Prevalensi kegemukan pada anak terus meningkat. Kecenderungan anak
untuk menjadi gemuk sejatinya tidak terlepas dari peran dan pengaruh
orangtua yang mendampinginya.
Pakar fisiologi dan konsultan
kontrol berat badan dr. Grace Judio-Kahl menyarankan para orangtua lebih
peduli dengan asupan gizi anak. Bahkan orang tua perlu menjadi "polisi"
bagi apa yang dimakan oleh anak mereka.
"Anak tidak dapat
mengatur makanannya sendiri, yang harus mengaturnya adalah orang tua,"
katanya dalam konferensi pers peluncuran buku "Solusi Tanpa Stres untuk
Anak Gemuk" di Jakarta, Rabu (5/6/2013).
Grace mamaparkan,
prinsipnya orangtua perlu menanamkan pendirian hidup sehat dengan
memberikan anak makanan yang jumlah dan jenisnya sesuai dengan kebutuhan
anak. Selain itu, orangtua perlu memperhatikan batasan-batasan sejauh
mana mereka dapat memberikan toleransi makan kepada anak.
Menurut
Grace, ada tiga hal yang perlu orangtua perhatikan dalam memberikan
batasan-batasan makan bagi anak. Pertama, anak baru boleh makan makanan
yang sedikit tinggi kalori pada satu peristiwa yang spesial untuknya.
"Contohnya ketika anak ulang tahun, tidak mungkin orangtua melarangnya
makan kue ulang tahun dia sendiri," tuturnya.
Kedua yaitu pada
saat darurat, yaitu tidak ada pilihan makanan lain yang lebih sehat.
Misalnya, suatu hari pergi ke suatu tempat yang sulit mendapatkan
makanan sehat, yang ada hanya restoran makanan cepat saji. Dalam keadaan
darurat seperti itu, anak boleh saja memakan makanan yang berasal dari
restoran tersebut.
Ketiga yaitu sesuai dengan aktivitas yang anak
kerjakan. Apabila anak sudah melakukan aktivitas fisik yang melelahkan
dan membakar banyak kalori, anak boleh makan lebih banyak untuk
mengganti energi yang sudah ia keluarkan. "Maka inilah pentingnya
orangtua tahu perhitungan kalori dari berbagai jenis makanan," tegas
Grace.
Kendati demikian, psikolog anak dan keluarga Anna Surti
Ariani mengatakan, yang paling penting adalah mengubah kebiasaan pola
hidup keluarga yang notabene merupakan lingkungan yang paling dekat
dengan anak. Jika anak diharuskan mengubah pola makannya supaya menjadi
lebih sehat, maka orang di sekitarnya pun perlu mengubahnya pula.
"Jadikan
pola makan tidak sehat sebagai musuh bersama, maka masing-masing
anggota keluarga jadi bisa saling menguatkan satu sama lain untuk
menjalani pola hidup yang lebih sehat," tandasnya.
http://health.kompas.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar