18 November 2016

MENCINTAIMU

Mencintaimu adalah mencintai meskipun kamu tidak dapat makan dengan tanganmu sendiri saat ini.

Mencintaimu adalah mencintai meskipun kamu tidak bisa mandi sendiri dan setiap hari aku yang membantumu untuk membersihkan dirimu.

Mencintaimu adalah mencintai meskipun badanmu bau karena bagian ketiakmu yang tertutup bebat luka dan tidak dapat dibersihkan selama berminggu minggu.

Mencintaimu adalah mencintai meskipun kamu tidak bisa mengangkatkan gallon air mineral untuk suplai minuman di rumah ketika mulai habis.

Mencintaimu adalah mencintai meskipun kamu tidak bisa mengantarkan aku dan anak kita kemana - mana.

Mencintaimu adalah mencintai meskipun kamu tidak bisa mengusir binatang melata yang masuk ke kamar mandi kita seperti biasanya.

Mencintaimu adalah mencintai tidak hanya disaat suka, senang dan bahagia, tetapi juga disaat sedih, sakit dan penuh dengan pergumulan.

Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. (1 Korintus 13:13)

31 Oktober 2016

Bersyukur

Saya bersyukur bahwa meskipun saya kehujanan sore kemarin tapi saya masih punya baju kering dan bersih di rumah untuk mengganti baju yang basah kuyup akibat hujan yang turun dengan deras karena cuaca ekstrim tahun ini. Sedangkan masih ada orang - orang yang kehujanan tapi tak punya baju lagi untuk mengganti baju mereka yang basah. Mereka hanya punya baju yang mereka pakai di badannya akibat kebakaran yang melahap habis semua barang-barang yang dimilikinya.

Saya bersyukur meskipun saya  pulang kemalaman sehabis melakukan kegiatan dan juga kondisi jalan yang macet, tapi saya masih bisa pulang ke rumah dan beristirahat dengan nyaman diatas kasur yang empuk.  Sedangkan masih ada orang - orang yang ketika malam semakin larut mereka mulai berpikir dan mereka tidak tahu kemana tempat yang akan mereka datangi untuk beristirahat malam ini karena kolong jembatan yang biasa mereka datangi untuk beristirahat dipenuhi air karena banjir.

Saya bersyukur meskipun kepanasan saat panas Jakarta menyengat kulit dan terguyur hujan yang lebat karena hanya motor yang kami miliki sebagai alat transportasi, tetapi saya masih bisa cepat sampai di tempat tujuan. Sedangkan masih ada orang yang harus berjalan kaki menuju tempat yang mereka akan datangi yaitu rumah sakit tempat anak mereka yang telah berminggu- minggu dirawat karena sakit, dan menyimpan sisa uang yang tersisa  untuk makan siang mereka selama menjagai anak yang sakit daripada menaiki angkot.

Saya bersyukur masih mempunyai orang tua yang walaupun seringkali mengatur dan merajuk jika saya salah menyampaikan sesuatu maksud namun dia adalah orang tua yang telah berkorban, berjuang, mengasihi tanpa pamrih dan selalu mendoakan saya  disaat saya mengalami kesusahan dan masalah.
Sedangkan sangat banyak anak - anak yang sejak mereka membuka mata mereka tidak tahu siapa orang tua mereka bahkan setelah besar mereka hanya tahu bahwa mereka ditemukan oleh pemulung di dalam kardus mie instant bekas di samping tempat pembuangan sampah. Sehingga sampai besar pun tak pernah ada yang menyampaikan kepadanya bahwa mereka dikasihi dan ada orang tua yang menyatakan betapa sayang dan bangganya mereka memilikinya sebagai anak.

Bahkan sekarang saya mengerti benar mengapa saya seringkali diingatkan untuk selalu bersyukur dengan pekerjaan yang saya miliki pada saat itu.
Walaupun banyak tantangan, persaingan, ketidak sempurnaan management tempat kita bekerja, sampai kemacetan jalan menuju tempat bekerja, namun dibandingkan dengan banyak orang di luar sana yang bangun pagi dan mereka tidak tahu mereka akan pergi kemana untuk menyalurkan kemampuan mereka dan mendapatkan penghasilan untuk menyambung hidup keluarganya.

Jadi masihkah kita tidak bisa bersyukur bahkan untuk nafas yang masih bisa kita hirup pagi ini?
Mari terus bersyukur karena pengharapan itu pasti ada.

Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Mazmur 139:14

30 Oktober 2016

Menikah

Pertemuan hari ini dengan seorang teman yang akan mempersiapkan pernikahan benar - benar mengingatkan saya akan semangat yang saya rasakan saat dimana saya mempersiapkan pernikahan saya dan suami saya 8 tahun yang lalu. Hal itulah yang menyebabkan saya dan suami saya sangat antusias dan senang apabila dimintai tolong untuk membantu atau membagikan apa yang pernah kami alami kepada pasangan - pasangan yang akan mempersiapkan pernikahanya.

Mungkin pembicaraan yang kami bagikan hanyalah tips mengenai hal - hal yang kadang kala terlupakan atau terlewatkan saat mempersiapkan pernikahan mereka atau mengingatkan bahwa pernikahan yang akan mereka adakan adalah moment sekali seumur hidup mereka sehingga perlu untuk dipikirkan, dibicarakan dan di persiapkan lebih matang. Dan yang tak kalah penting adalah apa saja kesalahan - kesalahan yang kami tidak ingin mereka juga alami karena ketidakmengertian mereka. Didalam persiapan - persiapan inilah kemampuan berkomunikasi mereka dimulai untuk dilatih lebih banyak dan menurut kami itu sangat penting untuk mereka. Karena setelah pesta pernikahan selesai maka akan ada komunikasi - komunikasi selanjutnya yang akan dilakukan lebih sering dan semakin  berat.

Tentu menikah adalah hal yang luar biasa bagi setiap pasangan yang telah menjalani hubungan yang special. Karena itu bersukacitalah dan nikmati setiap hal yang akan dihadapi, dipersiapkan, dan dijalani sebagai sesuatu yang besar. Jangan hanya biasa - biasa saja dalam mempersiapkannya. Tentu ini bukan menyangkut pesta yang harus diadakan secara besar-besaran dengan menghabiskan biaya yang besar dan mewah. Tapi lebih kepada bagaimana kamu menaruh effort yang besar dalam mempersiapkan pernikahan yang akan dihadapi. Dan nikmati kehebohan, setiap tantangan dan masalah sebagai hal yang menggairahkan dan mengasyikan. Karena inilah perayaan bagi setiap  pasangan yang telah bergumul sebelumnya untuk mendapatkan pasangan hidup, keputusan untuk berkomitmen, saling mencintai dan setia sampai maut memisahkan.
Kalo pasangan itu sendiri tidak bersemangat dengan persiapan pernikahan mereka bagaimana nanti akan bersemangat dalam menjalani pernikahan mereka kedepan. Jadi bersemangatlah!

Selamat menempuh hidup yang baru.

"Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka". (Pengkhotbah 4:9)

26 Oktober 2016

Pasar & Semangatnya

Bagi saya pasar adalah tempat yang menarik untuk didatangi.
Apabila saya berada di luar kota ataupun berkesempatan untuk melakukan tugas kantor ke negara lain, maka saya akan mencari pasar traditional di area terdekat dari tempat saya menginap.
Biasanya saya hanya sekedar melihat - lihat apa saja yang mereka jual seperti sayuran, buah, hewan, makanan, kue, minuman, pakaian dll. Atau bahkan biasanya saya akan mencoba beberapa makanan, kue atau minuman yang mereka jual.
Saya juga tidak mengerti kenapa saya menyukai pasar. Kegemaran ini mulai sering saya lakukan setelah saya menikah, padahal mungkin bagi banyak orang kegemaran ini adalah hal yang aneh dan tidak keren. Apalagi kalo yang saya datangi adalah pasar traditional yang becek, kotor dan  berbau tak sedap.

Tapi baru pagi ini ketika saya mengunjungi  salah satu pasar traditional di Jakarta, saya baru menyadari dan mengerti  kenapa saya menyukai pasar.
Hal ini dikarenakan saya bisa merasakan semangat orang - orang yang mencari nafkah dan bergelut dengan situasi di pasar.
Disana ada semangat untuk berjuang dan berpengharapan untuk sesuatu yang didapatkan setiap harinya.
Dalam situasi yang tidak nyaman mereka tetap punya semangat, tidak menyerah walaupun mungkin barang dagangan mereka tidak dibeli orang atau mereka harus bersaing dengan pedagang yang berdagang barang yang sama tapi mampu menjual dengan harga yang lebih murah.

Ehm, sangat menguatkan saya apalagi disaat situasi kita sedang tidak bersemangat karena beban hidup,  masalah, menanti jawaban Tuhan yang belum kita dapatkan, persaingan di kantor, dll. Disitulah saya belajar bahwa hidup itu harus berjuang. Tetap berpengharapan. Berpikiran positip dan jangan mudah menyerah.
Sungguh suntikan pengharapan yang luar biasa yang saya dapatkan hari ini.

"Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya".
1 Timotius 4:10

24 Oktober 2016

Kicauan Burung Pipit

Di rumah kami seringkali dikunjungi oleh burung - burung pipit yang biasanya datang untuk mencari makanan di kebun belakang rumah kami. Karena kami punya sisa nasi yang sudah mengering di dalam alat pemanas nasi kami dan tidak bisa dimakan, maka Ibu saya akan merendam nasi tersebut ke dalam air, setelah itu di tiriskan dan ditaruhlah sisa nasi yang sudah mengembang dan tidak lagi kering ke atas piring plastik dan menaruhnya di kebun belakang kami supaya burung - burung pipit bisa memakannya. Kami sekeluarga pun setuju dengan apa yang Ibu saya lakukan, dari pada dibuang lebih baik diberikan kepada burung - burung.

Setelah beberapa hari setiap pagi, siang, dan sore hari di rumah kami selalu terdengar suara kicauan burung - burung pipit yang membuat suasana rumah menjadi sangat alami, seperti di rumah peristirahatan di pedesaan.

Hal itulah yang menarik perhatian saya untuk mencoba mengamati burung - burung tersebut.
Dan akhirnya saya mengerti bahwa burung - burung pun bisa mengutarakan apa yang mereka rasakan. Dan kicauan mereka di rumah kami adalah ucapan terima kasih mereka kepada Ibu saya yang telah memberikan mereka makanan setiap harinya.
Kicauan mereka pada akhirnya menjadi bukti bahwa selalu ada kebaikan yang akan kembali diberikan tanpa kita mengaharapkan dan memintanya, dan itu bisa terjadi kepada siapa saja yang telah membagikan kebaikan tersebut dengan kasih.

Itulah salah satu pelajaran yang saya dapatkan mengenai suntikan pengharapan hari ini.
Walau hanya sisa nasi yang diberikan kepada burung - burung pipit namun dapat menjadikan hidupmu lebih indah dengan suara kicauannya di rumah.

~Kindness is always beautiful~
24.10.2016

22 Agustus 2016

Pengasuh VS Mama

Hari ini tanpa terasa airmata tergenang pada saat melihat seorang anak taman kanak kanak bergelayut manja di perut seorang mbak pengasuh yang tampak masih sangat muda perawakannya dan dia terus memeluk dan menciuminya.
Rasa nya hati ini sangat terenyuh melihat anak kecil itu sangat mengasihi sang mbak dimana hal itu terlihat jelas dimatanya yang bening dan  indah yang tampak berbinar - binar begitu melihat sang mbak pengasuh tampak di depan pintu gerbang sekolah menunggu untuk menjemput sang anak majikannya itu dengan senyuman.

Terbayang dimataku apabila anak kecil itu adalah anak kesayangan ku. Dimana dia lebih senang dan lebih suka bermanja manja dengan mbak pengasuh dan lebih mengasihinya dibanding aku mamanya sendiri yang telah melahirkan dan berjuang membantu sang papa untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Itu sebabnya tanpa terasa airmataku merembes turun deras karena saya sangat tak ingin tergantikan oleh siapapun apalagi oleh sang mbak pengasuh.

Setelah perlahan saya mencoba menenangkan perasaan saya, perlahan saya merasakan Tuhan berbicara sangat lembut kepada saya bahwa semua ini memang Tuhan ijinkan untuk saya lihat sendiri selama menunggu anak saya di sekolah, supaya saya bisa bersyukur masih diberikan kesempatan untuk mengurus, mengantar dan menjemput anak saya sekolah selama menunggu jawaban akan pekerjaan yang baru.
Dengan hal ini pun saya boleh belajar untuk dapat memprioritaskan anak lebih lagi walaupun nantinya saya harus kembali bekerja.
Supaya anak yang sangat kita harapkan dan telah Tuhan titipkan kepada kita bisa mendapatkan yang terbaik yang bisa kita berikan kepada mereka dan bukan hanya uang ataupun fasilitas. Juga di masa yang akan datang mereka bisa melihat dan mengerti betapa kita mengasihi mereka dan betapa berharganya mereka bagi kita orang tuanya dan juga bagi Tuhan.

Dengan kasih dan perhatian yang kita berikan  maka gambaran mereka akan kasih Allah dapat tergambar jelas dihati mereka.
Sehingga tidak sulit bagi mereka untuk mengenali dan mengasihi Allahnya.

-Mama yang bersyukur-
Jakarta, 22 Augustus 2016
Ruang tunggu SDS DB

10 Juli 2016

Dipercaya itu Sulit

Memang sulit ya untuk membuat orang percaya kepada kita bila orang lain belum mengenal kita dan belum melihat bukti dari apa yang kita ucapkan melalui perbuatan.

Pemikiran ini timbul pada saat saya sedang memesan gado-gado untuk makan siang saya hari ini. Karena antrian pemesanan gado-gado di dekat rumah saya masih panjang dan karena saya masih harus membeli beberapa pesanan makanan lain utk suami dan anak saya maka saya memberitahukan penjual gado-gado tersebut untuk membuatkan saya 2 bungkus gado-gado dan saya akan mengambilnya supaya saya bisa menghemat waktu saya.

Setelah saya membeli beberapa pesanan makanan untuk keluarga saya di tempat lain maka saya kembali ke warung gado-gado tadi untuk mengambil pesanan saya.

Alangkah terkejutnya saya dikarenakan sang penjual gado-gado belum membuatkan pesanan saya dikarenakan takut saya tidak akan kembali membayar dan mengambil pesanan tersebut.

Weeek...kaget juga saya karena saya tidak menduga bahwa ada orang yang tidak mempercayai saya padahal saya sudah berjanji untuk mengambilnya. Apakah muka saya seperti muka orang yang suka berbohong atau sulit untuk dipercayai?
Tapi saya berusaha untuk mengerti apa yang dipikirkan oleh penjual gado-gado. Kalo saya jadi dia pasti sulit ya untuk mempercayai orang yg baru sekali ini memesan gado-gadonya. Bahkan penjual gado-gado itu belum pernah mengenal saya. Hal itulah yang membuat saya menjadi lebih tenang dan tidak jadi marah. Saya mulai duduk tenang menunggu si penjual yang terlihat malu sekali karena saya bersedia menunggu dan tidak marah selama si penjual membuatkan pesanan saya.

Jika kita ingin dipercaya oleh orang lain maka kita harus membuat mereka percaya dengan tingkah dan laku kita, bukan dengan perkataan kita saja. 
Diperlukan pembuktiannya.

"Trust is built in very small moment" ~Brene Brown~