14 Mei 2020
Undangan Kebaikan
18 November 2019
"JANGAN CENGENG!”
9 April 2017
Pengharapan melalui sahabat
Senin pagi ini kudorong semangatku untuk memenuhi janjiku kepada sahabat-sahabatku untuk melakukan pertemuan disalah satu rumah mereka. Sebenarnya raga ini sudah melemah karena keletihan dalam masalah yang tidak pernah berhenti didepan pintu jawaban. Tapi ada satu pribadi yang sangat lembut yang tetap memberikan semangat untuk menepati janjiku pada mereka.
Sesampainya di rumah sahabatku, pembicaraan berlangsung sangat cepat dan menyenangkan. Semua kesulitan dan permasalahan yang membuatku terbeban sedikit demi sedikit terangkat. Ternyata bukan hanya aku yang menghadapi pergumulan tetapi sahabat - sahabatku pun mempunyainya walau dalam bentuk yang berbeda. Bahkan menyediakan waktu untuk menghadiri pertemuan kami pun adalah salah satu hal yang tidak bisa dianggap mudah bagi sahabat-sahabatku, dimana mereka bergumul juga untuk datang karena mereka sudah mempunyai tanggung jawab untuk mengurusi anak-anak, membagi waktu dengan pekerjaannya, bahkan ada yang bertempat tinggal sangat jauh.
Jadi semua memberikan waktunya untukku. Betapa malunya aku.
Kami berbincang sampai lupa akan waktu yang sudah bergeser semakin siang dan sudah saatnya untuk makan siang. Seorang sahabat yang memberikan rumahnya sebagai tempat pertemuan telah menyediakan makanan untuk kami dan salah seorang yang lain telah memasakkannya juga. Kami menikmati pertemuan dan makan siang yang luar biasa.
Tidak berhenti sampai disitu, aku masih menikmati penghiburan selanjutnya yang diberikan sahabatku yaitu mesin pembersih bulu untuk bulu kakiku yang tidak pernah lagi dibersihkan, dan perawatan untuk mukaku juga. Sahabat-sahabatku tahu benar cara yang sederhana untuk mengobati keresahan dan kegalauan hatiku. Mereka membawakan alat-alat perawatan mereka untuk dipakaikan kepadaku dan juga tadinya akan ada kelas makeup yang disediakan untukku juga.
Hari itu memang diawali dengan airmata tapi diakhir dengan ucapan syukur dan kegembiraan bahwa tetap ada pengharapan baru. Pengharapan yang asalnya dari Tuhan dan disampaikan melalui perpanjangan tanganNya di bumi, yaitu pengharapan melalui sahabat!
"My best friend is the best medicine in this world. The ingredients are simple. It is just caring and sharing.” —Anonymous-
18 November 2016
MENCINTAIMU
Mencintaimu adalah mencintai meskipun kamu tidak dapat makan dengan tanganmu sendiri saat ini.
Mencintaimu adalah mencintai meskipun kamu tidak bisa mandi sendiri dan setiap hari aku yang membantumu untuk membersihkan dirimu.
Mencintaimu adalah mencintai meskipun badanmu bau karena bagian ketiakmu yang tertutup bebat luka dan tidak dapat dibersihkan selama berminggu minggu.
Mencintaimu adalah mencintai meskipun kamu tidak bisa mengangkatkan gallon air mineral untuk suplai minuman di rumah ketika mulai habis.
Mencintaimu adalah mencintai meskipun kamu tidak bisa mengantarkan aku dan anak kita kemana - mana.
Mencintaimu adalah mencintai meskipun kamu tidak bisa mengusir binatang melata yang masuk ke kamar mandi kita seperti biasanya.
Mencintaimu adalah mencintai tidak hanya disaat suka, senang dan bahagia, tetapi juga disaat sedih, sakit dan penuh dengan pergumulan.
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. (1 Korintus 13:13)
31 Oktober 2016
Bersyukur
Saya bersyukur bahwa meskipun saya kehujanan sore kemarin tapi saya masih punya baju kering dan bersih di rumah untuk mengganti baju yang basah kuyup akibat hujan yang turun dengan deras karena cuaca ekstrim tahun ini. Sedangkan masih ada orang - orang yang kehujanan tapi tak punya baju lagi untuk mengganti baju mereka yang basah. Mereka hanya punya baju yang mereka pakai di badannya akibat kebakaran yang melahap habis semua barang-barang yang dimilikinya.
Saya bersyukur meskipun saya pulang kemalaman sehabis melakukan kegiatan dan juga kondisi jalan yang macet, tapi saya masih bisa pulang ke rumah dan beristirahat dengan nyaman diatas kasur yang empuk. Sedangkan masih ada orang - orang yang ketika malam semakin larut mereka mulai berpikir dan mereka tidak tahu kemana tempat yang akan mereka datangi untuk beristirahat malam ini karena kolong jembatan yang biasa mereka datangi untuk beristirahat dipenuhi air karena banjir.
Saya bersyukur meskipun kepanasan saat panas Jakarta menyengat kulit dan terguyur hujan yang lebat karena hanya motor yang kami miliki sebagai alat transportasi, tetapi saya masih bisa cepat sampai di tempat tujuan. Sedangkan masih ada orang yang harus berjalan kaki menuju tempat yang mereka akan datangi yaitu rumah sakit tempat anak mereka yang telah berminggu- minggu dirawat karena sakit, dan menyimpan sisa uang yang tersisa untuk makan siang mereka selama menjagai anak yang sakit daripada menaiki angkot.
Saya bersyukur masih mempunyai orang tua yang walaupun seringkali mengatur dan merajuk jika saya salah menyampaikan sesuatu maksud namun dia adalah orang tua yang telah berkorban, berjuang, mengasihi tanpa pamrih dan selalu mendoakan saya disaat saya mengalami kesusahan dan masalah.
Sedangkan sangat banyak anak - anak yang sejak mereka membuka mata mereka tidak tahu siapa orang tua mereka bahkan setelah besar mereka hanya tahu bahwa mereka ditemukan oleh pemulung di dalam kardus mie instant bekas di samping tempat pembuangan sampah. Sehingga sampai besar pun tak pernah ada yang menyampaikan kepadanya bahwa mereka dikasihi dan ada orang tua yang menyatakan betapa sayang dan bangganya mereka memilikinya sebagai anak.
Bahkan sekarang saya mengerti benar mengapa saya seringkali diingatkan untuk selalu bersyukur dengan pekerjaan yang saya miliki pada saat itu.
Walaupun banyak tantangan, persaingan, ketidak sempurnaan management tempat kita bekerja, sampai kemacetan jalan menuju tempat bekerja, namun dibandingkan dengan banyak orang di luar sana yang bangun pagi dan mereka tidak tahu mereka akan pergi kemana untuk menyalurkan kemampuan mereka dan mendapatkan penghasilan untuk menyambung hidup keluarganya.
Jadi masihkah kita tidak bisa bersyukur bahkan untuk nafas yang masih bisa kita hirup pagi ini?
Mari terus bersyukur karena pengharapan itu pasti ada.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Mazmur 139:14
30 Oktober 2016
Menikah
Pertemuan hari ini dengan seorang teman yang akan mempersiapkan pernikahan benar - benar mengingatkan saya akan semangat yang saya rasakan saat dimana saya mempersiapkan pernikahan saya dan suami saya 8 tahun yang lalu. Hal itulah yang menyebabkan saya dan suami saya sangat antusias dan senang apabila dimintai tolong untuk membantu atau membagikan apa yang pernah kami alami kepada pasangan - pasangan yang akan mempersiapkan pernikahanya.
Mungkin pembicaraan yang kami bagikan hanyalah tips mengenai hal - hal yang kadang kala terlupakan atau terlewatkan saat mempersiapkan pernikahan mereka atau mengingatkan bahwa pernikahan yang akan mereka adakan adalah moment sekali seumur hidup mereka sehingga perlu untuk dipikirkan, dibicarakan dan di persiapkan lebih matang. Dan yang tak kalah penting adalah apa saja kesalahan - kesalahan yang kami tidak ingin mereka juga alami karena ketidakmengertian mereka. Didalam persiapan - persiapan inilah kemampuan berkomunikasi mereka dimulai untuk dilatih lebih banyak dan menurut kami itu sangat penting untuk mereka. Karena setelah pesta pernikahan selesai maka akan ada komunikasi - komunikasi selanjutnya yang akan dilakukan lebih sering dan semakin berat.
Tentu menikah adalah hal yang luar biasa bagi setiap pasangan yang telah menjalani hubungan yang special. Karena itu bersukacitalah dan nikmati setiap hal yang akan dihadapi, dipersiapkan, dan dijalani sebagai sesuatu yang besar. Jangan hanya biasa - biasa saja dalam mempersiapkannya. Tentu ini bukan menyangkut pesta yang harus diadakan secara besar-besaran dengan menghabiskan biaya yang besar dan mewah. Tapi lebih kepada bagaimana kamu menaruh effort yang besar dalam mempersiapkan pernikahan yang akan dihadapi. Dan nikmati kehebohan, setiap tantangan dan masalah sebagai hal yang menggairahkan dan mengasyikan. Karena inilah perayaan bagi setiap pasangan yang telah bergumul sebelumnya untuk mendapatkan pasangan hidup, keputusan untuk berkomitmen, saling mencintai dan setia sampai maut memisahkan.
Kalo pasangan itu sendiri tidak bersemangat dengan persiapan pernikahan mereka bagaimana nanti akan bersemangat dalam menjalani pernikahan mereka kedepan. Jadi bersemangatlah!
Selamat menempuh hidup yang baru.
"Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka". (Pengkhotbah 4:9)
26 Oktober 2016
Pasar & Semangatnya
Bagi saya pasar adalah tempat yang menarik untuk didatangi.
Apabila saya berada di luar kota ataupun berkesempatan untuk melakukan tugas kantor ke negara lain, maka saya akan mencari pasar traditional di area terdekat dari tempat saya menginap.
Biasanya saya hanya sekedar melihat - lihat apa saja yang mereka jual seperti sayuran, buah, hewan, makanan, kue, minuman, pakaian dll. Atau bahkan biasanya saya akan mencoba beberapa makanan, kue atau minuman yang mereka jual.
Saya juga tidak mengerti kenapa saya menyukai pasar. Kegemaran ini mulai sering saya lakukan setelah saya menikah, padahal mungkin bagi banyak orang kegemaran ini adalah hal yang aneh dan tidak keren. Apalagi kalo yang saya datangi adalah pasar traditional yang becek, kotor dan berbau tak sedap.
Tapi baru pagi ini ketika saya mengunjungi salah satu pasar traditional di Jakarta, saya baru menyadari dan mengerti kenapa saya menyukai pasar.
Hal ini dikarenakan saya bisa merasakan semangat orang - orang yang mencari nafkah dan bergelut dengan situasi di pasar.
Disana ada semangat untuk berjuang dan berpengharapan untuk sesuatu yang didapatkan setiap harinya.
Dalam situasi yang tidak nyaman mereka tetap punya semangat, tidak menyerah walaupun mungkin barang dagangan mereka tidak dibeli orang atau mereka harus bersaing dengan pedagang yang berdagang barang yang sama tapi mampu menjual dengan harga yang lebih murah.
Ehm, sangat menguatkan saya apalagi disaat situasi kita sedang tidak bersemangat karena beban hidup, masalah, menanti jawaban Tuhan yang belum kita dapatkan, persaingan di kantor, dll. Disitulah saya belajar bahwa hidup itu harus berjuang. Tetap berpengharapan. Berpikiran positip dan jangan mudah menyerah.
Sungguh suntikan pengharapan yang luar biasa yang saya dapatkan hari ini.
"Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya".
1 Timotius 4:10