Namun, simpang siurnya fakta tentang kanker payudara sering menyesatkan pemahaman wanita. Penyakit ini memang mengandung banyak mitos. Mengutip laman ABC News, berikut 10 mitos menyesatkan seputar kanker payudara.
Penyakit Genetik
Sebanyak 70 persen
penderita kanker payudara tak memiliki faktor risiko berupa hubungan
genetik. Namun, faktor keturunan memang ada. Jika kerabat tingkat
pertama (orang tua atau saudara kandung) menderita kanker payudara,
seseorang lebih berisiko dua kali lipat.
Bra Berkawat
Bra Berkawat
Mengenakan bra berkawat
tidak meningkatkan risiko kanker payudara. Tidak ada sistem limpatik
yang termampatkan dan racun yang terkumpul menumpuk karena kawat pada
bra.
Benjolan=Kanker
Benjolan=Kanker
Tak usah panik jika
menemukan benjolan di sekitar payudara. Itu tak selalu berarti kanker.
Bisa saja benjolan itu berupa kista. Namun, memang lebih baik memeriksakan temuan benjolan pada dokter agar dilakukan pemeriksaan menyeluruh.
Implan Payudara
Implan Payudara
Jika ada yang menyebutkan
implan payudara menyebabkan kanker, itu salah. Hanya saja, pemeriksaan
mammogram standar memang tak terlalu mempan pada wanita dengan implan
payudara. Jika menemukan benjolan, perlu diperiksa dengan tambahan sinar
X.
Dipengaruhi Deodoran
Dipengaruhi Deodoran
Penggunaan antiperspirant deodorant tak berhubungan dengan kanker payudara. Namun tetap saja, penelitian lebih lanjut masih diperlukan. Pasalnya, antiperspirant terkadang menggunakan paraben, bahan yang berhubungan dengan hormon estrogen.
Ukuran Payudara
Ukuran Payudara
Kanker tak ada
hubungannya dengan ukuran payudara. Bukan berarti ukuran payudara yang
lebih kecil lantas tak berisiko. Hanya saja, kanker pada wanita yang
berpayudara besar memang lebih sulit terdeteksi karena adanya timbunan
lemak.
Kafein
Kafein
Belum ada penelitian
medis apakah kafein meningkatkan risiko kanker payudara. Sejauh ini,
para ahli percaya tak ada hubungan antara dua hal itu.
Percaya Mammogram
Percaya Mammogram
Meskipun hasil pemeriksaan mammogram negatif, bukan berarti seseorang terlepas dari risiko kanker payudara. Penelitian membuktikan, mammogram punya kekeliruan 10-20 persen dalam mendeteksi kanker payudara. Maka, pemeriksaan klinis diperlukan.
Pelurus Rambut
Pelurus Rambut
Sebuah studi yang didanai National Cancer Institute
pada tahun 2007 menemukan adanya peningkatan risiko kanker payudara
pada pengguna pelurus rambut. Studi itu dilakukan pada wanita yang
menggunakan pelurus rambut tujuh kali dalam setahun, selama 20 tahun
atau lebih.
Aborsi
Aborsi dipercaya
mengganggu siklus hormon wanita. Padahal, kanker payudara berhubungan
erat dengan masalah hormon. Karena itulah, banyak penelitian dilakukan
untuk melihat keterkaitan keduanya. Namun, belum ada bukti bahwa aborsi
memengaruhi kanker payudara.Aborsi
sumber : http://life.viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar