Di dalam mimpinya dia melihat ada tiga orang wanita yang sedang berdoa.
Saat mereka berlutut, sang Tuan datang mendekati mereka.
Dia
mendekati wanita yang pertama dengan kelembutan dan anugerah. Dia
tersenyum dengan kasih dan berbicara kepadanya dengan nada yang sangat
manis.
Setelah itu, Dia mendekati wanita
yang kedua. Kepada wanita itu Dia hanya menumpangkan tanganNya ke atas
kepala wanita yang sedang menunduk itu dan memberikannya pandangan yang
penuh kasih.
Namun kemudian Dia melewati wanita yang ketiga dengan tanpa berhenti untuk mengatakan sesuatu atau hanya memandangnya saja.
Wanita yang bermimpi itu berkata kepada dirinya sendiri, "Pastilah
Dia sangat mengasihi wanita yang pertama itu. Wanita yang kedua
memperoleh restunya namun dia tidak mengalami sikapNya yang menunjukkan
kasih, seperti yang dilakukanNya kepada wanita yang pertama. Sedangkan
wanita yang ketiga, pastilah merasa sangat sedih karena Dia sama sekali
tidak berkata apa-apa kepadanya, bahkan memandangnya pun tidak."
Tapi datanglah Tuannya dan berdiri disampingnya dan berkata, "Hai, wanita ! Engkau salah dalam menilai sikap-Ku!
Wanita
yang pertama sepenuhnya memerlukan kelembutan dan perhatian-Ku supaya
dia bisa tetap melangkah di jalan-Ku yang sempit. Dia memerlukan kasih,
perhatian dan pertolongan-Ku setiap saat, karena tanpa itu semua dia
akan jatuh.
Wanita yang kedua memiliki iman yang lebih kuat dan
kasih yang lebih dalam daripada yang dimiliki oleh wanita pertama, dan
Aku bisa mengandalkannya untuk tetap mempercayai Aku tanpa memedulikan
apa yang terjadi dan apa yang dilakukan orang-orang terhadapnya.
Namun
wanita yang ketiga, yang tampaknya tidak Aku perhatikan, bahkan mungkin
tampak ditelantarkan, memiliki iman dan kasih yang sangat murni.
Dia
sangat mengenal Aku, dan sepenuhnya mempercayai Aku, sehingga dia tidak
lagi bergantung pada suara-Ku, tatapan-Ku yang penuh kasih, atau
tanda-tanda lainnya untuk bisa mendapatkan persetujuan atau restu-Ku.
Dia tidak akan merasa cemas atau menjadi patah semangat dengan situasi dan keadaan apapun yang Aku rancangkan untuk dia hadapi.
Dia
mengetahui bahwa Aku sedang mempersiapkan dirinya untuk kekekalan, dan
menyadari bahwa di kemudian hari, dia akan memahami apa yang Aku
lakukan.
"Kasih-Ku hening karena kata-kata tidak bisa
mengekspresikan kasih-Ku dan hati manusia sukar untuk bisa memahaminya.
Dan juga, keheningan-Ku itu adalah demi engkau, supaya engkau belajar
untuk mengasihi dan mempercayai-Ku dengan murni, seperti yang diajarkan
Roh, dan menanggapinya secara spontan tanpa dipengaruhi oleh hal-hal
yang tampak dari luar."
Allah "akan melakukan perbuatan-perbuatan
yang ajaib, seperti yang belum pernah dijadikan"( Kel. 35:10 ) jika
kita belajar tentang rahasia sikap diam-Nya dan tetap memuji-Nya
walaupun seolah-olah Allah tidak memberikan karunia-Nya kepadamu.
Melalui hal ini kita akan bisa mengenal dan mengasihi sang Pemberi dengan lebih baik.
http://terangduniaministry.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar