12 Desember 2013

Makan Berantakan Tingkatkan Kemampuan Belajar Anak

Untuk anak balita, waktu makan tampaknya menjadi waktu bermain. Rasanya baru 5 menit Anda menempatkannya di kursi tinggi dan memberikan sepiring makanan. Lalu,  dalam sekejap makanannya sudah berpindah ke wajah, meja, dan bajunya. Si kecil pun tampak seperti lukisan abstrak!

Ini memang mengesalkan dan menguji kesabaran, apalagi saat ia tak sengaja melemparkan makanan ke wajah Anda. Jangan dulu marah atau langsung menyuapinya agar si kecil cepat menghabiskan makanan dan meja tidak kotor.

Menurut sebuah studi yang dilakukan di University of Iowa, semakin sering anak Anda melakukan hal ini (makan berantakan), semakin banyak ia belajar.

Penelitian ini dilakukan terhadap 74 balita berusia 16 bulan. Mereka diharuskan mengonsumsi 14 makanan non-padat, seperti saus apel, puding, jus, dan sup. Beberapa anak didudukkan di sebuah kursi tinggi dan beberapa balita lainnya tidak. Balita-balita ini kemudian dikenalkan dengan kata-kata seperti "dax" dan "kiv". Semenit kemudian, balita diminta mengindentifikasi makanan yang sama dalam berbagai ukuran dan bentuk.

Penelitian ini membuktikan bahwa anak yang berani kotor, sering duduk di kursi tinggi (baby chair), dan belajar makan sendiri meski berantakan akan belajar lebih banyak kata-kata dibanding yang tidak. Mereka disinyalir juga menjadi anak yang lebih cepat belajar dalam jangka panjang.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Developmental Science menyimpulkan, balita yang bermain dengan makanan mereka, terutama yang lengket, lembek, dan sedikit cair, akan lebih pintar.

Para peneliti menemukan bahwa balita yang sering makan berantakan akan mempelajari makanan melalui semua indera mereka, seperti peraba, pengecap, perasa, dan sensorik (untuk melempar). Balita ini tidak hanya mengandalkan pada bentuk dan ukuran makanan yang dilihat saja, tetapi juga mengidentifikasi makanan lewat teksturnya.

Duduk di kursi tinggi ternyata juga membuat perbedaan. Pengaturan ketinggian ini akan membuat mereka bisa melihat banyak perbedaan. "Di sini, saat makan mereka bisa melihat banyak hal, selain makanan non-padat mereka," ungkap Larissa Samuelson, salah satu peneliti.

Duduk di kursi tinggi juga membuat mereka lebih aktif dalam belajar. "Mungkin ini terlihat seperti permainan. Anak duduk di kursi tinggi kemudian makan berantakan dan melemparkan makanan. Namun, sisi baiknya, mereka mendapatkan banyak informasi dari tindakan mereka ini," tambahnya.

Meski begitu, tak berarti Anda boleh membiarkan mereka melemparkan makanan sesukanya. Yang harus Anda lakukan adalah mengajarinya untuk memasukkan makanan dengan tepat ke dalam mulut. Anda juga dapat mempersiapkan celemek makan, melapisi meja dengan plastik dan serbet agar cipratan makanannya tak terlalu mengotori tempat lainnya.

http://female.kompas.com

6 Desember 2013

Belajar Menerima Kehilangan Buah Hati dari Film Gravity

Mungkin Anda sudah menonton film Gravity yang dibintangi oleh Sandra Bullock. Meski film yang menceritakan tentang usaha seorang astronot untuk bertahan di luar angkasa ini ber-genre thriller, tetapi sebagai orangtua kita juga bisa mendapat inspirasi tentang belajar menerima kehilangan.

Dalam cerita tersebut, Ryan Stone (diperankan Bullock) adalah seorang astronot wanita yang masih belum menerima kematian putrinya. Kisah kematian putrinya sangat datar, hanya dijelaskan dalam beberapa kalimat singkat.

Tetapi dari kalimat-kalimat singkat itu kita bisa ikut merasakan perasaan kehilangan yang amat dalam. Terombang-ambing sendirian di luar angkasa, tentu tak ada alasan bagi Stone untuk kembali ke bumi karena tak ada orang di bumi yang menunggunya. Ketika merasa tak punya apa-apa di dunia, untuk apa lagi kita hidup?

Tentu kita sudah sering mendengar, atau mungkin Anda sendiri pernah mengucapkan, "Saya tak akan bisa bertahan jika anakku meninggal".

Setiap orangtua tentu memiliki perasaan sangat mencintai anak mereka lebih daripada dirinya sendiri. Jika buah hati kita dikuburkan, maka rasanya tak ada pilihan lain bagi kita selain ikut bersamanya ke alam baka.

Dalam film Gravity, meski ini adalah film science, tetapi bisa menjadi metafora yang baik mengenai kehidupan setelah kehilangan orang yang paling kita cintai.

Bagaimana orangtua yang pernah kehilangan anaknya harus membuat pilihan untuk hidup ketika satu-satunya alasan untuk bertahan hidup sudah tak ada lagi.

Saat menonton film tersebut, kita bisa melihat karakter Stone juga merasa semua harapannya sudah hilang dan ia bersiap-siap untuk menyerah dan mati. Ia tak mau berjuang untuk kembali ke bumi. Tapi kemudian, ia seperti semua orangtua pemberani lainnya, yang mengenang buah hati mereka dan memilih untuk hidup. Demi buah hati dan untuk diri sendiri.

Ketika akhirnya Stone mendarat kembali ke bumi, dan ia harus belajar berjalan kembali. Dengan hati-hati ia berdiri dan melangkah di tempat yang belum dikenalnya. Orangtua yang pernah melewati duka akibat kehilangan buah hatinya tentu juga pernah merasakan beratnya harus melangkah. Tetapi ketika langkah tersebut sudah dilakukan, semangat hidup akan kembali lagi.

http://female.kompas.com

19 November 2013

7 Sifat Balita yang Perlu Dihadapi dengan Kesabaran

Tingkah laku balita memang luar biasa, bahkan terkadang membingungkan dan di luar logika. Berikut adalah 7 sifat para balita yang kadang membuat kita gemas dan harus lebih sabar menghadapinya.

1. Tidak punya takut
Anak-anak sebenarnya bukan pemberani dan mereka juga tidak perkasa. Justru mereka bersikap irasional dan tidak punya rasa takut. Ini mereka tunjukkan dengan tak segan menarik buntut kucing atau meluncur dari tempat tinggi. Tetapi jangan khawatir, ini merupakan bagian dari perkembangan mereka. Selama hal itu aman, biarkan ia mencoba.

2. Mengucapkan apa yang dipikirkan
Balita memang belum bisa memilah sehingga jika mereka berpikir sesuatu, mereka akan mengatakan hal tersebut. Ini terkadang membuat orangtua malu, terutama karena balita sering berkata dengan suara kencang di tempat umum. Ini adalah tahapan anak belajar kapan harus mengatakan sesuatu, pada siapa, dan di mana.

3. Tidak punya konsep waktu
Anda bisa saja bosan memberitahunya bahwa sekarang masih subuh dan sebaiknya ia tidur lagi. Tetapi ketika ia mengatakan "sekarang" dan sudah terbangun, ia berharap orang lain juga melakukannya.

Biasanya anak baru memahami konsep waktu saat ia berusia empat tahun. Pada saat itu anak juga sudah bisa tidur nyenyak di malam hari dan terjaga lebih lama di siang hari.

4. Terikat pada benda aneh
Jika ia diminta memilih beberapa benda indah dan mahal yang sudah Anda berikan, ia justru memilih benda-benda usang, rusak, dan terus menyimpannya. Sebenarnya ia sedang menunjukkan kemandiriannya bahwa ia juga punya pilihan sendiri.

5. Susah makan
Memang tidak semua anak susah makan, tetapi sebagian besar anak memiliki pilihan sendiri terhadap apa yang ingin diasupnya. Dan ini membuat gemas orangtua karena mereka cenderung memilih makanan yang itu-itu saja dan menutup mulut untuk sayuran.

6. Senang memencet tombol
Rasanya mereka selalu sibuk menyentuh setiap benda dan memencet semua tombol yang dilihatnya. Kebiasaannya itu sebenarnya bagian dari eksplorasinya terhadap dunia di sekitarnya. Amankan benda-benda elektronik yang berbahaya di sekitarnya agar ia tetap bisa memuaskan rasa ingin tahunya dengan aman.

7. Sering sok tahu
Bukan cuma "ngeyel", balita juga terkadang sangat keras kepala dan seolah ingin menguji kesabaran Anda dengan melakukan hal-hal yang dilarang. Jangan cemas, dengan membuat kesalahan balita akan belajar banyak.

 http://female.kompas.com

Antisipasi Anak Hilang, Ajarkan Ini ke Anak

Beberapa pekan lalu publik Jakarta khususnya, diramaikan oleh berita hilangnya Alma Aini Hakim (6), di kawasan Monas. Beruntung ia dirawat oleh keluarga yang baik hati dan akhirnya bisa ditemukan.

Apa sebetulnya yang terjadi pada Alma? Kemampuan kognitif seorang anak berkembang secara bertahap dan sesuai usianya. Contohnya, di usia 2 tahun anak biasanya akan mempelajari lingkungan rumah tempat tinggalnya, seperti di mana ruang tamu, kamar tidur, dan sebagainya.

Di usia 3-4 tahun, anak belajar tentang lingkungan tetangga, dan di usia 5 tahun, ia belajar lingkungan rumah ke sekolah, dan seterusnya. Anak juga belajar memahami orang-orang di lingkungannya, seperti orangtua, kakak, tante, dan sebagainya.

Situasi lebih rumit dihadapi anak ketika ia kehilangan orangtua atau orang yang mendampinginya di keramaian. Adib Setiawan, MPSi, psikolog dari www.praktekpsikolog.com, Jakarta, menyarankan orangtua atau orang dewasa yang mendampingi anak untuk tetap berdiri di tempat semula, karena seorang anak secara alamiah akan kembali ke tempat semula.

Biasanya anak baru memahami langkah yang harus ia lakukan supaya tidak hilang ketika ia duduk di kelas 4 SD. Ia sudah berpikir secara abstrak, bukan hanya simbol. Sebelum kelas 4 SD atau di bawah 10 tahun, mau tidak mau anak harus selalu berada di dekat orangtua, apalagi ketika di keramaian.

Ajarkan anak berkomunikasi dengan orang yang dikenal atau tidak dikenal, orang yang sepertinya bakal berbuat jahat atau tidak. "Kenalkan berbagai tipe dan profesi, seperti pengemis, petugas keamanan, pedagang, sehingga kemampuan kognitif dan wawasan terhadap lingkungannya berkembang," jelas Adib. Ketika ia tersesat anak bisa melapor ke petugas keamanan.

Lalu, apa yang harus diajarkan orangtua pada anaknya di keramaian dan mengantisipasi jika suatu saat anak tersesat atau hilang? Yang pertama, kata Adib, minta anak berdiri di tempat-tempat yang terlihat, dan minta ia untuk tidak pergi ke mana-mana. Kenakan baju yang mencolok supaya lokasi anak bisa terlihat.

Khusus untuk anak yang mengalami gangguan perkembangan kogntifi, Adib menyarankan agar mengenakan baju dengan nama (name tag) menyatu dengan pakaian, nama orangtua, serta nomor kontak yang bisa dihubungi. Ini karena anak-anak seperti ini lebih sulit berkomunikasi.

Orangtua juga harus selalu menjaga dan mengawasi anaknya, misalnya dengan menggandengnya atau berjalan di belakang anak supaya selalu terpantau. "Orangtua sebaiknya tidak 'menitipkan' pengawasan anak ke orang lain, karena pasti rasa pedulinya berbeda," katanya.

 http://female.kompas.com

11 November 2013

Sediakan Waktu 10 Menit demi Kecerdasan Anak

Salah satu fase paling membahagiakan bagi orangtua ialah ketika sang buah hati mulai masuk sekolah. Pada fase ini, orangtua harus menyikapinya dengan hati-hati.
Meskipun baru pada tahapan pertama sekolah, bukan berarti ia tidak dibebani dengan pekerjaan rumah. Justru sebaliknya, di sinilah tugas Anda untuk mendampingi anak agar tidak berat menjalaninya.
Amy Murray, Kepala Sekolah Early Childhood Education, mengatakan, penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa pada tahun sekolah dasar, satu-satunya pekerjaan rumah yang membawa manfaat bagi anak-anak adalah membaca secara rutin di rumah.
"Anak-anak bekerja keras sepanjang hari di sekolah. Nah, saat di rumah, mereka harus memiliki waktu untuk bersantai dan berkomunikasi kembali dengan keluarga mereka. Tumpukan pekerjaan rumah atau tugas sekolah pada awal tahun ajaran hanya akan membunuh rasa cinta anak terhadap belajar dan antusiasme terhadap sekolah," lanjutnya.
Bahkan, penelitian yang pernah dipublikasikan dalam New York Times mengungkapkan, waktu yang dianjurkan untuk mengerjakan tugas sekolah bagi anak pada tahun pertama sekolah hanya 10 menit.
"Aturan 10 menit untuk belajar di rumah sangat efektif dan menunjukkan hubungan antara berapa banyak mereka mengerjakan tugas sekolah serta bagaimana mereka akan merasakannya," ujar Dr Harris Cooper dari Duke University pada penelitiannya itu.
Menurut sebuah penelitian di Inggris, rata-rata anak "menguras otak" atau berpikir selama 54 jam setiap minggunya. Rata-rata anak menghabiskan waktunya sebanyak 32 jam setengah di sekolah, tujuh jam setengah untuk mengerjakan tugas sekolah, dua jam setengah untuk kegiatan ekstrakulikuler atau les, dan 12 jam untuk membaca buku atau belajar bersama orangtua mereka.
Agar anak Anda tidak merasa tertekan dalam melakukan tugas sekolahnya, Anda dapat melatihnya dengan cara yang lebih santai dan menarik. Berikut caranya.
Pilih buku bacaan dengan karakter idola mereka
Coba ajak anak untuk membaca buku yang memiliki karakter idola mereka. Dipastikan, keinginan untuk belajar akan terangsang dan ia tidak cepat bosan. Setelah ia tampak menguasai buku tersebut, coba minta dirinya untuk mengulang kembali cerita yang ada di dalam buku tersebut.
Alihkan ke buku komik
Menggunakan buku komik dapat menjadi salah satu senjata untuk anak agar tertarik untuk membaca.
"Doronglah minat baca anak dengan memberikan buku-buku pengetahuan yang menyajikan gambar menarik bagi anak. Kini, telah banyak penerbit menerapkan metode ini, yaitu menawarkan buku pendidikan anak, tetapi dikemas seperti komik. Dengan begitu, proses pembelajaran akan terasa lebih menarik, dibandingkan menggunakan buku sastra lainnya," kata ahli literatur anak-anak, Carol Tilley, profesor di University of Illinois.

Gunakan aplikasi di "smartphone" Anda
Balita zaman sekarang adalah generasi mawas teknologi. Melihat fenomena ini, orangtua harus waspada sebab bisa jadi anak menjadi tidak fokus pada pendidikan karena asyik bermain gadget. Maka dari itu, Anda harus pintar pilih aplikasi yang sesuai usia dan kebutuhan anak Anda. Sekarang sudah banyak smartphone yang menyediakan aplikasi yang mendukung perkembangan kecerdasan anak.

http://female.kompas.com

6 November 2013

Everyday Moments to Treasure

And yet I will show you the most excellent way. If I speak in the tongues of men or of angels, but do not have love, I am only a resounding gong or a clanging cymbal. - 1 Corinthians 12:31;13:1

Each morning, I have a routine with my man. It’s simple. Nothing profound. Nothing for which we’d ever stop and snap a picture.
It's just a moment.
He asks me to help him pick a tie. He then goes away to fuss with this fixture of his professional job. Soon, he returns with a flipped up collar and a pressed down, knotted tie. He needs gentle hands to fold the collar over. Actually, he doesn’t need. He wants gentle hands to fold the collar over.
But it’s a moment when we follow the “excellent way” of love. In the intersection of this moment, we’re once again saying to each other: I love you. I love you, too.
Now, please don’t get an overly idyllic picture in your head of our marriage. Heavens, no. We have plenty of those “growth opportunity” moments, too.

But this moment with the tie, it’s like a spot of glue ever tightening the bond between us day by day. It’s so simple, and yet something I would miss with the deepest ache imaginable if today were the last of the moments.

If today.

Tears slip as I think about this.

Dear God, help me think about this. Let me snap a hundred of these moments with the lens of my heart to be stored and appreciated and thought of as the great treasures they are.
Let my mind park there.

Let my heart relish there.

Let my mouth dare to whisper what a joy this is. I love you. I love us. I love this moment each day.

Our relationship isn’t perfect; no relationship is perfect. We’re two very strong-willed people with vastly different approaches to life. And, oh, how easy it would be to list all the differences. He likes the towel hanging in the same spot. I am more creative. But I stop the list there.
I stop because great love isn’t two people finding the perfect match in one another. Great love is two people making the choice to be a match. A decision. To fold his collar and snap the heart lens and find myself grateful to the point of tears. Tears of relishing today are so much better than tears of what was missed.
Dear Lord, help me to appreciate each moment given to me. I want to park my mind on the daily moments I too often take for granted. Thank You for this joy, so simple but so sweet. In Jesus’ name, Amen.

REMEMBER

Let me snap a hundred “I love you” moments with the lens of my heart to be stored and appreciated and thought of as the great treasures they are.

REFLECT
In what ways can you turn everyday moments into treasures? It may be as simple as relishing a moment in your heart or it may mean beginning a new moment every day, such as folding a collar over a necktie.

RESPOND
Discuss your “moments” with your spouse, your family, or a friend. Ask what stands out to them as important and meaningful and choose together to relish them. Take a photograph or journal about one moment.

POWER VERSES
1 Peter 4:8; Psalm 90:12

by Lysa TerKeurst, from Encouragement for Today
 

29 Oktober 2013

Ajarkan Anak Menggunakan Kata "Tolong", "Terima Kasih'', dan "Maaf"

Psikolog Evi Sukmaningrum, Psi, MSi, dari Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Jakarta, mengatakan, usia batita memang saat yang tepat memperkenalkan hal-hal yang baik termasuk mengajarkan kata-kata sopan. Mengapa? Ada beberapa alasan, antara lain, di usia 18 bulan-2 tahun anak sedang belajar menggunakan kata sifat seperti bagus, jelek, panas, dingin, dan sebagainya.

Selanjutnya, di usia 2-3 tahun, anak tak lagi bicara egosentris dan menjadi lebih sosial. Ditambah lagi di usia ini, pemahaman reseptif anak mulai jalan karena kemampuannya dalam mengeksplorasi, observasi, untuk kemudian meniru sedang berkembang. Jadi memang inilah saatnya mengajarkan kata "terima kasih", "permisi", "tolong", "maaf", dan sebagainya.
Cara yang paling efektif adalah memberi contoh langsung saat anak beraktivitas sehingga ia dapat sekaligus belajar menggunakan kosakata tersebut pada momen yang tepat.

* Tolong
Gunakan kata “tolong” setiap kali membutuhkan bantuan orang lain. Contoh:
• “Adek, tolong dong botol susu yang kosong di kamar diambil.”
• “Mbak, tolong bantu Adek memakai sepatu ya.”
• “Pa, tolong bantu gendong Adek ke kamar mandi, ya.”

* Terima kasih
Gunakan kata “terima kasih” setiap selesai mengerjakan sesuatu. Contoh:
• “Terima kasih Sayang, sudah membantu membereskan mainan. Besok lagi kalau sudah selesai bermain, masukkan lagi ke dalam kotaknya ya.”
• “Terima kasih Mbak, sudah menyiapkan susu Adek.”
• “Terima kasih Papa sudah mengajak Adek berenang.”

* Permisi
Gunakan kata “permisi” untuk suasana yang tepat, misalnya saat meminta jalan di supermarket karena trolley terhalang, bertamu, melompati seseorang, dan sebagainya. Contoh:
• “Permisi, kereta Adek mau lewat ya, Pak.”
• “Permisi Mbak, Adek mau lompat.”

* Maaf
Gunakan kata “maaf” untuk menunjukkan rasa bersalah/penyesalan. Contoh:
• “Maaf ya Sayang, Mama pulang terlambat karena harus ke dokter dulu.”
• “Ayo bilang, maaf ya Mbak, Adek memukul.”
• “Maaf ya Pa, tidak jadi berenang minggu ini.”


Melalui pengenalan kosakata kesopanan saat berkomunikasi dengan orang lain, anak juga akan terkondisikan untuk mengapresiasi nilai-nilai positif. Secara tidak langsung ia belajar menghargai orang lain, berbesar hati mengakui kesalahan, serta menunjukkan empati melalui kata-kata.

Umpama, saat mengucapkan “maaf” karena telah melakukan suatu kesalahan, orangtua bisa mencontohkan kontak mata sehingga anak bisa merasakan penyesalan yang mengiringi permintaan maaf itu. Selain itu juga mendorong anak untuk “bertanggung jawab” atas kesalahan yang dilakukannya. Ia menumpahkan susu temannya, selain minta maaf sodorkan susu miliknya untuk diberikan pada temannya sebagai bagian dari pembelajaran tentang tanggung jawab.
Saat mengucapkan kata “tolong”, orangtua bisa mencontohkan bahwa ia sungguh-sungguh meminta bantuan orang lain. Setelah dibantu, ucapkan “terima kasih” juga dilakukan dengan tulus. Dari situ anak akan belajar ketulusan dan kesadaran bahwa ia membutuhkan orang lain.

http://female.kompas.com

23 Oktober 2013

True: God’s Love Fills Me

“May the grace of the Lord Jesus Christ, and the love of God, and the fellowship of the Holy Spirit be with you all.” 2 Corinthians 13:14

In faith, I know these things to be true:
God is full of love and grace, and he fills me with his love and grace.
God’s work within me is to clear a channel for his love and grace to flow through me into the lives of anyone and everyone I meet.
I may not be there yet, but I am “confident of this, that he who began a good work in [me] will carry it on to completion until the day of Christ Jesus” (Philippians 1:6).
And I know “God is able to make all grace abound [in me], so that in all things at all times, having all that [I] need, [I] will abound in every good work” (2 Corinthians 9:8).
He will make my joy complete because I no longer live in darkness, but I now live in the truth and have fellowship with God (1 John 1:4; 1 John 1:6).
Through the “Lord Jesus Christ, and the love of God, and the fellowship of the Holy Spirit,” I am, at all times, filled with grace, mercy, and peace (2 Corinthians 13:14).

This is what I believe to be true and I will walk accordingly, allowing God to do his work in me from the inside out. Father, make it so. I believe; help my unbelief.

Tidur Sambil Dengarkan Musik Pertajam Ingatan

Memiliki masalah dengan kemampuan mengingat? Cobalah mendengarkan musik saat tidur. Sebuah studi baru mengatakan, kegiatan tersebut dapat membantu mempertajam daya ingat.

Para peneliti menemukan bahwa mendengarkan suara yang diselaraskan dengan ritme osilasi lambat otak akan meningkatkan proses osilasi sehingga akan meningkatkan daya ingat, bahkan kualitas tidur.

Selama ini sudah diketahui adanya osilasi (getaran) lambat dalam aktivitas otak yang terjadi dalam tahapan tidur yang disebut "slow-wave sleep". Tahapan tidur tersebut merupakan saat kritis dalam pembentukan memori. Di saat itu terjadi proses memindahan memori jangka pendek ke memori jangka panjang.

Penulis studi dr. Jan Born, dari University of Tubingen di Jerman mengatakan, proses tersebut dapat berjalan dengan baik dengan menggunakan suara dengan intensitas rendah. "Pendekatan ini paling praktis jika dibandingkan dengan metode penajaman memori lainnya seperti stimulasi listrik," ujar Born.

Born dan timnya melakukan tes pada 11 orang yang diberikan stimulasi suara. Ketika para peserta diberi stimulasi suara yang tersinkronisasi dengan osilasi otak yang lambat, mereka mengingat lebih baik hubungan kata yang mereka telah pelajari di hari sebelumnya.

Kendati demikian, bukan sembarang suara yang dapat meningkatkan osilasi otak. Born mengatakan, stimulasi suara yang efektif hanya pada suara yang tersinkronisasi dengan osilasi lambat yang terjadi selama fase tidur dalam.

"Kami menghadirkan stimulasi akustik yang dapat memperkuat osilasi yang lambat. Sehingga dapat meninggikan amplitudo dari osilasi dan memperlama terjadinya periode slow-wave slepp," tutur Born.

Para peneliti menduga teknik ini mungkin dapat juga meningkatkan kualitas tidur. Born mengatakan, metode yang sama mungkin juga dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan otak lainnya, seperti saat terjaga dan memberikan perhatian.

http://health.kompas.com

22 Oktober 2013

Overcome Your Fear of the Unknown

But blessed are those who trust in the Lord, whose confidence is in him. They will be like a tree planted by the water that sends out its roots by the stream....” Jeremiah 17:7–8 

New ventures can be scary. Going on a trip somewhere new, or starting a new ministry at church, or starting on a new work project—it’s hard to take that first step. What if you get sick away from home? What if no one’s interested in the new ministry? What if you do a terrible job on the new project?

There are always too many fears and too many unknowns, and we like to be in control of our environments. But sometimes new ventures are exactly what we need.

Jesus does not want us to become complacent in our faith—He wants us to be working for Him. His Word is alive and active, and if we obey His Word, then we will be too.

Trees may look delicate and pretty, but they have deep, deep roots, often deeper and larger than the part of the tree above ground. Those roots are fed by water we can’t see either, and they have a remarkable ability to survive. In this passage, Jesus compares us to trees. If we are trees, we also have a deep root system in Jesus Christ. We are watered by the immense reservoir of strength and power through the Holy Spirit. And the fruit we bear has eternal consequences.

Faith Step: Pray and ask Jesus to show you how you can “branch out” and serve Him in new ventures. Don’t be afraid, because you’re anchored in Christ and His power. 

 By Camy Tang
This devotion is excerpted from Mornings with Jesus 2013.

Ayo Berpelukan! Anak yang Sering Dipeluk Orangtua Bisa Jadi Lebih Cerdas

Ungkapan kasih sayang bisa ditunjukkan dengan berbagai cara. Lewat perhatian, memberikan hadiah, menyekolahkan anak di lembaga pendidikan berkualitas atau mengajak berlibur tiap akhir pekan. Tapi ada sesuatu yang lebih penting dari itu dan kerap terlupakan, yaitu kontak fisik atau sentuhan.

Padahal, bentuk afeksi yang disampaikan lewat sentuhan jauh lebih efektif mengekspresikan rasa kasih sayang. Sentuhan fisik seperti pelukan dapat memberikan rasa nyaman, hangat dan tentram pada siapapun yang memberi atau diberi pelukan.

"Manusia membutuhkan sentuhan fisik. Pelukan memiliki dampak yg luar biasa dalam memberi ketenangan dan perasaan disayang. Pelukan juga memengaruhi munculnya perasaan penuh kasih sayang untuk kita berikan kepada sesama," ujar Psikolog Melly Puspita Sari, Psi, M, NLPm saat talkshow 'Berbagi Pelukan Melalui Kelembutan Molto Ultra Pure' di Piscator, Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2013).

Pada anak, pelukan dari orangtua atau anggota keluarga lainnya bisa membentuknya jadi pribadi yang punya rasa empati tinggi bahkan membantu menyelesaikan konflik antar keluarga. Melly pun menjabarkan beberapa manfaat 'dahsyat' hanya dengan pelukan yang sudah terbukti secara ilmiah.

1. Pelukan lebih efektif daripada kata-kata pujian dalam memengaruhi perilaku seseorang. Pada banyak kasus yang pernah ditangani Melly di klinik konselingnya, konflik ibu dan anak bisa sangat cepat selesai hanya dengan pelukan.

"Anak berubah drastis jadi lebih tenang hanya dalam hitungan menit. Itu kekuatan pelukan," tutur penulis buku 'The Miracle Of Hug' ini.

2. Pelukan bisa jadi media untuk mengatasi konflik terutama pada anak yang berperilaku unik. Misalnya membuat anak yang selalu menolak untuk belajar menulis di sekolahnya jadi mulai tertarik untuk mulai menulis. Hal itu terjadi pada salah satu anak yang berada dalam bimbingan konseling Melly.

