Kebiasaan mendongeng untuk anak-anak memang perlu dilakukan oleh
orangtua dan guru tanpa harus membacakan langsung dari bukunya. Dengan
mengandalkan kreativitas dan improvisasi, transfer karakter tokoh yang
baik dan pesan moral melalui dongeng dapat berlangsung dengan mudah.
Pendongeng
Awam Prakoso mengatakan, mudah untuk memulai sebuah dongeng kepada
anak-anak. Dengan tujuan mulai dari menghibur sampai menyampaikan materi
pelajaran sekalipun, orangtua dan guru bisa mulai bercerita dengan
ide-ide yang diperoleh dari lingkungan sekitar anak-anak.
"Bahan
cerita bisa didapat dari suatu hal yang dekat dengan kita, misalkan di
rumah ada sebuah pohon. Orangtua bisa membuat cerita dari ide tersebut,"
kata pendiri "Kampung Dongeng" itu saat memberikan pelatihan mendongeng
kepada orangtua murid TK Bakti Mulya 400, Pondok Indah, Jakarta, Senin
(24/9/2012).
"Misalkan seperti ini, 'Anak-anak ini ada sebuah
pohon, pohonnya ada banyak daun. Daun yang muda, dan daun yang tua. Yang
tua akan terjatuh kelepek kelepek kelepek. Daun muda jadi
kasihan dan teriak 'Nenek jangan pergi...!' Kata daun muda. Nenek
menjawab, tidak apa-apa, nenek sudah tua dan akan jatuh ke bumi untuk
menyuburkan tanah, kamu masih muda harus memberikan udara segar
(oksigen) kepada mahkluk bumi. Kita harus menjaga pohon bersama-sama
ya?" tuturnya.
Pria yang akrab dipanggil Kak Awam ini memaparkan,
setiap kisah dongeng yang disampaikan kepada anak dapat dikreasikan
sedemikian mungkin. Pasalnya, menurut Kak Awam, dongeng sendiri bermakna
kisah rekayasa imajinasi sederhana dengan alur perjalanan hidup yang
mengandung pesan moral.
Untuk mengkreasikan dongeng bagi anak-anak, Kak Awam berbagi tips persiapan yang perlu dilakukan.
1. Memilih atau membuat cerita.
Seperti
disampaikan sebelumnya, cerita dapat direkayasa dari apa saja yang
dekat dengan orangtua, guru dan anak-anak. Cerita itu harus berpesan
nilai moral, seperti mendongeng soal sepatu. Cerita ini, misalnya sejak
awal sudah disisipkan pesan kebaikan bahwa memulai sesuatu harus dari
kanan.
"Kemanakah sepatu kanan saya? Saya enggak bisa
pakai sepatu kalau tidak ada bagian yang kanan (upayakan sambil
berekspresi), karena memakai sepatu itu harus sepasang, dimulai dari
yang kanan bla bla bla," tutur Kak Awam.
2. Menyiapkan alat peraga
Cerita
yang didukung oleh alat berupa, boneka, sepatu, atau daun misalnya
dapat kita gerak-gerakan dalam dialog cerita dongeng yang akan
dirangkai.
3. Menghafal dan bercerita
Kadang kita sudah tahu
cerita kebaikan seorang Putri Salju, Cinderella atau Malin Kundang, dan
sebagainya. Kisah itu sudah kita hafal dan tinggal disampaikan kembali
dalam cerita versi kita dengan media dan alat peraga yang berbeda-beda.
4. Menyiapkan tempat
Selain
di kamar tidur, kita juga dapat menceritakan dongeng di sebuah dapur
dan atau ruang bermain anak-anak, bahkan juga di ruang kelas. Tempat
ternyamannya adalah saat anak-anak bersama kita.
Sudah siap untuk mendongeng?
sumber: KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar