Setelah menikah dan punya anak, orientasi perempuan berubah.
Konsentrasi perempuan beralih pada pasangan, anak dan keluarga. Menjadi
ibu juga merupakan pencapaian tersendiri bagi perempuan. Untuk menjalani
peran barunya ini, perempuan cenderung ingin menjadi supermom, selalu merasa tahu dan bisa mengatasi segala hal.
Demikian
hasil riset pasar Gramedia Majalah terhadap 3000 responden perempuan di
sembilan kota. Hasil riset yang terangkum dalam Indonesia's Hottest
Insight ini menyebutkan perempuan saat menjadi ibu selalu ingin
memastikan keluarganya aman.
Kebutuhan akan rasa aman itu
dipenuhi perempuan dengan melakukan kebiasaan baru yakni memasak, dalam
rangka memberikan makanan sehat berkualitas dan aman terutama untuk
anak-anak. Cara lainnya, perempuan juga semakin mengincar produk
asuransi untuk memproteksi keluarganya, termasuk asuransi pendidikan
anak. Asuransi memberikan rasa aman bagi perempuan kala menjadi ibu.
Riset
ini menunjukkan, perempuan mulai keranjingan memasak saat menjadi ibu
termasuk ibu bekerja. Bahkan perempuan yang selagi lajang tak pernah
memasak, mulai melakukan kebiasaan ini. Kebanyakan perempuan bekerja
usia 25-44 memasak setiap hari untuk menyajikan sarapan. Resep praktis
yang didapatkan dari majalah, tabloid, juga internet membantu perempuan,
terutama ibu bekerja untuk menyediakan sarapan atau hidangan harian
siap santap untuk keluarga.
Mengenai aktivitas memasak, riset ini
menyebutkan 60 persen ibu aktif memasak setiap hari. Sebanyak 71 persem
perempuan yang sudah menikah juga memasak setiap hari. Sementara
perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak usia sekolah, 73
persennya memasak setiap hari. Sebagian ibu, 57 persen, memasak
menggunakan bumbu instan. Yang terakhir ini biasanya dilakukan ibu
bekerja yang membutuhkan kepraktisan namun tetap dapat memenuhi
keinginannya menyediakan hidangan untuk keluarga.
Selain memasak
untuk memastikan diri dan keluarganya mendapatkan makanan sehat, kaum
ibu juga memenuhi kebutuhan rasa aman dari kepemilikan asuransi. Riset
yang sama menunjukkan, kepemilikan asuransi melonjak pada perempuan usia
25-29. Sebanyak 20 persen dari mereka memiliki asuransi jiwa dan
kesehatan, dan 18 persen memiliki asuransi pendidikan anak. Sementara
asuransi pendidikan mulai menjadi kebutuhan bagi perempuan usia 35-39.
Soal asuransi pendidikan, perempuan pun sangat terbuka dengan informasi
baru dan memperbaharui asuransi pendidikan anak, untuk memastikan anak
dan keluarganya aman.
"Mengenai kepemilikan asuransi, keputusan
ada di tangan perempuan, untuk memastikan semua aman dan baik-baik
karena orientasinya pada usia ini adalah saya, anak, dan pasangan,"
jelas Candra Widanarko, Group Publisher Women's Media dari Gramedia
Majalah, dalam paparannya mengenai hasil riset Indonesia's Hottest
Insight di Ballroom Hotel Mulia, Jakarta, beberapa waktu lalu.
sumber: KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar