29 April 2013

Melalui Keunikannya Wanita Berfungsi & Menjadi Teladan

Ketika sisi keunikan wanita dipulihkan, maka ia dapat berfungsi dengan benar. Apa kata Firman Tuhan tentang “Fungsi” wanita? Kitab Kejadian 2:18 berkata:
“Tuhan Allah berfirman: Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia”.
Tuhan menciptakan wanita untuk menjadi penolong yang sepadan, artinya dapat bersanding dengan pria. Ia adalah penolong yang sepadan dalam keadaan apapun dan dalam kelompok usia manapun (remaja, single maupun menikah). Tujuan awal Allah menciptakan wanita adalah menjadi penolong yang sepadan, didalam lingkungan keluarga, pekerjaan maupun pelayanan.

Bagi wanita single, ia harus belajar menjadi penolong dengan cara melayani orang lain, mengasihi dan bersedia untuk menerima kasih dari orang-orang sekitarnya. Bila ia sudah menikah, ia harus melayani suami dan anak-anaknya.

Tidak hanya keluarganya tetapi ia juga harus belajar melayani orang-orang lain. Allah menciptakan kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik (Efesus 2:10). Menjadi penolong adalah tujuan hidup wanita didunia dan harus dimulai sejak masa single, sehingga pada saat menikah ia akan tetap menjalaninya tanpa merasa kurang berharga sebagai seorang istri dan seorang ibu bagi anak-anaknya.
Banyak wanita melihat kata “penolong” sebagai hal yang kurang berharga dibandingkan dengan pria sebagai kepala-”Pemimpin”. Roh Kudus adalah Roh Penolong bagi kita semua (Yohanes 14:16). Penolong berbicara tentang fungsi, bukan inferioritas. Untuk menjadi seorang pelolong, setiap wanita harus belajar memiliki sikap hari “tunduk” dengan menghormati pria.

Menghormati bukan berarti pria lebih hebat atau lebih kuat dari wanita, sikap hati tunduk artinya menghormati mereka sebagai kepala seperti yang Tuhan inginkan dalam 1 Korintus 11:3. Bila kita melakukannya berarti kita mentaati perintah Tuhan, bukan sedang menunjukkan bahwa wanita kurang berharga dari pria.

Saat seorang wanita menikah, ia harus belajar untuk menundukkan diri kepada suami. Demikian juga suami harus mengasihi istri seperti yang tertulis dalam Efesus 5: 22-24.
Hai Istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala Jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah istri kepada suami dalam segala sesuatu”.(Efesus 5: 22-24)
Untuk dapat menjalankan fungsi sebagai penolong dalam keluarga, maka wanita memerlukan sikap penundukan diri yang benar, bukan atas dasar paksaan melainkan karena ketaatan  pada Firman Tuhan, sehingga mendatangkan berkat dan kemuliaan bagi Tuhan.

(Sumber: MUTIARA KEHIDUPAN WANITA – 30 Hari merenungkan Firman Tuhan dan belajar menjadi bijak).

http://gkiibethel.com

Kata-Kata Bijak Bunda Theresa

Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan orang di sekelilingmu iri hati atau cemburu… Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.

Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud dibalik perbuatan baik yang kau lakukan itu…  Tetapi tetaplah berbuat baik.

Kebaikan yang kau lakukan hari ini mungkin besok akan dilupakan orang…  Tetapi teruslah berbuat baik.

Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagian di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu… Tetapi tetaplah berbahagia.

Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki dan itu mungkin tidak akan pernah cukup… Tetapi tetaplah berikan yang terbaik…

Apa yang telah engkau bangun selama bertahun-tahun dapat dihancurkan oleh orang lain dalam satu malam saja… Tetapi janganlah berhenti dan tetaplah membangun!!!

Kasih yang tulus tidak pernah menilai hasilnya, melainkan hanya memberi…
Satu hal yang saya minta dari Anda: Jangan pernah takut untuk memberi, tetapi jangan memberi dari kelebihan Anda. Berikan dimana hal itu sukar bagi Anda…

Berikan yang terbaik dari apa yang engkau miliki dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi tetaplah berikan yang terbaik. Jangan pedulikan apa yang orang lain pikirkan atas perbuatan baik yang engkau lakukan. Percayalah bahwa mata TUHAN tertuju pada orang-orang yang jujur dan DIA melihat ketulusan hatimu.

Hidup adalah kesempatan, manfaatkanlah.
Hidup adalah keindahan, kagumilah.
Hidup adalah kebahagiaan, nikmatilah.
Hidup adalah mimpi, sadarlah.
Hidup adalah tantangan, hadapilah.
Hidup adalah kewajiban, selesaikanlah.
Hidup adalah permainan, mainkanlah.
Hidup adalah sebuah janji, penuhilah.
Hidup adalah penderitaan, atasilah.
Hidup adalah kidung, nyanyikanlah.
Hidup adalah perjuangan, terimalah.
Hidup adalah tragedi, berjuanglah.
Hidup adalah petualangan, beranilah.
Hidup adalah keberuntungan, lakukanlah.
Hidup terlalu berharga, jangan dihancurkan.
Hidup adalah hidup, berjuanglah untuknya!

Pola Asuh Overprotektif Bikin Anak Rentan Di-"Bully"

Maraknya berita kejahatan yang mengancam anak-anak membuat kita sebagai orangtua berusaha memberikan perlindungan maksimal untuk buah hati. Tetapi pola asuh overprotektif, yang membayangi anak ke mana saja, bisa berdampak buruk. Selain anak menjadi tidak mandiri, pola asuh seperti itu juga membuat anak rentan jadi korban perundungan (bullying).
Namun bukan berarti gaya pengasuhan tak peduli, atau gaya pengasuhan yang keras juga akan menghindarkan anak terlibat perundungan.  Gaya pengasuhan tersebut harus ditinggalkan karena penelitian menunjukkan pengasuhan seperti itu tetap meningkatkan kecenderungan anak menjadi target perundungan.

Efek dari pola asuh tak peduli dan sikap keras tersebut lebih kuat mempengaruhi anak untuk menjadi pelaku ataupun target perundungan dibandingkan dengan hanya menjadi target bully saja.

Jadi pola asuh apa yang paling tepat? Para ahli menyarankan pengasuhan yang hangat namun tegas.

Kesimpulan tersebut didapat dari tinjauan yang menganalisa 70 studi dan melibatkan 200.000 anak. Tinjauan dilakukan oleh para peneliti dari University of Warwickb di Inggris dan dimuat dalam jurnal Child Abuse & Neglect.

"Meskipun dibutuhkan keterlibatan, dukungan dan pengawasan yang baik dari orang tua untuk mengurangi kemungkinan anak terlibat dalam bully, namun proteksi yang berlebihan dari orang tua malah meningkatkan risiko ini," kata Dieter Wolke, salah satu penulis tinjauan.

Wolke memaparkan, anak membutuhkan dukungan, namun sebagian orangtua malah terlalu protektif sehingga anak menjadi terpacu untuk belajar hal negatif seperti bully dan semakin rentan.

"Anak dengan orangtua yang terlalu protektif tidak mampu menjadi pribadi yang tegas sehingga mudah dijadikan target bully. Tapi mungkin juga anak tersebut justru menjadi pelaku bully," tuturnya.

Para peneliti mengatakan, anak dengan orangtua yang menerapkan aturan jelas tentang perilaku namun juga memberikan dukungan dan hangat lebih terhindar dari perilaku kekerasan terhadap temannya.

"Orangtua dengan pola seperti ini biasanya membiarkan anak mereka berkonflik dengan rekannya dan belajar untuk memecahkannya sendiri. Daripada selalu ikut campur hingga dalam setiap pertengkaran kecil," jelas Wolke.

Perundungan bukan hanya permasalahan di sekolah. Kecenderungan anak bertindak bully dimulai dari keluarga. Maka orangtua harus memulai mengoreksi sikapnya, dan mulai memberikan pola didik yang positif seperti kehangatan, kasih sayang, komunikasi, dan dukungan.

http://health.kompas.com

24 April 2013

10 Tindakan Medis Berlebihan dalam Dunia Kesehatan

Penanganan gangguan kesehatan pada seseorang yang dilakukan seorang klinisi atau dokter tidak semudah yang dibayangkan. Untuk menentukan tindakan medis, baik pemberian obat atau tindakan operasi, harus membutuhkan kecermatan dalam menegakkan diagnosis dan memastikan dengan kesesuaian indikasi tindakan medis yang harus dilakukan.

Fenomena ini tampaknya bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di belahan dunia lainnya. Seringkali, terjadi intervensi berlebihan dan tidak sesuai indikasi tepat baik dalam pengobatan ataupun tindakan operasi pada pasien.  Hal ini bukan hanya dilakukan dokter, tetapi sering pula terjadi karena desakan pasien.

Tidak disadari bahwa tindakan atau intervensi medis yang berlebihan dan tidak sesuai indikasi itu dapat berdampak merugikan bagi penderita mulai dari yang ringan sampai risiko mengancam jiwa. Intervensi medis berlebihan dan tidak sesuai indikasiyang paling sering adalah pemberian antibiotika, operasi amandel, rawat inap rumah sakit, operasi usus buntu dan operasi sectio caesaria. Intervensi medis berlebihan lainnya adalah pemberian obat dan vitamin berlebihan, operasi tidak sesuai indikasi atau tindakan operasi dalam keadaan kondisi penderita prognosisnya sangat buruk dan memang sudah ada tidak ada harapan untuk sembuh.

Berikut ini adalah 5 intervensi medis berlebihan dalam dunia kesehatan indonesia :

1. Pemberian antibiotika

Menurut penelitian US National Ambulatory Medical Care Survey pada tahun 1989, setiap tahun sekitar 84 persen setiap tahun setiap anak mendapatkan antibiotika. Hasil lainnya didapatkan 47,9 persen resep pada anak usia 0-4 tahun terdapat antibiotika. Angka tersebut menurut perhitungan banyak ahli sebenarnya sudah cukup mencemaskan.

Dalam tahun yang sama, juga ditemukan resistensi kuman yang cukup tinggi karena pemakaian antibiotika berlebihan tersebut. Di Indonesia, belum ada data resmi tentang penggunaan antibiotika. Sehingga banyak pihak saat ini tidak khawatir dan sepertinya tidak bermasalah. Tetapi berdasarkan tingkat pendidikan atau pengetahuan masyarakat serta fakta yang ditemui sehari-hari, tampaknya pemakaian antibiotika di Indonesia jauh banyak dan lebih mencemaskan. Indikasi yang tepat dan benar dalam pemberian antibiotika pada anak adalah bila penyebab infeksi tersebut adalah bakteri.

Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) indikasi pemberian antibiotika adalah bila batuk dan pilek yang berkelanjutan selama lebih 10 - 14 hari.yang terjadi sepanjang hari (bukan hanya pada malam hari dan pagi hari). Batuk malam dan pagi hari biasanya berkaitan dengan alergi atau bukan lagi dalam fase infeksi dan tidak perlu antibiotika. Indikasi lain bila terdapat gejala infeksi sinusitis akut yang berat seperti panas > 39 derajat celcius dengan cairan hidung purulen, nyeri, pembengkakan sekitar mata dan wajah.

Indikasi lainnya adalah radang tenggorokan karena infeksi kuman streptokokus. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak berusia 7 tahun atau lebih. Pada anak usia 4 tahun hanya 15 persen yang mengalami radang tenggorokan karena kuman ini. Penyakit yang lain yang harus mendapatkan antibiotika adalah infeksi saluran kemih dan penyakit tifus. Sebagian besar kasus penyakit pada anak yang berobat jalan penyebabnya adalah virus. Dengan kata lain seharusnya kemungkinan penggunaan antibiotika yang benar tidak besar atau mungkin hanya sekitar 10 - 15 persen penderita anak. Penyakit virus adalah penyakit yang termasuk "self limiting disease" atau penyakit yang sembuh sendiri dalam waktu 5 - 7 hari.

Sebagian besar penyakit infeksi diare, batuk, pilek dan panas penyebabnya adalah virus. Rekomendasi dan kampanye penyuluhan ke orangtua dan dokter yang telah dilakukan oleh kerjasama CDC dan AAP (American Academy of Pediatrics) memberikan pengertian yang benar tentang penggunaan antibiotika. Pilek, panas dan batuk adalah gejala dari infeksi pernapasan atas yang disebabkan virus. Perubahan warna dahak dan ingus berubah menjadi kental kuning, berlendir dan kehijauan adalah merupakan perjalanan klinis Infeksi Saluran Napas Atas karena virus, bukan merupakan indikasi antibiotika. Pemberian antibiotika tidak akan memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah infeksi tumpangan bakteri

2. Rawat inap rumah sakit
Seringkali seorang anak demam tinggi atau anak dengan kejang tetapi keadaan umumnya masih baik langsung diadviskan rawat inap di rumah sakit. Mungkin saja, indikasi rawat inap di rumah sakit kasus tersebut sudah tepat. Tetapi sebaliknya, banyak kasus yang seharus yang tidak memerlukan rawat inap dipaksakan masuk rumah sakit. Kadangkala tindakan berlebihan ini bukan hanya dilakukan dokter, tetapi juga dilakukan orangtua. Karena kecemasan yang berlebihan anak sakit demam tinggi sedikit atau muntah beberapa kali sudah memaksa dokter untuk dilakukan rawat inap.

Beberapa institusi sudah mengeluarkan rekomendasi indikasi kapan harus melakukan rawat inap bagi berbagai kasus penyakit. Tetapi batasan dan kriteria tersebut pada umumnya masih sangat luas dan menimbulkan berbagai interpretasi dan perdebatan. Dampak rawat inap yang tidak sesuai indikasi selain menghamburkan biaya yang besar juga berisiko mendapatkan infeksi nosokomial atau infeksi baru yang tertular di rumah sakit. Pada umumnya justru infeksi nosokomial lebih ganas kumannya daripada infeksi di luar rumah sakit.

3. Operasi amandel tonsilektomi
Operasi amandel atau tonsilektomi adalah tindakan yang paling sering dilakukan sepanjang asejarah operasi. Kontroversi tonsilektomi paling banyak dilaporkan dibandingkan operasi manapun. Tonsilektomi bila sesuai indikasi sangat perlu dan harus dilakukan. Tetapi, ternyata banyak kasus operasi amandel tidak sesuai indikasi. Seringkali orangtua bingung dalam menghadapi anak yang diadviskan untuk operasi amandel atau tonsilektomi. Bingung karena seringkali terjadi perbedaan pendapat antara beberapa dokter.

Pendapat dokter tertentu mengadviskan untuk menunda operasi karena berbagai alasan medis seperti masih belum ada indikasi mutlak. Tetapi sebaliknya, pendapat dokter tertentu untuk segera melakukan operasi amandel segera karena berbagai alasan medis yang lain.

Sebenarnya indkasi harus operasi menurut American Academy of Otolaringology Headneck Surgery (AAO) hanya 3 yaitu (1) Tonsil (amandel) yang besar hingga mengakibatkan gangguan pernafasan, nyeri telan yang berat, gangguan tidur atau sudah terjadi komplikasi penyakit-penyakit kardiopulmonal. (2) Abses peritonsiler (Peritonsillar abscess) yang tidak menunjukkan perbaikan dengan pengobatan. Dan pembesaran tonsil yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan wajah atau mulut yang terdokumentasi oleh dokter gigi bedah mulut.
(3) Tonsillitis yang dan mengakibatkan kejang demam.
(4) Tonsil yang diperkirakan memerlukan biopsi jaringan untuk menentukan gambaran patologis jaringan.

Indikasi relatif artinya dioperasi lebih baik tidak diporasi tidak masalah. Indikasinya adalah (1) Tonsilitis 3 kali atau lebih dalam satu tahun dan tidak menunjukkan respon sesuai harapan dengan pengobatan medikamentosa yang memadai. (2) Bau mulut atau bau nafas tak sedap yang menetap pada Tonsilitis kronis yang tidak menunjukkan perbaikan dengan pengobatan. (3) Tonsilitis kronis atau Tonsilitis berulang yang diduga sebagai carrier kuman Streptokokus yang tidak menunjukkan repon positif terhadap pengobatan dengan antibiotika. (4) Pembesaran tonsil di salah satu sisi (unilateral) yang dicurigai berhubungan dengan keganasan (neoplastik).

Alasan yang tidak benar yang dijadikan indikasi operasi seperti (1)Bila tidak operasi kecerdasan menurun. (2) Bila tidak dioperasi mengakibatkan sakit jantung dan sakit paru-paru. (3) Bila tidak di operasi maka oksigen ke otak berkurang anak jadi kurang konsentrasi dan kurang cerdas. (4) Atau indikasi operasi tidak benar lainnya karena gangguan pertumbuhan berat badan, kesullitan makan, gangguan bicara, gangguan tidur, bau mulut, enuresis (mengompol).

4. Operasi usus buntu

Penelitian di University of Washington menunjukkan, 16 persen operasi pemotongan usus buntu dilakukan pada pasien yang sebetulnya tidak membutuhkan. Radang usus buntu atau apendisitis memang berbahaya sehingga pada umumnya dokter tidak mau ambil risiko dan memilih secepatnya memotong bagian tubuh yang memang tidak jelas fungsinya tersebut.

Radang usus buntu bisa dikenali dengan pemeriksaan penunjang berupa USG, atau CT scan dan jumlah sel darah putih yang melampaui 10.000/mcL. Keluhan nyeri perut yang hebat sering didiagnosis usus buntu, padahal nyeri perut juga bisa terjadi pada berbagai kasus. Kadang overdiagnosis usus buntu sering terjadi karena gejala yang terjadi hampir sama kualitas nyeri dan lokasinya dengan gangguan lainnya. Kesalahan diagnosis usus buntu sering terjadi pada penderita alergi atau asma yang sebelumnya mempunyai riwayat kolik saat bayi, sering rewel saat usia di bawah usia 3 bulan atau nyeri perut berulang. Nyeri perut akan timbul pada pasien tersebut apabila terkena infeksi virus yang menyerang tubuh.

5. Operasi sectio

Operasi Sectio Caesaria tanpa indikasi termasuk intervensi medis yang paling sering. Berdasarkan survei global WHO yang dilakukan di 9 negara Asia pada tahun 2007 dan 2008, mencangkup Kamboja, China, Nepal, Filipina, Srilangka, Thailand, dan Vietnam. China menunjukan angka sectio caesarea tertinggi yaitu 46,2 persen dan mempunyai tindakan operasi tanpa indikasi terbesar yaitu 11,7 persen sedangkan Vietnam dengan angka 1 persen.

Penelitian yang pernah dilakukan di Jakarta pada tahun 2009 menunjukkan bahwa tindakan operasi tanpa indikasi pernah dilaporkan sebesar 13,9 persen. Dibanding persalinan vaginal spontan, maka persalinan operatif secara bermakna menyebabkan kematian maternal lebih tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat mortalitas maupun morbiditas maternal pada perempuan yang menjalani sectio caesarea tanpa indikasi.

Setiap tindakan operatif meningkatkan mortalitas maternal dan indeks morbiditas seperti transfusi darah, histerektomi (pengangkatan rahim), iligasi arteri iliaka interna, kematian, atau perawatan ICU jauh lebih besar dibanding persalinan spontan. Peningkatan ini terutama disebabkan tingginya perawatan ICU dan transfusi darah. Tidak ada kesalahan jika melakukan intervensi medik dengan adanya indikasi yang jelas, Tetapi jika masih menganggap bahwa operasi Caesar merupakan tindakan yang tidak berbahaya, maka masyarakat perlu disadarkan dengan bukti-bukti ini.

Dampak dan pencegahan
Kontroversi tentang intervensi berlebihan tindakan medis ini wajar terjadi dalam setiap keputusan dan tindakan dokter. Seringkali terjadi perbedaan pendapat karena setiap kasus berlatar belakang kondisi yang berbeda. Dalam melakukan tindakan medis, dokter harus selalu memakai indikasi medis dengan rujukan evidance base medicine (kejadian ilmiah berbasis bukti atau berdasar penelitian), kondisi pasien dan kepentingan pasien.

Menjadi tidak wajar apabila dalam tindakan medis bukan demi kepentingan pasien tetapi demi kepentingan individu, kepentingan rumah sakit atau kepentingan tertentu lainnya. Selain itu, intervensi medis berlebihan ini juga dapat disebabkan permintaan pasien meski tanpa indikasi dokter tetap melakukannya.

Seringkali kecemasan pasien yang berlebihan memaksa dokter untuk melakukan tindakan medis berlebihan bagi dirinya. Bila hal ini terjadi, sebaiknya dokter harus memberikan edukasi dampak buruk intervensi medis yang tidak sesuai indikasi. Bukannya malah meluluskan permintaan pasien padahal sudah mengetahui risiko dampakburuk yang bisa terjadi.

Dampak buruk pada intervensi medis yang berlebihan dan tidak sesuai indikasi ini dapat mengakibatkan kerugian atau pemborosan biaya yang luar biasa banyak. Dampak buruk lainnya adalah mengakibatkan morbiditas atau gangguan kesehatan baru lainnya yang sangat mengangggu. Bahkan, dampak buruk lainnya dapat meningktkan risiko mortalitas atau ancaman jiwa. Pencegahan terbaik agar tak terjadi intervensi medis yang berlebihan dan tidak sesuai indikasi adalah melakukan indikasi yang tepat saat akan melakukan intervensi medis. Bila berisiko mengalami intervensi berlebihan dan tak sesuai indikasi, sebaiknya penderita melakukan second opinion atau pendapat kedua kepada dokter lainnya.

http://health.kompas.com

5 Penyakit Anak Yang Perlu dan Tak Perlu Antibiotika

Pemberian antibiotika berlebihan tampaknya semakin meningkat dan semakin mengkhawatirkan. Pemberian antibiotika secara berlebihan atau irasional artinya penggunaan tidak benar, tidak tepat dan tidak sesuai dengan indikasi penyakitnya.

Sebenarnya permasalahan ini lebih dari dua puluh tahun lalu dihadapi oleh negara maju seperti Amerika Serikat. Namun saat ini di Indonesia masih mengalami dan masih menjadi masalah serius. Menurut penelitian US National Ambulatory Medical Care Survey, pada tahun 1989, setiap tahun sekitar 84% setiap tahun setiap anak mendapatkan antibiotika. Hasil lainnya didapatkan, 47,9 persen resep pada anak usia 0-4 tahun terdapat antibiotika.

Angka tersebut menurut perhitungan banyak ahli sebenarnya sudah cukup mencemaskan. Dalam tahun yang sama, juga ditemukan resistensi kuman yang cukup tinggi karena pemakaian antibiotika berlebihan tersebut. Di Amerika Serikat, karena upaya kampanye dan edukasi terus menerus terhadap masyarakat dan dokter ternyata dapat menurunkan penggunaan antibiotika secara drastis.

Proporsi anak usia 0 - 4 tahun yang mendapatkan antibiotika menurun dari 47,9 persen tahun 1996 menjadi 38,1 persen tahun 2000. Jumlah rata-rata antibiotika yang diresepkan menurun pada tahun 2000. Rata-rata pengeluaran biaya juga dapat ditekan cukup banyak, pada tahun 1996 sebesar 31,45 dollar AS menjadi 21,04 dollar AS per anak tahun 2000.

Di Indonesia belum ada data resmi tentang penggunaan antibiotika. Sehingga banyak pihak saat ini tidak khawatir dan sepertinya tidak bermasalah. Tetapi berdasarkan tingkat pendidikan atau pengetahuan masyarakat serta fakta yang ditemui sehari-hari, tampaknya pemakaian antibiotika di Indonesia jauh banyak dan lebih mencemaskan dan secara tidak langsung mencegah tubuh kita agar tidak terinfeksi bakteri jahat.

5 Indikasi Pemberian Antibiotika

1.    Indikasi yang tepat dan benar dalam pemberian antibiotika pada anak adalah bila penyebab infeksi tersebut adalah bakteri
. Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) indikasi pemberian antibiotika adalah bila batuk dan pilek berkelanjutan selama lebih 10 - 14 hari yang terjadi sepanjang hari (bukan hanya pada malam hari dan pagi hari). Batuk malam dan pagi hari biasanya berkaitan dengan alergi atau bukan lagi dalam fase infeksi dan tidak perlu antibiotika

2.   Bila terdapat gejala infeksi sinusitis akut yang berat seperti panas  lebih dari  39 derajat Celcius dengan cairan hidung purulen, nyeri, pembengkakan sekitar mata dan wajah. Pilihan pertama pengobatan antibiotika untuk kasus ini cukup dengan pemberian Amoxicillin, Amoxicillinm atau Clavulanate. Bila dalam 2 - 3 hari membaik pengobatan dapat dilanjutkan selama 7 hari setelah keluhan membaik atau biasanya selama 10 - 14 hari.

3.   Radang tenggorokan karena infeksi kuman streptokokus. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak berusia 7 tahun atau lebih. Pada anak usia 4 tahun hanya 15% yang mengalami radang tenggorokan karena kuman ini.

4.    Infeksi saluran kemih. Untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri biasanya dengan melakukan kultur darah atau urine. Apabila dicurigai adanya infeksi saluran kemih, dilakukan pemeriksaan kultur urine. Setelah beberapa hari akan diketahui bila ada infeksi bakteri berikut jenis dan sensitivitas terhadap antibiotika.

5.   Penyakit Tifus.
Untuk mengetahui penyakit tifus harus dilakukan pemeriksaan darah Widal dan kultur darah gal. Anak usia di bawah 5 tahun yang mengalami infeksi virus sering mengalami overdiagnosis penyakit Tifus. Sering terjadi kesalahan persepsi dalam pembacaan hasil laboratorium. Infeksi virus dengan peningkatan sedikit pemeriksaan nilai widal sudah divonis gejala tifus dan dihantam dengan antibiotika.

Kondisi yang tak perlu antibiotika

Rekomendasi dan penyuluhan kepada para orangtua dan dokter di Amerika Serikat telah dilakukan atas kerjasama CDC  dan AAP (American Academy of Pediatrics) sejak 10 tahun lalu.  Penyuluhan ini untuk memberikan pengertian yang benar tentang penggunaan antibiotika.

Di Indonesia, mitos dan kekeliruan masih banyak dianut sebagian dokter di Indonesia. Berikut adalah kondisi yang sebenarnya tak perlu menggunakan antibiotika.

1.   Pilek, panas dan batuk adalah gejala dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas yang disebabkan virus.

2.   Perubahan warna dahak dan ingus menjadi kental kuning, berlendir dan kehijauan adalah merupakan perjalanan klinis infeksi saluran napas atas karena virus, dan bukan merupakan indikasi antibiotika.

3.    Pemberian antibiotika tidak akan memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah infeksi tumpangan bakteri.

4.    Sebagian besar kasus penyakit pada anak yang berobat jalan penyebabnya adalah virus. Dengan kata lain, seharusnya kemungkinan penggunaan antibiotika yang benar tidak besar atau mungkin hanya sekitar 10 - 15% penderita anak. Penyakit virus adalah penyakit yang termasuk "self limiting disease" atau penyakit yang sembuh sendiri dalam waktu 5 - 7 hari.   Sebagian besar penyakit infeksi diare, batuk, pilek dan panas penyebabnya adalah virus.  Secara umum setiap anak akan mengalami 2 hingga 9 kali penyakit saluran napas karena virus. Sebaiknya jangan terlalu mudah mendiagnosis (overdiagnosis) sinusitis pada anak. Bila tidak terdapat komplikasi lainnya secara alamiah pilek, batuk dan pengeluaran cairan hidung akan menetap paling lama sampai 14 hari setelah gejala lainnya membaik

5.    Sebuah penelitian terhadap gejala pada 139 penderita pilek(flu) karena virus didapatkan bahwa pemberian antibiotik pada kelompok kontrol tidak memperbaiki cairan mucopurulent dari hidung. Antibiotika tidak efektif mengobati infeksi saluran napas atas dan tidak mencegah infeksi bakteri tumpangan. Sebagian besar infeksi saluran napas atas termasuk sinus paranasalis sangat jarang sekali terjadi komplikasi bakteri.

http://health.kompas.com

16 April 2013

Tanda-tanda Anak Punya Kecerdasan Tinggi

Di mata setiap orangtua, anak-anak mereka adalah anak cerdas dan jenius. Bagaimana tidak, setiap hari rasanya ada saja perkembangan kemampuan yang dimiliki anak. Entah itu dalam berbicara, menggambar, bernyanyi, atau mengutak-atik gadget.
Padahal kebanyakan anak baru bisa disebut jenius atau berbakat di usia sekolah. Meski begitu, ada beberapa tanda di usia dini yang bisa menunjukkan apakah si kecil memiliki kecerdasan tinggi.

Anak berusia 2-4 tahun mungkin saja merupakan anak yang berbakat jika ia menunjukkan tanda-tanda berikut ini:

- Memiliki talenta khusus, misalnya saja kemampuan artistik atau dalam hal angka. Misalnya saja, anak mampu menggambar sesuatu dengan sangat jelas atau bisa mengingat angka dengan mudah.

- Mencapai tonggak perkembangan (milestone) lebih awal dibanding teman seusianya.

- Kemampuan bahasa yang sangat baik, misalnya mampu berbicara dalam kalimat lengkap lebih awal dibanding teman sebayanya.

- Punya rasa ingin tahu yang tinggi dan tak pernah bosan mengajukan pertanyaan.

- Sangat aktif (meski bukan hiperaktif). Anak yang hiperaktif hanya memiliki rentang konsentrasi rendah, sementara anak yang berbakat mampu berkonsentrasi pada satu hal untuk waktu yang lama. Ia juga memiliki keinginan kuat pada hal yang menjadi ketertarikannya dan suka melakukan aktivitas sulit.

- Memiliki imajinasi yang jelas. Anak berbakat seringkali menciptakan teman imajiner.

- Mampu mengingat sesuatu dengan mudah dan menceritakan kembali apa yang ia pelajari dari buku, TV, atau film yang ditontonnya.

Tanda-tanda anak berbakat lainnya mungkin agak sulit dilihat. Ada beberapa anak berbakat yang sudah menyadari mereka "berbeda" dari rekan sebayanya. Hal itu bisa membuat mereka merasa terasing dan juga menjadi sasaran bullying.

Anak-anak yang jenius juga sering mengalami rasa frustasi karena mereka mampu berpikir lebih cepat dibanding apa yang bisa mereka ekspresikan, baik secara verbal maupun fisik.

Uji bakat

Meski orangtua kerap penasaran apakah anak mereka memiliki kecerdasan tinggi, kebanyakan anak tidak memperlukan uji bakat sebelum mereka masuk sekolah dasar.

Tetapi para ahli menyarankan agar anak dibawa berkonsultasi jika mereka tampak bosan atau menunjukkan gejala gangguan emosional, misalnya tampak cemas, menolak berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, atau sering mimpi buruk.

Untuk menguji tingkat kecerdasan (IQ) anak sudah bisa dilakukan sejak mereka berusia 3 tahun. Selain tes IQ bisa juga dilakukan tes bakat. Anak yang memiliki tingkat IQ 130 atau lebih dikategorikan sebagai anak jenius. Tingkat kecerdasan rata-rata adalah 85-115.

Tetapi harus dipahami bahwa saat ini IQ hanyalah salah satu faktor dari berbagai faktor lain sebelum menentukan apakah anak disebut berbakat.

http://health.kompas.com

12 April 2013

Lakukan 7 Kebiasaan Ini Agar Menjadi Wanita Sukses

Kesuksesan tentunya bisa diraih oleh siapapun, baik pria maupun wanita. Namun untuk meraih kesuksesan tersebut, harus dengan kedisiplinan dan kerja keras. Beberapa kebiasaan positif yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, semua wanita dapat menjadi seorang profesional yang sukses. Lantas, kebiasaan apa saja itu? Simak di sini, seperti dikutip dari She Knows.

1. Terorganisir & Bertanggung Jawab
Agar sukses berkarir, seorang wanita harus bisa terorganisir dalam menangani pekerjaan dan kehidupan rumah tangganya. Buatlah list untuk bisa memudahkan
Anda mengatur jadwal agar tidak ada hal penting yang terlupakan, seperti rapat dan sebagainya. Anda juga harus bisa berkomitmen dan bertanggung jawab pada list yang telah dibuat.

2. Bekerja dengan Pebisnis Profesional
Milikilah jaringan bisnis yang luas. Dengan begitu Anda dapat mengenal pebisnis lainnya sehingga membuat terjadinya transaksi bisnis yang menguntungkan bagi Anda dan partner bisnis Anda. Pebisnis profesional cenderung melakukan bisnis dengan seseorang yang telah mereka kenal dan percayai. Jadi, semakin banyak jaringan maka semakin banyak juga peluang bisnis dan pelajaran dari para profesional baik dalam bidang yang sama ataupun tidak.

3. Jadilah Orang yang Kreatif
Berpikirlah out of the box atau berbeda dari yang lainnya dalam hal kreativitas dan bisnis. Anda harus jujur pada diri sendiri dalam setiap situasi, maka segalanya menjadi mudah dan lancar.

4. Keuangan cerdas
Bijaklah dalam mengatur keuangan. Anda juga harus tahu bagaimana cara membelanjakan, menyimpan atau mengalokasikannya, baik untuk kehidupan rumah tangga atau bisnis. Bahkan jika Anda memiliki penasihat terpercaya, pastikan juga untuk ikut mengawasi keuangan Anda.

5. Jadilah Mentor untuk Diri Sendiri
Dalam aspek kehidupan ada yang datang dan pergi. Cobalah untuk bermurah hati pada diri sendiri. Tidak ada salahnya untuk menjadi mentor atau motivator untuk diri Anda, contohnya memiliki donasi tersendiri serta dukungan penuh untuk kegiatan atau tujuan hidup yang telah disukai dan dipilih.

6. Manjakan Diri Sendiri
Luangkan sedikit waktu setiap hari untuk memanjakan diri Anda, mislanya dengan pergi ke salon setelah bekerja atau hal lain yang dapat membuat Anda merasa lebih tenang dan santai. Waktu untuk diri sendiri sama pentingnya dengan waktu Anda dengan orang lain. Pertimbangkan pertemuan dengan orang lain yang dapat mengganggu waktu santai Anda.

7. Seimbang
Pertimbangkan apa yang paling penting dalam hidup Anda. Lalu buatlah list tentang hal-hal atau kegiatan yang Anda prioritaskan. Dan letakkan di bagian atas, kadang-kadang dalam hal ini dibutuhkan pemikiran sedikit perspektif yang jelas untuk mengetahui tujuan dan fokus dalam hidup.

sumber: http://wolipop.detik.com/

9 April 2013

"Quote" Inspiratif Margaret Thatcher

Margaret Thatcher banyak memberi inspirasi bagi siapa pun yang mengenal sosoknya. Kata-katanya tegas, dan menunjukkan dirinya layak dijuluki "Wanita Besi" (Iron Lady).

Sejak kecil, pemilik nama asli Margaret Hilda Roberts dikenal sebagai sosok yang keras, berdisiplin tinggi, dan sangat ambisius. Bahkan, saat usia sembilan tahun, dia sudah bisa memperlihatkan diri akan menjadi orang besar.

"Saya bukan beruntung. Saya memang layak juara," kata Thatcher saat menerima penghargaan karena prestasinya yang menonjol di sekolah.

Berikut kutipan lain Thatcher yang terkenal dan dicatat media:

"Butuh bertahun-tahun lagi—lebih lama dari usia saya—sampai nanti ada perempuan lain yang akan menjadi pimpinan partai atau perdana menteri," isi salah satu pidatonya pada tahun 1974.

"Biarkan anak-anak kita tumbuh tinggi, sebagian lebih tinggi dari yang lain kalau memang mereka mampu," diucapkan pada saat berpidato di Amerika Serikat tahun 1975.

"Saya punya kemampuan seorang perempuan untuk tetap menjalani pekerjaan dan terus melakukannya saat yang lain sudah menyerah dan kabur," kata Thatcher saat berpidato tahun 1975.

"Saya berdiri di hadapan Anda malam ini dengan gaun malam dari chiffon warna hijau, dengan riasan tipis di wajah, rambut bergelombang. Sang Wanita Besi dari Barat? Saya? Pejuang perang dingin? Tidak apa-apa kalau memang itu tafsiran orang tentang bagaimana saya mempertahankan nilai-nilai dan kebebasan fundamental dalam hidup kita," katanya tegas dalam pidato tahun 1976 setelah Kremlin menjulukinya sebagai Sang Wanita Besi.

Terhadap mereka yang kerap mencibir dan mengajukan kritik, Thatcher juga tak ambil peduli.

"Saya suka argumen, saya suka berdebat. Saya memang tidak mengharap orang lain cuma duduk saja dan setuju dengan semua sikap saya, itu bukan tugas mereka," katanya dalam sebuah wawancara pada tahun 1980.

 http://female.kompas.com

Belajar Kepemimpinan dari Margaret Thatcher

Margaret Thatcher bukan hanya menjadi sosok perdana menteri perempuan terlama di Inggris, tapi juga menjadi ikon women power di dunia. Gaya kepemimpinan dan kemampuannya menduduki kepala pemerintahan Inggris memberi inspirasi pada banyak perempuan yang menempati posisi puncak di perusahaan. Berikut beberapa gaya kepemimpinan sang Iron Lady yang bisa dicontoh oleh para atasan perempuan.

1. Berani buat perbedaan

Keinginan Margaret untuk membuat perbedaan terbentuk dari hubungan yang kuat dengan ayahnya. Sejak kecil, ia sudah membantu ayahnya untuk mengelola toko kelontong. Ia pun bertekad untuk bisa kuliah di Oxford dan membantu ekonomi keluarganya dengan mencari pekerjaan yang layak untuk keluarganya.

Kehidupannya yang keras, dengan menjadi tulang punggung keluarga ini membuatnya kuat untuk menghadapi segala tantangan untuk bekerja di dunia pria yang keras dan dominan dari politik Inggris. Kekuatan inilah yang membuatnya berani membuat berbagai perbedaan dalam dunia politik, berani mengungkapkan pikiran, dan akhirnya menjadi perdana menteri perempuan Inggris pertama dan terlama.

2. Berjuang menyeimbangkan keluarga dan karier
Sebagai perempuan, kehidupannya tak bisa dilepaskan dari perannya sebagai istri. Seperti yang digambarkan oleh Meryl Streep dalam film Iron Lady, Margaret merasa bosan karena ia seperti dihadapkan pada dua dunia yang sangat disukainya, yaitu politik dan keluarga.

Semasa hidupnya, ia melakukan pencarian untuk relevansi hidup bahwa ia harus merelakan kehidupan pribadinya sedikit terbengkalai. Sesekali ia merasakan kehidupannya menegang dengan suami dan anak kembarnya. Satu hal pasti yang disadari Margaret adalah setiap perempuan yang berkarier pasti dihadapkan pada dilema tersebut, dan Anda harus mencari cara untuk menyeimbangkan kedua dunia ini agar berjalan beriringan.

3. Kekuasaan Anda tidak tak terbatas
Meski menjabat sebagai perdana menteri, kekuasaan Margaret tidak tak terbatas. Sebagai manusia, ia juga memiliki kesalahan karena terlalu keras dan tegas selama masa pemerintahannya. Jangan lupa bahwa sebagai atasan, Anda pun tidak akan bisa berbuat apa pun tanpa bantuan anak buah. Pahamilah bahwa bawahan Anda juga memiliki perasaan dan juga punya kekuatan untuk menggulingkan Anda.

Setelah menjabat sebagai perdana menteri dalam waktu yang cukup lama, ia digulingkan oleh anggota partainya sendiri yang merasa lelah karena gaya manajemennya yang single minded (mengatur semuanya sendiri).

4. Jangan terlalu percaya diri

Pemimpin yang sukses adalah yang percaya pada kemampuan mereka untuk membuat perbedaan positif. Percaya diri dalam mengerjakan berbagai tugas memang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan. Namun, menaruh kepercayaan yang terlalu tinggi kepada diri sendiri akan menyebabkan arogansi, kesombongan, dan kehancuran diri.

http://female.kompas.com

8 April 2013

New Beginnings


“I make known the end from the beginning, from ancient times, what is still to come . . .”   -Isaiah 46:10

New beginnings often feel great.  Filled with excitement and relief, we get to leave the past behind and enter into a new season with great anticipation, hope and promise, with a new vision.  Job promotions, weddings and childbirths are prominent examples. 

 But for some, beginnings can feel treacherous.  Letting go of comfortable, established relationships—colleagues, family members, homes and jobs—can force us to confront anxiety, uncertainty and even fear of the unknown.

 As in all new seasons, our only certainty and security is found in God.  To Him, we must cling as we journey forth over every hill and valley ahead.

Consider Joseph.

Joseph’s young life began just prior to God setting him and his family free on a new beginning back to their native land (Gen. 30:25, 31:3).  Highly favored by both his Heavenly and earthly fathers, and hated and betrayed by his brothers, Joseph was eventually sold to a caravan of Ishmaelites, which began his journey to Egypt (Gen. 37:27).  Once there, he was resold to Potiphar, where he began a journey of slavery (Gen. 37:36).

In the beginning of Joseph’s enslavement, Potiphar saw God’s favor upon him and placed him in the highest position over his household and all his possessions (Gen. 39:3-4). 

Even when Potiphar’s wife betrayed Joseph, which began his prison term, the warden took notice of God’s favor upon him, putting Joseph in charge of other prisoners right at the outset (Gen. 39:23).

And immediately after interpreting Pharoh’s dream, Joseph was placed in charge over Egypt (Gen. 41:43).  In the beginning of his new position of authority, he also began a marriage journey.  Then a travel journey over Egypt.  And then a journey of parenting.

Holding onto God from the beginning and throughout, Joseph forgot all his troubles and became fruitful in the land of his suffering (Gen. 41:51-52).  Coming full circle, Joseph was able to feed the very brothers who betrayed him, sustaining their lives.

No matter what his circumstances, Joseph was blessed from every beginning.  Determined to do the right thing, he handled his journeys with kindness, obedience, longsuffering, trust and patience.  He was tested and refined.  Crafted and fired, he emerged an overseer of a nation, blessing those who persecuted him.  Holding tight to his faithful God along the way, Joseph was consistently promoted and rewarded.

Only through obedience to God can we maintain divine favor from beginning to end amid our circumstances.  God is the Alpha and the Omega (Rev. 21:6).  It’s simply a matter of whether we will cooperate His way along the way, even if it seems that so many of our new beginnings occur after a catalyst of discord.

If you find yourself in the starting blocks of a new beginning, placed there by God, choose to trust Him no matter what.  Know that He has purposed your journey, that He is in control and that He has a plan, even if a catalyst of chaos, betrayal and despair try to overtake you.  If you remain obedient to God, you will see His purposes and blessings unfold and receive all the abundance and reward that He has for you, ultimately forgetting all the injustices that occur along the way.


www.godsloveatwork.com

7 April 2013

The Right Words

"Like apples of gold in settings of silver Is a word spoken in right circumstances." Proverbs 25:11 (NASB)

Church receptionists are powerful people. Just think about it. If your church's receptionist is a godly woman, the congregation, visitors and callers benefit from her kindness, wisdom and patience.

But if she gossips ... gracious! Think how a lack of discernment, wicked words and malicious intent can spread. One person in a powerful position can poison the entire church.
Mona, the receptionist at my church, always used her position for good. Situated at a desk at the entrance of the main office, she greeted every person walking through the door and answered each phone call personally. Mona was known not only as a wonderful receptionist, but as a godly woman.

When I was a young woman in a leadership position, I was advised to seek out Mona as a mentor. It wasn't long until the tapestried bench in front of her desk became one of my favorite spots. I poured out my heart for the women of our church, and Mona joined me both to pray and to recruit the older women. I approached her with problems, and she helped me find wise solutions. I cried when my feelings were hurt and she urged me, "Beloved, run to Jesus!"

I learned so many important lessons sitting on the bench in our church's office, but the most important one was modeled rather than taught aloud.
I've always lamented that if we were given the life verse most fitting our untransformed self, mine would be Proverbs 10:19a"Too much talk leads to sin" ... tattooed on my forehead. Mona taught me (a woman who struggles with an abundance of words) to be wise and discerning with words.
Mona modeled discretion when my careless words abounded.
I talked and talked, but watched as Mona listened carefully to everyone.
Mona prayerfully paused before speaking, while I spoke without thinking.
I voiced my own thoughts but responded in awe as Mona often spoke directly from God's Word.

As time went by, I prayed and worked to emulate my mentor. Although I still wrestled with overusing words, I became much more sensitive to their power. I tried to follow Mona's godly example by using words carefully, stopping the constant flow of chatter and re-directing potentially negative conversation to be God-honoring.
Several years passed, and I thought about Mona's life-changing influence as I packed for a move. Before I left for our new town, I wanted to find a gift to thank her for all the hours she had poured into me. I looked and looked for the perfect memento, until suddenly my eyes lit on a metallic, silver and gold apple pendant.

Immediately, I thought of the verse which often came to mind when thinking of Mona, "Like apples of gold in settings of silver Is a word spoken in right circumstances" (Proverbs 25:11 NASB). Wise words are valuable and precious, lovely and uncommon. I purchased the pendant, wrapped it carefully and took it to the church.
As I gave Mona her gift, my eyes welled while thanking her. Without even knowing, she had taught me the priceless lesson of the beauty of well-chosen words. I pray I am doing the same for others in my life.

Dear Lord, refine my words until they become lovely, pleasing to You, and uplifting to the people around me. Please help me stop words in mid-breath that dishonor You and tear down others. This transformation isn't easy, so I plead for Your power at work in me to change me. In Jesus' Name, Amen.

Reflect and Respond:
How are you doing with words? Make a point to listen to yourself today.
Thank a friend who is wise with her words and start to take note and learn from her.

Power Verses:
Proverbs 10:19-20, "Sin is not ended by multiplying words, but the prudent hold their tongues. The tongue of the righteous is choice silver, but the heart of the wicked is of little value." (NIV)
James 3:2, "We all stumble in many ways. Anyone who is never at fault in what they say is perfect, able to keep their whole body in check." (NIV)

http://www.crosswalk.com

Ayo, Biasakan Anak untuk Sarapan

Anak sulit berkonsentrasi dan sering mengantuk di kelas bisa disebabkan asupan gizi yang kurang. Karena itu, sebaiknya anak dibiasakan untuk sarapan sebelum berangkat sekolah.

Sarapan bukan hanya menjadi bekal energi bagi aktivitas anak, tetapi sarapan secara teratur juga bisa mencegah kegemukan. Anak yang rutin sarapan pada umumnya bisa menjaga porsi makannya saat makan siang. Perut kosong karena tidak sarapan juga mendorong anak untuk jajan sembarangan.

Selama tidur, keadaan tubuh seperti saat sedang berpuasa, kadar glukosa turun. Setelah bangun, anak langsung memulai berbagai aktivitas yang tentunya membutuhkan energi.

"Anak membutuhkan asupan untuk berbagai aktivitas harian, mulai dari gerak kasar sampai berpikir. Tanpa sarapan, kebutuhan tubuh akan energi tak akan cukup," kata dr Soedjatmiko Sp A, dalam acara media edukasi bertajuk "Masa Depan Besar Berawal dari Sarapan" di Jakarta beberapa waktu lalu.

Kebutuhan kalori anak berusia 7-13 tahun sekitar 1.500 - 2.000 kalori setiap hari. Sarapan yang baik mampu memenuhi kebutuhan gizi 15-25 persen dari kebutuhan harian. Makanan yang dikonsumsi juga harus cukup serat, rendah lemak, dan mengandung karbohidrat kompleks.

"Selain sarapan, nanti di antara waktu makan siang harus ada camilan selingan, misalnya kue arem-arem, kroket daging, lemper, dan bisa ditambah satu susu kotak,"  katanya.

Nnamun, sayangnya, masih banyak anak Indonesia yang tidak sarapan. Bagi orangtua, khususnya ibu, masalah utama adalah sulitnya membangunkan anak dari tidurnya untuk sarapan, sulit mengajak anak sarapan, hingga khawatir anak terlambat sekolah.

Jika anak terbiasa tidak sarapan, lama-kelamaan kualitas tumbuh kembang anak menjadi lebih rendah dibanding anak yang gizinya cukup.

"Anak yang sarapan memiliki konsentrasi lebih baik di sekolah, lebih baik stamina dan status gizinya. Kebiasaan tidak sarapan akan membuat anak kehilangan masa depan yang besar," kata Prof Hardinsyah dari Departemen Gizi Masyarakat IPB.

Psikolog Roslina Verauli juga mengungkapkan, membiasakan sarapan pada anak-anak merupakan investasi jangka panjang yang dapat menciptakan generasi tangguh.

"Anak jadi lebih disiplin dan teratur, serta punya emosi yang terkendali karena selalu merasakan momen kebersamaan dalam keluarga," katanya.

http://health.kompas.com

Rajin Makan Pisang Cegah Stroke

Pola makan yang sehat wajib kita jalani jika ingin terhindar dari berbagai penyakit. Berkaitan dengan hal tersebut, para ahli merekomendasikan kita untuk rutin makan pisang dan mengurangi keripik untuk mencegah stroke.

Pisang merupakan buah yang kaya kandungan potasium. Satu buah pisang rata-rata mengandung 420 mg. Potasium berperan dalam menurunkan tekanan darah. Sedangkan keripik mengandung banyak garam yang dapat menaikan tekanan darah. Itu sebabnya kombinasi kedua hal tersebut sangat disarankan jika tak ingin terkena stroke.

Sebuah studi menemukan orang yang cukup asupan potasium memiliki risiko stroke 24 persen lebih kecil. Meski begitu sebelumnya para peneliti menemukan bahwa konsumsi potasium pada orang tua dapat berbahaya karena menyebabkan  penurunan fungsi ginjal sehingga tidak dapat menghilangkan sisa-sisa potasium dari darah.

Namun hal tersebut dibantah lewat penelitian terbaru yang menunjukkan potasium tidak berpengaruh negatif terhadap fungsi ginjal. Para peneliti menyebutkan ada bukti sangat kuat bahwa rutin mengonsumsi makanan sumber potasium berdampak sangat positif bagi mereka yang menderita hipertensi.

Para peneliti menganalisa 128.000 orang hingga lebih dari 33 kali percobaan. Mereka menemukan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak mineral, misalnya rajin makan pisang, aman untuk setiap orang. Asupan potasium yang disarankan perhari adalah tidak lebih dari 3.500 mg.

Studi lain menemukan bahwa mengurangi asupan garam dalam empat minggu atau lebih secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah. Pada akhirnya hal itu dapat menurunkan risiko stroke dan serangan jantung.

Dr. Clare Walton dari Stroke Association mengatakan diet yang sehat merupakan kunci dari mengatur risiko stroke. "Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko terbesar untuk stroke. Mengubah pola makan menjadi lebih sehat dapat menjaga tekanan darah tetap terkontrol," katanya.


Sumber :
Editor :
Lusia Kus Anna

IQ Bukan Satu-satunya Penentu Kesuksesan

Berapa IQ Anda? Seberapa penting ukuran IQ ini bagi Anda?
Sebuah perusahaan mengandalkan “kecerdasan” atau IQ karyawan sebagai persyaratan kaku dalam proses promosi. Seorang supervisor harus punya IQ minimal tertentu, dan untuk menjadi manager IQ-nya harus lebih tinggi lagi. Beberapa atasan protes, sebab melihat kenyataan di lapangan yang tidak selalu relevan dengan ukuran IQ tadi.
Sementara pembuat kebijakan tetap pada prinsip bahwa para calon eksekutif yang dituntut melakukan problem solving dan menyusun strategi memang perlu ber-IQ tinggi. Para pembuat kebijakan ini berkomentar, “Bila tidak ber-IQ tinggi, nanti top manajemen kita hanya terdiri dari orang-orang yang terlalu operasional”.

Di zaman modern ini, di mana tuntutan kompetensi makin beragam, kita terus bertanya-tanya, seberapa tinggi sebetulnya korelasi IQ dengan kemampuan membuat strategi perusahaan, problem solving dan kreativitas?
Banyak orang berpikir bahwa individu dengan IQ tinggi adalah orang yang smart. Meskipun ada yang terlihat culun dan  telmi alias “telat mikir”, namun angka IQ tinggi kerap membuatnya tetap dianggap “smart” oleh lingkungan sekitar.

Pertanyaannya, apakah orang seperti ini bisa menjamin pengambilan keputusan  yang benar-benar “cemerlang”, jago melakukan inovasi dan terobosan? Apakah individu seperti ini bisa masuk dalam suasana berpikir yang membutuhkan common sense dan streetsmartness yang merupakan hal kritikal, terutama di level manajemen atas? Mungkin ini sebabnya orang sering bersikap skeptis mengenai IQ?
Pengukuran IQ tentu tidak salah, penggunaannya sebagai parameter juga tidak salah. Berbagai riset jelas menunjukkan IQ punya peran signifikan terhadap kinerja individu di tempat kerja. Namun demikian, kita memang perlu berhati-hati dalam melakukan interpretasinya. IQ mengukur kemampuan general untuk memecahkan masalah.

Namun, kemampuan kognitif yang dibutuhkan di tempat kerja, tidak sekadar kemampuan general saja. Di tempat kerja, justru pencarian dan perolehan informasi baru, mengambil pelajaran dari kegagalan, menemukan jalan keluar unik, serta kreativitas menciptakan terobosanlah yang semakin menjadi hal kritikal. Di sini kita segera melihat ada batasan kemampuan yang diukur IQ, karena untuk melakukan itu semua, individu perlu mengerahkan kemampuannya secara menyeluruh.
Dunia kerja kita sekarang menuntut individu menunjukkan kemampuan untuk melepaskan diri dari kekakuan rumus-rumus, logika statis, dan juga mempersyaratkan "think outside the box”. Artinya, cara individu memproses inteligensinya juga berpengaruh terhadap kinerja kognitifnya. Itu sebabnya, jangan heran bila sebuah studi terhadap para pimpinan perusahaan menemukan angka IQ mereka tidak hebat-hebat amat, sementara para direksi ini nyata-nyata berkinerja sangat cemerlang.
Jadi, memanfaatkan pengukuran IQ saja sebagai satu-satunya penentu keberhasilan kinerja kognitif memang perlu kita tinjau kembali, karena ternyata dalam perkembangannya orang bisa meningkatkan kemampuan berpikirnya, dengan ukuran IQ yang tetap segitu saja.

Mengencerkan InteligensiAlbert Einstein mengatakan bahwa individu perlu menajamkan instingnya, bila menginginkan hasil yang optimal. Jadi IQ dihidupkan dan dikembangkan, tidak bisa berkembang dengan sendirinya.
Dalam sejarah, kita pasti bisa menyaksikan betapa para jenius ini tidak henti-hentinya mencari informasi baru. Hal ini menyebabkan tidak sekadar mindset yang berubah, tetapi jumlah sambungan neuron dalam otakpun bertambah, karena ia perlu mengkaitkan informasi baru dengan yang sudah ada. Jadi orang dengan IQ "biasa" pun bisa dan harus mengadaptasi sikap “Be an "Einstein"’.
Orang yang berotak encer adalah orang yang dengan mudah menyerap informasi baru, menyusunnya di dalam memori, dan menggunakannya sebagai dasar pemecahan masalah terkini yang sedang ia hadapi. Hasil pengalaman ini kemudian digunakannya lagi untuk menghadapi masalah baru lagi.
Kegiatan mengencerkan inteligensi ini bisa dilatih. Di lingkungan kerja, di mana brainstorming dijadikan rutinitas dan dianggap penting, mau tidak mau orang bersiap untuk menerima  dan mengolah informasi baru. Seperti latihan dalam olah aga, daya pikirpun bisa dilatih: “The more you train, the more you gain”. Untuk itu, belajarlah alat musik baru, kunjungilah pameran dan museum, bacalah penemuan penemuan science terbaru. Jadilah “knowledge junkie”.
Hal yang sering tidak kita kaitkan dengan kegiatan kognitif adalah kegiatan sosial. Media sosial seperti Twitter, Facebook, memungkinkan kita untuk terekspos dan mengenal orang lain. Pada saat berkomunikasi kita tentunya akan dihadapkan pada hal hal baru yang kita temukan di lingkungan sosial kita, sehingga mau tidak mau kita jadi terangsang untuk mengembangkan diri.

Sadar kognisiSaya mengenal seseorang yang skor IQ-nya berada di bawah rata-rata, namun begitu keras hatinya. Setelah menamatkan kuliah S1-nya, ia mengambil kursus programmer perangkat lunak yang canggih dan paling laku, memperbaiki nilai TOEFL-nya, sehingga sekarang menjadi programer yang langka dan berupah besar, jauh dari teman-temannya yang paling tidak ber IQ rata-rata. Hal ini lagi-lagi menjadi bukti bahwa kita memang tidak bisa sekadar mengandalkan angka IQ sebagai penentu kinerja kognitif seseorang.
Hal yang perlu kita waspadai adalah sikap mengistirahatkan otak atau malas berpikir. Meski punya IQ tinggi, namun bila tidak dilatih, akan membuat otak kita cepat berkarat. Contoh sederhana adalah sering kita mengetahui sesuatu tetapi lupa di mana kita bisa menggali memori kita. Jadi, kata atau nama itu seolah ada di ujung lidah tetapi tidak bisa diucapkan.
Ini tanda otak kita memerlukan alertness agar selalu bisa menyajikan memori yang tersimpan. Bila kita serius untuk menajamkan kemampuan kognitif kita, kita pun perlu berhati-hati dengan pemanjaan teknologi, misalnya penggunaan memori nomor telepon di ponsel yang menyebabkan kita tidak terbiasa menghapal nomer telepon lagi.

Selain itu, GPS yang semakin lama semakin friendly, menyebabkan kegiatan mapping di otak kita beristirahat. Perangkat lunak penerjemah, menyebabkan kita tidak berpikir keras untuk bertata bahasa yang baik, padahal bahasa adalah latihan otak yang sangat baik.
Kita perlu sadari bahwa orang yang berotak encer memiliki kebiasaan untuk terbuka dan mengosongkan pikirannya, sehingga ia semakin trampil mencari informasi. Sementara, orang yang mandeg, merasa nyaman-nyaman saja dan merasa sudah tahu segalanya.

(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)
http://www.kompaskarier.com

6 April 2013

With Love, A Letter to My Children

The wisdom and self-acceptance that comes with growing older and having a family is a gift. The gift of seeing beautiful imperfections in the mirror instead of physical flaws.
Or the gift of knowing that without disappointments or failures you wouldn’t have found the inspiration to better yourself.
Aging means we’ve just acquired more tools that help us learn how to respond to life and take care of others. Youthful mistakes, heartbreak, failures and disappointments are rites of passage that not only help shape who we are as individuals but also who we are as parents.
When we think about what we’d write in a letter to our younger selves, we often think about what we’d tell our children. When you really reflect, you realize you’d rather teach your children, rather than change your younger self.

In a letter to my children, I wish for you to…

Thirst for Knowledge

Whether you’re in first grade or completing grad school, keep learning and stay thirsty for knowledge. Like your faith and integrity, your knowledge and education is something that no one can take from you or use against you. You can never learn too much and you never finish learning. Intelligence will get you far in life, from getting a job to getting a date.

Accept Failure & Disappointment

If you failed, learn from it. If you’re disappointed, it will pass. Failure and disappointment build strength and character. Take my word for it when I say that you wouldn’t want to live a life that handed you everything you ever wanted.

Be Who You Are

As you make friends and go to school, nothing is going to feel more important than fitting in. You may and you may not. More than anything, I’ll want to protect your identity and never let anyone persuade you from being who you truly are. If the boy from your soccer team doesn’t invite you to his birthday party or if kids are cruel to you, you’re going to feel like world is against you. Amid feelings of loneliness or insecurity, you will find your place in this world that appreciates you for exactly who you are.

Save Money

Save your money because you’ll appreciate the ability to do so when you’re older. Life without materialism and the need for instant gratification will be a good life. Plus, if you put your money away for a rainy day, then you’ll be able to make the most of when it pours.

Be Kind & Compassionate

“Treat others as you wish to be treated.” Live by that and you’ll make no enemies.

Get Your Heart Broken

Fall in love hard. Get your heart helplessly broken. The ability to love and feel is a beautiful thing, and if your heart gets broken, it only means your human. As long as you’re breathing, your heart is alive and reparable, yet it will break over and over again. People will fall out of love. People will die. Life will go on.
What would you tell your children or to your younger self?

 http://www.jeremystatton.com

4 April 2013

The Amazing Calling of Being “Mom”

The other morning I woke up while my children were still sleeping and began to pray. I started thinking about my identity. What am I? Who am I? As I settled into my prayer time I began to rejoice at the thought that I am a mother. It is part of who I am. To my children it is my name: Mom.
The modern mom doesn’t always like to be identified as a mother. We are “liberated.” We have names and identities of much greater significance. Even the Christian mommy would prefer to keep her mom identity in check. “I am a Christian first and foremost,” we might say. This is so true and so good. We are first and foremost identified as united to Christ. He has redeemed us and therefore our identities are wrapped up in his righteousness. But this doesn’t mean we have to deny the significance of being a mother as we embrace who we are in Jesus.
Maybe what we need is not to shed our mommy title, rather see the true significance of it. One great example can be found in the biblical account of Timothy. Timothy was the son of a Jewish woman who was also a believer, Eunice, and a Greek father (Acts 16:1, 2). Though we don’t seem to know much about his father, we get some crucial information about his mother.
Timothy was a young pastor and Paul’s child in the faith (1 Timothy 1:2). Paul loved Timothy for his faithfulness to the sacred texts and his friendship (2 Timothy 3:15, 10–11). When everyone had abandoned Paul during his imprisonment in Rome, Timothy remained faithful to Paul through prayers and tears (2 Timothy 1:3–5). Paul was greatly affected by the ministry and love of his apprentice. And Paul attributes Timothy’s faith and character to his mother’s and his grandmother’s faithful witness.
Paul references the legacy of these women in two places. First we see it when he is thanking God for Timothy and his faith. He reminds him that his sincere faith dwelt first in his grandmother Lois and then his mother Eunice and he says, “now, I am sure, dwells in you as well,” (2 Timothy 1:5). Later on Paul encourages Timothy to stay strong in the Word, not being deceived, and under the persecution that surely comes from those who follow Christ (2 Timothy 3:12–14). And yet again he reminds him that he learned and firmly believed the Word from a young age, “from childhood” (2 Timothy 3:15).
Moms, this is very significant. Eunice and Lois invested in Timothy to teach him about God. The gospel was passed on to Timothy and from Timothy to other generations. And even more importantly, Timothy now enjoys the benefits of being with Christ, forever.
God has called us, Moms, to train up our children in the way they should go (Proverbs 22:6). There really couldn’t be a more significant calling than to pass on the legacy of our faith. The Great Commission applies to us, in our homes with our children. Our Christ-identity is to be poured out into the lives of our children. We don’t need to shed this God-given title of “Mom.” We are called to maximize what it means for the glory of Christ. We can embrace our role without grumbling and with the full assurance of God’s sovereign goodness. God promises that as we shine light into this world (and that includes our kids) we will know that our labor was not in vain (Philippians 2:12–16).
We may never know the significance of our Mommy-title this side of heaven, but we know Lois’ and Eunice’s and we know that generations of people have been saved as a result of their faithfulness to teach one.

http://www.desiringgod.org

Be Married or Be a Wife

How do you define a "chick flick"? My definition is that it's a movie women love and men are itching to turn off.
Chick flicks appeal to us because they are grown-up versions of fairy tales. As little girls, we read stories about how some plain girl becomes a dazzling princess and earns at first glance the undying devotion of a prince. Rescued from obscurity, she lives happily ever after.

This is the same storyline of every chick flick, but it's set in a big city (usually Manhattan) and the heroine's charms are her quirky personality and chutzpah. There's no fairy godmother to wave a wand, but there's always some sort of physical transformation to catch the eye of her prince. And in the end everything works out for the benefit of the heroine.
So why am I rambling on about chick flicks? It's because I think they color our perception of romance and marriage more than we know. The problem is that the heroine is forever the center of the story. All others are props to help her achieve her desires. In the good ole days, the movie ended with a wedding. In our post-modern culture, weddings are no longer the guaranteed ending, but some form of commitment is communicated.
Now let's think about our desire to be married. In fact, let's look at that phrase:  "be married." Isn't that how we always say it? "I want to be married." It's not very common for us to say, "I want to be a wife." We want to be the chosen one and to be the heroine of a chick-flick romance, but we rarely say we want to "be a wife." We chatter about changing our marital status, but it's far more sobering to say we want to undertake a role/position/responsibility.
To get a reality check, we must wipe away the pixie dust and study what the Bible says about this role we desire. Gaining God's perspective is one way we can be proactive about the goal of marriage. Though there are several good books on marriage that I can recommend – including "Feminine Appeal: Seven Virtues of a Godly Wife and Mother" by Carolyn Mahaney and "Love That Lasts: When Marriage Meets Grace" by Gary & Betsy Ricucci – they are additional study. Nothing replaces looking at God's Word itself.
The first passage we encounter about a wife is the well-known Genesis 2 account of the first marriage, between Adam and Eve. Adam definitely has that hallmark male reaction of every fairy tale and chick flick fed to us – "Bone of my bones! Flesh of my flesh!" And that's a good thing. It's good to be attracted to each other. But notice how the Bible goes on speaking where the typical romance story or fairy tale fades out. Instead of a nebulous statement of "living happily ever after," the Bible gives us something concrete to consider about marriage. Women aren't the center of the marriage, the object forever to be admired and applauded. God is at the center and there are two people He's created to reflect His image, one masculine and one feminine. The feminine creature is to reflect God in certain ways and the first way Scripture lists is as a helper:
The LORD God took the man and put him in the garden of Eden to work it and keep it. And the LORD God commanded the man, saying, "You may surely eat of every tree of the garden, but of the tree of the knowledge of good and evil you shall not eat, for in the day that you eat of it you shall surely die."
Then the LORD God said, "It is not good that the man should be alone; I will make him a helper fit for [or corresponding to] him." So out of the ground the LORD God formed every beast of the field and every bird of the heavens and brought them to the man to see what he would call them. And whatever the man called every living creature, that was its name. The man gave names to all livestock and to the birds of the heavens and to every beast of the field. But for Adam there was not found a helper fit for him. So the LORD God caused a deep sleep to fall upon the man, and while he slept took one of his ribs and closed up its place with flesh. And the rib that the LORD God had taken from the man he made into a woman and brought her to the man. Then the man said,

Carolyn McCulley, Author & Contributing Writer
http://www.crosswalk.com

3 April 2013

Dibully di Kantor? Hadapi dengan Cara Efektif Ini

Bully terjadi tidak hanya di sekolah saja, melainkan juga di kantor. Demi meraih kemenangan atau bisa tampil lebih menonjol di tempat kerja, banyak orang yang melakukan bully terhadap bawahannya, maupun sesama rekan kerja. Apakah Anda pernah atau sedang mengalaminya? Untuk bisa menghadapinya, sebaiknya lakukan enam cara efektif berikut ini, seperti dirangkum dari Savvy Sugar.

1. Dokumentasikan
Ketika Anda mengalami bully di tempat kerja, sebaiknya dokumentasikanlah. Catat waktu, tanggal dan peristiwa yang dialami. Lalu ketahuilah apakah saat itu ada saksi atau tidak yang melihatnya.

2. Jangan Lemah
Saat Anda merasa dibully oleh bos atau rekan kerja senior di kantor, sebaiknya jangan menunjukkan bahwa Anda lemah. Sebab, itu hanya akan memberikan peluang pada mereka untuk terus mengintimidasi Anda.

3. Ceritakan Pada Orang Terpercaya
Untuk mengatasi bully ini, sebaiknya Anda carilah orang terdekat dan terpercaya. Ceritalah padanya tentang masalah yang Anda hadapi. Cara ini bisa membantu meringankan beban Anda. Dengan begitu Anda bisa lebih kuat melalui masa-masa penuh tekanan tersebut. Biasanya orang terdekat juga akan membantu mencari solusinya.

4. Bicara dengan Si Tukang Bully
Akan leboih baik lagi bila Anda langsung berbicara pada atasan atau rekan kerja yang membully Anda. Tanyakanlah pada mereka maksud dan tujuannya mereka melakukan tindakan tersebut. Dengan melakukan cara ini, maka mereka akan tahu bahwa Anda bukanlah sosok pengecut yang dapat diperlakukan sesuka hati mereka.

5. Bicarakan dengan HRD
Apabila Anda tidak bisa memecahkan masalah ini secara personal, maka Anda bisa membicarakannya dengan pihak HRD. Bawalah semua bukti yang sudah Anda dokumentasikan tersebut. Beritahu pihak HRD tentang tindakan rekan kerja yang telah membully Anda.

6. Cari Pekerjaan Baru
Apabila semua usaha sudah dijalani dan gagal, pertimbangkanlah untuk mencari pekerjaan baru. Tanya kepada diri sendiri, apakah pekerjaan itu lebih penting dan berharga untuk dijalani ketimbang dengan kesehatan emosional Anda.

http://wolipop.detik.com

6 Faktor Ini Sepele, Tapi Bisa Buat Anda Kena Insomnia

Ada banyak penyebab orang sulit tidur di malam hari. Tidak selalu karena kelelahan atau terlalu banyak minuman berkafein. Hal-hal yang terbilang sepele saja bisa membuat kualitas tidur terganggu. Mulai dari tirai jendela yang terlalu tipis sampai menonton acara malam yang tidak tepat. Ini enam hal sepele yang mengakibatkan Anda tidak bisa tidur lelap, seperti dikutip dari Cosmopolitan USA.

1. Tirai Jendela Terlalu Pendek/Transparan
Jika tirai jendela terlalu pendek atau transparan, cahaya lampu dari luar akan masuk ke kamar tidur dan menyebabkan produksi melatonin dalam tubuh terganggu. Melatonin adalah hormon yang krusial dalam membuat Anda mengantuk dan tertidur. William C. Kohler, MD, direktur medis di Florida Sleep Institute menyarankan untuk mengganti tirai dengan material yang lebih tebal dan gelap agar cahaya tidak masuk.

2. Alarm Jam
Memasang alarm memang akan membantu Anda untuk bangun tepat pada waktunya. Tapi itu hanya akan membuat lebih sulit tidur, karena memasang alarm akan menggoda Anda untuk selalu mengecek waktu. Sudah cukupkah aku tidur? Berapa lama aku terlelap tadi? Apakah alarm-nya berfungsi? Hal-hal seperti itu akan membuat Anda lebih sulit relaks dan tertidur. Sebaiknya percayakan pada siklus tidur tubuh Anda. Apabila pola hidup sehat sudah dijalani, otomatis Anda akan mudah tertidur dan bangun dengan tubuh segar di keesokan paginya.

3. Nonton Film yang Mencekam
Ada beberapa orang yang baru bisa tidur sambil nonton TV. Jika itu juga Anda alami, tontonlah film-film bertema mellow dan alur ceritanya lambat seperti melodrama. Hindari film dan serial horror, thriller atau suspense seperti 'Walking Dead', 'True Blood', dan sejenisnya. Menurut Michael Breus, PhD, penulis 'The Sleep Doctor's Diet Plan', menonton sesuatu yang memicu adrenalin lebih dari 30 menit sebelum tidur akan membuat Anda sulit terlelap, meskipun acaranya sudah selesai.

4. Temperatur Ruangan yang Ekstrem
"Jika suhu ruangan terlalu panas atau dingin, tubuh akan memerintahkan Anda untuk waspada dengan tetap terjaga," ujar Breus. Temperatur ruangan yang ideal untuk bisa tidur nyenyak adalah 19 - 24 derajat Celcius. Namun bisa berbeda-beda tergantung tingkat kenyamanan individu. Pilihlah sprei dan selimut dari bahan katun agar terjadi sirkulasi udara dan menjaga suhu tetap nyaman saat tubuh Anda di bawah selimut. Jika ada kecenderungan suhu tubuh Anda suka naik saat tidur, kenakan piyama yang mudah menyerap dan mengeringkan keringat agar terasa tetap sejuk sepanjang malam.

5. Warna Dinding
Dinding kamar berwarna oranye terang atau biru elektrik bukan pilihan tepat jika Anda ingin cepat tidur. Sebaiknya gunakan warna yang lembut, sejuk atau netral yang secara alami menenangkan sistem syaraf. "Warna-warna mencolok gunanya untuk membuat Anda semangat dan berenergi. Jadi jika Anda dikelilingi warna merah, oranye, atau warna biru tertentu, Anda akan sulit tidur," tutur Breus.

6. Sinar dari Laptop, Smartphone atau Tablet
Sinar dari laptop, smartphone atau tablet akan menghalangi produksi melatonin sehingga membuat Anda terjaga. Jangan nyalakan smartphone, ipad, laptop atau gadget lainnya beberapa jam sebelum tidur. Jika tidak dapat menahan godaan untuk membaca e-book atau cek email, atur cahaya layar di gadget Anda dalam mode redup.

http://wolipop.detik.com

Makanan yang Dibutuhkan Si Kecil untuk Tumbuh Kembang Optimal

Anak-anak yang dalam masa tumbuh kembang memerlukan asupan makanan bergizi seimbang. Sebagai orangtua, sebaiknya Anda memperhatikan jenis makanan dan manfaat yang akan diserap tubuh anak. Menu apa saja yang harus ada dalam diet si buah hati setiap hari agar pertumbuhannya optimal? Ini dia, seperti dirangkum The Parents Zone.

1. Protein dan Serat
Pastikan anak Anda mendapat cukup asupan protein dan serat setiap harinya. Protein bermanfaat untuk perkembangan otak dan pertumbuhan sedangkan serat diperlukan untuk melancarkan sistem pencernaan. Protein banyak terkandung dalam telur, kacang-kacangan dan ikan. Sedangkan serat bisa didapatkan dalam gandum, sayur dan buah.

2. Buah dan Sayuran
Menurut para ahli, anak yang dalam masa pertumbuhan penting untuk mengonsumsi buah dan sayuran. Setidaknya lima porsi sayuran dan buah-buahan per hari. Atau variasikan bentuk buah dan sayuran jadi lebih menarik agar si kecil mau mengonsumsi buah dan sayur yang kaya akan serat.

3. Camilan Sehat
Camilan berupa selai kacang, keju, biskuit gandum serta yogurt rendah lemak juga berperan penting untuk perkembangan. Jauhkan anak dari camilan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans. Kenalkan pada makanan dengan lemak esensial seperti omega 3 dan 6 yang membantu pembentukan sel membran anak sehingga mampu menyerap nutrisi dengan baik.

4. Asupan Lemak
Di umur 2-3 tahun anak memerlukan 30% asupan lemak dari menu harian. Dari total 30 persen lemak yang dikonsumsi, sebaiknya tidak lebih dari 7 persen lemak adalah lemak jenuh (SAFA) dan 25 persen adalah lemak tak jenuh. Pada umur 4-8 tahun, memerlukan 25-35% asupan lemak. Sedangkan 25 persen dari lemak tidak jenuh tadi, 6-10 persen adalah lemak tak jenuh ganda (PUFA) dan 15 persen adalah lemak tidak jenuh tunggal (MUFA). PUFA dan MUFA penting untuk pertumbuhan.

5. Makanan Rumahan
Makanan yang diolah sendiri akan jauh lebih sehat, karena tidak menggunakan MSG dan bahan pengawet atau yang lebih parah bahan pewarna buatan beracun. Biasakan anak untuk makan makanan yang sudah disediakan di rumah yang diolah sendri. Usahakan agar si kecil tidak jajan sembarangan. Kebiasaan ini akan menghindarkan anak Anda dari penyakit dan menjaga kesehatan jangka panjang sang buah hati.

http://wolipop.detik.com

Jika Bertengkar dengan Kekasih dalam 4 Situasi Ini, Anda Lebih Baik Diam

Saat bertengkar, seringkali Anda terjebak dalam situasi yang karena kesalahan sekecil apapun, bisa berakibat putusnya hubungan. Membicarakan suatu persoalan dari hati ke hati memang sangat penting, tapi ada kalanya Anda harus menahan ego dan emosi untuk 'keluar' sebentar dari persoalan dengan tidak berkata apapun alias diam. Kapan trik 'diam itu emas' efektif dalam pertengkaran? Ini empat situasi yang harus dipahami, seperti dilansir Cosmopolitan USA.

1. Anda Berpotensi Mengeluarkan Kata-kata Kasar
Saat marah besar, orang cenderung meluapkan emosi secara berlebihan. Baik secara kontak fisik maupun ucapan kasar. Tapi perlu diketahui, melontarkan kata-kata kasar tidak akan menyelesaikan masalah malah membuatnya semakin buruk. Pasangan mungkin saja merasa sakit hati karena ucapan Anda. Apabila Anda merasa tidak bisa mengontrol emosi, diam adalah cara terbaik untuk menghindarinya. Menjauhlah dan jaga jarak dengan pasangan sampai bisa bicara dengan kepala dingin.

2. Anda Serius Marah
Jika Anda pasangan yang terbiasa berkomunikasi dengan baik setiap ada masalah, maka sikap diam bisa dilakukan apabila terjadi masalah yang sangat serius. Misalnya saja, ada kata-katanya yang menyakiti hati dan tidak bisa diterima saat bertengkar.

Mendiamkan pasangan akan mengirimkan pesan non-verbal bahwa Anda sungguh-sungguh kesal dan marah. Dengan begitu, dia akan mencoba mencari tahu letak kesalahannya dan berusaha memperbaikinya agar bisa berbicara lagi dengan Anda. Tapi ingat, trik ini hanya boleh dilakukan sesekali saja. Jangan saat setiap bertengkar karena bisa berbahaya bagi hubungan ke depannya.

3. Di Pesta Teman atau Tempat Umum
Apabila pasangan melakukan sesuatu yang tidak Anda sukai saat berada di pesta teman atau tempat umum, jangan langsung memarahi dan membentaknya. Diam saja dan jangan memancing pertengkaran di tengah keramaian. Menjadi pusat perhatian saat bertengkar tidak hanya membuat malu, tapi juga semakin memperparah masalah yang seharusnya sepele dan bisa diselesaikan secara singkat. Tahan emosi dan baru bicarakan ketika Anda dan pasangan hanya berdua.

4. Sedang Lelah
Sebaiknya jangan memperdebatkan suatu hal ketika Anda sedang lelah, karena berpotensi tinggi menyebabkan pertengkaran hebat. Anda juga lebih rentan bertingkah di luar kebiasaan normal. Jika kekasih yang memulai, menjauhlah dan katakan bahwa Anda perlu waktu istirahat agar bisa berpikir lebih jernih. Beri waktu bagi Anda berdua untuk menenangkan diri. Ketika fisik dan psikis sudah lebih membaik, baru mengangkatnya ke permukaan.

http://wolipop.detik.com

7 Tanda Anda Stres Berat

Sakit kepala hebat memang dikenal sebagai salah satu pertanda seseorang mengalami stres. Tapi apakah Anda tahu bahwa gejala lain seperti menstruasi yang menyiksa, sering lupa, dan gatal-gatal, juga bisa disebabkan oleh stres?
"Kecemasan dapat menyebabkan perubahan hormonal, kekebalan, dan otot Anda," jelas Bruce Rabin, MD, PhD, direktur medis dari University of Pittsburgh Medical Center Healthy Lifestyle Program. "Orang sering tak sadar perubahan yang terjadi dalam tubuhnya hingga berubah menjadi gejala yang tidak nyaman."
Ada tujuh tanda saat tubuh memberitahu bahwa Anda sudah berada di ambang stres, dan bagaimana menanganinya.
 
Pendarahan gusi
"Stres melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda, yang memungkinkan bakteri dalam mulut untuk berkembang biak lebih banyak (melewati batas yang bisa ditoleransi). Akibatnya terjadi iritasi gusi dan peradangan," kata Kimberly Harms A, DDS, penasehat konsumen untuk American Dental Association.
Solusi cepat: Sikat gigi dua kali sehari dan ditambah dengan melakukan flossing sehari sekali. Untuk perlindungan ekstra, gunakan obat kumur pembunuh bakteri. Anda juga dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dengan berolahraga secara teratur, cukup tidur, diet seimbang, dan mengasup multivitamin. Jika Anda berada di bawah stres berkepanjangan dan gusi Anda lebih sering berdarah, kunjungi dokter gigi tiga atau empat kali setahun untuk pemeriksaan.

Sering lupa
Hormon yang dilepaskan selama mengalami stres akut (berkepanjangan) dapat menekan memori jangka pendek Anda. Sebenarnya, efek ini biasanya hanya berlangsung sementara. Tetapi menurut Bruce McEwen, PhD, kepala laboratorium neuro-endocrinology di Rockefeller University, di New York City, sekaligus penulis buku The End of Stress As We Know It, stres kronis dapat mengubah struktur sel saraf dan hubungannya dengan otak. Perubahan ini yang akhirnya dapat menyebabkan gangguan mengingat nama atau arah.
Solusi cepat: Buat daftar hal yang harus Anda kerjakan, masukkan janji temu Anda dalam kalender dan tempatkan semua itu di tempat yang mudah diakses (smart phone, tablet, atau agenda yang selalu terselip di tas).  "Penelitian telah membuktikan bahwa reminder hanya efektif bila Anda sering membawanya," kata Daniel L. Schacter, PhD, profesor psikologi di Harvard University serta penulis The Seven Sins of Memory.

Nyeri haid
Perempuan yang sedang berada di bawah tekanan emosional tinggi, dua kali lebih mungkin mengalami nyeri haid yang parah, begitu menurut sebuah studi dari Harvard School of Public Health. "Stres menggandakan ketidaknyamanan yang sudah ada," jelas Diana Dell, MD, asisten profesor psikiatri di Duke University Medical Center di Durham, North Carolina. Senyawa kimia yang disebut prostaglandin menyebabkan kontraksi rahim dan kram, dan ketika Anda cemas, kram ini akan lebih terasa.
Solusi cepat: Untuk memblokir produksi prostaglandin, minum obat antiperadangan seperti ibuprofen atau naproxen satu atau dua hari sebelum Anda haid. Jika ini tidak membantu, mintalah resep pereda nyeri lain dari dokter. Penelitian menunjukkan bahwa akupunktur dan akupresur bulanan dapat mengurangi nyeri haid yang intens. Meletakkan bantal pemanas ke perut bagian bawah juga dapat meringankan ketidaknyamanan.

Mimpi buruk
Ketika pikiran Anda dipenuhi dengan kecemasan dan selalu merasa tegang, mimpi buruk akan sering datang, jelas Barry Krakow, MD, Direktur Medis dari Maimonides Sleep Arts and Sciences, Albuquerque, New Mexico.
Solusi cepat: Jadikan mimpi Anda sebagai psikoterapi gratis, cari petunjuk apa yang membuat Anda tegang, dan bagaimana menghadapinya. Fokus pada bagaimana perasaan Anda dalam mimpi. Jika Anda takut atau malu, pertimbangkan mengapa. Lalu tanyakan pada diri Anda apa yang membuat Anda merasakan hal yang sama dalam kehidupan nyata. 

Gatal-gatal
"Pada orang dewasa, stres merupakan salah satu penyebab paling umum dari gatal-gatal," kata John F. Romano, MD, asisten profesor dermatologi klinis di Weill Medical College of Cornell University di New York City. Kecemasan dapat menyebabkan pelepasan senyawa histamin, yang menyebabkan gatal-gatal. "Sayang, tidak ada cara untuk mengetahui apakah mereka disebabkan oleh reaksi alergi atau kecemasan," kata Romano.
Solusi cepat: Konsultasikan dengan dokter tentang apakah Anda harus menelan antihistamin atau obat antikecemasan selama periode stres, sebagai tindakan pencegahan. Romano merekomendasikan meminum antihistamin dan mengoleskan krim antigatal untuk meringankan ketidaknyamanan.

Sakit rahang
Banyak orang, baik saat sedang tidur atau terjaga, cenderung mengepalkan otot-otot rahang atau menggemeletukkan gigi ketika sedang merasa tegang, tertekan, atau stres.
Solusi cepat: Temui dokter gigi Anda. Sementara itu, perhatikan posisi rahang Anda sepanjang hari. "Harus selalu ada ruang kecil antara bagian atas dan gigi bawah (ketika Anda tidak mengunyah)," jelas Micah Sadigh, PhD, asisten profesor psikologi di Cedar Crest College di Allentown, Pennsylvania. Untuk merelaksasi rahang, buka mulut Anda dengan lembut hingga Anda dapat merasakan otot-otot rahang Anda, tetapi tanpa rasa sakit. Lalu ambil nafas dalam-dalam, dan ketika Anda mengembuskan nafas, biarkan rahang mengendur.

Sering kelelahan
Korban langsung dari stres adalah terhisap habisnya energi Anda. Menurut Monika Fleshner, PhD, profesor di departemen fisiologi integratif University of Colorado, ketika Anda stres, sistem kekebalan tubuh keliru menganggapnya sebagai infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan atau demam, yang memaksa Anda untuk beristirahat. Kecemasan juga dapat menyebabkan insomnia, yang dapat menyebabkan kelelahan.
“Bila Anda sedang tegang, Anda mungkin mudah terbangun dan sulit untuk tidur kembali,” jelas Richard Schwab, MD, Direktur University of Pennsylvania Sleep Disorders Center di Philadelphia.
Solusi cepat: Anda bisa mengurangi stres mental dengan membicarakannya. Curhat saja ke teman terpercaya atau menyisihkan 20 menit (tidak lebih) untuk menuliskan perasaan dan pikiran. Pilihan lain, berolahraga selama 20 - 30 menit untuk melepaskan hormon-hormon yang membuat Anda merasa senang. Kurangi juga kafein, agar tidak memperburuk gejala fisiologis kecemasan. Sebab, penelitian di Duke University Medical Center menemukan bahwa 500 miligram kafein setara dengan empat cangkir kopi, yang bisa meningkatkan tekanan darah Anda.


Sumber: fitnessmagazine/http://female.kompas.com

1 April 2013

Empat Belas Hal yang Membuat Hidup Anda Tidak Biasa

  1. Belajarlah tersenyum bila masalah datang.

  2. Tetap berpenampilan menarik meskipun dalam saat berpuasa.

  3. Tulus seperti merpati supaya jangan menipu, cerdik seperti ular supaya jangan ditipu (berhikmat).

  4. Boleh lupa dompet asal jangan lupa doa.

  5. Punyailah iman yang dapat melihat kesempatan dalam kesulitan dan bukan melihat kesulitan dalam kesempatan.

  6. Layanilah Tuhan dengan karunia yang Ia berikan karena banyak yang mampu (melayani) tetapi tidak mau, dan banyak yang mau tetapi tidak mampu.

  7. Jadikan persembahan Anda menjadi persembahan dan bukan penyesalan.

  8. Layanilah Tuhan dengan sukacita dan bukan dengan suka-suka.

  9. Pilihlah makanan Anda sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan.

  10. Jadilah Kristen yang kritis, tetapi jangan penuh kritik.

  11. Lebih baik engkau berdiam dan dikira orang bodoh daripada banyak bicara dan membuktikan engkau bodoh (Amsal 17:28).

  12. Jadikanlah Alkitab sebagai "Obat Kuat" dan bukan "Obat Tidur".

  13. Lakukanlah yang benar, bukan apa yang kamu rasa benar.

  14. Terimalah orang lain apa adanya, bukan "ada apanya".

Diambil dari:
Nama buletin : Gema Kalvari, Edisi 67/Mei - Juni 2006
Judul asli artikel : 14 Hal yang Membuat Hidup Saudara Tidak Biasa-Biasa
Penulis : Tidak dicantumkan
Halaman : 19