3. Memberikan kedekatan dan kekuatan getaran batin antara orangtua dan anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan psikolog Edward R. Christopherson. Ph.D, pelukan lebih efektif daripada pujian atau ucapan sayang karena membuat anak merasa dicintai dan dihargai.

4. Pelukan sederhana bisa turunkan tekanan darah dan mengurangi stres. Dalam bukunya 'The Hug Therapy', psikolog Kathleen Keating menyebutkan bahwa pelukan juga dapat meningkatkan kecerdasan otak dan IQ anak.

5. Pada bayi prematur, pelukan dari sang ibu bisa membuatnya lebih kuat dan mempercepat perkembangan tubuh serta otak. Penelitian dari Bliss Hospital di Montreal, bayi prematur yang dipeluk ibu jadi lebih cepat kuat, sehat dan besar ketimbang hanya ditempatkan di inkubator. "Ketika dipeluk, dia akan merasa nyaman sehingga punya energi baru," ucap Melly.

http://wolipop.detik.com

20 Oktober 2013

You are Not Alone

I am with you always, even unto the end of the world.” Matthew 28: 20 (KJV)

Jesus is with you!
When will He be with you? He will be with you always.
How long will He be with you? He will be with you until the world ends.

As long as the world is here and as long as you are in it, you can be absolutely, positively certain that He is with you.

This is His promise to you.
And best of all, when you get to heaven, Jesus will no longer need to promise to be with you, because in heaven, you will be with Him forever!

Redakan Asma dengan Berolahraga

Apakah Anda penderita asma? Mulai sekarang Anda sebaiknya Anda rajin berolahraga agar Asma Anda tidak semakin parah.


Menurut hasil penelitian terbaru oleh Kristin V.Carson dan rekan-rekan penelitinya, aktivitas berolahraga ternyata tidak hanya baik bagi para penderita asma, tetapi juga bisa mengurangi risiko gejala atau serangan asma. Banyak penderita asma kebanyakan memang menghindari berolahraga karena takut memicu gejala atau serangan asma.

Seiring berjalannya waktu tanpa berolahraga, Carson menjelaskan, pasien akan mengalami kekurusan, kehilangan massa otot dan kehilangan kebugaran kardiovaskular. Hal itu berakibat buruk pada aktivitas fisik kehidupan sehari-hari yang semakin membutuhkan energi lebih besar. Sehingga, kondisi seperti itu memperburuk kondisi pasien yang akan menjadi lebih lelah dan sesak napas.
Untuk mengetahui apakah olahraga berbahaya bagi penderita asma, Carson dan rekan-rekannya me-review hasil penelitian terakhir mengenai efek latihan fisik pada penderita asma. Mereka membandingkan pasien penderita asma yang tidak melakukan aktivitas fisik dengan pasien yang melakukan olahraga minimal 20 menit, dua kali seminggu, atau selama empat minggu penuh.
Para peneliti menemukan bahwa pasien yang melakukan pelatihan fisik seperti berjogging, treadmill, bersepeda, dan berenang, ternyata tidak memiliki masalah asma serius dibandingkan dengan mereka yang tidak berolahraga atau yang tidak berolahraga ringan seperti yoga.

Carson menambahkan, temuannya ini menunjukkan bahwa pasien dalam program olahraga juga bisa meningkatkan kebugaran kardiovaskular mereka yang mampu mengurangi gejala asma dari waktu ke waktu.

Selain itu, beberapa hasil dari penelitian ini termasuk penyaranan olahraga demi meningkatkan kualitas hidup pasien penderita asma, berkontribusi terhadap manfaat kesehatan lainnya, dan meningkatkan kesehatan psikologis.

http://duniafitnes.com

7 Makanan Sehat Pencegah Asma

Mengatasi asma tidak harus menggunakan obat tapi bisa juga dengan bantuan makanan alami. Meskipun penelitian belum membuktikan bahwa ada makanan tertentu yang bisa menyembuhkan asma, namun alangkah baiknya setiap orang menjaga asupan gizinya agar terbebas dari risiko asma.
Penelitian menyebutkan bahwa makanan terbaik bagi penderita asma adalah sayuran dan buah-buahan. Buah dan sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, serat. Buah dan sayur juga mengandung antioksidan yang baik untuk menjaga daya tahan tubuh.
Berikut 7 Makanan yang baik dikonsumsi bagi penderita asma:

Alpukat

Alpukat mengandung konsentrasi tinggi L-glutathione, sebagai zat anti asma yang bisa melindungi sel melawan kerusakan akibat radikal bebas. Juga sebagai detoksifikasi tubuh dari polutan dan zat berbahaya lainnya.
L-glutathione juga dikenal ampuh membantu peradangan quells sistemik dan memperbaiki kesehatan usus yang rusak. Proses tersebut pada intinya dapat membantu seseorang terhindar dari serangan asma.

Kubis

Kubis juga sangat bermanfaat sekali untuk memblokir radikal bebas yang bertanggung jawab terhadap kontraksi otot polos di saluran pernapasan bagian dalam. Kubis juga sebagai sumber fitokimia beta-karoten yang merupakan antioksidan kuat yang bisa mencegah dan mengurangi gejala asma.

Bayam

Berdasarkan sebuah penelitian yang melibatkan lebih dari 68 ribu wanita, ditemukan bahwa asupan tinggi yang terdapat pada bayam berhubungan langsung dengan berkurangnya risiko asma. Hal ini disebabkan kandungan vitamin C, beta karoten, vitamin E, dan magnesium yang terkandung di dalamnya.

Pisang

Berdasarkan studi yang dilakukan pada 2011 oleh tim peneliti Imperial College London, bahwa makan pisang setiap hari bisa menjauhkan diri dari penyakit asma. Peneliti tersebut menemukan bahwa anak yang makan 1 buah pisang perhari ternyata mengalami penurunan risiko gejala asma hingga 34 persen.

Jahe

Jahe memiliki khasiat yang lebih dibandingkan obat antihistamin dalam membersihkan saluran udara dan juga menghentikan peradangan. Ini karena sifat antioksidannya mampu menjadi pereda gejala asma yang tidak menimbulkan efek samping berbahaya.

Kunyit

Kunyit mengandung bahan aktif anti-inflamasi yang dapat mengatasi peradangan yang bertanggung jawab dalam pembengkakan paru-paru dan konstruksi saluran pernapasan ketika terjadi serangan asma. Kunyit dapat membantu melebarkan pembuluh darah dan mengendurkan ketegangan otot.

Apel

Kandungan quersetin dalam apel mampu memberikan perlindungan yang kuat terhadap asma. Studi di Eropa menyatakan bahwa wanita hamil yang makan 4 apel per minggunya dapat menurunkan resiko melahirkan anak asma sampai 53 persen. Bahkan anak yang minum jus apel memiliki risiko 50 persen lebih kecil untuk terjangkit asma.

http://id.she.yahoo.com

17 Oktober 2013

You May Be the Only Jesus Some People Ever See

“As You sent Me into the world, I have sent them into the world.” — Jesus in John 17:18

As followers of Christ, we bear the responsibility of demonstrating to the world what Jesus might look like were He to walk the earth today. Those who will never enter the door of a church or read a Bible or hear a sermon can still know Jesus by watching us! I’m not sure I always give others the right impression, but I met someone who does.
Tseghe, a fourteen-year-old Ethiopian girl, was abducted by a stranger as she walked to school.

Because the man lacked money to pay the bride price, he simply stole Tseghe from the side of the road, intending to make her his wife. He took her shoes so she couldn’t run and marched her miles from her home to a shack where he bound and assaulted her.

Although everyone in the village heard what had happened, no one came to her aid. “She’s damaged goods,” they said. “Leave well enough alone. That’s just the way things are. If you can’t afford a bride, you just take one.”

But Tseghe’s grandmother was determined to find her, and she recruited Esatu, a World Vision staff member, to help. When Esatu first went to the police, they refused to act. But he persisted, and over the course of the next several days, Tseghe was found and returned home.

I asked the older woman what Esatu’s efforts had meant to her. “It would have been enough,” she said, “if he had just come alongside me and been my friend, but he did so much more.”

In that instant, my mind flashed to another desert in another country and a stable in a town called Bethlehem. Looking at the Creator of the universe lying helpless in a manger, some might say it would have been enough had Jesus simply come alongside us to be our Friend. But of course, that wasn’t enough at all, because more than a friend to walk beside us, more than an example to follow, what we really needed was a Savior.

Esatu had already done plenty. He’d worked hard to provide for the needs of the community, and rescuing Tseghe wasn’t his responsibility. But that thought never crossed his mind.

When Esatu came to the aid of a young girl and her desperate grandmother, he was just doing what Jesus would have done if He had been there on that terrible day.
And in a way, Jesus was. Esatu’s hands were Jesus’ hands; Esatu’s heart was Jesus’ heart. When wicked men sought to steal away a young girl’s dignity and hope for the future, Jesus came to Tseghe’s rescue in the person of a man named Esatu.

Is there someone you know who needs Jesus, someone to whom you can demonstrate through your friendship, your encouragement, your wise counsel, the love of the Savior? Look at the people around you. You just might be the only Jesus they will ever see.


by Richard & Reneé Stearns, from He Walks Among Us

Jangan Abaikan 6 Tanda Masalah Kesehatan Ini!

Kesehatan adalah hal yang mahal harganya. Saat terjadi masalah kesehatan tubuh akan mengirimkan sinyal atau tanda. Beberapa tanda kecil bahwa kesehatan terganggu kadang sering kali diabaikan. Padahal pepatah mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati.
Seperti dilansir dari Genius Beauty inilah 6 gejala yang sering muncul dan menandakan kondisi kesehatan tubuh terganggu yang tak boleh diabaikan :

 Sakit kepala
Sakit kepala merupakan penyakit ringan namun sangat mengganggu. Biarpun mudah diobati tapi  sakit kepala bisa jadi gejala yang ditimbulkan dari organ tubuh lain yang bermasalah. Seperti halnya masalah kesehatan perut. Makanan yang tidak sehat, atau fungsi lambung yang terganggu dapat menyebabkan sakit kepala.

Amenorrhea
Amenorrhea atau gangguan siklus menstruasi, adalah gejala yang menandakan bahwa seorang perempuan terganggu masalah kesehatannya. Gangguan siklus menstruasi ini bisa diakibatkan karena diet ketat, yang menyebabkan tubuh tidak mendapatkan asupan nutrisi yang berujung pada gangguan keseimbangan hormon. Tak hanya itu gangguan ini juga bisa jadi gejala peradangan sistem kemih atau bahkan kanker.

Mata berkedut
Kelopak mata berkedut biasanya terjadi akibat ketegangan otot mata yang disebabkan karena terlalu lama menghabiskan waktu di depan layar monitor. Namun, jika gejala ini terus menerus berlanjut sebaiknya tanyakan pada dokter ahli. Karena mata berkedut bisa jadi sinyal adanya gangguan saraf.

Bintik hitam saat melihat
Saat melihat cahaya terang atau warna putih sering mucul garis-garis hitam atau bintik hitam pada penglihatan. Hati-hati jika gejala ini muncul tiba-tiba. Jika masalah penglihatan ini terjadi selama berminggu-minggu segeralah periksa kedokter. Karena hal ini bisa jadi tanda masalah penyakit mata serius atau bahkan tanda penyakit katarak.

Bangun tengah malam dan sulit tidur lagi
Sering bangun tengah malam dan sulit tidur lagi? Masalah tidur ini juga jadi tanda gangguan kesehatan yang tak boleh diabaikan. Masalah ini bisa jadi tanda gangguan saraf, gangguan lambung atau penyakit maag ataupun masalah pencernaan lainnya.

Kantung mata
Lingkaran hitam dibawah mata kebanyakan disebabkan karena kurangnya waktu tidur. Namun tak hanya itu, lingkaran hitam dibawah mata ini juga bisa jadi tanda penyakit anemia. Kurangnya produksi sel darah merah, bisa menyebabkan kulit bawah mata menjadi gelap. Konsumsi sayuran hijau bisa membantu mengatasi masalah anemia.

 http://id.she.yahoo.com

Kebiasaan Sehari-hari yang Picu Nyeri Punggung

Nyeri punggung adalah keluhan yang hampir dialami oleh sebagian besar penduduk dunia saat ini. Sadar atau tidak, ada beberapa aktivitas harian yang ternyata dapat memicu nyeri punggung.
Meski tidak berbahaya, bukan berarti nyeri punggung bisa dianggap remeh karena bisa jadi ini merupakan gejala-gejala awal tubuh mulai terserang penyakit.
Pepatah lama mengatakan mencegah lebih baik daripada mengobati. Inilah sebabnya Anda perlu mencegah nyeri punggung dengan mengetahui aktivitas apa saja yang dapat memicu nyeri punggung.
Berikut 8 aktivitas sehari-hari yang menjadi penyebab umum nyeri punggung:

Jarang Berolahraga

Apapun alasannnya aktivitas yang satu ini memang tidak sepatutnya ditinggalkan. Ada begitu banyak manfaat kesehatan berolahraga mulai dari menyehatkan jantung, mencegah kanker, hingga mencegah Anda dari nyeri punggung.
Raj Rao, MD seorang ahli bedah tulang belakang menyebutkan, olahraga ringan seperti jalan kaki setiap hari dapat mencegah nyeri punggung hingga 40 persen. “Olahraga ini bukanlah olahraga berat, tapi kebanyakan orang lebih memilih bermalas-malasan di sofa dan menunggu penyakit datang,” tambahnya.

Merokok

American Journal of Medicine menuturkan, sekitar 31 persen perokok khususnya yang berusia muda lebih mungkin menderita sakit punggung. Ini Merokok bisa merusak sirkulasi darah sehingga asupan ke tulang belakang yang berfungsi memelihara cakram dan sendi berkurang.

Menggunakan Laptop tanpa Mouse

Menggunakan touchpad laptop tanpa mouse bisa membuat bahu dan leher menjadi lebih ketat, tapi jika pakai mouse maka lengan berada dalam posisi benar. Selain itu menggunakan laptop di sofa bisa memberikan tekanan pada punggung dan juga tulang belakang.

Mengangkat Barang

Kesalahan paling umum yang dilakukan orang terhadap punggung adalah ketika mengangkat sesuatu yang berat. Agar terhindar dari risiko cedera punggung sebaiknya selalu menekuk lutut saat mengambil sesuatu dalam posisi membungkuk.
Tim Allardyce dari British Osteopathic Association menuturkan mengangkat beban sambil memutar bisa meningkatkan tekanan pada cakram tulang belakang. Untuk itu jika angkat sesuatu, sebaiknya menjaga beban dekat dengan tubuh untuk mengurangi tekanan.

Duduk di Sofa yang Rendah

Sofa yang terlalu rendah dan empuk sehingga membuat orang seperti tenggelam saat duduk bisa membuat tulang belakang bungkuk atau berbentuk huruf C karena cakram, otot dan ligamen punggung bawah melar.
Untuk itu salah satu cara mengatasinya adalah menggunakan bantal tambahan sehingga tidak duduk terlalu jauh ke belakang.

Mengemudi Jarak Jauh

Perjalanan jauh dengan mobil dapat mempengaruhi postur punggung dan mengakibatkan nyeri. Untuk menghindari nyeri punggung sebaiknya gunakan sandaran kepala saat menyetir untuk memastikan postur tubuh yang baik. Serta berhentilah sejenak untuk meregangkan kaki dan tubuh agar tekanan berkurang.

Memakai High Heels

Mengenakan high heels dalam waktu yang cukup lama tak hanya membuat pergelangan kaki terasa nyeri, tapi punggung Anda akan merasakan hal yang sama. Otot di kaki berhubungan langsung dengan punggung sehingga tak heran apabila punggung Anda ikut pegal ketika terlalu lama mengenakan high heels. Untuk saat-saat tertentu sebaiknya Anda mengenakan flat shoes atau sandal jepit sehingga kaki bisa lebih rileks.

Bra yang Terlalu Ketat

Mengenakan bra yang terlalu ketat juga dapat mengakibatkan nyeri punggung dan payudara. Terkadang nyeri punggung akibat mengenakan bra yang terlalu ketat bisa tembus hingga ke dada. Oleh karena itu, pilihlah bra dengan ukuran pas dan tidak terlalu ketat. Saat tidur, sebaiknya Anda tidak perlu mengenakan bra, agar otot punggung dan payudara Anda lebih rileks.

 http://id.she.yahoo.com

15 Oktober 2013

JADI MANUSIA APA ADANYA SADJA...!: Tuhan Maha Sutradara

JADI MANUSIA APA ADANYA SADJA...!: Tuhan Maha Sutradara: “sesuatu yang kau anggap baik belum tentu baik di depan Tuhan, juga sesuatu yang kau anggap buruk belum tentu buruk di depan-Nya. Karena Dia...

9 Oktober 2013

10 Kebiasaan Utama Orang-orang Optimis

Menghadapi semua permasalahan hidup terkadang membuat Anda merasa pesimis. Padahal untuk bisa maju Anda harus punya sikap optimis. Berikut 10 kebiasaan orang-orang yang bisa membantu Anda jadi lebih optimis menghadapi kehidupan.

1. Bersyukur
Mulailah hari-hari Anda dengan menghitung berkat yang dimiliki. Jika Anda tak pernah bersyukur untuk hal-hal baik dalam hidup, maka Anda tak akan pernah merasa puas. Jangan cuma bersyukur atas semua keberhasilan saja, tapi juga bersyukurlah atas kesulitan, hambatan dan kegagalan.  Semua rintangan ini akan membantu Anda jadi lebih bijak, memberi kekuatan, dan mengajarkan Anda untuk bertahan. Dasar-dasar inilah yang akan membantu Anda menjadi optimis.

2. Berbagi cerita
Berbagi cerita atau curhat dengan orang lain tentang kegagalan atau keberhasilan dalam hidup juga akan membantu Anda jadi lebih optimis. Mungkin saja ketika menceritakan pengalaman hidup, ada orang lain yang ternyata mengalami masalah yang lebih buruk dari Anda namun tetap bisa melewatinya. Ketika bercerita, secara tak langsung Anda akan memberi kekuatan pada orang lain untuk bisa bertahan.

3. Memaafkan
Hal ini memang lebih mudah diucapkan dibanding melakukannya. Tetapi Anda harus bisa memaafkan orang-orang yang pernah memiliki kesalahan pada Anda. Cara termudah untuk melanjutkan hidup adalah memaafkan dan melupakan semua masa lalu yang salah. Berdamailah dengan masa lalu Anda sehingga tidak akan merusak kehidupan Anda saat ini.

4.Menjadi pendengar yang baik
Menjadi seorang pendengar yang baik akan menambah pengetahuan Anda dengan hal-hal yang baik dibanding hal negatif. Cara ini juga akan membantu menunjukkan kepercayaan diri dan penghargaan terhadap orang lain. Kaya pengetahuan dan kepercayaan diri yang tinggi adalah bukti bahwa Anda merasa positif dengan diri sendiri dan bisa memancarkan energi positif dari dalam diri.

5. Alihkan rasa iri menjadi energi
Ketika Anda merasa iri dan cemburu pada orang lain maka Anda hanya akan menyakiti diri sendiri. Dibanding kebanyakan berpikir negatif dan iri dengan banyak orang, ada baiknya menyalurkan rasa iri ini menjadi sebuah energi untuk menunjang keberhasilan Anda. Jadikan kecemburuan ini sebagai katalis keberhasilan.

6. Banyak tersenyum
Tahukah Anda ketika tersenyum, Anda menciptakan sebuah kebahagiaan yang menstimulasi lingkungan sekitar Anda untuk jadi lebih bahagia. Sebaliknya, muka yang cemberut dan selalu sedih hanya akan membuat lingkungan sekitar jadi muram. Tertawa akan melepaskan hormon serotonin yang membuat hati jadi lebih bahagia,  menyenangkan dan bebas stres.

7. Olahraga, makan sehat dan minum vitamin D
Ini mungkin adalah saran yang sangat umum, namun idealnya semua orang membutuhkan beberapa olahraga di bawah siraman sinar matahari. Ini akan membantu Anda mendapatkan suplemen vitamin D.

Jika sulit mengatur waktu, Anda juga bisa berolahraga di kantor. Misalnya naik tangga bukan lift, atau memperbanyak jalan. Bergeraklah sesering mungkin. Selain itu pertimbangkanlah untuk menyantap makanan sehat dan seimbang seprti sayuran dan buah. Ini akan membantu pikiran jadi jernih dan bebas stres sehingga Anda bisa melakukan hal-hal positif demi kesuksesan

8. Berpikiran positif dan maju
Berpikiran positif dan maju akan membantu Anda untuk menemukan celah positif dalam setiap masalah. Awalnya mungkin sangat sulit, namun cobalah mengambil energi dari masalah yang dihadapi dan gunakan untuk masa depan Anda. Percayalah bahwa kerja keras akan selalu memberikan hasil.

9. Berhenti menyalahkan orang lain
Satu hal yang sangat mudah dilakukan adalah menyalahkan orang lain atas kondisi dan posisi kehidupan saat ini. Anda mungkin menganggap bahwa orang lain punya andil dalam kesalahan yang dilakukan. Padahal hal ini hanya justru membuat Anda jadi pusing dan terus-terusan berpikir negatif. Setelah mampu benar-benar menerima bahwa Andalah yang mengontrol diri sendiri, Anda akan menemukan bahwa optimisme dan kesuksesan akan datang sendirinya, dan bukan dari orang lain.

10. Pahamilah bahwa masa lalu bukanlah "blueprint" untuk masa depan
Hanya karena Anda sudah mengalami banyak kesulitan dalam hidup, ini tak berarti bahwa apa yang dimulai dengan buruk akan berakhir buruk (dalam beberapa hal negatif seperti kebohongan, hal ini mungkin saja terjadi). Namun, dalam urusan pengalaman dan kunci sukses jangan pernah percaya bahwa pengalaman buruk justru akan membuat Anda semakin buruk. Percayalah bahwa kunci utama optimisme seseorang adalah dengan bergerak maju menuju masa depan cerah.






http://female.kompas.com

8 Oktober 2013

Hanya 60 Detik, 8 Kebiasaan Baik yang Buat Anda Jarang Sakit

Pernah dengar istilah 'sehat itu mahal'? Menjadi sehat sebenarnya bukan sesuatu yang sulit didapatkan apabila Anda terbiasa menjalani gaya hidup yang baik. Membiasakan mencuci tangan sebelum makan misalnya, hanya perlu waktu tak lebih dari 60 detik untuk melakukannya. Ini kebiasaan baik lainnya yang akan membantu Anda mendapatkan kesehatan optimal.

1. Melepas Sepatu Sebelum Masuk Rumah
Melepas sepatu sebelum melewati pintu akan mencegah kotoran, debu, zat kimia dan penyebab alergi masuk ke dalam rumah. Kebiasaan ini merupakan cara yang praktis untuk menjaga rumah tetap bersih dan bebas dari polutan.

2. Menutup Hidung dengan Lengan Saat Bersin
Ketika tidak punya tisu atau sapu tangan untuk menutupi mulut dan hidung saat bersin atau batuk, gunakan bagian dalam siku atau lengan. Tujuannya untuk menghindari Anda memakai telapak tangan, yang bisa dengan mudah menyebarkan kuman. Cara ini juga mencegah kuman atau kuman dari mulut tersebar ke udara, yang bisa mendarat di permukaan benda lalu tersentuh dan menginfeksi orang lain.

3. Istirahatkan Mata
Banyak karyawan dan mahasiswa yang menghabiskan waktu berjam-jam menatap layar komputer setiap harinya. Cahaya komputer, postur tubuh membungkuk dan penerangan yang minim bisa membuat mata tegang dan sakit kepala. Untuk melindungi mata, lakukan aturan '20-20-20'.

Setiap 20 menit sekali, alihkan mata dari layar komputer selama 20 detik dengan melihat benda yang berjarak 20 meter dari tempat Anda duduk. Sempatkan waktu untuk berdiri, angkat kedua tangan ke atas dan regangkan tubuh untuk melancarkan aliran darah agar tubuh lebih segar.

4. Mengoleskan Tabir Surya
Mengoleskan krim/lotion tabir surya dengan minimal 30 SPF tiap hari, tidak hanya mencegah kulit menggelap tapi juga memperlambat tanda-tanda penuaan kulit dan mengurangi risiko kanker kulit. Saat terik matahari maupun mendung, pakai tabir surya setiap hari saat keluar rumah adalah keharusan.

5. Minum Air Putih
Minum air putih sedikitnya delapan gelas sehari itu harus, dan bisa bertambah jika Anda banyak beraktivitas fisik. Tubuh terdiri dari 60 persen air. Fungsi cairan tubuh adalah menjaga kesehatan pencernaan, membantu penyerapan nutrisi, melancarkan sirkulasi darah, memproduksi air liur, mengalirkan nutrisi dan menjaga temperatur tubuh. Minum cukup air juga mencegah sembelit.

6. Memanaskan Spons Cuci Piring
Sejumlah studi menunjukkan, spons cuci piring adalah benda paling banyak menyimpan kuman di rumah. Spons setiap hari digunakan untuk membersihkan sisa makanan, lemak dan kotoran di dapur. Tekstur spons yang berongga dan lembab menjadikannya tempat favorit bagi bakteri, kuman dan jamur berkumpul.

Untuk mematikan kuman, panaskan spons di dalam microwave. Basahi terlebih dahulu dengan air, lalu masukkan dalam microwave dan panaskan selama 45 detik. Lakukan secara rutin setiap sore hari, setelah aktivitas di dapur selesai.

7. Hitung Sampai 20 Ketika Marah
Saat emosi memuncak, hitung sampai 20 sambil ambil napas dalam-dalam secara perlahan di setiap sela-sela hitungan. Teknik sederhana ini bisa mengurangi kemarahan dan menenangkan syaraf-syaraf Anda.

Menghitung akan mengalihkan pikiran, memberi Anda waktu untuk meredam emosi dari situasi yang tegang. Jika rasa marah itu masih ada, teruskan menghitung dan tarik napas dalam sampai Anda lebih tenang dan terkontrol.

8. Menyikat Lidah
Saat gosok gigi, jangan lupa juga menyikat lidah. Membersihkan lidah adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mulut. Penelitian menunjukkan, penyakit gusi dan gigi tidak hanya mengancam kesehatan mulut tapi juga keseluruhan tubuh.

Pangkal lidah merupakan tempat bersarangnya bakteri dan kuman yang menimbulkan bau mulut tak sedap. Setelah gosok gigi, sikatlah permukaan lidah dari belakang mengarah ke depan menggunakan sikat gigi atau pembersih lidah. Lakukan sehari sekali untuk menyingkirkan bakteri dan sisa makanan yang tertinggal di lidah.

http://wolipop.detik.com

7 Oktober 2013

Patience Freely Offered

The Spirit produces…..patience.” Galatians 5:22

If you find patience hard to give, you might ask the question.  How infiltrated are you with God’s patience?  You’ve heard about it.  Read about it.  Perhaps underlined Bible passages regarding it.  But have you received it?  The proof is in your patience.  Patience deeply received results in patience freely offered…

God does more than demand patience from us; He offers it to us.  Patience is a fruit of His
Spirit.  It hangs from the tree of Galatians 5:22:  “The Spirit produces the fruit of love, joy, peace, patience, kindness, goodness, faithfulness, gentleness, self-control.”  

Have you asked God to give you some fruit?  Well I did once, but… But what?  Did you, h’m, grow impatient?  Ask Him again and again and again.  He won’t grow impatient with your pleading, and you will receive patience in your praying.

by Max Lucado

Relaksasi, Rahasia Bahagia dan Selalu Berenergi

Tak ada formula yang pasti untuk menciptakan kesuksesan dalam hidup. Namun salah satu bahan utama untuk mendapatkan umur panjang dan kebahagiaan dalam hidup adalah the act of not doing, alias tidak melakukan apa-apa, menikmati waktu relaksasi dan bersantai.

Tony Schwartz, Founder dan CEO The Energy Project mengungkapkan, "Setiap manusia tidak dirancang untuk mengeluarkan energi terus-menerus. Sebaliknya, kita ditakdirkan untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemulihan energi. Sebenarnya secara fisiologis, setiap manusia sudah menyadari bahwa tubuhnya memerlukan  istirahat," katanya.

Sesibuk apa pun kita, selalu luangkan waktu untuk "break" dan mengisi ulang energi. Tak selalu dalam bentuk liburan ke luar kota, tapi melakukan hal-hal kecil seperti ini sebenarnya cukup untuk membuat kita merasa santai.

1. Melakukan hal-hal sederhana
Chris Solarz, seorang konsultan dana pensiun yang memiliki waktu sibuk sepanjang hari selalu berusaha untuk melakukan hal-hal sederhana yang bisa membuatnya rileks. Selama sembilan tahun bekerja ia selalu berjalan kaki ke kantornya dibandingkan harus menggunakan kereta bawah tanah. "Waktu naik commuter adalah waktu mati, maka lebih enak untuk berjalan kaki dan menikmati lingkungan sekitar," ungkapnya.

Baginya, berjalan kaki bisa membantu mengurangi sakit kepala, menghilangkan depresi, meningkatkan kepercayaan diri. Anda mungkin saja merasa sulit untuk mencontoh Chris setiap harinya karena jarak yang jauh dari rumah ke kantor. Tetapi Anda bisa mengganti waktunya, misalnya bangun lebih pagi kemudian berjalan-jalan selama 10 menit di sekitar rumah.

2. Hewan peliharaan
Bermain dengan hewan peliharan bisa membantu mengurangi ketegangan selama bekerja. Tahukah Anda bahwa beberapa Presiden Amerika Serikat, Obama, Clinton, dan Reagan, memelihara anak anjing untuk membantu mereka bersantai. Mengamati polah hewan peliharaan terbukti dapat membantu menurunkan tekanan darah dan tingkat stres.

3. Tidur siang
Ini mungkin terlihat sangat sederhana, tapi sering diremehkan. Arianna Huffington menyarankan untuk tidak meremehkan manfaat tidur siang. "Tidur membuat kita jadi lebih produktif, kreatif, mengurangi stres, lebih sehat dan lebih bahagia," ungkapnya.

Beberapa perusahaan di Amerika bahkan memberikan karyawannya jam tidur siang di kantor, misalnya Google, Nationwide Planning Associates dan P&G. Kalau kantor Anda tak memiliki jadwal seperti ini, Anda bisa menyiasatinya dengan memejamkan mata sebentar saat sedang lelah dan tidur siang saat weekend.

4. Matikan ponsel
Setiap harinya waktu Anda sudah tersita dengan deringan telepon dan juga layar komputer, maka saat liburan atau saat ingin bersantai matikan saja ponsel dan komputer Anda. Terus-terusan memandang atau menerima panggilan telepon akan membuat Anda mengalami kelelahan total. Di akhir pekan ada baiknya untuk mematikan ponsel semua gadget Anda. Ini mirip seperti reboot dan detoks untuk otak dan jiwa Anda.

5. Bermain
Main tak cuma untuk anak-anak kecil. "Orang dewasa juga tak kehilangan kebutuhan untuk melakukan hal baru yang menyenangkan seperti anak-anak," jelas Scott G. Eberle, PhD. Orang-orang yang sibuk di dunia pun tahu bahwa bermain bisa membantu mereka lebih santai. Presiden Obama menemukan kecintaannya untuk bermain bola, Greg marcus, CEO dan Presiden The Marcus Corp bermain piano untuk melepas stres.

6. Menghargai alam
Alam bisa membantu Anda untuk bersantai. Sesekali, ganti rutinitas Anda ke mal dengan menyambangi taman-taman kota. Bermain bersama si kecil atau membaca di tengah hijaunya rumput dan pepohonan bisa membuat kita merasa lebih rileks.

Atau tiru Michelle Obama yang selalu berkebun untuk menghilangkan kelelahannya. "Jika saya merasa lelah dan tegang maka saya akan pasang iPod dan langsung bersepeda sepanjang danau Michigan bersama putri-putri saya," katanya.

http://female.kompas.com

Pasangan yang Berciuman pada Pagi Hari Lebih Sukses

Jika Anda ingin bahagia, sehat, sukses, dan hidup lebih lama, maka berikan pasangan Anda ciuman sebelum pergi untuk bekerja setiap hari. Itulah kesimpulan dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok dokter Jerman dan psikolog, bekerja sama dengan perusahaan asuransi.

Menurut dr Arthur Sazbo, penelitian ini mengungkapkan bahwa mereka yang mencium pasangannya, pagi sebelum berangkat kerja, terhindar dari penyakit ringan sehingga berdampak pada rendahnya kuantitas absen kerja. Kemudian, potensi mereka mengalami kecelakaan saat perjalanan menuju ke kantor pun terbilang rendah.

Yang lebih mengejutkan, peluang mereka memperoleh penghasilan yang besar, 20 sampai 30 persen lebih tinggi, dibandingkan mereka yang tidak mencium pasangannya sebelum berangkat kerja. Mereka juga hidup lima tahun lebih lama dari orang yang bahkan tidak memberikan kecupan di pipi pada pasangannya.

Menurut dr Sazbo, ciuman pada pagi hari merupakan awal yang positif untuk memulai aktivitas seharian penuh. Ciuman menandakan kasih, dukungan, dan keikhlasan. Tiga hal ini dapat melahirkan rasa optimis dan percaya diri dalam diri seseorang.

Sebaliknya, mereka yang tidak pernah mencium pasangannya kala sang surya menyingsing mayoritas berangkat kerja dengan perasaan tidak tenang dan tidak benar pada diri mereka sendiri.

Apakah Anda percaya atau tidak pada hasil penelitian ini, hal tersebut menjadi pilihan masing-masing. Namun, tak ada yang salah dengan memberikan kecupan sayang kepada pasangan pada pagi hari. Setidaknya lewat ciuman pagi, Anda telah membuat pasangan merasa dicintai. Jadi, kenapa tidak?

http://female.kompas.com

Ibu yang Terlalu Cerewet Bisa Bikin Putrinya Minder dengan Berat Badannya

Hal yang lumrah jika ibu kerap memperhatikan anaknya, terutama saat putrinya sudah beranjak dewasa. Namun, ibu yang terlalu cerewet dengan sering mengkritik dan terlibat dalam kehidupan putrinya cenderung membuat si anak memiliki gangguan makan dan perilaku sosial yang buruk.

Menurut studi terbaru, gangguan makan yang terjadi lebih mengarah pada ketidakpuasan tubuh dan keyakinan serta praktik mengontrol berat badan yang tidak sehat. Hal ini sering terjadi di kalangan wanita di Amerika Serikat.

Peneliti melibatkan 286 mahasiswi dengan rata-rata usia 21 tahun. Ibu dan saudara mereka yang lebih tua juga diminta untuk mengisi kuisioner online. Sementara itu, penelitian juga menunjukkan bahwa dinamika keluarga seperti konflik dan kontrol bisa mempengaruhi emosi dan kesejahteraan sosial para perempuan muda.

Tapi, ibu yang terlalu ikut campur dan kritis berhubungan langsung dengan terjadinya masalah perilaku sosial dan gangguan makan pada anaknya. Penelitian ini diterbitkan secara online tanggal 18 September di jurnal Communication Monographs.

"Terlihat bahwa bentuk komunikasi korosif dalam keluarga sangat merusak pandangan individu terhadap dirinya sendiri dan juga kesejahteraannya. Karena hal ini mempromosikan perjuangan mereka untuk mengontrol dan meningkatkan dirinya," jelas penulis utama studi, Analisa Arroyo, asisten profesor komunikasi di University of Georgia, Athena.

Ia menambahkan, gangguan makan bisa berkembang sebagai teknik kompensasi untuk berurusan dengan ketidakmampuan sosial dan emosi yang negatif. Dalam penelitian itu disebutkan bahwa orang tua adalah pengaruh utama dalam pengembangan konsep diri serta keterampilan sosial anak-anak mereka.

Dikutip dari HealthDay, Kamis (3/10/2013), Arroyo menyimpulkan, "Jika orang tua fokus pada hubungan yang sehat antara orang tua dan anak serta mengajarkan anak-anak mereka keterampilan komunikasi yang efektif, kompetensi sosial tersebut justru bisa berfungsi melindungi berkembangnya tekanan psikologis dan gangguan makan."

http://health.detik.com

Ingin Punya Bayi Laki-laki atau Perempuan? Ini Tips 'Mendapatkannya'

Segala sesuatu memang ditentukan oleh kehendak Tuhan, salah satunya jenis kelamin bayi. Tapi, tak ada salahnya bukan jika sebagai manusia, kita juga berusaha untuk memperbesar peluang mendapatkan buah hati yang jenis kelaminnya sesuai keiginan?

Nah, menurut dokter spesialis andrologi, dr Nugroho Setiawan, MS, SpAnd, ada beberapa cara yang bisa dilakukan suami istri untuk memperbesar peluangnya memiliki bayi dengan jenis kelamin yang diinginkannya.

dr Nugroho menjelaskan jenis kelamin bayi yang dikandung pada dasarnya tergantung dari sperma mana yang membuahi sel telur karena sperma mengandung kromosom X dan Y. Sperma X sifatnya lebih tahan asam, bisa hidup sampai tiga hari, dan kecepatan berjalannya lambat. Sedangkan sperma Y tidak terlalu tahan asam, waktu hidupnya relatif pendek yakni hanya satu hari, dan kecepatan berjalannya cepat.

Memperbesar peluang memiliki momongan dengan jenis kelamin yang diinginkan, jika melalui inseminasi kemungkinan keberhasilannya mencapai 80 persen. Sedangkan melalui edukasi pada pasangan kemungkinan keberhasilannya sekitar enam puluh persen.

Nah, jika ingin memperbesar peluang mendapatkan bayi laki-laki, pasangan bisa berhubungan intim saat si wanita berada pada masa subur. Sedangkan jika ingin memiliki bayi perempuan maka hubungan bisa dilakukan pada waktu dua atau tiga hari sebelum wanita memasuki masa suburnya.

"Kalau pas masa subur, yang jalannya cepat itu kan yang Y berarti memperbesar peluang anak laki-laki. Kalau dua atau tiga hari sebelum masa subur, kemungkinan besar jadinya anak perempuan karena yang bisa bertahan hidup lebih lama yang X," jelas dr Nugroho kepada detikHealth, saat ditemui di RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan, dan ditulis pada Selasa (8/10/2013).

Cara lain yang bisa dilakukan yakni mengatur kedalaman penetrasi penis. Jika ingin memperbesar peluang mendapat bayi perempuan, maka jangan melakukan penetrasi terlalu dalam supaya sperma X-lah yang lebih lama bertahan di dalam vagina hingga akhirnya bisa bertemu sel telur. Sebab, sperma Y akan lebih dulu gugur karena ia tidak bisa bertahan lama di vagina.

"Sebaliknya kalau untuk anak laki-laki, lakukan penetrasi yang dalam sehingga sperma Y yang kecepatan berjalannya cepat, dia bisa segera bertemu dengan sel telur," kata dr Nugroho.

Pria kelahiran Yogyakarta 57 tahun lalu ini juga menambahkan, agar jenis kelamin momongan sesuai yang diinginkan, bisa juga digunakan teori asam basa. "Dulu itu perempuan banyak makan daging sehingga vaginanya dalam kondisi basa dan itu meningkatkan peluang mendapat anak laki-laki, sedangkan kalau makan permen atau yang mengandung gula gitu yang manis-manis, kondisi vaginanya asam dan itu untuk meningkatkan peluang mendapatkan anak perempuan. Tapi, sekarang teori itu mulai ditinggalkan," papar dr Nugroho.

http://health.detik.com

4 Oktober 2013

Through All the Seasons. . . God Is Loving and Powerful

Ecclesiastes 3:1-8 — Why has this passage endured the ages as one of the oldest philosophical poems in our literary canon? It’s certainly among the most pensive passages of God’s Word, a beautiful meditation that casts a near-hypnotic spell over readers of any generation.
The author was the wisest and wealthiest man who ever lived, and this book is a chronicle of his lifelong quest for true happiness and joy. Solomon tried wealth, wisdom, work, and wild living. At the end of his wide-ranging experiments, he concluded that everything was an empty exercise in vanity. It was like trying to capture the wind in his hands.
As we come to the third chapter, we find Solomon facing an even bigger challenge, a “problem with God.”
I know all about the “problem with God.”
I would not have chosen cancer as a path to spiritual growth, nor would I wish such fear and pain on anyone. On the other hand, I do not see my illness as a random event, some miscellaneous accident of health. And I do not believe there was a moment when God was absent from the physical, emotional, and spiritual crisis I endured.
In fact, I found Him everywhere during that time. I found Him as never before. I glimpsed His face among the doctors and nurses who cared for me so skillfully. I saw Him there in shining power among the family of my church, and intimately among the family circle of my wife and children. He met me in the private chapel of my soul, where with each passing day I felt deeper in His grace and comfort. I found my Lord more present and more powerful.
Knowing there must be pain and suffering for us all, I dearly wish everyone could travel the road I did. I wish every human soul could see the face of God in the fear and turmoil. 
So many walk a very different path; they experience only His absence.
Rabbi Harold Kushner, the author of When Bad Things Happen to Good People, when his own three-year-old son contracted a rare disease that took his life at a young age, penned his conclusions about God and suffering in order to provide answers to others in similar circumstances.
Kushner’s conclusion was a popularization of an ancient theological conundrum:

How can God be both perfectly good and perfectly powerful? The suffering in the world suggests that if He is God, He is not good; or that if He is good, He is not God. In other words, there must be something lacking in either His love or His strength, or He would cure every little pain.

Rabbi Kushner worked through the old enigma. He concluded that God is all-loving but not all-powerful. He cares deeply about the people He created, but after creating the world He backed away and allowed it to run without His interference.
Solomon had a different view entirely. He concludes that God is sovereign and in control, regardless of the imponderables that remain. Solomon sees God as being present with us but not helpful enough. The king wants to know why God does not improve the standard of life, do something about the aging process, show more favoritism to His children, and perhaps discontinue the program of human pain.
In his poem, there are fourteen negative statements and fourteen positive ones, and they fall into three separate categories. The first describes the influence of time on our bodies, the second focuses on our souls, and the last deals with our spirits.
And Solomon’s main thought? Well, it doesn’t take a Hebrew scholar to notice that the word time occurs twenty-nine times in these verses.
Time and Your Physical Life

To everything there is a season,
A time for every purpose under heaven:
A time to be born, And a time to die;
A time to plant,
And a time to pluck what is planted;
A time to kill,
And a time to heal;
A time to break down,
And a time to build up.
Solomon begins his contemplation with a sobering observation: birth and death both have their appointed times.
When my grandson, Ryland, was born, I flew to Baltimore for the event. As I peered through the nursery window at this beautiful new citizen of the world, it struck me that only a corridor away, some other citizen was being dispatched. Some family had gathered for the agony of farewell. It is not a lengthy walk between the nursery and the intensive care unit. We spend our own time making that trek between entrance and exit, womb and tomb.
Meanwhile, there is a time to plant and a time to harvest. Solomon refers to the food supply because he knows that God sets the boundaries of the seasons. God has built certain rhythms into His world. The steady repetition of the seasons provides comfort and a workable cadence to life.
We are a bit discomforted to read that there is a time to kill as well as a time to heal. Yet our bodies are in the process of dying every moment. Scientists tell us that every seven years we replenish all the cells within our bodies. There is an ongoing maintenance department in the human machine that is constantly changing out the old for the new. And it is governed by time.
Cancer cells, infection cells, or simply worn-out cells must be killed — so even killing has its time, and we are grateful. There must be a time to kill so we might also have a time to heal.
And what of “a time to break down, and a time to build up”? We build up in our early years, and we start breaking down as we get older — painful but true. How old is old? I was enjoying a birthday when David Todd, my six-year-old grandson, crunched the numbers on my age. He said, “If Poppy was a dog’s age, he’d be dead!” He was right.
There is a time for breaking down, but God is there. He is as powerful as He is loving, and you have the opportunity to experience His power all the more effectively and vividly when you turn to Him in the breakdowns of life.

Time and Your Emotional Life

A time to weep,
And a time to laugh;

A time to mourn,

And a time to dance;

A time to cast away stones,

And a time to gather stones; A time to embrace,

And a time to refrain from embracing.

Time is also involved with the operations of the soul, the seat of human emotions. There’s a time to cry, when tears flow freely; there are also times for laughter. Hopefully, the latter outnumber the former, yet tears are a part of life. The Bible says, “Jesus wept... He groaned in the spirit and was troubled” (John 11:35, 33). Job states, “My eyes pour out tears to God” (Job 16:20). The psalmist asks God to store his tears in a heavenly bottle, for they are precious (Psalm 56:8). And Psalm 126:5 promises, “Those who sow in tears shall reap in joy.”
Your tears are God’s jewels; they are precious to Him. The greater your suffering, the greater His ministry and grace for you.
There is a time to mourn and a time to dance. There is a time to hug, and there are times when hugging is inappropriate. God has given us a wide spectrum of emotions, and sometimes we feel we are at the mercy of our anger or depression or grief. It helps to know that each emotion is simply playing the part allotted to its own special time. We need our full spectrum of God-given emotions, for they are the emblems of our humanity. They mark us as children of a God who also has anger, grief, and laughter.
Time and Your Spiritual Life
A time to gain,
And a time to lose;

A time to keep,
And a time to throw away;
A time to tear,
And a time to sew;

A time to keep silence,

And a time to speak;

A time to love,

And a time to hate;
A time of war,

And a time of peace.

The last three verses have to do with inner decisions — the deep commitments of our lives. Sometimes we gain; sometimes we lose — money, weight, hair, loved ones, privileges, rights, responsibilities, joys, possessions. We collect and we throw away.

Unfortunately, at the personal level we seem far more interested in accumulating than in throwing away. We need to recognize the spiritual value of both, that there is a time and a season to get rid of stuff.
Solomon knew there was a “time to keep silence, and a time to speak.” The father in Proverbs continually admonishes his children to pay attention to words of wisdom and instruction, but he also warns against talking too much and becoming ensnared by one’s own words. There is no greater wisdom than knowing the seasons of the tongue — when it is time to speak and when it is time to keep silent.
There is a time for love and even a time to hate. A time to hate? Yes, of course. Even Jesus hated. He hated sin. He hated its mastery over human souls. He hated the wake of its destruction.
We need to learn how to hate that which is evil without hating the people who are evil.

The passage ends by reminding us that while we all long for a peaceful world, there is even a time when war is morally necessary. “A time of war, and a time of peace”.

Peter Muhlenberg was an Anglican pastor in Virginia. In 1774, he was elected to the Virginia legislature and was present at St. John’s Church in Richmond when Patrick Henry proclaimed, “Give me liberty or give me death!” Peter was so moved that he promptly joined George Washington’s army.

He recruited other men in his church, and they became known as the German Regiment under his command. It’s because of men like Peter Muhlenberg that America has been the home of the brave and the land of the free for more than two hundred years.
Everything has its appointed time from God. He is sovereign, but He is always faithful.
Through all the seasons of life, through all the undulating circumstances of the passing years, God remains both loving and powerful.


by David Jeremiah, from his new book, 31 Days to Happiness