Porsi bermain anak berusia 0-5 tahun idealnya adalah 25 persen dari seluruh aktivitas hariannya atau sekitar 4-6 jam. Menurut hasil survei online yang diadakan oleh Fisher Price terhadap 690 responden di Indonesia, sebanyak 46 persen anak sudah memenuhi kriteria tersebut, 22 persen sebanyak 6-8 jam perhari, dan 20 persen bermain sebanyak 1-3 jam.
Karena porsi bermain yang cukup besar itulah, stimulasi yang diberikan selama kegiatan bermain memiliki peran besar dalam pembentukan kecerdasan.
Dari hasil survei tersebut juga terungkap orangtua memiliki motivasi untuk mengoptimalkan perkembangan buah hatinya dengan membeli mainan. Bidang yang diinginkan untuk dikembangkan adalah 79 persen kognitif, 79 persen fisik, dan 72 persen emosional.
Menurut psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, supaya permainan
anak juga memberi manfaat stimulasi, ada dua prinsip yang harus
dipenuhi. Pertama, pendampingan saat anak bermain.
"Jika anak bermain begitu saja tanpa adanya pendampingan, tidak
akan tercipta stimulasi untuk pertumbuhan dan perkembangannya," ujarnya
dalam talkshow seputar permainan anak beberapa waktu lalu di Jakarta.
Pendampingan bisa berupa mengajarkan cara memainkan mainan, baik
dengan cara yang seharusnya maupun membuat variasi cara lain. Selain
itu, orangtua juga bisa mengajak anak memainkan mainan dengan bernyanyi
dan bergerak. Untuk itu orangtua perlu mengagendakan kegiatan bermain
bersama anak setiap harinya.
Kedua, dalam mengoptimalkan stimulasi, orangtua perlu memberikan
mainan pada anak sesuai dengan kategori usianya. Bila kategori usia
mainan lebih rendah dari usianya, anak akan lebih mudah merasa bosan
karena tidak ada tantangan. Sebaliknya, bila terlalu tinggi dari
kategori umurnya, anak umumnya tidak akan mampu menikmati mainan yang
diberikan.
http://health.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar