Kehidupan pernikahan memang tak selalu indah dan mulus sesuai
harapan. Berbagai masalah kerap mewarnai kehidupan rumah tangga. Namun,
sebaiknya masalah ini tidak melunturkan semangat Anda dalam menjaga
keharmonisan rumah tangga bersama pasangan. Yakinlah bahwa Tuhan akan
memberi ujian dalam rumah tangga ini sebagai jalan untuk mempererat dan
menguatkan hubungan Anda dan pasangan.
Yesus mengajak Anda dan
pasangan untuk menyelami pesan-pesanNya, dan menguatkan hubungan
pernikahan Anda melalui pengorbananNya di kayu salib dan kebangkitanNya
saat Paskah.
1. Meneladani sikap YesusTiga
kejadian penting saat Paskah meliputi kematian, penguburan, dan
kebangkitan Kristus. Melalui Paskah, Yesus berusaha memberi contoh
kepada manusia bagaimana Anda harus setia dengan komitmen Anda terhadap
janji perkawinan. Bahwa kehidupan perkawinan yang bahagia, betapa pun
sulit untuk mewujudkannya, akan tercapai bila Anda berkomitmen untuk
saling membahagiakan pasangan. Kepercayaan yang teguh akan campur tangan
Tuhan, dan yakin akan ada suatu hal baik yang akan Anda terima
sesudahnya, akan membuat kehidupan rumah tangga Anda lebih terberkati.
Yesus mengajarkan untuk saling berempati, bersikap rendah hati, saling
memaafkan, dan saling menjadi berkat bagi pasangan.
2. Lebih bersabar menghadapi masalah
Menyatukan
dua jiwa dan kepribadian dalam satu ikatan pernikahan memang tak mudah.
Melalui Paskah, Yesus mengajak kita untuk lebih bersabar dalam masalah.
Melalui kematianNya di kayu salib, Kristus mengajarkan kita untuk
bersabar menunggu buah manis yang akan kita nikmati ketika kita bekerja
keras untuk mendapatkannya. Kesabaran dalam menjalani
kehidupan pernikahan juga akan menjadikan ikatan Anda dan pasangan
semakin kuat. Yesus sendiri harus bersabar menjalani penderitaan, dan
mati di salib terlebih dulu sebelum akhirnya bangkit dengan mulia.
Paskah mengajarkan kita untuk semakin dikuatkan dalam kesabaran, dan
pengharapan dalam menghadapi masalah di pernikahan.
3. Belajar saling memaafkan
Emosi
yang memuncak bisa membuat Anda dan pasangan jadi bertengkar hebat. Tak
jarang pula, pertengkaran akan berlangsung cukup lama dan menyisakan
rasa kesal. Jika Yesus saja bisa memaafkan orang yang menyiksa dan
membunuhNya, maka tak ada alasan bagi Anda untuk tidak memaafkan
pasangan yang Anda cintai. Kerelaan Yesus untuk mati dan tidak
mendendam, dan justru memaafkan orang-orang yang menyiksaNya, adalah
bukti bahwa Ia sungguh mencintai kita sekalipun kita punya kesalahan.
Sifat
inilah yang harus dicontoh oleh setiap pasangan. Ketika pasangan
melakukan hal-hal yang kurang baik kepada Anda, sebaiknya jangan
mendendam atau membalasnya dengan perbuatan yang sama. Sebaliknya,
doakan pasangan Anda supaya kemarahannya segera mereda. Berdoalah juga
agar Anda mampu memaafkannya dan melakukan introspeksi karena mungkin
saja Anda pun punya peran dalam membuatnya marah.
Bersikaplah
lebih rendah hati untuk bisa saling memaafkan satu sama lain. Masalah
terbesar dalam pernikahan adalah gengsi yang tinggi untuk meminta maaf,
dan memaafkan kesalahan pasangan. Anda selalu ingin minta dipahami,
namun sulit untuk memahami. Padahal tanpa sikap memaafkan, Anda tak bisa
menciptakan hubungan pernikahan yang bahagia, termasuk tak memiliki
hubungan yang baik dengan Tuhan.
Sumber: elevate your marriage/http://female.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar