yang wajar. Rasio yang normal adalah setidaknya Anda 80 persen senang dan 20 tidak. Jika rasio tersebut sudah sangat terbalik maka sebaiknya pikirkan ulang untuk tetap bertahan di pekerjaan Anda demi kesehatan.
Tak ada kemajuan
Di kantor Anda dikenal kurang bersahabat. Enggan membantu atau bersikap aktif. Dingin terhadap pertanyaan atau teman yang mengajak diskusi. Anda hanya fokus mengerjakan pekerjaan agar cepat selesai dan bisa segera meninggalkan kantor. Anda juga enggan mengembangkan jaringan yang bisa mendukung pekerjaan.
Jika melihat ke belakang, sudah lama Anda tidak mendapat promosi atau kenaikan gaji yang sepadan. Mungkin saja hal tersebut disebabkan oleh semangat kerja Anda yang kurang sehingga kemampuan Anda tidak juga meningkat dan hasilnya penilaian kerja Anda kurang baik.
Sudah bekerja keras tapi tak juga ada perbaikan? Ini juga merupakan tanda Anda bekerja di perusahaan yang kurang tepat. Peningkatan selain dalam bentuk gaji juga bisa dalam bentuk prestasi, kemampuan kerja, pelatihan, atau ganjaran lainnya.
Menjadi orang asing
Selalu ada konflik batin tentang identitas diri. Anda merasa tak menjadi diri sendiri saat bekerja. Anda juga merasa tak senang dengan pribadi Anda di tempat kerja. Bahkan teman dekat atau teman kantor Anda merasa Anda orang yang berbeda di kantor dan di kehidupan sosial.
Pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kepribadian tak sekadar menjadi alat mencari uang bagi diri Anda. Pekerjaan tersebut juga bisa membuat memberi manfaat terhadap perkembangan kepribadian dan membuat Anda menjadi orang yang lebih baik. Memang tak mudah mencari pekerjaan idaman tersebut. Tapi tak ada salahnya terus berusaha.
sumber: yahoo.com
Mengapa Anda Frustrasi di Tempat Kerja
Gaji besar dan fasilitas mewah tidak bisa membuat Anda puas. Anda perlu
sesuatu yang lebih dari itu. Jika Anda setuju dengan salah satu
pernyataan di bawah ini, maka kemungkinan pekerjaan Anda tidak
memuaskan.
Perusahaan Anda tidak inspiratif
Jika Anda ingin perusahaan Anda memiliki tujuan lebih mulia dari sekadar mengisi pundi-pundi uang pemilik, cobalah bikin proyek komunitas atau pengumpulan buku, kata Nicole Williams, pakar karier dari LinkedIn. Ini akan mengakrabkan karyawan.
Anda tidak peduli tentang proyek yang Anda kerjakan
Saat Anda terjebak dengan tugas-tugas yang dapat Anda lakukan dalam tidur Anda (atau yang membuat Anda bosan sampai tertidur), pertimbangkan cara-cara menggabungkan minat Anda dengan tujuan perusahaan dengan memperbarui situs perusahaan atau menggunakan koneksi untuk mencari klien baru.
Sebelum Anda menceritakan rencana Anda dengan atasan, siapkan solusi untuk mengerjakan pekerjaan lama saat Anda mengerjakan proyek baru, ujar Jordan-Evans.
Bos Anda tidak pernah berbicara kepada Anda
Ini seperti naksir seseorang saat SMA: Kadang-kadang Anda harus membuat langkah pertama. Jika organisasi Anda tidak memerlukan ulasan dari karyawan, mintalah pertemuan dengan atasan Anda, Boucher mengatakan. "Anggap saja sebagai dialog dan waktu yang tepat untuk mengatasi masalah yang mungkin ada di sekitar pekerjaan Anda."
Pendapat Anda tidak penting
Ini benar-benar membuat frustrasi karena merasa Anda tidak dianggap serius. Tapi membuat komentar yang tidak berdasar adalah cara tercepat untuk membuat Anda semakin ditinggalkan. "Hadirilah acara industri, bacalah blog, dan ajukan pertanyaan," ujar Williams. "Setelah Anda mencerna informasi yang ada di luar sana dan memadukannya dengan ide-ide Anda sendiri dengan cara yang berwawasan dan bijaksana orang-orang pasti akan mulai mendengarkan Anda."
Tidak ada kesempatan untuk dipromosikan
Ruang pertumbuhan adalah kunci menjadi bahagia di tempat kerja, terutama ketika Anda pertama kali memulai. Sebelum Anda terjebak dan menjadi asisten seumur hidup, tanyakan pada manajer Anda, "Apa yang ingin Anda capai kuartal ini, dan bagaimana bisa saya bantu?"
Memberikan dorongan pada bos akan membuat Anda jadi karyawan berharga, ujar Williams. Dan ketika tempat lebih tinggi terbuka, kemungkinan besar, dia akan dengan senang hati memberikannya kepada Anda.
sumber: http://id.she.yahoo.com
Perusahaan Anda tidak inspiratif
Jika Anda ingin perusahaan Anda memiliki tujuan lebih mulia dari sekadar mengisi pundi-pundi uang pemilik, cobalah bikin proyek komunitas atau pengumpulan buku, kata Nicole Williams, pakar karier dari LinkedIn. Ini akan mengakrabkan karyawan.
Anda tidak peduli tentang proyek yang Anda kerjakan
Saat Anda terjebak dengan tugas-tugas yang dapat Anda lakukan dalam tidur Anda (atau yang membuat Anda bosan sampai tertidur), pertimbangkan cara-cara menggabungkan minat Anda dengan tujuan perusahaan dengan memperbarui situs perusahaan atau menggunakan koneksi untuk mencari klien baru.
Sebelum Anda menceritakan rencana Anda dengan atasan, siapkan solusi untuk mengerjakan pekerjaan lama saat Anda mengerjakan proyek baru, ujar Jordan-Evans.
Bos Anda tidak pernah berbicara kepada Anda
Ini seperti naksir seseorang saat SMA: Kadang-kadang Anda harus membuat langkah pertama. Jika organisasi Anda tidak memerlukan ulasan dari karyawan, mintalah pertemuan dengan atasan Anda, Boucher mengatakan. "Anggap saja sebagai dialog dan waktu yang tepat untuk mengatasi masalah yang mungkin ada di sekitar pekerjaan Anda."
Pendapat Anda tidak penting
Ini benar-benar membuat frustrasi karena merasa Anda tidak dianggap serius. Tapi membuat komentar yang tidak berdasar adalah cara tercepat untuk membuat Anda semakin ditinggalkan. "Hadirilah acara industri, bacalah blog, dan ajukan pertanyaan," ujar Williams. "Setelah Anda mencerna informasi yang ada di luar sana dan memadukannya dengan ide-ide Anda sendiri dengan cara yang berwawasan dan bijaksana orang-orang pasti akan mulai mendengarkan Anda."
Tidak ada kesempatan untuk dipromosikan
Ruang pertumbuhan adalah kunci menjadi bahagia di tempat kerja, terutama ketika Anda pertama kali memulai. Sebelum Anda terjebak dan menjadi asisten seumur hidup, tanyakan pada manajer Anda, "Apa yang ingin Anda capai kuartal ini, dan bagaimana bisa saya bantu?"
Memberikan dorongan pada bos akan membuat Anda jadi karyawan berharga, ujar Williams. Dan ketika tempat lebih tinggi terbuka, kemungkinan besar, dia akan dengan senang hati memberikannya kepada Anda.
sumber: http://id.she.yahoo.com
6 Februari 2013
Tanda Anda Terlalu Banyak Bekerja
Terlalu banyak bekerja ternyata bisa memberi efek negatif pada kesehatan fisik dan mental, juga kehidupan pribadi kita.
Anda bisa mengalami stres, kurang tidur, memperlambat upaya Anda
menurunkan berat badan, atau malah menyebabkan berat badan Anda naik.
Karena itu, ada baiknya Anda mengetahui apa yang normal dan yang tidak dengan aktivitas kerja Anda. Kalau Anda merasa selalu stres, atau keluarga dan teman-teman komplain bahwa Anda terlalu banyak bekerja, itulah tanda bahwa Anda memang perlu menahan diri. Untuk mengetahui apakah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, coba jawab pertanyaan di bawah ini:
* Apakah Anda berbaring di tempat tidur sambil bekerja? Saat akhir pekan? Atau saat liburan?
* Apakah Anda bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu?
* Apakah Anda bekerja lembur karena berpikir bahwa kalau tidak lembur pekerjaan tak akan selesai?
* Apakah Anda takut kalau Anda tidak bekerja cukup keras Anda akan kehilangan pekerjaan?
* Apakah Anda masih mengkhawatirkan masa depan sekalipun segala hal masih berjalan baik?
* Apakah kebiasaan Anda bekerja lembur mengecewakan keluarga, pasangan, atau teman-teman Anda?
* Apakah Anda masih memikirkan pekerjaan saat mengemudi, tertidur, atau ketika orang lain sedang berbicara?
Bagaimana bila Anda menjawab kebanyakan pertanyaan di atas dengan "ya"? Mungkin, Anda perlu berkomitmen dengan program pengurangan stres. Caranya, memulai hari (sejak bangun pagi) dengan membuat "me time" selama lima menit. Cobalah untuk diam tanpa mengerjakan apa pun. Duduk dan dengarkan suara-suara di sekitar Anda. Tak usah menyusun rencana kegiatan atau membuat "to do list" Anda hari ini.
Saat berada di kantor, manfaatkan 30 menit atau satu jam istirahat dengan makan siang di luar. Fokuslah pada makanan yang sedang disantap, tanpa memikirkan pekerjaan. Bila masih ada sisa waktu, gunakan untuk jalan-jalan di sekitar kantor untuk membeli majalah, cemilan, atau keperluan Anda di rumah. Kemudian, usahakan untuk mengurangi jumlah jam kerja Anda. Mulailah untuk menguranginya 15 menit setiap hari, sampai Anda benar-benar hanya bekerja delapan jam sehari.
Ketika Anda sedang bekerja dan merasa kewalahan dengan tugas-tugas yang tidak ada habisnya, coba tarik nafas dalam-dalam dengan perlahan. Telepon rumah untuk sekadar ngobrol dengan ibu Anda atau seorang teman lama, atau ngobrol sebentar dengan teman-teman tentang berita hangat di televisi.
Yang jelas, pada saat break seperti ini Anda perlu berhenti berpikir apakah jika Anda sudah bekerja cukup keras (dalam hal berkaitan dengan durasi kerja), maka target kerja Anda akan tercapai. Bagaimana pun, terlalu banyak bekerja dan mengalami stres tidak akan memberi manfaat untuk kesehatan dan kualitas hidup Anda kan? Berikan juga waktu berkualitas Anda untuk kehidupan sosial Anda, entah itu untuk keluarga, teman-teman, ibadah, dan lain sebagainya.
sumber: kompaskarier.com
Karena itu, ada baiknya Anda mengetahui apa yang normal dan yang tidak dengan aktivitas kerja Anda. Kalau Anda merasa selalu stres, atau keluarga dan teman-teman komplain bahwa Anda terlalu banyak bekerja, itulah tanda bahwa Anda memang perlu menahan diri. Untuk mengetahui apakah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, coba jawab pertanyaan di bawah ini:
* Apakah Anda berbaring di tempat tidur sambil bekerja? Saat akhir pekan? Atau saat liburan?
* Apakah Anda bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu?
* Apakah Anda bekerja lembur karena berpikir bahwa kalau tidak lembur pekerjaan tak akan selesai?
* Apakah Anda takut kalau Anda tidak bekerja cukup keras Anda akan kehilangan pekerjaan?
* Apakah Anda masih mengkhawatirkan masa depan sekalipun segala hal masih berjalan baik?
* Apakah kebiasaan Anda bekerja lembur mengecewakan keluarga, pasangan, atau teman-teman Anda?
* Apakah Anda masih memikirkan pekerjaan saat mengemudi, tertidur, atau ketika orang lain sedang berbicara?
Bagaimana bila Anda menjawab kebanyakan pertanyaan di atas dengan "ya"? Mungkin, Anda perlu berkomitmen dengan program pengurangan stres. Caranya, memulai hari (sejak bangun pagi) dengan membuat "me time" selama lima menit. Cobalah untuk diam tanpa mengerjakan apa pun. Duduk dan dengarkan suara-suara di sekitar Anda. Tak usah menyusun rencana kegiatan atau membuat "to do list" Anda hari ini.
Saat berada di kantor, manfaatkan 30 menit atau satu jam istirahat dengan makan siang di luar. Fokuslah pada makanan yang sedang disantap, tanpa memikirkan pekerjaan. Bila masih ada sisa waktu, gunakan untuk jalan-jalan di sekitar kantor untuk membeli majalah, cemilan, atau keperluan Anda di rumah. Kemudian, usahakan untuk mengurangi jumlah jam kerja Anda. Mulailah untuk menguranginya 15 menit setiap hari, sampai Anda benar-benar hanya bekerja delapan jam sehari.
Ketika Anda sedang bekerja dan merasa kewalahan dengan tugas-tugas yang tidak ada habisnya, coba tarik nafas dalam-dalam dengan perlahan. Telepon rumah untuk sekadar ngobrol dengan ibu Anda atau seorang teman lama, atau ngobrol sebentar dengan teman-teman tentang berita hangat di televisi.
Yang jelas, pada saat break seperti ini Anda perlu berhenti berpikir apakah jika Anda sudah bekerja cukup keras (dalam hal berkaitan dengan durasi kerja), maka target kerja Anda akan tercapai. Bagaimana pun, terlalu banyak bekerja dan mengalami stres tidak akan memberi manfaat untuk kesehatan dan kualitas hidup Anda kan? Berikan juga waktu berkualitas Anda untuk kehidupan sosial Anda, entah itu untuk keluarga, teman-teman, ibadah, dan lain sebagainya.
sumber: kompaskarier.com
5 Februari 2013
4 Cara Pisahkan Urusan Kerja dan Pribadi
Menjadi ibu bekerja di zaman sekarang bukan urusan gampang. Menjaga
keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi tidak hanya berkaitan
dengan memiliki jadwal yang fleksibel atau mencari jalan bagaimana bisa
bekerja tanpa harus di kantor. Tapi ini juga menyangkut sejauh mana Anda
bisa secara mental bisa memisahkan urusan pekerjaan dengan pribadi.
Yang sering terjadi, ketika pulang ke rumah dan bertemu dengan pasangan maupun anak, Anda masih dirundung awan mendung bernama stres, yang dibawa dari tempat kerja. Bahkan, mendengarkan musik yang menenangkan di perjalanan pulang pun tidak banyak membantu. Yang ada, sampai di rumah kita mengisi malam dengan berkeluh-kesah panjang-lebar pada pasangan, dengan topik tetap seputar pekerjaan.
Lalu, bagaimana caranya supaya stres di kantor tetap tinggal di kantor, tanpa harus ikut pulang ke rumah? Coba lakukan empat cara ini:
1. Ganti pakaian kerja Anda
Segera kenakan pakaian yang nyaman ketika sampai rumah. Bila hari masih belum terlalu malam, tidak ada salahnya mengenakan baju yang sering dipakai saat liburan. Menurut Joan Borysenko, PhD, penulis Fried: Why You Burn Out and How to Revive, tindakan ini bisa mengirimkan getaran menenangkan ke otak serta pikiran bawah sadar Anda. Kalau kantor Anda memungkinkan, tidak ada salahnya jika Anda sudah berganti baju sebelum pulang ke rumah. Pasti rasanya lebih segar begitu tiba di rumah.
2. Tersenyumlah, meski awalnya terpaksa
Konon, orang yang pura-pura nyengir pun pada akhirnya akan melakukannya dengan tulus. Begitu juga dengan tersenyum. "Kita tersenyum ketika kita merasa bahagia. Sebaliknya, kita akan merasa bahagia setelah kita tersenyum. Saat melakukannya, otak kita berpikir, 'Oh, saya sedang tersenyum, berarti saya merasa bahagia.' Dengan sendirinya suasana hati kita akan ikut serta," urai Elizabeth Lombardo, PhD, penulis A Happy You: Your Ultimate Prescription for Happiness. Karenanya, tak ada salahnya jika awalnya senyuman -atau bahkan tertawa- Anda itu dipaksakan. Ini bisa membuat Anda merasa lebih baik.
3. Regangkan tubuh Anda
Ada alasan mengapa mereka yang suka yoga itu terlihat lebih bahagia. Rahasianya terletak pada olah tubuh yang mereka lakukan. Namun, Anda tidak perlu sampai harus khusus ikut kelas yoga untuk bisa bahagia. "Cukup lakukan peregangan sederhana dan latihan pernafasan di kantor sebelum pulang. Misalnya dengan meregangkan area tegang seperti leher, bahu, dan rahang," saran Ginny Whitelaw, penulis The Zen Leader: 10 Ways To Go From Barely Managing to Leading Fearlessly.
4. Ganti wewangian di ruangan
Penggunaan aromaterapi di spa dapat membantu memperbaiki suasana hati kita. Coba terapkan ini di rumah atau di mobil, misalnya dengan aroma yang menenangkan seperti lavender atau vanila. "Ini membantu memberi sinyal pada otak, bahwa Anda telah memasuki lingkungan yang berbeda," kata Borysenko. Pada dasarnya, begitu otak Anda "tahu" bahwa Anda tidak di kantor lagi, tekanan stres yang berhubungan dengan pekerjaan akan langsung surut dan hilang.
Sumber: CBS News/http://female.kompas.com
Yang sering terjadi, ketika pulang ke rumah dan bertemu dengan pasangan maupun anak, Anda masih dirundung awan mendung bernama stres, yang dibawa dari tempat kerja. Bahkan, mendengarkan musik yang menenangkan di perjalanan pulang pun tidak banyak membantu. Yang ada, sampai di rumah kita mengisi malam dengan berkeluh-kesah panjang-lebar pada pasangan, dengan topik tetap seputar pekerjaan.
Lalu, bagaimana caranya supaya stres di kantor tetap tinggal di kantor, tanpa harus ikut pulang ke rumah? Coba lakukan empat cara ini:
1. Ganti pakaian kerja Anda
Segera kenakan pakaian yang nyaman ketika sampai rumah. Bila hari masih belum terlalu malam, tidak ada salahnya mengenakan baju yang sering dipakai saat liburan. Menurut Joan Borysenko, PhD, penulis Fried: Why You Burn Out and How to Revive, tindakan ini bisa mengirimkan getaran menenangkan ke otak serta pikiran bawah sadar Anda. Kalau kantor Anda memungkinkan, tidak ada salahnya jika Anda sudah berganti baju sebelum pulang ke rumah. Pasti rasanya lebih segar begitu tiba di rumah.
2. Tersenyumlah, meski awalnya terpaksa
Konon, orang yang pura-pura nyengir pun pada akhirnya akan melakukannya dengan tulus. Begitu juga dengan tersenyum. "Kita tersenyum ketika kita merasa bahagia. Sebaliknya, kita akan merasa bahagia setelah kita tersenyum. Saat melakukannya, otak kita berpikir, 'Oh, saya sedang tersenyum, berarti saya merasa bahagia.' Dengan sendirinya suasana hati kita akan ikut serta," urai Elizabeth Lombardo, PhD, penulis A Happy You: Your Ultimate Prescription for Happiness. Karenanya, tak ada salahnya jika awalnya senyuman -atau bahkan tertawa- Anda itu dipaksakan. Ini bisa membuat Anda merasa lebih baik.
3. Regangkan tubuh Anda
Ada alasan mengapa mereka yang suka yoga itu terlihat lebih bahagia. Rahasianya terletak pada olah tubuh yang mereka lakukan. Namun, Anda tidak perlu sampai harus khusus ikut kelas yoga untuk bisa bahagia. "Cukup lakukan peregangan sederhana dan latihan pernafasan di kantor sebelum pulang. Misalnya dengan meregangkan area tegang seperti leher, bahu, dan rahang," saran Ginny Whitelaw, penulis The Zen Leader: 10 Ways To Go From Barely Managing to Leading Fearlessly.
4. Ganti wewangian di ruangan
Penggunaan aromaterapi di spa dapat membantu memperbaiki suasana hati kita. Coba terapkan ini di rumah atau di mobil, misalnya dengan aroma yang menenangkan seperti lavender atau vanila. "Ini membantu memberi sinyal pada otak, bahwa Anda telah memasuki lingkungan yang berbeda," kata Borysenko. Pada dasarnya, begitu otak Anda "tahu" bahwa Anda tidak di kantor lagi, tekanan stres yang berhubungan dengan pekerjaan akan langsung surut dan hilang.
Sumber: CBS News/http://female.kompas.com
27 Januari 2013
Mencari Pekerjaan yang Sesuai atau Menyesuaikan Diri?
Lulus kuliah, mencari kerja, dan memulai petualangan sebagai
karyawan. Hal ini banyak dialami kalangan pekerja dengan berbagai
ceritanya masing-masing. Ada yang mulus saja menjalaninya, langsung
menemukan tempat kerja yang membuatnya nyaman dan loyal, namun ada juga
yang harus melewati perjalanan panjang. Berpindah kerja dari perusahaan
kecil ke perusahaan besar. Atau dari perusahaan nasional ke
multinasional atau sebaliknya. Demi mendapatkan kenyamanan.
Bagi yang kerap pindah kerja, banyak orang yang kemudian ia temukan dalam kehidupannya. Berganti bos, rekan kerja, relasi dan berbagai hal yang selalu berbeda cerita. Tak ada yang pasti kecuali perubahan. Pribadi yang menjalani cerita kehidupannya seperti ini, semakin akrab dengan perubahan. Tak ada yang salah dengan perubahan, namun penting bagi pribadi yang berkutat dengan pekerjaan untuk segera menemukan pekerjaan terbaik yang cocok dengan kepribadian dan gaya hidupnya.
Ada waktunya untuk segera membuat keputusan, apa yang terbaik dalam hal pekerjaan. Keputusan penting dalam hidup tak hanya menyangkut dengan siapa Anda akan menikah atau hal apa yang ingin Anda pelajari saat memutuskan kuliah lagi misalnya. Dengan siapa Anda bekerja dan bagaimana interaksi yang terjadi dalam menjalani pekerjaan tersebut, juga penting untuk diperhatikan. Anda perlu membuat keputusan dengan siapa Anda ingin bekerja dan interaksi seperti apa yang diinginkan.
Menemukan pekerjaan yang cocok, termasuk rekan kerja, atasan dan gaya interaksi yang terjadi di dalamnya penting karena Anda menghabiskan banyak waktu di kantor dengan semua hal ini. Pasalnya, Anda harus membuat kesepakatan bersama mereka terkait pekerjaan, Anda juga harus memahami bahasa mereka, dan Anda pun harus memberikan kontribusi nyata untuk tempat Anda bekerja. Aktivitas harian Anda di kantor diwarnai oleh hubungan yang terjalin di dalamnya, dan norma yang mengatur hubungan ini.
Karenanya, segera temukan sosok yang tepat, baik rekan/tim kerja dan atasan, juga mentor di perusahaan tempat Anda bekerja. Lalu, dengan bersikap terbuka, jujur, loyal, Anda akan merasa lebih nyaman di tempat kerja, tak lagi berpindah-pindah dan tak harus selalu menyesuaikan diri dengan perubahan baru.
Kalau Anda tak juga menemukan sosok ini, atau rekan/tim kerja juga atasan tidak terbuka, tidak jujur, tak loyal, hanya ada dua pilihan: tinggalkan atau berusaha menyesuaikan dengan keadaan dengan cara terbaik yang Anda bisa temukan.
Bagaimana pun mengorganisasikan manusia merupakan hal yang kompleks. Bagaimana pola hubungan dengan orang-orang di sekitar Anda itulah yang akan membawa Anda menuju satu tujuan, apakah hubungan kerja ini membawa Anda pada hal yang Anda inginkan, atau sebaliknya hubungan yang terbangun justru membuat Anda semakin jauh dari keinginan dalam bekerja.
Bagaimana menurut Anda? Apakah menemukan pekerjaan/tim kerja yang sesuai keinginan menjadi misi utama untuk meraih keberhasilan, atau justru Anda berpikir sebaliknya, tak ada pekerjaan atau tempat bekerja yang sesuai keinginan, dan yang hanya bisa dilakukan adalah pintar-pintar menyesuaikan diri?
Sumber: huffingtonpost.com
Bagi yang kerap pindah kerja, banyak orang yang kemudian ia temukan dalam kehidupannya. Berganti bos, rekan kerja, relasi dan berbagai hal yang selalu berbeda cerita. Tak ada yang pasti kecuali perubahan. Pribadi yang menjalani cerita kehidupannya seperti ini, semakin akrab dengan perubahan. Tak ada yang salah dengan perubahan, namun penting bagi pribadi yang berkutat dengan pekerjaan untuk segera menemukan pekerjaan terbaik yang cocok dengan kepribadian dan gaya hidupnya.
Ada waktunya untuk segera membuat keputusan, apa yang terbaik dalam hal pekerjaan. Keputusan penting dalam hidup tak hanya menyangkut dengan siapa Anda akan menikah atau hal apa yang ingin Anda pelajari saat memutuskan kuliah lagi misalnya. Dengan siapa Anda bekerja dan bagaimana interaksi yang terjadi dalam menjalani pekerjaan tersebut, juga penting untuk diperhatikan. Anda perlu membuat keputusan dengan siapa Anda ingin bekerja dan interaksi seperti apa yang diinginkan.
Menemukan pekerjaan yang cocok, termasuk rekan kerja, atasan dan gaya interaksi yang terjadi di dalamnya penting karena Anda menghabiskan banyak waktu di kantor dengan semua hal ini. Pasalnya, Anda harus membuat kesepakatan bersama mereka terkait pekerjaan, Anda juga harus memahami bahasa mereka, dan Anda pun harus memberikan kontribusi nyata untuk tempat Anda bekerja. Aktivitas harian Anda di kantor diwarnai oleh hubungan yang terjalin di dalamnya, dan norma yang mengatur hubungan ini.
Karenanya, segera temukan sosok yang tepat, baik rekan/tim kerja dan atasan, juga mentor di perusahaan tempat Anda bekerja. Lalu, dengan bersikap terbuka, jujur, loyal, Anda akan merasa lebih nyaman di tempat kerja, tak lagi berpindah-pindah dan tak harus selalu menyesuaikan diri dengan perubahan baru.
Kalau Anda tak juga menemukan sosok ini, atau rekan/tim kerja juga atasan tidak terbuka, tidak jujur, tak loyal, hanya ada dua pilihan: tinggalkan atau berusaha menyesuaikan dengan keadaan dengan cara terbaik yang Anda bisa temukan.
Bagaimana pun mengorganisasikan manusia merupakan hal yang kompleks. Bagaimana pola hubungan dengan orang-orang di sekitar Anda itulah yang akan membawa Anda menuju satu tujuan, apakah hubungan kerja ini membawa Anda pada hal yang Anda inginkan, atau sebaliknya hubungan yang terbangun justru membuat Anda semakin jauh dari keinginan dalam bekerja.
Bagaimana menurut Anda? Apakah menemukan pekerjaan/tim kerja yang sesuai keinginan menjadi misi utama untuk meraih keberhasilan, atau justru Anda berpikir sebaliknya, tak ada pekerjaan atau tempat bekerja yang sesuai keinginan, dan yang hanya bisa dilakukan adalah pintar-pintar menyesuaikan diri?
Sumber: huffingtonpost.com
2 Januari 2013
6 Karakter yang Menjadi Aset Terbesar
Sebuah penelitian di Washington, Amerika Serikat, mengalisa catatan
10.000 orang dan menyimpulkan 15 persen kesuksesan berkaitan dengan
pelatihan teknis dan 85 persen adalah masalah kepribadian dan sikap.
Sikap mencerminkan bagaimana perasaan seseorang tentang sesuatu dan
menghadapinya. Dua hal ini menjadi faktor penting dalam melihat
kemampuan seseorang.
Komponen sikap terdiri dari kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu obyek, kehidupan atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek kerja, serta kecenderungan untuk bertindak. Sikap Anda adalah kendaraan mencapai potensi diri sepenuhnya.
Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, tetapi dalam dunia kerja difokuskan pada beberapa jenis sikap yang terkait dengan pekerjaan. Sikap kerja berisi evaluasi positif atau negatif yang dimiliki seseorang tentang aspek-aspek lingkungan kerja.
Sikap bukanlah pembawaan sejak lahir. Sikap dapat berubah melalui pengalaman sehingga memungkinkan Anda berkembang. Berikut enam sikap yang menjadi aset terbesar Anda:
1. Tanggung jawab buat semua orang.
Tanggung jawab antara pekerja pria dan perempuan adalah sama. Semua tugas dan pekerjaan dituntut untuk dilakukan sebaik-baiknya.
2. Tidak takut bekerja keras.
Sebagai pekerja terutama pekerja baru tuntutan untuk berani bekerja keras adalah mutlak. Mereka harus siap diberi pekerjaan ekstra. Berinisiatiflah dalam bekerja agar menjadi pribadi yang selalu bermanfaat.
3. Selalu bersikap positif.
Sikap positif diperlukan terutama jika menemukan masalah dalam pekerjaan. Jangan langsung pasrah melainkan berusaha mencari berbagai jalan untuk mencari solusi dari setiap masalah yang dihadapi. Bisa jadi ini langkah untuk mencapai posisi yang lebih tinggi jadi selesaikan dengan hati yang jernih.
4. Bekerja sungguh-sungguh.
Jika Anda membenci pekerjaan yang sekarang, bukan berarti ini alasan untuk bolos kerja dan bermalas-malasan. Sikap yang buruk ini tidak baik dipelihara. Tetaplah berusaha memberikan yang terbaik. Ini bisa menjadi poin lebih ketika Anda mendapatkan pekerjaan di tempat lain karena Anda meninggalkan perusahaan sebelumnya dengan catatan baik.
5. Gerak cepat.
Lakukan perintah atau permintaan atasan dengan cepat dan jangan menunda. Dengan datang dan memberi jawaban secara langsung, atasan akan menganggap Anda bisa diandalkan.
6. Jangan malu bertanya.
Tanyalah kepada atasan atau siapa pun jika tidak mengerti apa yang dimaksud. Gengsi atau takut bertanya karena tak ingin dianggap tidak mampu malah akan menyesatkan Anda.
sumber: KOMPAS.com
Komponen sikap terdiri dari kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu obyek, kehidupan atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek kerja, serta kecenderungan untuk bertindak. Sikap Anda adalah kendaraan mencapai potensi diri sepenuhnya.
Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, tetapi dalam dunia kerja difokuskan pada beberapa jenis sikap yang terkait dengan pekerjaan. Sikap kerja berisi evaluasi positif atau negatif yang dimiliki seseorang tentang aspek-aspek lingkungan kerja.
Sikap bukanlah pembawaan sejak lahir. Sikap dapat berubah melalui pengalaman sehingga memungkinkan Anda berkembang. Berikut enam sikap yang menjadi aset terbesar Anda:
1. Tanggung jawab buat semua orang.
Tanggung jawab antara pekerja pria dan perempuan adalah sama. Semua tugas dan pekerjaan dituntut untuk dilakukan sebaik-baiknya.
2. Tidak takut bekerja keras.
Sebagai pekerja terutama pekerja baru tuntutan untuk berani bekerja keras adalah mutlak. Mereka harus siap diberi pekerjaan ekstra. Berinisiatiflah dalam bekerja agar menjadi pribadi yang selalu bermanfaat.
3. Selalu bersikap positif.
Sikap positif diperlukan terutama jika menemukan masalah dalam pekerjaan. Jangan langsung pasrah melainkan berusaha mencari berbagai jalan untuk mencari solusi dari setiap masalah yang dihadapi. Bisa jadi ini langkah untuk mencapai posisi yang lebih tinggi jadi selesaikan dengan hati yang jernih.
4. Bekerja sungguh-sungguh.
Jika Anda membenci pekerjaan yang sekarang, bukan berarti ini alasan untuk bolos kerja dan bermalas-malasan. Sikap yang buruk ini tidak baik dipelihara. Tetaplah berusaha memberikan yang terbaik. Ini bisa menjadi poin lebih ketika Anda mendapatkan pekerjaan di tempat lain karena Anda meninggalkan perusahaan sebelumnya dengan catatan baik.
5. Gerak cepat.
Lakukan perintah atau permintaan atasan dengan cepat dan jangan menunda. Dengan datang dan memberi jawaban secara langsung, atasan akan menganggap Anda bisa diandalkan.
6. Jangan malu bertanya.
Tanyalah kepada atasan atau siapa pun jika tidak mengerti apa yang dimaksud. Gengsi atau takut bertanya karena tak ingin dianggap tidak mampu malah akan menyesatkan Anda.
sumber: KOMPAS.com
Langganan:
Postingan (Atom)