There are no christmas tree, and the christmas ornament in our house
this year. Our rental house full with boxes ready to send to our new
house. But we have a chance to share our stuffs to other people who
needs it. Abby also learn how to share her dolls and toys to other
children and my mom share her collections (plenty of shoes and bags).
We're realize that we always keep it and buy it again and again even the
old one still can use or sometimes we're not really need it. And also
if we are want to have the new one, so we have willing to release the
old one. Thank you Lord for this great lesson we've learned. How
wonderful Christmas for us this year.
8 Desember 2014
23 Oktober 2014
3 Penelitian Mengenai "Parenting" yang Perlu Diketahui Para Orangtua
Menjadi orangtua bukan sebatas hanya menyediakan fasilitas dan
memberikan pendidikan yang layak kepada anak. Sebab, sebenarnya, untuk
memberikan kehidupan yang lebih baik itu dibutuhkan hal-hal yang tidak
berkaitan dengan materi. Berikut ini tiga penelitian mengenai hubungan
orangtua dan anak yang patut Anda simak.
Menjadi orangtua itu membahagiakan
Beberapa tahun belakangan ini, sejumlah penelitian menemukan bahwa menjadi orangtua itu sangat membahagiakan. Kadar dan kualitas kebahagiaan bisa meredam rasa sakit pada tubuh, entah itu sakit kepala atau kram perut. Hal menarik lainnya adalah ditemukan bahwa kebahagiaan yang dirasakan oleh ayah saat memiliki anak melebihi rasa bahagia seorang ibu.
Manfaat dari memprioritaskan anakMenurut studi yang dihelat oleh Ashton-James pada 2013 silam, orangtua yang selalu mendahulukan kepentingan dan kebutuhan anak memiliki pribadi yang hangat dan menyenangkan di lingkungan sosialnya. Selain itu, sikap yang demikian juga ampuh dalam menghalau energi negatif yang bisa merusak mood sepanjang hari.
"Penemuan ini menyimpulkan bahwa semakin tinggi kasih sayang dan perhatian orangtua kepada anak, semakin bahagialah dirinya," ujar James.
Bahaya terlalu disiplin terhadap anak
Sekitar 90 persen orangtua di Amerika Serikat mengaku setidaknya pernah menegur dan memarahi anak secara keras dan terbilang kasar. Sebenarnya, cara ini sama sekali tidak mendidik. Selain tidak menyelesaikan masalah, juga hanya memanjangkan dan membuat anak jadi pendendam. Hal ini sudah diteliti terhadap 967 keluarga di AS. Anak-anak yang tumbuh dengan aturan orangtua yang terlalu disiplin justru menyebabkan mereka memiliki gangguan psikologis saat dewasa.
"Gagasan bahwa keras terhadap anak bakal membuat mereka berpikir itu sebagai bentuk kasih sayang orangtua sama sekali keliru. Kehangatan hubungan dan komunikasi yang baik antar-orangtua kepada anak memberikan hasil akhir yang lebih positif pada tubuh kembang anak," ujar Ming Te Wang, ketua penelitian.
http://female.kompas.com
Menjadi orangtua itu membahagiakan
Beberapa tahun belakangan ini, sejumlah penelitian menemukan bahwa menjadi orangtua itu sangat membahagiakan. Kadar dan kualitas kebahagiaan bisa meredam rasa sakit pada tubuh, entah itu sakit kepala atau kram perut. Hal menarik lainnya adalah ditemukan bahwa kebahagiaan yang dirasakan oleh ayah saat memiliki anak melebihi rasa bahagia seorang ibu.
Manfaat dari memprioritaskan anakMenurut studi yang dihelat oleh Ashton-James pada 2013 silam, orangtua yang selalu mendahulukan kepentingan dan kebutuhan anak memiliki pribadi yang hangat dan menyenangkan di lingkungan sosialnya. Selain itu, sikap yang demikian juga ampuh dalam menghalau energi negatif yang bisa merusak mood sepanjang hari.
"Penemuan ini menyimpulkan bahwa semakin tinggi kasih sayang dan perhatian orangtua kepada anak, semakin bahagialah dirinya," ujar James.
Bahaya terlalu disiplin terhadap anak
Sekitar 90 persen orangtua di Amerika Serikat mengaku setidaknya pernah menegur dan memarahi anak secara keras dan terbilang kasar. Sebenarnya, cara ini sama sekali tidak mendidik. Selain tidak menyelesaikan masalah, juga hanya memanjangkan dan membuat anak jadi pendendam. Hal ini sudah diteliti terhadap 967 keluarga di AS. Anak-anak yang tumbuh dengan aturan orangtua yang terlalu disiplin justru menyebabkan mereka memiliki gangguan psikologis saat dewasa.
"Gagasan bahwa keras terhadap anak bakal membuat mereka berpikir itu sebagai bentuk kasih sayang orangtua sama sekali keliru. Kehangatan hubungan dan komunikasi yang baik antar-orangtua kepada anak memberikan hasil akhir yang lebih positif pada tubuh kembang anak," ujar Ming Te Wang, ketua penelitian.
http://female.kompas.com
Para Ibu Jangan Mengeluh “Gendut” dan “Tua” di Depan Anak Perempuan
Sifat wanita yang jarang puas dengan penampilan fisiknya bisa
berakibat buruk pada anak-anak perempuan mereka. Pasalnya, menurut
sebuah penelitian di Inggris, mengatakan bahwa anak yang sering
mendengar keluhan ibu menggunakan kata “gemuk”, “tua”, dan “lelah” bakal
memiliki rasa percaya diri yang rendah.
Tak dimungkiri, hanya sedikit jumlah wanita yang benar-benar mencintai tubuh mereka apa adanya. Kondisi ini diyakini terbentuk semenjak kita masih kecil. Dilansir DailyMail, terkuak fakta bahwa 69 wanita yang menyatakan sering meluapkan keluhan soal bentuk tubuh depan anak perempuan mereka. lalu, 34 persen ibu lainnya mengaku bahwa anak perempuan mereka sering menunjukan mimik negatif saat si ibu mengucapkan hal negatif tentang diri sendiri.
Dibandingkan wanita lain, ternyata wanita di Inggris paling sering mengeluh mengenai tubuh mereka dengan mengatakan merasa lelah (79 persen), merasa tua (69 persen), dan gemuk (68 persen).
Baru-baru ini, sebuah brand kecantikan, Dove membuat sebuah film pendek untuk menginspirasi dan mengajak para wanita dewasa untuk mencintai tubuhnya. Film ini disebarkan lewat media sosial bertagar FeelBeautifulFor.
Film ini menayangkan beberapa wanita yang mengungkapkan bagian tubuh yang paling mereka tidak suka dan mereka sukai. ''Bagian tubuh nomor satu yang paling tidak aku sukai adalah lenganku yang besar,'' ujar Michelle Anthony, ibu dari dua anak perempuan asal Chester, Inggris.
Seorang ibu lainnya menyebutkan bahwa bagian tubuh yang tidak mereka sukai adalah mata yang tak simetris dan betis yang besar.
Selanjutnya, anak dari para wanita tersebut diminta untuk menuliskan daftar tubuh yang mereka suka dan tidak suka. Hasilnya, bagian tubuh yang dituliskan anak ternyata sama persis dengan yang dikeluhkan oleh sang ibu. Hal ini tentunya membuat para ibu menjadi bersedih.
Akhirnya, para ibu yang tampil dalam film pendek itu pun tersadar bahwa apa yang mereka keluhkan mengenai tubuh mereka, sangat berpengaruh pada pembentukan pola pikir sang buah hati.
''Aku berkata pada anakku, bagian tubuh apa saja yang tidak aku sukai, dan aku berpikir hal itulah yang menyebabkan mereka menulis daftar yang sama sepertiku,'' Ucap Anthony. ''Percaya dirilah, dan sadar bahwa yang Anda lakukan dapat mempengaruhi anakmu,” sarannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Dove, mengungkapkan bahwa 71 persen dari para anak perempuan kecil merasa tertekan untuk tumbuh menjadi wanita dewasa yang cantik. Kondisi ini tentunya sangatlah tidak kondusif bagi perkembang psikis anak. Maka dari itu, sebagai seorang ibu, jadilah panutan terbaik bagi si kecil. Sadarilah apa yang Anda pikirkan dan lakukan memiliki pengaruh besar pada mentalitas anak.
Pujilah diri sendiri dan anak, wariskan gaya hidup dan gaya berpikir yang positif. Jangan biarkan anak terbelenggu pada tekanan lingkungan sosial yang seolah menuntut mereka memiliki tubuh yang ideal dan paras nan cantik sempurna.
Survei ini turut menanyakan pada sejumlah ibu mengenai apa yang ingin disampaikan kepada gadis-gadis kecil mengenai kecantikan. Hasilnya, sebanyak 51 persen menyarankan untuk belajar melihat kecantikan pada tiap orang. Lalu, 35 persen ingin anak-anak untuk belajar menerima diri apa adanya, dan 29 persen berusaha untuk selalu mengajarkan kejujuran pada diri sendiri.
http://female.kompas.com
Tak dimungkiri, hanya sedikit jumlah wanita yang benar-benar mencintai tubuh mereka apa adanya. Kondisi ini diyakini terbentuk semenjak kita masih kecil. Dilansir DailyMail, terkuak fakta bahwa 69 wanita yang menyatakan sering meluapkan keluhan soal bentuk tubuh depan anak perempuan mereka. lalu, 34 persen ibu lainnya mengaku bahwa anak perempuan mereka sering menunjukan mimik negatif saat si ibu mengucapkan hal negatif tentang diri sendiri.
Dibandingkan wanita lain, ternyata wanita di Inggris paling sering mengeluh mengenai tubuh mereka dengan mengatakan merasa lelah (79 persen), merasa tua (69 persen), dan gemuk (68 persen).
Baru-baru ini, sebuah brand kecantikan, Dove membuat sebuah film pendek untuk menginspirasi dan mengajak para wanita dewasa untuk mencintai tubuhnya. Film ini disebarkan lewat media sosial bertagar FeelBeautifulFor.
Film ini menayangkan beberapa wanita yang mengungkapkan bagian tubuh yang paling mereka tidak suka dan mereka sukai. ''Bagian tubuh nomor satu yang paling tidak aku sukai adalah lenganku yang besar,'' ujar Michelle Anthony, ibu dari dua anak perempuan asal Chester, Inggris.
Seorang ibu lainnya menyebutkan bahwa bagian tubuh yang tidak mereka sukai adalah mata yang tak simetris dan betis yang besar.
Selanjutnya, anak dari para wanita tersebut diminta untuk menuliskan daftar tubuh yang mereka suka dan tidak suka. Hasilnya, bagian tubuh yang dituliskan anak ternyata sama persis dengan yang dikeluhkan oleh sang ibu. Hal ini tentunya membuat para ibu menjadi bersedih.
Akhirnya, para ibu yang tampil dalam film pendek itu pun tersadar bahwa apa yang mereka keluhkan mengenai tubuh mereka, sangat berpengaruh pada pembentukan pola pikir sang buah hati.
''Aku berkata pada anakku, bagian tubuh apa saja yang tidak aku sukai, dan aku berpikir hal itulah yang menyebabkan mereka menulis daftar yang sama sepertiku,'' Ucap Anthony. ''Percaya dirilah, dan sadar bahwa yang Anda lakukan dapat mempengaruhi anakmu,” sarannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Dove, mengungkapkan bahwa 71 persen dari para anak perempuan kecil merasa tertekan untuk tumbuh menjadi wanita dewasa yang cantik. Kondisi ini tentunya sangatlah tidak kondusif bagi perkembang psikis anak. Maka dari itu, sebagai seorang ibu, jadilah panutan terbaik bagi si kecil. Sadarilah apa yang Anda pikirkan dan lakukan memiliki pengaruh besar pada mentalitas anak.
Pujilah diri sendiri dan anak, wariskan gaya hidup dan gaya berpikir yang positif. Jangan biarkan anak terbelenggu pada tekanan lingkungan sosial yang seolah menuntut mereka memiliki tubuh yang ideal dan paras nan cantik sempurna.
Survei ini turut menanyakan pada sejumlah ibu mengenai apa yang ingin disampaikan kepada gadis-gadis kecil mengenai kecantikan. Hasilnya, sebanyak 51 persen menyarankan untuk belajar melihat kecantikan pada tiap orang. Lalu, 35 persen ingin anak-anak untuk belajar menerima diri apa adanya, dan 29 persen berusaha untuk selalu mengajarkan kejujuran pada diri sendiri.
http://female.kompas.com
27 September 2014
6 Cara Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Tanpa Bantuan Obat
Cuaca yang tidak menentu bisa membuat daya tahan tubuh menurun dan mudah
terserang penyakit seperti flu atau demam. Untuk itu, Anda perlu
meningkatkan sistem imun dengan makan sehat dan mengasup nutrisi yang
cukup.
Kesampingkan dulu meminum suplemen atau obat penguat daya tahan tubuh di apotek, tapi lakukan dengan cara alami seperti yang disarankan praktisi kesehatan holistik Dr Prasanna Kerur dari Ayush Wellness Spa, seperti dikutip dari Female First.
1. Makanlah secukupnya, konsumsi makanan yang baru dimasak dan mudah dicerna. Hindari mengonsumsi produk susu olahan dan gandum berlebihan dengan memperbanyak sayur dan buah-buahan seperti jeruk, lobak, paprika, apel dan stroberi.
2. Teh bisa bantu meningkatkan daya tahan tubuh karena kandungan antioksidannya. Jika bosan dengan teh hijau, teh hitam atau oolong, Anda bisa mencoba membuat teh herbal sendiri yang mengandung jahe, kunyit atau kayu manis. Untuk teh herbal, minumlah 3-4 cangkir sehari.
3. Jika mulai timbul gejala flu atau pilek, redakan dengan membuat minuman yang terdiri dari campuran bubuk kunyit dan madu. Campur bersama secangkir air hangat dan minum dua kali sehari.
4. Minyak almond dan wijen bisa menjadi perisai Anda menghadapi datangnya penyakit di kala hujan. Dua bahan ini mengandung antioksidan dan vitamin E yang tidak hanya baik untuk kulit tapi juga meningkatkan daya tahan tubuh.
5. Jangan lupa rutin olahraga, tapi hindari aktivitas yang terlalu berat atau berlebihan. Yoga dan pilates efektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh, juga jogging dan jalan sehat. Selain itu olahraga juga bermanfaat membuat pikiran lebih relaks.
6. Hindari konsumsi makanan beku, olahan dan minuman dingin. Pada saat cuaca tidak menentu, dimana cuaca yang panas ekstrem bisa tiba-tiba berubah jadi dingin tubuh akan lebih memerlukan whole foods dan minuman hangat ketimbang sosis, smoked beef atau burger.
http://wolipop.detik.com/
Kesampingkan dulu meminum suplemen atau obat penguat daya tahan tubuh di apotek, tapi lakukan dengan cara alami seperti yang disarankan praktisi kesehatan holistik Dr Prasanna Kerur dari Ayush Wellness Spa, seperti dikutip dari Female First.
1. Makanlah secukupnya, konsumsi makanan yang baru dimasak dan mudah dicerna. Hindari mengonsumsi produk susu olahan dan gandum berlebihan dengan memperbanyak sayur dan buah-buahan seperti jeruk, lobak, paprika, apel dan stroberi.
2. Teh bisa bantu meningkatkan daya tahan tubuh karena kandungan antioksidannya. Jika bosan dengan teh hijau, teh hitam atau oolong, Anda bisa mencoba membuat teh herbal sendiri yang mengandung jahe, kunyit atau kayu manis. Untuk teh herbal, minumlah 3-4 cangkir sehari.
3. Jika mulai timbul gejala flu atau pilek, redakan dengan membuat minuman yang terdiri dari campuran bubuk kunyit dan madu. Campur bersama secangkir air hangat dan minum dua kali sehari.
4. Minyak almond dan wijen bisa menjadi perisai Anda menghadapi datangnya penyakit di kala hujan. Dua bahan ini mengandung antioksidan dan vitamin E yang tidak hanya baik untuk kulit tapi juga meningkatkan daya tahan tubuh.
5. Jangan lupa rutin olahraga, tapi hindari aktivitas yang terlalu berat atau berlebihan. Yoga dan pilates efektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh, juga jogging dan jalan sehat. Selain itu olahraga juga bermanfaat membuat pikiran lebih relaks.
6. Hindari konsumsi makanan beku, olahan dan minuman dingin. Pada saat cuaca tidak menentu, dimana cuaca yang panas ekstrem bisa tiba-tiba berubah jadi dingin tubuh akan lebih memerlukan whole foods dan minuman hangat ketimbang sosis, smoked beef atau burger.
http://wolipop.detik.com/
Kejujuran Masih Kebijakan Terbaik
Seorang manajer ingin menguji karyawannya, tentang nilai-nilai
kehidupan. Caranya, ia mengumumkan bahwa di lemari tiap karyawan, ada
kantong plastik yang di dalamnya terdapat benih tanaman. Ketika mereka
pulang, mereka harus menanam benih itu ke dalam tanah yang baik di
sebuah pot dan menjaganya dengan baik.
Sang manajer akan mengadakan kompetisi pada tahun berikutnya dan akan diberikan penghargaan bagi tanaman terbaik.
Semua karyawan melakukan apa yang diperintahkan. Setahun berlalu dengan cepat. Lalu, tahun berikutnya di aula, ada ratusan pot serta berbagai macam tanaman besar. Namun, ada satu pot dengan tanah tanpa tanaman. Pemiliknya berdiri diam-diam dan tampaknya malu pada dirinya sendiri.
Sang manajer memanggilnya ke atas panggung. Kemudian, ia pun bertanya apa yang terjadi dan pria pemilik pot kosong itu mengatakan yang sebenarnya. Pria itu menanam benih yang diberikan oleh manajer, tapi tidak ada yang terjadi.
Sang manajer menyatakan dialah pemenangnya!
Semua orang terkejut. Manajer itu mengatakan, “Saudara-saudara, benih yang kuberikan pada kalian sebenarnya sudah direbus. Bila kalian menanamnya, tidak akan ada yang terjadi. Kalian bertindak cerdas dan menggunakan benih lain. Orang ini jujur atas pekerjaannya, oleh karena ia tidak menipu saya atau dirinya sendiri.”
http://female.kompas.com
Sang manajer akan mengadakan kompetisi pada tahun berikutnya dan akan diberikan penghargaan bagi tanaman terbaik.
Semua karyawan melakukan apa yang diperintahkan. Setahun berlalu dengan cepat. Lalu, tahun berikutnya di aula, ada ratusan pot serta berbagai macam tanaman besar. Namun, ada satu pot dengan tanah tanpa tanaman. Pemiliknya berdiri diam-diam dan tampaknya malu pada dirinya sendiri.
Sang manajer memanggilnya ke atas panggung. Kemudian, ia pun bertanya apa yang terjadi dan pria pemilik pot kosong itu mengatakan yang sebenarnya. Pria itu menanam benih yang diberikan oleh manajer, tapi tidak ada yang terjadi.
Sang manajer menyatakan dialah pemenangnya!
Semua orang terkejut. Manajer itu mengatakan, “Saudara-saudara, benih yang kuberikan pada kalian sebenarnya sudah direbus. Bila kalian menanamnya, tidak akan ada yang terjadi. Kalian bertindak cerdas dan menggunakan benih lain. Orang ini jujur atas pekerjaannya, oleh karena ia tidak menipu saya atau dirinya sendiri.”
http://female.kompas.com
Beda Latar Belakang Pendidikan, Beda Pola Asuh Anak
Penelitian terbaru mengungkapkan, apa sebenarnya yang paling orang
tua ingin ajarkan kepada anak mereka. Sebanyak 3.000 responden berusia
dewasa dilibatkan oleh New Pew Research, selaku pihak penghelat
penelitian.
Para responden diminta untuk menjawab 12 pertanyaan mengenai hal-hal yang ingin mereka ajarkan pada anak-anak. Kemudian, 12 pertanyaan tersebut dirangkum menjadi tiga terpopuler. Hasilnya, 93 persen responden mengatakan ingin mengajarkan anak-anak mengenai tanggung jawab.
Rupanya, tak berbatas kisaran usia, ras, atau politik yang diyakini, sejumlah orang di Amerika menginginkan anak yang bisa diandalkan. Lalu, mereka juga menginginkan anak yang bisa bekerja keras kelak mereka dewasa.
Orangtua yang religius, umumnya menginginkan anak mereka menyakini prinsip-prinsip serupa. Hal yang sama juga berlaku pada orangtua yang non-religius. Namun demikian, keduanya sama-sama ingin mengembangkan anak menjadi lebih baik dari mereka.
Selain tanggung jawab, keinginan orang tua yang paling banyak untuk anaknya adalah mereka ingin anak mereka tumbuh menjadi seorang pekerja keras, penolong, berperilaku baik, mandiri, kreatif, memiliki empati, toleransi, sabar, rasa ingin tahu, patuh, dan religius.
Hasil dari penelitian ini bisa menjadi alat ukur untuk masa depan sebuah bangsa. Pendidikan dari orang tua kepada anak, sebenarnya sangat ditentukan oleh pendidikan orang tua tersebut. Setengah dari orang tua dengan latarbelakang pendidikan tinggi, menempatkan kepatuhan dan ketaatan pada agama sebagai bagian penting dalam mengajarkan anak. Sementara orang tua dengan pendidikan biasa-biasa saja, lebih mengajarkan toleransi, kesabaran, dan rasa ingin tahu yang tinggi.
http://female.kompas.com
Para responden diminta untuk menjawab 12 pertanyaan mengenai hal-hal yang ingin mereka ajarkan pada anak-anak. Kemudian, 12 pertanyaan tersebut dirangkum menjadi tiga terpopuler. Hasilnya, 93 persen responden mengatakan ingin mengajarkan anak-anak mengenai tanggung jawab.
Rupanya, tak berbatas kisaran usia, ras, atau politik yang diyakini, sejumlah orang di Amerika menginginkan anak yang bisa diandalkan. Lalu, mereka juga menginginkan anak yang bisa bekerja keras kelak mereka dewasa.
Orangtua yang religius, umumnya menginginkan anak mereka menyakini prinsip-prinsip serupa. Hal yang sama juga berlaku pada orangtua yang non-religius. Namun demikian, keduanya sama-sama ingin mengembangkan anak menjadi lebih baik dari mereka.
Selain tanggung jawab, keinginan orang tua yang paling banyak untuk anaknya adalah mereka ingin anak mereka tumbuh menjadi seorang pekerja keras, penolong, berperilaku baik, mandiri, kreatif, memiliki empati, toleransi, sabar, rasa ingin tahu, patuh, dan religius.
Hasil dari penelitian ini bisa menjadi alat ukur untuk masa depan sebuah bangsa. Pendidikan dari orang tua kepada anak, sebenarnya sangat ditentukan oleh pendidikan orang tua tersebut. Setengah dari orang tua dengan latarbelakang pendidikan tinggi, menempatkan kepatuhan dan ketaatan pada agama sebagai bagian penting dalam mengajarkan anak. Sementara orang tua dengan pendidikan biasa-biasa saja, lebih mengajarkan toleransi, kesabaran, dan rasa ingin tahu yang tinggi.
http://female.kompas.com
Konsumsi Junk Food Kurangi Kecerdasan Anak?
Bukan rahasia lagi jika sering mengasup junk food seperti
burger atau kentang goreng bisa membuat berat badan cepat melonjak. Tapi
studi ilmiah juga membuktikan bahwa kegemaran terhadap makanan junk food bisa membuat bodoh.
Penelitian yang dilakukan di Australia terhadap 602 anak remaja menunjukkan, anak yang sering mengasup makanan western di usia 14 tahun cenderung memiliki skor yang rendah dalam tes kemampuan otak saat mereka berusia 17 tahun.
Pola makan western antara lain sering mengonsumsi kentang gerang, daging merah dan diproses, serta soft drink. Terlalu sering mengasup pola makan seperti itu berpengaruh pada kemampuan mental, perhatian penglihatan, kemampuan belajar dan daya ingat, serta kecepatan reaksi.
Menurut Dr.Anett Nyaradi, peneliti, turunnya kemampuan otak tersebut antara lain disebabkan karena tidak seimbangnya jumlah omega-6 yang berasal dari asam lemak di makanan gorengan dan daging merah.
Komposisi yang ideal adalah rasio 1:1 antara omega-3 dan omega-6. Namun dalam pola makan western, rasionya menjadi 1:20 atau 1:25.
Tingginya konsumsi lemak jenuh dari makanan tersebut dan karbohidrat sederhana juga akan merusak fungsi hipocampus, bagian otak yang berfungsi dalam belajar dan daya ingat. Bagian otak ini akan membesar di usia remaja.
"Usia remaja termasuk masa yang penting dalam perkembangan otak. Jika pola makan pada periode ini buruk, tentu ada pengaruhnya dalam kecerdasan," katanya.
Dalam penelitian ini remaja berusia 14 tahun diminta mengisi daftar makanan yang sering mereka asup untuk melihat pola makan mereka. Kemudian di usia 17 tahun para responden ini mengikuti tes kemampuan otak.
http://health.kompas.com
Penelitian yang dilakukan di Australia terhadap 602 anak remaja menunjukkan, anak yang sering mengasup makanan western di usia 14 tahun cenderung memiliki skor yang rendah dalam tes kemampuan otak saat mereka berusia 17 tahun.
Pola makan western antara lain sering mengonsumsi kentang gerang, daging merah dan diproses, serta soft drink. Terlalu sering mengasup pola makan seperti itu berpengaruh pada kemampuan mental, perhatian penglihatan, kemampuan belajar dan daya ingat, serta kecepatan reaksi.
Menurut Dr.Anett Nyaradi, peneliti, turunnya kemampuan otak tersebut antara lain disebabkan karena tidak seimbangnya jumlah omega-6 yang berasal dari asam lemak di makanan gorengan dan daging merah.
Komposisi yang ideal adalah rasio 1:1 antara omega-3 dan omega-6. Namun dalam pola makan western, rasionya menjadi 1:20 atau 1:25.
Tingginya konsumsi lemak jenuh dari makanan tersebut dan karbohidrat sederhana juga akan merusak fungsi hipocampus, bagian otak yang berfungsi dalam belajar dan daya ingat. Bagian otak ini akan membesar di usia remaja.
"Usia remaja termasuk masa yang penting dalam perkembangan otak. Jika pola makan pada periode ini buruk, tentu ada pengaruhnya dalam kecerdasan," katanya.
Dalam penelitian ini remaja berusia 14 tahun diminta mengisi daftar makanan yang sering mereka asup untuk melihat pola makan mereka. Kemudian di usia 17 tahun para responden ini mengikuti tes kemampuan otak.
http://health.kompas.com
4 Agustus 2014
7 Langkah Melatih Anak Mengambil Keputusan
Perkembangan anak akan jauh lebih baik bila dalam keluarga mulai
dikembangkan kebiasaan memberi kesempatan anak berlatih mengambil
keputusan. Mulailah dengan hal-hal kecil.
Berikut ini adalah beberapa langkah untuk memberi kesempatan kesempatan anak berlatih mengambil keputusan dan mengikuti konsekuensinya seperti yang ditulis di dalam buku 100 Kiat Praktis untuk Merekatkan Keluarga Anda.
Berikut ini adalah beberapa langkah untuk memberi kesempatan kesempatan anak berlatih mengambil keputusan dan mengikuti konsekuensinya seperti yang ditulis di dalam buku 100 Kiat Praktis untuk Merekatkan Keluarga Anda.
- Beri kesempatan anak memilih menu makanan dari beberapa alternatif.
- Biarkan anak memilih sendiri busana yang akan dikenakannya, sesuai dengan cuaca dan kondisi.
- Biarkan anak mencoba-coba waktu dan tempat belajar yang dirasanya cocok. Tak jadi soal bila ia harus bereksperimen berulang kali.
- Ajak anak-anak berdiskusi untuk memutuskan tempat liburan sekeluarga, atau bagaimana Anda akan melewatkan waktu luang bersama-sama.
- Biarkan mereka belajar mengatur keuangannya sendiri, dengan bimbingan secukupnya dari Anda. Daripada susah-susah menerangkan bahwa mainan ini itu mahal harganya, lebih baik biarkan mereka belajar sendiri mengenal nilai suatu barang.
- Cobalah untuk tidak menilai kawan-kawan anak Anda hanya berdasarkan penampilan mereka.
- Ajaklah mereka berdiskusi tentang bagaimana proses mengambil keputusan berdasarkan pengalaman Anda dan mereka.
Agar Mainan Anak Memberi Efek Stimulasi Kecerdasan
Dunia anak memang dunia bermain, oleh sebab
itu kita sebagai orangtua tidak seharusnya merampas hak anak untuk
bermain. Bermain memiliki banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak,
antara lain melatih motorik kasar dan halus, melatih kemandirian,
komunikasi, dan banyak lagi.
Porsi bermain anak berusia 0-5 tahun idealnya adalah 25 persen dari seluruh aktivitas hariannya atau sekitar 4-6 jam. Menurut hasil survei online yang diadakan oleh Fisher Price terhadap 690 responden di Indonesia, sebanyak 46 persen anak sudah memenuhi kriteria tersebut, 22 persen sebanyak 6-8 jam perhari, dan 20 persen bermain sebanyak 1-3 jam.
Karena porsi bermain yang cukup besar itulah, stimulasi yang diberikan selama kegiatan bermain memiliki peran besar dalam pembentukan kecerdasan.
Dari hasil survei tersebut juga terungkap orangtua memiliki motivasi untuk mengoptimalkan perkembangan buah hatinya dengan membeli mainan. Bidang yang diinginkan untuk dikembangkan adalah 79 persen kognitif, 79 persen fisik, dan 72 persen emosional.
http://health.kompas.com
Porsi bermain anak berusia 0-5 tahun idealnya adalah 25 persen dari seluruh aktivitas hariannya atau sekitar 4-6 jam. Menurut hasil survei online yang diadakan oleh Fisher Price terhadap 690 responden di Indonesia, sebanyak 46 persen anak sudah memenuhi kriteria tersebut, 22 persen sebanyak 6-8 jam perhari, dan 20 persen bermain sebanyak 1-3 jam.
Karena porsi bermain yang cukup besar itulah, stimulasi yang diberikan selama kegiatan bermain memiliki peran besar dalam pembentukan kecerdasan.
Dari hasil survei tersebut juga terungkap orangtua memiliki motivasi untuk mengoptimalkan perkembangan buah hatinya dengan membeli mainan. Bidang yang diinginkan untuk dikembangkan adalah 79 persen kognitif, 79 persen fisik, dan 72 persen emosional.
Menurut psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, supaya permainan
anak juga memberi manfaat stimulasi, ada dua prinsip yang harus
dipenuhi. Pertama, pendampingan saat anak bermain.
"Jika anak bermain begitu saja tanpa adanya pendampingan, tidak
akan tercipta stimulasi untuk pertumbuhan dan perkembangannya," ujarnya
dalam talkshow seputar permainan anak beberapa waktu lalu di Jakarta.
Pendampingan bisa berupa mengajarkan cara memainkan mainan, baik
dengan cara yang seharusnya maupun membuat variasi cara lain. Selain
itu, orangtua juga bisa mengajak anak memainkan mainan dengan bernyanyi
dan bergerak. Untuk itu orangtua perlu mengagendakan kegiatan bermain
bersama anak setiap harinya.
Kedua, dalam mengoptimalkan stimulasi, orangtua perlu memberikan
mainan pada anak sesuai dengan kategori usianya. Bila kategori usia
mainan lebih rendah dari usianya, anak akan lebih mudah merasa bosan
karena tidak ada tantangan. Sebaliknya, bila terlalu tinggi dari
kategori umurnya, anak umumnya tidak akan mampu menikmati mainan yang
diberikan.
http://health.kompas.com
9 Juli 2014
6 Tip Jalin Komunikasi Orangtua-Anak nan Harmonis
Karakter dan pribadi anak di usia dewasa sangat dipengaruhi oleh fase
tumbuh kembang mereka saat masih kanak-kanak. Sebagai orangtua yang
baik, sepatutnya Anda menerapkan pola asuh yang mendidik sekaligus
hangat kepada si kecil.
Merekatkan hubungan dan meningkatkan komunikasi dengan anak-anak, paling tepat dilakukan dengan cara beraktivitas bersama, terutama di akhir pekan, misalnya bermain, piknik, memasak, dan makan bersama. Jika Anda kehabisan ide kegiatan untuk keluarga, uraian berikut ini bisa Anda pertimbangkan sebagai rekomendasi terbaik:
Menulis pesan positifDi tengah maraknya perkembangan teknologi seperti sekarang, umumnya sesuatu yang sederhana sudah dilupakan banyak orang. Salah satunya adalah tradisi menulis surat.
Sesekali cobalah menuliskan pesan positif di kertas, lalu letakkan di dalam tempat pensil atau kantung tas sekolah anak. Jadi, sewaktu si kecil menemukan pesan Anda, ini akan membuatnya merasa Anda selalu ada di dekatnya.
Memasak dengan anak
Ciptakan waktu berkualitas dengan anak lewat kegiatan memasak. Pilihlah masakan yang mudah, tapi bisa melatih kreativitas anak, seperti misalnya membuat biskuit dan kue mangkuk berwarna cerah. Beberapa manfaat memasak dengan anak adalah untuk melatih syaraf motorik halus, indera penciuman, perasa, dan mengasah daya ingatnya.
Makan malam keluarga
Luangkanlah waktu bersama keluarga untuk makan bersama setiap malam. Sesekali undanglah kerabat keluarga Anda yang lainnya. Makan malam bersama keluarga ampuh untuk memperkuat tali silaturahmi lewat saling bertukar kabar dan pengalaman masing-masing.
Acara khusus
Buatlah acara rutin keluarga yang diadakan setiap minggu atau bulan. Misalnya, jadwalkan pada minggu ke-3 untuk berakhir pekan dengan anak-anak dan anggota keluarga besar lainnya. Anda bisa mengisinya dengan menonton film, makan siang bersama, atau piknik di luar kota. Aktivitas yang rutin seperti ini menciptakan memori masa kecil yang hangat dalam ingatan anak Anda.
Mendukung satu sama lain
Manfaatkan akhir pekan menjadi waktu berkualitas dalam mengaktualisasi hobi Anda dan si kecil. Destinasi paling tepat adalah ruang terbuka seperti taman publik, atau area outbond untuk keluarga.
Hak suara
Sedari kecil, ajarkan anak Anda untuk berani menyuarakan pendapat dan aspirasi mereka, dengan cara yang sopan. Dengan demikian, anak akan merasa lebih dihargai, bahagia, dan nyaman saat berkumpul bersama keluarga.
http://female.kompas.com
Merekatkan hubungan dan meningkatkan komunikasi dengan anak-anak, paling tepat dilakukan dengan cara beraktivitas bersama, terutama di akhir pekan, misalnya bermain, piknik, memasak, dan makan bersama. Jika Anda kehabisan ide kegiatan untuk keluarga, uraian berikut ini bisa Anda pertimbangkan sebagai rekomendasi terbaik:
Menulis pesan positifDi tengah maraknya perkembangan teknologi seperti sekarang, umumnya sesuatu yang sederhana sudah dilupakan banyak orang. Salah satunya adalah tradisi menulis surat.
Sesekali cobalah menuliskan pesan positif di kertas, lalu letakkan di dalam tempat pensil atau kantung tas sekolah anak. Jadi, sewaktu si kecil menemukan pesan Anda, ini akan membuatnya merasa Anda selalu ada di dekatnya.
Memasak dengan anak
Ciptakan waktu berkualitas dengan anak lewat kegiatan memasak. Pilihlah masakan yang mudah, tapi bisa melatih kreativitas anak, seperti misalnya membuat biskuit dan kue mangkuk berwarna cerah. Beberapa manfaat memasak dengan anak adalah untuk melatih syaraf motorik halus, indera penciuman, perasa, dan mengasah daya ingatnya.
Makan malam keluarga
Luangkanlah waktu bersama keluarga untuk makan bersama setiap malam. Sesekali undanglah kerabat keluarga Anda yang lainnya. Makan malam bersama keluarga ampuh untuk memperkuat tali silaturahmi lewat saling bertukar kabar dan pengalaman masing-masing.
Acara khusus
Buatlah acara rutin keluarga yang diadakan setiap minggu atau bulan. Misalnya, jadwalkan pada minggu ke-3 untuk berakhir pekan dengan anak-anak dan anggota keluarga besar lainnya. Anda bisa mengisinya dengan menonton film, makan siang bersama, atau piknik di luar kota. Aktivitas yang rutin seperti ini menciptakan memori masa kecil yang hangat dalam ingatan anak Anda.
Mendukung satu sama lain
Manfaatkan akhir pekan menjadi waktu berkualitas dalam mengaktualisasi hobi Anda dan si kecil. Destinasi paling tepat adalah ruang terbuka seperti taman publik, atau area outbond untuk keluarga.
Hak suara
Sedari kecil, ajarkan anak Anda untuk berani menyuarakan pendapat dan aspirasi mereka, dengan cara yang sopan. Dengan demikian, anak akan merasa lebih dihargai, bahagia, dan nyaman saat berkumpul bersama keluarga.
http://female.kompas.com
3 Juni 2014
Kiat Menjadi "Role Model" untuk Anak
Orangtua adalah panutan (role model) anak, maka dari itu
berhati-hatilah dalam bersikap serta berbicara saat sedang bersama
mereka. Pasalnya, segala tingkah laku, perkataan, dan sikap orangtua
bisa ditiru oleh anak.
Menjadi role model bukan berarti Anda harus jadi orangtua yang serba sempurna dalam segala hal. Berikut beberapa tip menjadi orangtua yang bermanfaat pada anak.
1. Menahan pintu di tempat-tempat umum
Ketika berjalan-jalan di mal, perpustakaan, atau restoran, bantulah anak atau orang lain di belakang Anda dengan menahan pintu. Cara yang demikian mengajarkan anak tentang sikap saling menghargai dan bertanggungjawab terhadap orang di sekitar Anda.
2. Merawat binatang peliharaan atau tanaman
Memiliki hewan peliharaan atau tanaman kesayangan memang bisa membantu mengurangi tingkat stres Anda. Selain itu, juga bisa mengajarkan kepada anak tentang pentingnya memberikan dan menunjukkan kasih sayang pada mahluk hidup lainnya.
3. Membaca
Tak cuma anak-anak yang harus dipaksa untuk belajar dan membaca, tetapi Anda juga harus rajin membaca. Ajak anak-anak untuk membaca buku favorit masing-masing. Membaca akan membantu anak untuk lebih menghargai, menikmati kata-kata, mendapat banyak pesan moral positif dan memperluas pengetahuan.
4. Bersenang-senang
Tak ada yang salah dengan menikmati hidup asal tahu batasannya. Biarkan anak-anak tahu bahwa sesekali perlu bermain di luar, dan jangan takut dengan noda serta kotoran. Tunjukkan pada anak bahwa bersenang-senang dan merayakan keberhasilan itu juga hal yang baik.
5. Memiliki banyak teman
Undang teman-teman se-geng Anda untuk makan malam di rumah, atau sekadar ngobrol seru bersama mereka. Obrolan-obrolan positif antara sahabat akan mengajarkan anak tentang pentingnya bersosialisasi dengan orang lain dan berinteraksi lewat tatap muka. Selain itu, hal ini juga akan memberitahu anak tentang manfaat sahabat dalam kehidupan. Ini adalah pelajaran yang sangat penting untuk kehidupan anak di masa mendatang.
6. Menjaga kesehatan
Di sela-sela kesibukan Anda, sempatkan sedikit waktu untuk berolahraga. Dengan demikian, anak akan tahu pentingnya menjaga kesehatan dengan beraktvitas. Selain itu, mereka juga belajar untuk menerima olahraga sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
7. Jadilah konsumen yang cerdas
Jangan mumpung sedang diskon besar, Anda langsung kalap belanja. Mungkin Anda tidak sadari, anak akan menyerap gaya belanja orangtua dan menganggap hal yang Anda lakukan sebagai kewajaran. Maka dari itu, jadilah pembeli yang cerdas yang tidak mudah temakan rayuan diskon ataupun promosi kartu kredit.
8. Perlakukan orangtua dengan hormat
Jika Anda masih memiliki orangtua atau mertua, perlakukanlah mereka dengan baik dan sopan. Tak cuma itu, jika bertemu dengan orang yang usianya lebih tua dari Anda, bersikaplah dengan hormat. Ini akan membantu Anda mengajarkan anak-anak bahwa orangtua adalah sosok yang harus diperlakukan dengan hormat dan sopan.
http://female.kompas.com
Menjadi role model bukan berarti Anda harus jadi orangtua yang serba sempurna dalam segala hal. Berikut beberapa tip menjadi orangtua yang bermanfaat pada anak.
1. Menahan pintu di tempat-tempat umum
Ketika berjalan-jalan di mal, perpustakaan, atau restoran, bantulah anak atau orang lain di belakang Anda dengan menahan pintu. Cara yang demikian mengajarkan anak tentang sikap saling menghargai dan bertanggungjawab terhadap orang di sekitar Anda.
2. Merawat binatang peliharaan atau tanaman
Memiliki hewan peliharaan atau tanaman kesayangan memang bisa membantu mengurangi tingkat stres Anda. Selain itu, juga bisa mengajarkan kepada anak tentang pentingnya memberikan dan menunjukkan kasih sayang pada mahluk hidup lainnya.
3. Membaca
Tak cuma anak-anak yang harus dipaksa untuk belajar dan membaca, tetapi Anda juga harus rajin membaca. Ajak anak-anak untuk membaca buku favorit masing-masing. Membaca akan membantu anak untuk lebih menghargai, menikmati kata-kata, mendapat banyak pesan moral positif dan memperluas pengetahuan.
4. Bersenang-senang
Tak ada yang salah dengan menikmati hidup asal tahu batasannya. Biarkan anak-anak tahu bahwa sesekali perlu bermain di luar, dan jangan takut dengan noda serta kotoran. Tunjukkan pada anak bahwa bersenang-senang dan merayakan keberhasilan itu juga hal yang baik.
5. Memiliki banyak teman
Undang teman-teman se-geng Anda untuk makan malam di rumah, atau sekadar ngobrol seru bersama mereka. Obrolan-obrolan positif antara sahabat akan mengajarkan anak tentang pentingnya bersosialisasi dengan orang lain dan berinteraksi lewat tatap muka. Selain itu, hal ini juga akan memberitahu anak tentang manfaat sahabat dalam kehidupan. Ini adalah pelajaran yang sangat penting untuk kehidupan anak di masa mendatang.
6. Menjaga kesehatan
Di sela-sela kesibukan Anda, sempatkan sedikit waktu untuk berolahraga. Dengan demikian, anak akan tahu pentingnya menjaga kesehatan dengan beraktvitas. Selain itu, mereka juga belajar untuk menerima olahraga sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
7. Jadilah konsumen yang cerdas
Jangan mumpung sedang diskon besar, Anda langsung kalap belanja. Mungkin Anda tidak sadari, anak akan menyerap gaya belanja orangtua dan menganggap hal yang Anda lakukan sebagai kewajaran. Maka dari itu, jadilah pembeli yang cerdas yang tidak mudah temakan rayuan diskon ataupun promosi kartu kredit.
8. Perlakukan orangtua dengan hormat
Jika Anda masih memiliki orangtua atau mertua, perlakukanlah mereka dengan baik dan sopan. Tak cuma itu, jika bertemu dengan orang yang usianya lebih tua dari Anda, bersikaplah dengan hormat. Ini akan membantu Anda mengajarkan anak-anak bahwa orangtua adalah sosok yang harus diperlakukan dengan hormat dan sopan.
http://female.kompas.com
11 Pelajaran untuk Perempuan dari Maya Angelou
Kaum perempuan bisa belajar banyak dari Maya yang pernah bekerja dengan Dr Martin Luther King Jr, menulis puisi untuk inagurasi Presiden Bill Clinton pada 1993, ini. Penulis tujuh buku autobiografi ini juga pernah menerima penghargaan Presidential Medal of Freedom ada 2011. Buku tentang dirinya terbit pada 1969, berjudul I Know Why The Caged Bird Sings.
Perjalanan kehidupan Maya Angelou menyimpan banyak pelajaran berharga. Pada 28 Mei 2014, Angelou menghembuskan nafas terakhir di usia 86. Dengan kiprahnya dan perjalanannya sebagai perempuan mandiri, inilah 11 pelajaran yang bisa kita dapatkan darinya, dari tulisan-tulisannya, dari perilakunya:
1. Mencintai seseorang berarti mengambil segala risiko dan itu terbayarkan.
"Kita cenderung lebih berani saat sedang jatuh cinta. Cinta bisa dengan tiba-tiba mengambil segalanya yang kita punya. Dan cinta lah yang membebaskan kita."
2. Perempuan harus saling dukung.
"Setiap kali perempuan berjuang untuk dirinya, tanpa menyadarinya, tanpa mengklaimnya, sebenarnya ia berjuang untuk semua perempuan."
3. Kunci sukses itu sederhana: kesenangan.
"Sukses adalah mencintai diri sendiri, menyukai apa yang Anda lakukan dan bagaimana Anda melakukannya."
4. Buatlah perubahan sebisa Anda tapi bersikaplah menerima sesuatu yang tak bisa Anda kuasai sepenuhnya.
"Kalau Anda tidak menyukai sesuatu, lakukan perubahan. Kalau Anda tidak bisa mengubahnya, ubah perilaku Anda. Jangan berkeluh kesah."
5. Percaya suara dan insting dari dalam diri Anda.
6. Pelajari makna dari memaafkan.
"Hadiah terbaik yang bisa Anda berikan kepada diri sendiri adalah memaafkan. Maafkanlah semua orang."
7. Penampilan bukanlah segalanya, bahkan sedikit pun tak ada artinya.
"Saya bukan perempuan yang manis dan ukuran tubuh saya tidak diciptakan untuk menyesuaikan dengan ukuran tubuh model fashion. Ketika saya memberitahu wanita cantik yang ingin tahu rahasia saya, mereka tidak percaya. Saya katakan, rahasia saya ada di jangkauan lengan dan pinggul, langkah kaki saya, dan lengkungan bibir saya. Saya seorang wanita fenomenal. Wanita fenomenal, itu saya."
8. Berani bertindak.
"Saya suka melihat perempuan muda yang keluar rumah, bekerja, menjangkau dunia. Hidup itu keras. Anda harus keluar menghadapinya dan berani bertindak.
9. Kalau Anda berada dalam situasi sulit, dalam hubungan atau pekerjaan, segera keluar dari situasi itu.
"Melangkah menjalani fase baru memang sulit, tapi tak lebih sulit dari bertahan dalam situasi yang tidak menghidupkan perempuan,"
10. Jangan pernah lupa tertawa.
"Perempuan harus kuat, lembut, tertawa sebanyak mungkin, dan hidup lebih lama."
11. Bagaimana Anda membuat orang merasakan sesuatu adalah peninggalan Anda.
"Saya belajar bahwa orang akan melupakan perkataan Anda, perbuatan Anda tapi orang lain takkan pernah lupa bagaimana Anda membuat orang lain merasakan sesuatu."
http://female.kompas.com
16 Mei 2014
Makanan untuk Membuat Emosi Lebih Tenang
Jika Anda sering merasa mudah marah, di kantor atau di tempat lain,
cobalah mengonsumsi makanan-makanan yang memiliki efek menenangkan.
Fokuslah pada makanan yang menjadi pilihan para vegetarian, yakni makanan nabati. Pilih buah-buahan yang berwarna terang, seperti jeruk, kiwi, blueberry, ataupun sayuran berdaun hijau, terutama bayam.
Sementara itu, untuk camilan, pilihlah yang bisa meningkatkan energi (kacang almond), biji-bijian yang kaya magnesium untuk menurunkan tekanan darah, serta alpukat yang kaya akan asam lemak omega-3.
Makanan tersebut tidak hanya akan membantu menyeimbangkan mood, tetapi juga mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Penelitian juga menunjukkan, mengonsumsi makanan sehat tersebut bisa mengurangi porsi makan secara keseluruhan sehingga bukan hanya lebih sehat, melainkan juga berat badan ikut berkurang.
Anda juga sebaiknya mengurangi asupan minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan juga minuman berenergi. Kafein bisa membuat situasi stres yang Anda alami terasa lebih berat. Jika Anda sebelumnya sudah terbiasa mengonsumsi kafein, kurangilah secara bertahap. Mengurangi secara drastis akan membuat Anda lebih mudah terkena sakit kepala dan sulit berkonsenstrasi.
Selain lewat makanan, kondisi emosi yang gampang naik turun juga bisa diseimbangkan dengan melakukan teknik relaksasi. Yang paling utama adalah mengatur napas saat Anda merasa akan marah. Jangan lupa untuk memiliki waktu tidur yang cukup minimal 7 jam setiap malam.
http://female.kompas.com
Fokuslah pada makanan yang menjadi pilihan para vegetarian, yakni makanan nabati. Pilih buah-buahan yang berwarna terang, seperti jeruk, kiwi, blueberry, ataupun sayuran berdaun hijau, terutama bayam.
Sementara itu, untuk camilan, pilihlah yang bisa meningkatkan energi (kacang almond), biji-bijian yang kaya magnesium untuk menurunkan tekanan darah, serta alpukat yang kaya akan asam lemak omega-3.
Makanan tersebut tidak hanya akan membantu menyeimbangkan mood, tetapi juga mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Penelitian juga menunjukkan, mengonsumsi makanan sehat tersebut bisa mengurangi porsi makan secara keseluruhan sehingga bukan hanya lebih sehat, melainkan juga berat badan ikut berkurang.
Anda juga sebaiknya mengurangi asupan minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan juga minuman berenergi. Kafein bisa membuat situasi stres yang Anda alami terasa lebih berat. Jika Anda sebelumnya sudah terbiasa mengonsumsi kafein, kurangilah secara bertahap. Mengurangi secara drastis akan membuat Anda lebih mudah terkena sakit kepala dan sulit berkonsenstrasi.
Selain lewat makanan, kondisi emosi yang gampang naik turun juga bisa diseimbangkan dengan melakukan teknik relaksasi. Yang paling utama adalah mengatur napas saat Anda merasa akan marah. Jangan lupa untuk memiliki waktu tidur yang cukup minimal 7 jam setiap malam.
http://female.kompas.com
3 Alasan Mengapa Lebih Gampang Stres daripada Bahagia
Rasanya memang tidak ada orang yang bebas dari stres. Masalah dalam
kehidupan sehari-hari, seperti beban pekerjaan, situasi keuangan, dan
juga konlik dengan pasangan, bisa membuat kita selalu merasa tegang dan
cemas.
Ada banyak alasan mengapa kita sulit bersikap tenang ketika menghadapi masalah-masalah tersebut. Tetapi menurut Jan Bruce, CEO meQuilibrium, sistem coaching digital untuk stres, paling tidak ada 3 alasan mengapa manusia modern lebih gampang merasakan emosi stres ketimbang bahagia.
1. Merasa membuang waktu
Mengapa perlu keluar kantor dan berpanas-panasan jika Anda bisa makan di meja sambil menyelesaikan pekerjaan? Mengapa harus berjalan kaki dan menghabiskan waktu 10 menit ketika kita bisa naik kendaraan dan pulang lebih cepat untuk bersantai?
Memang ironis tapi itu fakta: kita merasa bisa menghemat waktu dengan memberikan pada diri kita waktu yang sedikit. Tetapi cara kerjanya bukan seperti itu. Waktu tidak selalu uang dan kita tidak bisa menyimpannya dalam toples. Anda harus menghabiskannya saat memilikinya. Kuncinya adalah menghabiskan waktu dengan bijaksana. Belum tentu Anda bisa punya kesempatan untuk menikmati waktu tersebut.
2. Fokus pada masa depan
Mayoritas kita menghabiskan waktu kita untuk memikirkan apa yang terjadi di masa depan, entah itu akan terjadi besok atau mungkin terjadi minggu depan. Tetapi jika kita kehilangan momen saat ini, sebenarnya kita sudah kehilangan banyak hal. Kita tak bisa tenang, gembira, dan tidak bisa menikmati jika kita tak sungguh-sungguh ada untuk saat ini.
Pada derajat tertentu, insting bertahan hidup manusia akan selalu membuat kita terlatih demi masa depan. Ini memang cara kita hidup. Tetapi mereka yang lebih tahan, fleksibel, dan lebih bahagia, adalah mereka yang menghargai momen saat ini.
3. Membela diri
Karena banyaknya tuntutan atas waktu, perhatian, dan sumber daya kita, seringkali kita merasa takut untuk membuat "pintu otak" kita agar tidak dibanjiri stres tambahan. Padahal terkadang kita perlu membuka diri sedikit untuk hal yang berbeda dan melepaskan ketegangan.
Ini berarti kita bisa menjalani hari-hari dan juga akhir pekan dengan melakukan sesuatu dari yang rutin kita lakukan. Cari kesempatan untuk menghubungi teman, atau membaca buku yang bisa membuat Anda masuk ke dunia cerita. Atau berbaring di rumput dan memandangi langit tanpa perlu berpikir apa pun.
Rasa takjub, tenang, dan gembira, bukanlah sesuatu yang kita rencanakan untuk nanti. Kita harus berusaha meluangkan waktu untuk merasakannya saat ini.
http://health.kompas.com
Ada banyak alasan mengapa kita sulit bersikap tenang ketika menghadapi masalah-masalah tersebut. Tetapi menurut Jan Bruce, CEO meQuilibrium, sistem coaching digital untuk stres, paling tidak ada 3 alasan mengapa manusia modern lebih gampang merasakan emosi stres ketimbang bahagia.
1. Merasa membuang waktu
Mengapa perlu keluar kantor dan berpanas-panasan jika Anda bisa makan di meja sambil menyelesaikan pekerjaan? Mengapa harus berjalan kaki dan menghabiskan waktu 10 menit ketika kita bisa naik kendaraan dan pulang lebih cepat untuk bersantai?
Memang ironis tapi itu fakta: kita merasa bisa menghemat waktu dengan memberikan pada diri kita waktu yang sedikit. Tetapi cara kerjanya bukan seperti itu. Waktu tidak selalu uang dan kita tidak bisa menyimpannya dalam toples. Anda harus menghabiskannya saat memilikinya. Kuncinya adalah menghabiskan waktu dengan bijaksana. Belum tentu Anda bisa punya kesempatan untuk menikmati waktu tersebut.
2. Fokus pada masa depan
Mayoritas kita menghabiskan waktu kita untuk memikirkan apa yang terjadi di masa depan, entah itu akan terjadi besok atau mungkin terjadi minggu depan. Tetapi jika kita kehilangan momen saat ini, sebenarnya kita sudah kehilangan banyak hal. Kita tak bisa tenang, gembira, dan tidak bisa menikmati jika kita tak sungguh-sungguh ada untuk saat ini.
Pada derajat tertentu, insting bertahan hidup manusia akan selalu membuat kita terlatih demi masa depan. Ini memang cara kita hidup. Tetapi mereka yang lebih tahan, fleksibel, dan lebih bahagia, adalah mereka yang menghargai momen saat ini.
3. Membela diri
Karena banyaknya tuntutan atas waktu, perhatian, dan sumber daya kita, seringkali kita merasa takut untuk membuat "pintu otak" kita agar tidak dibanjiri stres tambahan. Padahal terkadang kita perlu membuka diri sedikit untuk hal yang berbeda dan melepaskan ketegangan.
Ini berarti kita bisa menjalani hari-hari dan juga akhir pekan dengan melakukan sesuatu dari yang rutin kita lakukan. Cari kesempatan untuk menghubungi teman, atau membaca buku yang bisa membuat Anda masuk ke dunia cerita. Atau berbaring di rumput dan memandangi langit tanpa perlu berpikir apa pun.
Rasa takjub, tenang, dan gembira, bukanlah sesuatu yang kita rencanakan untuk nanti. Kita harus berusaha meluangkan waktu untuk merasakannya saat ini.
http://health.kompas.com
Manfaat Ganda Detoks Tubuh dengan "Infused Water"
Tren gaya hidup sehat yang merebak semenjak kehadiran berbagai
sentral kebugaran di dalam mal terus berlanjut hingga hari ini. Salah
satu yang paling anyar adalah infused water, yakni air putih
yang dicampur dengan buah-buahan dan melalui proses “pendiaman” selama
beberapa jam, untuk kemudian baru bisa dinikmati.
Infused water berguna untuk detoksifikasi, seperti yang Anda ketahui bahwa detoks dapat membantu tubuh dalam “menggerus” racun dalam tubuh dan menghambat radikal bebas dari paparan polusi. Selain itu, rasa yang menyegarkan membuatnya tidak membosankan untuk dinikmati kapan saja dan di mana saja.
Nah, supaya mendapatkan manfaat detoksifikasi yang berlipat ganda ini, ada beberapa jenis buah yang bisa digunakan sebagai campuran infused water.
1. Lemon
Air dengan campuran irisan buah lemon merupakan minuman detoks terbaik. Lemon membantu membersihkan dan menambah alkali dalam tubuh sehingga tubuh terasa lebih segar. Untuk membuatnya, Anda hanya perlu mengiris beberapa buah lemon segar, memeras sari lemon, dan menambahkan beberapa liter air putih ke dalamnya.
2. Mint
Menambahkan daun mint ke dalam infused water akan membuat air Anda menjadi sedikit lebih manis, sekalipun Anda tak menambahkan gula ke dalam airnya. Campuran air dengan mint yang dingin akan membantu "menenangkan" perut dan melancarkan pencernaan Anda.
3. Mentimun
Mentimun tak cuma bermanfaat untuk kulit dan mata. Sebab, infused water mentimun juga dapat mengatasi dehidrasi dan berfungsi sebagai anti-inflamatory (antiperadangan) untuk tubuh.
4. Jahe
Infused water dengan irisan jahe bermanfaat untuk membersihkan seluruh sistem di tubuh Anda, melancarkan pencernaan, dan juga "menenangkan" perut.
http://female.kompas.com
Infused water berguna untuk detoksifikasi, seperti yang Anda ketahui bahwa detoks dapat membantu tubuh dalam “menggerus” racun dalam tubuh dan menghambat radikal bebas dari paparan polusi. Selain itu, rasa yang menyegarkan membuatnya tidak membosankan untuk dinikmati kapan saja dan di mana saja.
Nah, supaya mendapatkan manfaat detoksifikasi yang berlipat ganda ini, ada beberapa jenis buah yang bisa digunakan sebagai campuran infused water.
1. Lemon
Air dengan campuran irisan buah lemon merupakan minuman detoks terbaik. Lemon membantu membersihkan dan menambah alkali dalam tubuh sehingga tubuh terasa lebih segar. Untuk membuatnya, Anda hanya perlu mengiris beberapa buah lemon segar, memeras sari lemon, dan menambahkan beberapa liter air putih ke dalamnya.
2. Mint
Menambahkan daun mint ke dalam infused water akan membuat air Anda menjadi sedikit lebih manis, sekalipun Anda tak menambahkan gula ke dalam airnya. Campuran air dengan mint yang dingin akan membantu "menenangkan" perut dan melancarkan pencernaan Anda.
3. Mentimun
Mentimun tak cuma bermanfaat untuk kulit dan mata. Sebab, infused water mentimun juga dapat mengatasi dehidrasi dan berfungsi sebagai anti-inflamatory (antiperadangan) untuk tubuh.
4. Jahe
Infused water dengan irisan jahe bermanfaat untuk membersihkan seluruh sistem di tubuh Anda, melancarkan pencernaan, dan juga "menenangkan" perut.
http://female.kompas.com
Jangan Takut untuk Berkata "Tidak"
Atas dasar keinginan untuk selalu membahagiakan orang lain, tak
sedikit dari kita merasa sungkan untuk menolak dan berkata “Tidak”.
Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental di Vienna, Austria, mendeskripsikan sifat yang selalu ingin dipuji dan diterima oleh lingkungan adalah refleksi atas ketidakmampuan seseorang untuk fokus pada tujuan hidup. Alhasil, mereka terpaksa untuk melakukan hal yang
sebenarnya di luar ambang batas diri, hanya karena sulit berkata “Tidak” pada orang lain.
Laporan yang dipublikasikan pada sebuah jurnal di Pyschiatric School of Viktor Frankl, Vienna, Austria, menganjurkan supaya setiap orang menemukan orientasi hidup yang realistis dalam mencapai tujuan. Cara ini dipercaya dapat membentuk sikap dan prinsip untuk menghargai diri sendiri.
Agar prinsip Anda tetap dihargai oleh orang lain meskipun harus mengatakan “Tidak” pada mereka. Berikut beberapa langkah yang harus diterapkan:
Tentukan visi dan misiSama halnya dengan perusahaan yang memiliki visi dan misi dalam menjalani bisnis untuk meraih tujuan di masa depan. Setiap individu juga harus memiliki visi dan misi sebagai pegangan hidup dalam menentukan sikap ketika berhadapan pada kondisi yang kurang kondusif.
Asah talenta dan ketrampilanHidup di tengah era kapitalis seperti sekarang ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keterampilan profesional yang menguntungkan diri sendiri juga orang lain. Orang yang terampil dan bertalenta lebih mudah memperoleh kesempatan untuk berbuat, bertindak, dan mengembangkan kreativitas di masa depan. Dengan begitu, lingkungan sekitar akan melihat Anda sebagai sosok yang inspiratif dan pantang menyerah.
Berani untuk berkata “Tidak”Lahir dan hidup dengan ajaran budaya timur yang menjunjung tinggi sopan santun dan budi pekerti antar sesama, terkadang kerap disalahartikan sebagai tuntutan untuk selalu menyenangkan orang lain meskipun diri sendiri tersiksa. Padahal sebenarnya, menunjukkan sikap dengan berani berkata “Tidak” bukan berarti merefleksikan sifat pembangkang dan menolak mengikuti aturan.
Penting bagi kita untuk mulai belajar mengenali pola pikiran sendiri, yang selalu merasa bersalah jika menolak dan berkata tidak. Kita harus melatih diri untuk belajar atau bersedia “menabrak” pola pikiran tersebut, dengan berani menunjukkan sikap. Ketika memang benar-benar tidak bisa, ya bilang saja sudah ada janji lain, atau sedang sibuk. Pada dasarnya, tidak salah mengatakan “Tidak”, selama penolakan tersebut dilandasi dengan kejujuran.
http://female.kompas.com
Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental di Vienna, Austria, mendeskripsikan sifat yang selalu ingin dipuji dan diterima oleh lingkungan adalah refleksi atas ketidakmampuan seseorang untuk fokus pada tujuan hidup. Alhasil, mereka terpaksa untuk melakukan hal yang
sebenarnya di luar ambang batas diri, hanya karena sulit berkata “Tidak” pada orang lain.
Laporan yang dipublikasikan pada sebuah jurnal di Pyschiatric School of Viktor Frankl, Vienna, Austria, menganjurkan supaya setiap orang menemukan orientasi hidup yang realistis dalam mencapai tujuan. Cara ini dipercaya dapat membentuk sikap dan prinsip untuk menghargai diri sendiri.
Agar prinsip Anda tetap dihargai oleh orang lain meskipun harus mengatakan “Tidak” pada mereka. Berikut beberapa langkah yang harus diterapkan:
Tentukan visi dan misiSama halnya dengan perusahaan yang memiliki visi dan misi dalam menjalani bisnis untuk meraih tujuan di masa depan. Setiap individu juga harus memiliki visi dan misi sebagai pegangan hidup dalam menentukan sikap ketika berhadapan pada kondisi yang kurang kondusif.
Asah talenta dan ketrampilanHidup di tengah era kapitalis seperti sekarang ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keterampilan profesional yang menguntungkan diri sendiri juga orang lain. Orang yang terampil dan bertalenta lebih mudah memperoleh kesempatan untuk berbuat, bertindak, dan mengembangkan kreativitas di masa depan. Dengan begitu, lingkungan sekitar akan melihat Anda sebagai sosok yang inspiratif dan pantang menyerah.
Berani untuk berkata “Tidak”Lahir dan hidup dengan ajaran budaya timur yang menjunjung tinggi sopan santun dan budi pekerti antar sesama, terkadang kerap disalahartikan sebagai tuntutan untuk selalu menyenangkan orang lain meskipun diri sendiri tersiksa. Padahal sebenarnya, menunjukkan sikap dengan berani berkata “Tidak” bukan berarti merefleksikan sifat pembangkang dan menolak mengikuti aturan.
Penting bagi kita untuk mulai belajar mengenali pola pikiran sendiri, yang selalu merasa bersalah jika menolak dan berkata tidak. Kita harus melatih diri untuk belajar atau bersedia “menabrak” pola pikiran tersebut, dengan berani menunjukkan sikap. Ketika memang benar-benar tidak bisa, ya bilang saja sudah ada janji lain, atau sedang sibuk. Pada dasarnya, tidak salah mengatakan “Tidak”, selama penolakan tersebut dilandasi dengan kejujuran.
http://female.kompas.com
5 Langkah Meningkatkan Konsentrasi Anak
Konsentrasi adalah kemampuan memusatkan atau mempertahankan perhatian
pada sesuatu hal dalam rentang waktu tertentu. Tingkat konsentrasi yang
rendah akan mengakibatkan berbagai efek buruk bagi anak, antara lain
tugas anak terbengkalai atau anak menjadi seperti “pelupa”, benda-benda
miliknya sering ketinggalan, bahkan hilang lantaran rentang perhatiannya
yang kurang, pikirannya bercabang, tidak bisa fokus.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sekolah atau guru, agar anak lebih konsentrasi. Berikut di antaranya:
1. Berikan rasa aman dan nyaman
Memberikan rasa aman, nyaman, serius tapi rileks dalam pembelajaran. Siswa yang merasa tidak aman, tidak nyaman dan terlalu santai tidak akan dapat berkonsentrasi dengan baik serta mudah terdistraksi. Semua hal-hal yang terkait dengan lingkungan belajar, suasana kelas, dan cara guru mengajar sangat besar pengaruhnya terhadap konsentrasi anak.
2. Buat anak antusias
Antusias adalah pangkal dari konsentrasi. Mengajak siswa untuk selalu bersikap antusias terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini dapat dibantu oleh guru dengan memberikan tugas-tugas pembelajaran yang menyenangkan dan menantang serta dalam jangkauan anak untuk dapat menyelesaikannya. Guru juga dapat menggunakan metode pembelajaran di kelas yang tepat sehingga dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Materi juga disampaikan dengan cara yang menarik perhatiannya siswa. Dengan begitu, konsentrasi anak akan semakin meningkat.
3. Berikan keyakinan bahwa anak mampu
Dengan kepercayaan diri, konsentrasi anak akan berlipat ganda, Berikan keyakinan atau kepercayaan diri pada anak, mereka mampu mengerjakan tugas pembelajaran yang diberikan. Bagaimanapun rasa percaya diri sangat mempengaruhi kesuksesan anak dalam belajar. Dengan adanya kepercayaan diri bahwa mereka mampu mempelajari materi atau mengerjakan tugas tersebut maka mereka akan dapat melakukannya dengan baik. Konsentrasi anak pun akan penuh untuk belajar.
4. Ciptakan lingkungan bersih
Memprioritaskan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat untuk tumbuh kembang anak dan terbebas dari polusi. Penelitian Ir Puji Lestari, PhD (ahli polusi udara dari ITB), lulusan Illinois Institute of Technology, Amerika Serikat menunjukkan, pencemaran udara di kota-kota besar yang mengandung timbal yang melebihi ambang batas dalam tubuh anak, bisa menurunkan kecerdasan intelektual (IQ). Bukan hanya itu, kadar timbal tinggi juga mengganggu konsentrasi belajar anak.
5. Ciptakan suasana rumah aman
Ciptakan suasana rumah dan sekolah yang aman, nyaman dan tenang bagi perkembangan belajar anak. Suasana rumah dan sekolah yang terbebas dari perilaku kekerasan dan bullying pada anak sehingga anak menjadi betah dan termotivasi untuk belajar dan bersekolah.
http://female.kompas.com
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sekolah atau guru, agar anak lebih konsentrasi. Berikut di antaranya:
1. Berikan rasa aman dan nyaman
Memberikan rasa aman, nyaman, serius tapi rileks dalam pembelajaran. Siswa yang merasa tidak aman, tidak nyaman dan terlalu santai tidak akan dapat berkonsentrasi dengan baik serta mudah terdistraksi. Semua hal-hal yang terkait dengan lingkungan belajar, suasana kelas, dan cara guru mengajar sangat besar pengaruhnya terhadap konsentrasi anak.
2. Buat anak antusias
Antusias adalah pangkal dari konsentrasi. Mengajak siswa untuk selalu bersikap antusias terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini dapat dibantu oleh guru dengan memberikan tugas-tugas pembelajaran yang menyenangkan dan menantang serta dalam jangkauan anak untuk dapat menyelesaikannya. Guru juga dapat menggunakan metode pembelajaran di kelas yang tepat sehingga dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Materi juga disampaikan dengan cara yang menarik perhatiannya siswa. Dengan begitu, konsentrasi anak akan semakin meningkat.
3. Berikan keyakinan bahwa anak mampu
Dengan kepercayaan diri, konsentrasi anak akan berlipat ganda, Berikan keyakinan atau kepercayaan diri pada anak, mereka mampu mengerjakan tugas pembelajaran yang diberikan. Bagaimanapun rasa percaya diri sangat mempengaruhi kesuksesan anak dalam belajar. Dengan adanya kepercayaan diri bahwa mereka mampu mempelajari materi atau mengerjakan tugas tersebut maka mereka akan dapat melakukannya dengan baik. Konsentrasi anak pun akan penuh untuk belajar.
4. Ciptakan lingkungan bersih
Memprioritaskan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat untuk tumbuh kembang anak dan terbebas dari polusi. Penelitian Ir Puji Lestari, PhD (ahli polusi udara dari ITB), lulusan Illinois Institute of Technology, Amerika Serikat menunjukkan, pencemaran udara di kota-kota besar yang mengandung timbal yang melebihi ambang batas dalam tubuh anak, bisa menurunkan kecerdasan intelektual (IQ). Bukan hanya itu, kadar timbal tinggi juga mengganggu konsentrasi belajar anak.
5. Ciptakan suasana rumah aman
Ciptakan suasana rumah dan sekolah yang aman, nyaman dan tenang bagi perkembangan belajar anak. Suasana rumah dan sekolah yang terbebas dari perilaku kekerasan dan bullying pada anak sehingga anak menjadi betah dan termotivasi untuk belajar dan bersekolah.
http://female.kompas.com
2 April 2014
Ini Akibatnya Jika Anak Jarang Bermain
Tuntutan persaingan di sekolah saat ini membuat anak-anak disibukkan
dengan kegiatan les hampir setiap hari. Akibatnya, waktu mereka untuk
bermain jadi berkurang.
Selain karena tak mau anak tertinggal dari teman-teman sekolahnya, orangtua juga kerap merasa takut bila anak banyak bermain. Misalnya, takut anak terjatuh saat berlari-larian di luar, atau takut terserang kuman saat bermain tanah.
Namun, kekhawatiran berlebih orangtua mengenai aktivitas bermain anak justru dapat memengaruhi perkembangan anak di masa depan.
“Biasanya anak-anak yang kerap dilarang bermain oleh orangtuanya agak cenderung kaku dan tidak fleksibel, kemudian emosinya juga negatif karena mereka merasa selalu ditekan dengan banyaknya aturan ada. Anak jadi menarik diri, ada yang memberontak, dan macam-macam,” terang psikolog Mayke S. Tedjasaputra, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Anak juga bisa jadi sulit bergaul dan tidak terampil untuk melakukan banyak hal, karena anak merasa takut. Kerap dilarang bermain membuat inisiatif dan kreativitas anak juga kurang berkembang. Akibatnya anak bisa merasa kurang percaya diri.
Bila hal ini terus berlangsung, kelak anak jadi tidak berani mengungkapkan pendapat, tidak bebas memilih, dan menentukan apa yang akan dilakukan. Anak tidak mampu memprioritaskan yang lebih penting dan tidak penting. Padahal, inilah yang sangat penting saat anak jadi dewasa.
Pada dasarnya, orangtua pasti ingin membentuk anaknya jadi seorang anak yang cerdas, kreatif, mandiri, demikian menurut psikolog anak dan keluarga, Roslina Veraulii.
Namun untuk mencapainya, orangtua cenderung memilih memberikan segudang les yang terkadang membuat anak sangat sibuk. Dampaknya waktu bermain anak berkurang, dan membatasi waktu dan tempat bermain di dalam rumah saja. Padahal ini justru akan menimbulkan banyak keluhan dari anak.
“Belajar yang hanya berpusat pada kegiatan akademis yang membutuhkan usaha mental tinggi dan berkepanjangan, dampaknya justru anak lelah, terganggu emosinya, atensi konsentrasinya minim, bahkan ada banyak keluhan fisik. Misalnya anak merasa pusing atau sakit perut,” tambah Roslina.
Jangan lupa, bermain tak hanya menimbulkan rasa senang dan membuat anak dapat melepaskan energi positif maupun negatif. Selain itu kegiatan bermain juga menjadi sarana anak-anak untuk mengembangkan diri secara optimal.
http://nationalgeographic.co.id
Selain karena tak mau anak tertinggal dari teman-teman sekolahnya, orangtua juga kerap merasa takut bila anak banyak bermain. Misalnya, takut anak terjatuh saat berlari-larian di luar, atau takut terserang kuman saat bermain tanah.
Namun, kekhawatiran berlebih orangtua mengenai aktivitas bermain anak justru dapat memengaruhi perkembangan anak di masa depan.
“Biasanya anak-anak yang kerap dilarang bermain oleh orangtuanya agak cenderung kaku dan tidak fleksibel, kemudian emosinya juga negatif karena mereka merasa selalu ditekan dengan banyaknya aturan ada. Anak jadi menarik diri, ada yang memberontak, dan macam-macam,” terang psikolog Mayke S. Tedjasaputra, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Anak juga bisa jadi sulit bergaul dan tidak terampil untuk melakukan banyak hal, karena anak merasa takut. Kerap dilarang bermain membuat inisiatif dan kreativitas anak juga kurang berkembang. Akibatnya anak bisa merasa kurang percaya diri.
Bila hal ini terus berlangsung, kelak anak jadi tidak berani mengungkapkan pendapat, tidak bebas memilih, dan menentukan apa yang akan dilakukan. Anak tidak mampu memprioritaskan yang lebih penting dan tidak penting. Padahal, inilah yang sangat penting saat anak jadi dewasa.
Pada dasarnya, orangtua pasti ingin membentuk anaknya jadi seorang anak yang cerdas, kreatif, mandiri, demikian menurut psikolog anak dan keluarga, Roslina Veraulii.
Namun untuk mencapainya, orangtua cenderung memilih memberikan segudang les yang terkadang membuat anak sangat sibuk. Dampaknya waktu bermain anak berkurang, dan membatasi waktu dan tempat bermain di dalam rumah saja. Padahal ini justru akan menimbulkan banyak keluhan dari anak.
“Belajar yang hanya berpusat pada kegiatan akademis yang membutuhkan usaha mental tinggi dan berkepanjangan, dampaknya justru anak lelah, terganggu emosinya, atensi konsentrasinya minim, bahkan ada banyak keluhan fisik. Misalnya anak merasa pusing atau sakit perut,” tambah Roslina.
Jangan lupa, bermain tak hanya menimbulkan rasa senang dan membuat anak dapat melepaskan energi positif maupun negatif. Selain itu kegiatan bermain juga menjadi sarana anak-anak untuk mengembangkan diri secara optimal.
http://nationalgeographic.co.id
Buah dan Sayuran Dapat Kurangi Risiko Kematian
Makan banyak buah-buahan dan sayuran dapat secara
substansial mengurangi risiko kematian. Dalam sebuah studi, peneliti
menganalisis kebiasaan makan lebih dari 65 ribu orang di Inggris antara
2001 dan 2013. Mereka menemukan bahwa orang yang makan tujuh porsi atau
lebih buah-buahan dan sayuran segar setiap hari memiliki risiko kematian
pada usia berapa pun 42 persen lebih rendah dibanding mereka yang makan
kurang dari satu porsi per hari.
Risiko kematian berkurang hingga 36 persen pada mereka yang mengonsumsi 5-7 porsi, 29 persen dengan 3-5 porsi, dan 14 persen dengan 1-3 porsi, menurut temuan yang dipublikasi di Journal of Epidemiology and Community Health ini.
"Kita semua tahu bahwa makan buah dan sayuran sehat, tetapi ukuran efeknya sungguh mengejutkan," kata seorang peneliti, Oyinlola Oyebode, di Departemen Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat dari University College London. "Jika Anda senang untuk camilan wortel atau sayuran lain, maka itu adalah pilihan yang besar. Tetapi jika Anda suka sesuatu yang manis, pisang atau buah apa pun juga bagus."
Para peneliti mengatakan temuan mereka menunjukkan bahwa makan tujuh porsi atau lebih buah dan sayuran mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 31 persen dan risiko kematian akibat kanker sebesar 25 persen.
Secara keseluruhan, sayuran memiliki manfaat kesehatan yang lebih kuat dari buah. Setiap porsi harian sayuran segar mengurangi risiko kematian secara keseluruhan sebesar 16 persen, dibandingkan dengan 13 persen per porsi salad dan 4 persen per porsi buah segar, kata para peneliti.
Namun, penelitian ini tidak menemukan manfaat kesehatan yang signifikan dari jus buah, buah kalengan, atau buah beku. Mereka bahkan merekomendasikan untuk tak mengkonsumsinya. "Hampir semua buah kalengan mengandung kadar gula tinggi dan varietas yang lebih murah yang dikemas dalam sirup," kata Oyebode. "Dampak kesehatan negatif dari gula mungkin lebih besar daripada manfaatnya."
https://id.berita.yahoo.com/
Risiko kematian berkurang hingga 36 persen pada mereka yang mengonsumsi 5-7 porsi, 29 persen dengan 3-5 porsi, dan 14 persen dengan 1-3 porsi, menurut temuan yang dipublikasi di Journal of Epidemiology and Community Health ini.
"Kita semua tahu bahwa makan buah dan sayuran sehat, tetapi ukuran efeknya sungguh mengejutkan," kata seorang peneliti, Oyinlola Oyebode, di Departemen Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat dari University College London. "Jika Anda senang untuk camilan wortel atau sayuran lain, maka itu adalah pilihan yang besar. Tetapi jika Anda suka sesuatu yang manis, pisang atau buah apa pun juga bagus."
Para peneliti mengatakan temuan mereka menunjukkan bahwa makan tujuh porsi atau lebih buah dan sayuran mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 31 persen dan risiko kematian akibat kanker sebesar 25 persen.
Secara keseluruhan, sayuran memiliki manfaat kesehatan yang lebih kuat dari buah. Setiap porsi harian sayuran segar mengurangi risiko kematian secara keseluruhan sebesar 16 persen, dibandingkan dengan 13 persen per porsi salad dan 4 persen per porsi buah segar, kata para peneliti.
Namun, penelitian ini tidak menemukan manfaat kesehatan yang signifikan dari jus buah, buah kalengan, atau buah beku. Mereka bahkan merekomendasikan untuk tak mengkonsumsinya. "Hampir semua buah kalengan mengandung kadar gula tinggi dan varietas yang lebih murah yang dikemas dalam sirup," kata Oyebode. "Dampak kesehatan negatif dari gula mungkin lebih besar daripada manfaatnya."
https://id.berita.yahoo.com/
1 April 2014
Kiat Menghadapi Si Kecil yang Emosional
Menurut para ahli, bayi berusia delapan minggu sebenarnya sudah bisa
memperlihatkan emosi atau suasana hati yang mereka rasakan pada
orangtua. Namun, emosi ini umumnya ditanggapi orangtua sebagai “sinyal”
akan rasa lapar, mengantuk, dan tidak nyaman karena popok yang telah
penuh.
Seperti dikutip dari Psychology Today, Victoria Manion Fleming, Psikolog, mengatakan “Selain pendidikan, sebaiknya orangtua juga mengajarkan anak untuk cakap dalam mengelola emosinya. Sebab, kualitas perilaku merupakan bekal yang terbilang penting untuk masa depan anak,”
Apabila buah hati Anda mudah marah, mengamuk, dan menangis, lain waktu emosi mereka sedang memuncak, bantulah sang buah agar tenang dengan langkah berikut:
Mengatasi si kecil yang pemarah
Pantangan untuk orangtua dalam menangani anak yang suka marah-marah adalah meresponnya dengan omelan, pukulan, dan hukuman. Sebab, hal seperti itu hanya akan membuat si kecil semakin frustrasi dan menganggap Anda sebagai musuh.
Redakan amarah anak dengan menggenggam tangannya dan tataplah matanya, tenangkan si dia dengan usapan yang nyaman pada pundak serta punggung. Kemudian, setelah emosinya mereda, ajak anak bicara baik-baik dengan menanyakan apa yang menyulut emosinya. Setelah anak menjelaskan, berikanlah nasihat positif bahwa kebiasaannya tersebut dapat membuatnya sesak napas, kepalanya pusing, dan matanya perih karena berteriak-teriak sembari nangis. Selain itu, Anda sendiri sebagai orangtua dan panutan dalam keluarga, jangan terbiasa marah-marah di rumah, apalagi di depan anak. Ingat, anak selalu mencontoh apa yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya.
Mengatasi si kecil yang mudah sedih
Apabila si kecil mudah merasa sedih, ini berarti ia memiliki hati yang sensitif dan terlampau peka. Jangan menyudutkan anak dengan menyebutnya cengeng, sebaliknya hiburlah hatinya saat sedang merasa muram dengan melakukan berbagai hal yang ia sukai, entah makan es krim, menonton tayangan kartun favoritnya, sembari mengajaknya berbagi kesedihan yang ia rasakan pada Anda.
Anak yang mudah sedih umumnya merasa kesepian, maka dari itu ketika Anda mendengarkan keluh kesahnya, itu akan membesarkan hati dan meringankan beban pikirannya.
Mengatasi anak penakut
Hanya karena anak takut tidur di dalam kamar yang gelap, Anda langsung melabelinya sebagai si penakut atau si pengecut. Hentikan kebiasaan memberikan julukan bermakna negatif, cara ini hanya akan meluruhkan rasa percaya diri anak. Sebenarnya, wajar saja kalau si kecil takut dengan kegelapan, atau tidak berani bermain dengan hewan-hewan tertentu. Sebagai orangtua sudah kewajiban Anda melindungi anak dari hal-hal yang membuat mereka ketakutan, tetapi juga jangan berlebihan. Cari tahu apa yang menyebabkan si kecil takut dan latihlah dirinya secara perlahan untuk menaklukan fobianya tersebut, agar tidak terbawa-bawa ketika mereka dewasa.
http://female.kompas.com
Seperti dikutip dari Psychology Today, Victoria Manion Fleming, Psikolog, mengatakan “Selain pendidikan, sebaiknya orangtua juga mengajarkan anak untuk cakap dalam mengelola emosinya. Sebab, kualitas perilaku merupakan bekal yang terbilang penting untuk masa depan anak,”
Apabila buah hati Anda mudah marah, mengamuk, dan menangis, lain waktu emosi mereka sedang memuncak, bantulah sang buah agar tenang dengan langkah berikut:
Mengatasi si kecil yang pemarah
Pantangan untuk orangtua dalam menangani anak yang suka marah-marah adalah meresponnya dengan omelan, pukulan, dan hukuman. Sebab, hal seperti itu hanya akan membuat si kecil semakin frustrasi dan menganggap Anda sebagai musuh.
Redakan amarah anak dengan menggenggam tangannya dan tataplah matanya, tenangkan si dia dengan usapan yang nyaman pada pundak serta punggung. Kemudian, setelah emosinya mereda, ajak anak bicara baik-baik dengan menanyakan apa yang menyulut emosinya. Setelah anak menjelaskan, berikanlah nasihat positif bahwa kebiasaannya tersebut dapat membuatnya sesak napas, kepalanya pusing, dan matanya perih karena berteriak-teriak sembari nangis. Selain itu, Anda sendiri sebagai orangtua dan panutan dalam keluarga, jangan terbiasa marah-marah di rumah, apalagi di depan anak. Ingat, anak selalu mencontoh apa yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya.
Mengatasi si kecil yang mudah sedih
Apabila si kecil mudah merasa sedih, ini berarti ia memiliki hati yang sensitif dan terlampau peka. Jangan menyudutkan anak dengan menyebutnya cengeng, sebaliknya hiburlah hatinya saat sedang merasa muram dengan melakukan berbagai hal yang ia sukai, entah makan es krim, menonton tayangan kartun favoritnya, sembari mengajaknya berbagi kesedihan yang ia rasakan pada Anda.
Anak yang mudah sedih umumnya merasa kesepian, maka dari itu ketika Anda mendengarkan keluh kesahnya, itu akan membesarkan hati dan meringankan beban pikirannya.
Mengatasi anak penakut
Hanya karena anak takut tidur di dalam kamar yang gelap, Anda langsung melabelinya sebagai si penakut atau si pengecut. Hentikan kebiasaan memberikan julukan bermakna negatif, cara ini hanya akan meluruhkan rasa percaya diri anak. Sebenarnya, wajar saja kalau si kecil takut dengan kegelapan, atau tidak berani bermain dengan hewan-hewan tertentu. Sebagai orangtua sudah kewajiban Anda melindungi anak dari hal-hal yang membuat mereka ketakutan, tetapi juga jangan berlebihan. Cari tahu apa yang menyebabkan si kecil takut dan latihlah dirinya secara perlahan untuk menaklukan fobianya tersebut, agar tidak terbawa-bawa ketika mereka dewasa.
http://female.kompas.com
Biar Panjang Umur, Rajinlah Makan Buah dan Sayur
Buah dan sayur sudah lama diketahui baik untuk kesehatan. Kini sebuah
studi berskala besar mengungkap, konsumsi buah dan sayur dalam jumlah
yang cukup secara substansial dapat mengurangi risiko kematian.
Para peneliti menganalisis kebiasaan makan pada lebih dari 65.000 orang di Inggris antara tahun 2001 dan 2013. Mereka menemukan, orang yang makan tujuh atau lebih porsi buah dan sayuran segar memiliki risiko kematian 42 persen lebih rendah pada usia berapa pun dibandingkan rekan mereka yang makan dalam porsi lebih sedikit.
Studi yang dimuat dalam Journal of Epidemiology and Community Health tersebut menemukan, risiko kematian berkurang 36 persen dengan makan lima hingga tujuh porsi buah dan sayur sehari. Sementara itu, risiko tersebut berkurang 29 persen dengan makan tiga hingga lima porsi, dan 14 persen dengan makan satu hingga tiga porsi dalam sehari.
Kendati demikian, studi tidak membuktikan bahwa makan buah dan sayur dalam jumlah banyak dapat menekan risiko kematian. Studi hanya menemukan hubungan antara konsumsi produk segar dan risiko kematian yang lebih rendah.
Para peneliti mengatakan, konsumsi tujuh atau lebih porsi buah dan sayur mengurangi risiko kematian dari penyakit jantung sebanyak 31 persen dan dari kanker hingga 25 persen.
"Kita tahu makan buah dan sayur itu sehat, namun efeknya ternyata mengejutkan," ujar penulis studi Oyinlola Oyebode, dari departemen epidemiologi dan kesehatan masyarakat di University College London.
Secara keseluruhan, sayuran lebih memberikan manfaat kesehatan daripada buah. Setiap porsi harian sayuran segar mengurangi risiko kematian 16 persen, dibandingkan dengan 13 persen per porsi salad, dan 4 persen per porsi buah segar. Sementara itu, tidak ada manfaat kesehatan yang signifikan dari jus buah.
http://health.kompas.com
Para peneliti menganalisis kebiasaan makan pada lebih dari 65.000 orang di Inggris antara tahun 2001 dan 2013. Mereka menemukan, orang yang makan tujuh atau lebih porsi buah dan sayuran segar memiliki risiko kematian 42 persen lebih rendah pada usia berapa pun dibandingkan rekan mereka yang makan dalam porsi lebih sedikit.
Studi yang dimuat dalam Journal of Epidemiology and Community Health tersebut menemukan, risiko kematian berkurang 36 persen dengan makan lima hingga tujuh porsi buah dan sayur sehari. Sementara itu, risiko tersebut berkurang 29 persen dengan makan tiga hingga lima porsi, dan 14 persen dengan makan satu hingga tiga porsi dalam sehari.
Kendati demikian, studi tidak membuktikan bahwa makan buah dan sayur dalam jumlah banyak dapat menekan risiko kematian. Studi hanya menemukan hubungan antara konsumsi produk segar dan risiko kematian yang lebih rendah.
Para peneliti mengatakan, konsumsi tujuh atau lebih porsi buah dan sayur mengurangi risiko kematian dari penyakit jantung sebanyak 31 persen dan dari kanker hingga 25 persen.
"Kita tahu makan buah dan sayur itu sehat, namun efeknya ternyata mengejutkan," ujar penulis studi Oyinlola Oyebode, dari departemen epidemiologi dan kesehatan masyarakat di University College London.
Secara keseluruhan, sayuran lebih memberikan manfaat kesehatan daripada buah. Setiap porsi harian sayuran segar mengurangi risiko kematian 16 persen, dibandingkan dengan 13 persen per porsi salad, dan 4 persen per porsi buah segar. Sementara itu, tidak ada manfaat kesehatan yang signifikan dari jus buah.
http://health.kompas.com
Awas, Benci pada Pekerjaan Buruk bagi Kesehatan
Tak sedikit karyawan yang membenci pekerjaan mereka. Mereka hanya bisa
mengeluh dan merasa tertekan setiap hari namun tidak melakukan apa pun
untuk membebaskan diri dari sumber stres mereka.
Cukup banyak juga karyawan yang beranggapan jika kita menikmati pekerjaan, berarti kita kurang keras bekerja. Seolah cara untuk mencapai sukses adalah bekerja dengan jam yang panjang dan menderita di kantor.
Pandangan tersebut bukan saja salah, tetapi juga berbahaya. Membenci pekerjaan ternyata berdampak buruk pada kesehatan.
1. Membuat gemuk
Pekerjaan yang dibenci dan bertambahnya angka di timbangan ternyata saling berkait. Studi menunjukkan, pekerjaan yang tidak membahagiakan akan mencuri energi Anda yang sebenarnya bisa digunakan untuk berolahraga dan memilih makanan sehat. Bukankah setelah seharian frustasi di tempat kerja maka yang paling Anda inginkan adalah makan es krim dan makanan berlemak lainnya?
2. Menurunkan sistem imun
Stres di tempat kerja bisa berasal dari jam kerja yang panjang, terlalu sibuk, atau kurang merasa dihargai oleh perusahaan. Kondisi tersebut tentu akan membuat kita stres, cemas, dan frustasi. Berbagai bentuk stres diketahui akan melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko depresi.
3. Merusak hubungan
Salah satu hal terburuk dari membenci pekerjaan adalah kebencian itu tidak akan berakhir di sore hari. Bagi kebanyakan orang, pikiran mereka sepanjang hari akan dipenuhi oleh rasa benci dan kecemasan akan pekerjaan.
Sebuah penelitian menyebutkan, orang yang tidak bahagia di tempat kerja cenderung memiliki hubungan seksual yang tidak memuaskan. Studi lain menunjukkan, stres dari pekerjaan yang tidak dikelola juga akan membuat hubungan Anda dengan pasangan dan keluarga bisa berantakan.
4. Mengganggu kualitas tidur
Tidur cukup dan berkualitas di malam hari berpengaruh besar pada kesehatan. Orang yang menderita karena pekerjaan mereka biasanya akan sulit tidur pulas atau mengalami insomnia. Hal ini berdampak buruk pada kesehatan karena tidur cukup akan memperbaiki sistem imun sehingga kita tak mudah sakit.
5. Risiko penyakit serius
Membenci pekerjaan secara langsung terkait dengan peningkatan risiko penyakit serius. Sebuah studi yang dilakukan terhadap 20.000 perawat di AS menyebutkan, mereka yang tidak bahagia di pekerjaannya beresiko besar menderita kanker, penyakit jantung, dan diabetes melitus.
Dengan semua risiko kesehatan tersebut, seharusnya Anda mengambil tindakan jika memang sudah merasa tidak nyaman dengan pekerjaan sekarang.
http://health.kompas.com
Cukup banyak juga karyawan yang beranggapan jika kita menikmati pekerjaan, berarti kita kurang keras bekerja. Seolah cara untuk mencapai sukses adalah bekerja dengan jam yang panjang dan menderita di kantor.
Pandangan tersebut bukan saja salah, tetapi juga berbahaya. Membenci pekerjaan ternyata berdampak buruk pada kesehatan.
1. Membuat gemuk
Pekerjaan yang dibenci dan bertambahnya angka di timbangan ternyata saling berkait. Studi menunjukkan, pekerjaan yang tidak membahagiakan akan mencuri energi Anda yang sebenarnya bisa digunakan untuk berolahraga dan memilih makanan sehat. Bukankah setelah seharian frustasi di tempat kerja maka yang paling Anda inginkan adalah makan es krim dan makanan berlemak lainnya?
2. Menurunkan sistem imun
Stres di tempat kerja bisa berasal dari jam kerja yang panjang, terlalu sibuk, atau kurang merasa dihargai oleh perusahaan. Kondisi tersebut tentu akan membuat kita stres, cemas, dan frustasi. Berbagai bentuk stres diketahui akan melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko depresi.
3. Merusak hubungan
Salah satu hal terburuk dari membenci pekerjaan adalah kebencian itu tidak akan berakhir di sore hari. Bagi kebanyakan orang, pikiran mereka sepanjang hari akan dipenuhi oleh rasa benci dan kecemasan akan pekerjaan.
Sebuah penelitian menyebutkan, orang yang tidak bahagia di tempat kerja cenderung memiliki hubungan seksual yang tidak memuaskan. Studi lain menunjukkan, stres dari pekerjaan yang tidak dikelola juga akan membuat hubungan Anda dengan pasangan dan keluarga bisa berantakan.
4. Mengganggu kualitas tidur
Tidur cukup dan berkualitas di malam hari berpengaruh besar pada kesehatan. Orang yang menderita karena pekerjaan mereka biasanya akan sulit tidur pulas atau mengalami insomnia. Hal ini berdampak buruk pada kesehatan karena tidur cukup akan memperbaiki sistem imun sehingga kita tak mudah sakit.
5. Risiko penyakit serius
Membenci pekerjaan secara langsung terkait dengan peningkatan risiko penyakit serius. Sebuah studi yang dilakukan terhadap 20.000 perawat di AS menyebutkan, mereka yang tidak bahagia di pekerjaannya beresiko besar menderita kanker, penyakit jantung, dan diabetes melitus.
Dengan semua risiko kesehatan tersebut, seharusnya Anda mengambil tindakan jika memang sudah merasa tidak nyaman dengan pekerjaan sekarang.
http://health.kompas.com
Dibandingkan Perempuan Dewasa, Anak Perempuan Lebih Mensyukuri Tubuh Mereka
emua perempuan dilahirkan cantik dan punya kelebihan masing-masing.
Sayangnya, yang namanya manusia pasti selalu tak pernah puas dengan
dirinya, termasuk dalam soal kecantikan dan penampilan.
Alih-alih bersyukur dengan kondisinya, kebanyakan perempuan justru selalu merasa kurang dan akhirnya terus menerus mengeluh. Seperti misalnya, tidak percaya diri karena hidung pesek, minder hanya karena memiliki dahi lebar, kerap berlebihan mengenakan eyeliner demi menyamarkan mata yang sipit, belum lagi drama si rambut keriting. Sudahlah, perempuan dan ambisi mereka terhadap tubuh sempurna, memang tidak akan ada habisnya!
Sebuah penelitian dilakukan oleh Unilever lewat Dove Real Beauty Global Researchyang dilakukan di 25 negara dan melibatkan 5006 perempuan, terungkap bahwa sekitar 80 persen perempuan tidak bisa melihat kecantikannya sendiri, meskipun mereka setuju bahwa masing-masing perempuan memiliki kecantikannya sendiri. Lalu, sebanyak 64 persen perempuan merasa diri mereka tidak cantik.
Penelitian ini juga menyingkap 32 persen perempuan yang mengakui tekanan kecantikan terbesar berasal dari diri mereka sendiri. Parahnya, 54 persen perempuan setuju kalau mereka sendiri adalah kritikus kecantikan terburuk.
"Tekanan ini biasanya terjadi karena selalu membanding-bandingkan dengan perempuan lain yang dianggap lebih cantik. Jadi mereka menilai dirinya lebih jelek. Coba pikirkan saat ditanya tentang bagian tubuh mana yang jelek,pasti cepat jawabnya. Sebaliknya, kalau ditanya bagian mana yang disuka pasti susah dijawab," kata Eva Arisuci Rudjito, Marketing Manager Skin Cleansing Unilever Indonesia dalam acara Dove Beauty is U Global Research beberapa waktu lalu di Jakarta.
Melihat fenomena ini, penulis cerita, Marie C. menyarankan daripada Anda terus-terusan mengeluh, cobalah belajar pada kejujuran dan kepolosan anak perempuan. Menurutnya, para anak perempuan lebih bisa menghargai tubuh mereka, dibandingkan perempuan dewasa.
"Ini adalah perbedaan cara pandang tentang segala sesuatu yang dimiliki. Pendekatan utilitarian ini, membuktikan bahwa perempuan dewasa cenderung mengabaikan berbagai hal yang bisa dilakukan dengan semua anggota tubuhnya. Mereka harusnya lebih bersyukur dan tidak terlalu mengkhawatirkan hal-hal seperti selulit, lengan besar, uban dan hal-hal lain yang kurang sempurna," jelas Marie.
Kebalikan dengan perempuan dewasa, anak-anak perempuan justru lebih mudah menemukan bagian tubuh yang disukainya, beserta alasannya.
"Bagian tubuh yang paling saya suka mata. Saya paling suka mata karena kedua mata membantu saya melihat berbagai hal yang berbeda setiap saat. Saya juga suka tangan karena dengan tangan, saya bisa melakukan banyak hal dan juga menulis banyak hal. Saya juga suka kaki, karena bisa membantu saya berjalan dan bersenang-senang," - Jeniah (8).
"Saya suka semua, karena saya bisa bergerak dengan semua anggota tubuh yang saya miliki. Saya juga suka dengan bulu mata yang panjang, kulit yang setengah putih dan setengah cokelat (sawo matang.red), dan juga rambut saya yang panjang karena bisa dikibas-kibaskan," - Bayan (6).
"Saya suka mata saya karena bisa melihat banyak warna dan juga melihat segala sesuatunya. Saya juga suka kaki saya karena sangat panjang," - Charae (5).
"Saya suka tubuh saya semuanya, karena ini seperti sebuah keajaiban" Sofia (5).
Alih-alih bersyukur dengan kondisinya, kebanyakan perempuan justru selalu merasa kurang dan akhirnya terus menerus mengeluh. Seperti misalnya, tidak percaya diri karena hidung pesek, minder hanya karena memiliki dahi lebar, kerap berlebihan mengenakan eyeliner demi menyamarkan mata yang sipit, belum lagi drama si rambut keriting. Sudahlah, perempuan dan ambisi mereka terhadap tubuh sempurna, memang tidak akan ada habisnya!
Sebuah penelitian dilakukan oleh Unilever lewat Dove Real Beauty Global Researchyang dilakukan di 25 negara dan melibatkan 5006 perempuan, terungkap bahwa sekitar 80 persen perempuan tidak bisa melihat kecantikannya sendiri, meskipun mereka setuju bahwa masing-masing perempuan memiliki kecantikannya sendiri. Lalu, sebanyak 64 persen perempuan merasa diri mereka tidak cantik.
Penelitian ini juga menyingkap 32 persen perempuan yang mengakui tekanan kecantikan terbesar berasal dari diri mereka sendiri. Parahnya, 54 persen perempuan setuju kalau mereka sendiri adalah kritikus kecantikan terburuk.
"Tekanan ini biasanya terjadi karena selalu membanding-bandingkan dengan perempuan lain yang dianggap lebih cantik. Jadi mereka menilai dirinya lebih jelek. Coba pikirkan saat ditanya tentang bagian tubuh mana yang jelek,pasti cepat jawabnya. Sebaliknya, kalau ditanya bagian mana yang disuka pasti susah dijawab," kata Eva Arisuci Rudjito, Marketing Manager Skin Cleansing Unilever Indonesia dalam acara Dove Beauty is U Global Research beberapa waktu lalu di Jakarta.
Melihat fenomena ini, penulis cerita, Marie C. menyarankan daripada Anda terus-terusan mengeluh, cobalah belajar pada kejujuran dan kepolosan anak perempuan. Menurutnya, para anak perempuan lebih bisa menghargai tubuh mereka, dibandingkan perempuan dewasa.
"Ini adalah perbedaan cara pandang tentang segala sesuatu yang dimiliki. Pendekatan utilitarian ini, membuktikan bahwa perempuan dewasa cenderung mengabaikan berbagai hal yang bisa dilakukan dengan semua anggota tubuhnya. Mereka harusnya lebih bersyukur dan tidak terlalu mengkhawatirkan hal-hal seperti selulit, lengan besar, uban dan hal-hal lain yang kurang sempurna," jelas Marie.
Kebalikan dengan perempuan dewasa, anak-anak perempuan justru lebih mudah menemukan bagian tubuh yang disukainya, beserta alasannya.
"Bagian tubuh yang paling saya suka mata. Saya paling suka mata karena kedua mata membantu saya melihat berbagai hal yang berbeda setiap saat. Saya juga suka tangan karena dengan tangan, saya bisa melakukan banyak hal dan juga menulis banyak hal. Saya juga suka kaki, karena bisa membantu saya berjalan dan bersenang-senang," - Jeniah (8).
"Saya suka semua, karena saya bisa bergerak dengan semua anggota tubuh yang saya miliki. Saya juga suka dengan bulu mata yang panjang, kulit yang setengah putih dan setengah cokelat (sawo matang.red), dan juga rambut saya yang panjang karena bisa dikibas-kibaskan," - Bayan (6).
"Saya suka mata saya karena bisa melihat banyak warna dan juga melihat segala sesuatunya. Saya juga suka kaki saya karena sangat panjang," - Charae (5).
"Saya suka tubuh saya semuanya, karena ini seperti sebuah keajaiban" Sofia (5).
http://female.kompas.com
Punya Anak Perempuan Bikin Ibu Lebih Modis
Siapa bilang setelah jadi ibu, perempuan tidak bisa lagi tampil gaya dan
terlihat cantik? Anda bisa kok tampil cantik dan menjadi yummy mummy seperti saat masih lajang dulu.
Michelle Obama, Kate Moss, dan Samantha Cameron adalah contoh perempuan yang tetap terlihat cantik dan modis sekalipun sudah memiliki anak.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh toko ritel Gray & Osbourn mengungkapkan bahwa ternyata ada pengaruh antara anak dan penampilan seorang ibu. Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak perempuan cenderung lebih stylish dibandingkan dengan ibu yang memiliki anak laki-laki. Lebih dari seperempat perempuan yang disurvei setuju dengan hal ini.
Kepedulian ibu yang memiliki anak perempuan terhadap fashion ini disebabkan putri-putri mereka akan membantu dan menjadi penata gaya ketika usia mereka bertambah.
Lebih dari setengah perempuan yang disurvei (51 persen) mengatakan bahwa mereka lebih percaya pendapat anak perempuan mereka dibandingkan penilaian orang lain. Bahkan, 78 persen perempuan di atas usia 50 tahun mengatakan kalau mereka lebih senang membiarkan anak perempuannya yang memilihkan busana untuk mereka.
Sebaliknya, hanya lima persen perempuan yang ingin meminta saran gaya busana dari anaknya. Sekitar delapan persen perempuan berusia 45 tahun ke atas mengaku mengambil saran busana dari suaminya.
"Seiring waktu membesarkan anak laki-laki, ibu biasanya tidak terlalu tertarik dengan mode. Namun, ibu dengan anak perempuan akan memiliki minat pada fashion karena secara tak langsung anak perempuannya akan mengenal fashion," kata psikolog, Honey Langcaster-James.
Selain itu, Honey menambahkan, jalinan kedekatan anak perempuan dengan ibunya akan menjadi sebuah sumber dukungan serta dorongan untuk memutuskan gaya busana yang digunakan.
"Alasan paling umum adalah anak perempuan itu lebih kritis dan bisa menawarkan nasihat yang baik, bahkan memberi unsur kompetisi untuk melihat gaya siapa yang terbaik," katanya.
Lucunya, hubungan ibu dan anak perempuan ini tak hanya sebatas itu. Sebanyak 40 persen anak perempuan berusia 19-34 tahun mengatakan kalau mereka tidak akan membiarkan ibunya berbelanja baju tanpa pengawasan mereka.
"Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya hubungan antara ibu dan anak perempuan, juga betapa perempuan itu lebih suka dan menghargai pendapat yang jujur serta bisa dipercaya," ujar Honey.
http://female.kompas.com
Michelle Obama, Kate Moss, dan Samantha Cameron adalah contoh perempuan yang tetap terlihat cantik dan modis sekalipun sudah memiliki anak.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh toko ritel Gray & Osbourn mengungkapkan bahwa ternyata ada pengaruh antara anak dan penampilan seorang ibu. Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak perempuan cenderung lebih stylish dibandingkan dengan ibu yang memiliki anak laki-laki. Lebih dari seperempat perempuan yang disurvei setuju dengan hal ini.
Kepedulian ibu yang memiliki anak perempuan terhadap fashion ini disebabkan putri-putri mereka akan membantu dan menjadi penata gaya ketika usia mereka bertambah.
Lebih dari setengah perempuan yang disurvei (51 persen) mengatakan bahwa mereka lebih percaya pendapat anak perempuan mereka dibandingkan penilaian orang lain. Bahkan, 78 persen perempuan di atas usia 50 tahun mengatakan kalau mereka lebih senang membiarkan anak perempuannya yang memilihkan busana untuk mereka.
Sebaliknya, hanya lima persen perempuan yang ingin meminta saran gaya busana dari anaknya. Sekitar delapan persen perempuan berusia 45 tahun ke atas mengaku mengambil saran busana dari suaminya.
"Seiring waktu membesarkan anak laki-laki, ibu biasanya tidak terlalu tertarik dengan mode. Namun, ibu dengan anak perempuan akan memiliki minat pada fashion karena secara tak langsung anak perempuannya akan mengenal fashion," kata psikolog, Honey Langcaster-James.
Selain itu, Honey menambahkan, jalinan kedekatan anak perempuan dengan ibunya akan menjadi sebuah sumber dukungan serta dorongan untuk memutuskan gaya busana yang digunakan.
"Alasan paling umum adalah anak perempuan itu lebih kritis dan bisa menawarkan nasihat yang baik, bahkan memberi unsur kompetisi untuk melihat gaya siapa yang terbaik," katanya.
Lucunya, hubungan ibu dan anak perempuan ini tak hanya sebatas itu. Sebanyak 40 persen anak perempuan berusia 19-34 tahun mengatakan kalau mereka tidak akan membiarkan ibunya berbelanja baju tanpa pengawasan mereka.
"Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya hubungan antara ibu dan anak perempuan, juga betapa perempuan itu lebih suka dan menghargai pendapat yang jujur serta bisa dipercaya," ujar Honey.
http://female.kompas.com
Berbahagialah Orangtua yang Memiliki Anak Perempuan
Melalui sebuah penelitian, para ilmuan menyimpulkan bahwa keluarga
yang memiliki anak perempuan cenderung lebih bahagia, sukses, dan mereka
yang memiliki saudara perempuan berpotensi untuk umur panjang.
Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Ulster di Irlandia Utara menyatakan, anak perempuan dalam keluarga merupakan energi penyeimbang. Terutama saat terjadi sesuatu yang menyedihkan dan menyakitkan, seperti misalnya perceraian orangtua, kematian, anggota keluarga terjangkit penyakit keras, dan sebagainya. Alasannya, karena secara alamiah perempuan dianugerahi kepekaan perasaan dan kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik serta membicarakan beban yang mereka rasakan. Personifikasi yang demikian membuat mereka tidak memendam pikiran dan masalah dalam hati.
Penelitian ini melibatkan partisipan sebanyak 571 orang dengan kisaran usia antara 17 hingga 25 tahun. Mereka diberikan angket berisi serangkaian pertanyaan mengenai pandangan mereka akan masa depan, apa yang mereka lakukan saat terbentur masalah, dan sebagainya. Akhirnya terangkum informasi yang menyatakan bahwa partisipan yang memiliki saudara perempuan ditemukan lebih bahagia dan menikmati hidup dengan pikiran yang terbuka.
Selain itu, partisipan yang dibesarkan oleh orangtua yang bercerai, ternyata tetap mampu menjalani kehidupan secara normal berkat memiliki saudara perempuan yang menjadi tempat mereka berbagi dan saling mendukung. “Penemuan ini bisa dijadikan materi menguntungkan bagi psikolog anak, lembaga konsutan keluarga, atau pihak lainnya yang menawarkan bantuan bagi anak-anak yang menjadi “korban” perceraian orangtua,” ujar Professor Tony Casdidy, Ketua Penelitian.
Menurut Tony, memiliki anak dan saudara perempuan mendorong komunikasi antar anggota keluarga lainnya menjadi lebih baik. Seperti yang kita ketahui dalam ilmu psikologi, mengemukakan perasaan emosional berdampak postitif bagi kesehatan batiniah manusia.
http://female.kompas.com
Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Ulster di Irlandia Utara menyatakan, anak perempuan dalam keluarga merupakan energi penyeimbang. Terutama saat terjadi sesuatu yang menyedihkan dan menyakitkan, seperti misalnya perceraian orangtua, kematian, anggota keluarga terjangkit penyakit keras, dan sebagainya. Alasannya, karena secara alamiah perempuan dianugerahi kepekaan perasaan dan kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik serta membicarakan beban yang mereka rasakan. Personifikasi yang demikian membuat mereka tidak memendam pikiran dan masalah dalam hati.
Penelitian ini melibatkan partisipan sebanyak 571 orang dengan kisaran usia antara 17 hingga 25 tahun. Mereka diberikan angket berisi serangkaian pertanyaan mengenai pandangan mereka akan masa depan, apa yang mereka lakukan saat terbentur masalah, dan sebagainya. Akhirnya terangkum informasi yang menyatakan bahwa partisipan yang memiliki saudara perempuan ditemukan lebih bahagia dan menikmati hidup dengan pikiran yang terbuka.
Selain itu, partisipan yang dibesarkan oleh orangtua yang bercerai, ternyata tetap mampu menjalani kehidupan secara normal berkat memiliki saudara perempuan yang menjadi tempat mereka berbagi dan saling mendukung. “Penemuan ini bisa dijadikan materi menguntungkan bagi psikolog anak, lembaga konsutan keluarga, atau pihak lainnya yang menawarkan bantuan bagi anak-anak yang menjadi “korban” perceraian orangtua,” ujar Professor Tony Casdidy, Ketua Penelitian.
Menurut Tony, memiliki anak dan saudara perempuan mendorong komunikasi antar anggota keluarga lainnya menjadi lebih baik. Seperti yang kita ketahui dalam ilmu psikologi, mengemukakan perasaan emosional berdampak postitif bagi kesehatan batiniah manusia.
http://female.kompas.com
6 Maret 2014
Rambu-rambu Mengajarkan Bahasa Asing pada Anak
Pembelajaran apa pun, termasuk bahasa, sebenarnya dapat diterapkan
sedari usia dini. Hanya saja proses pembelajarannya ini harus dengan
emmerhatikan faktor-faktor yang melekat pada anak usia dini.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan bahasa pada anak-anak:
- Tidak dicampur aduk
Pembelajaran bahasa asing harus dilakukan secara benar agar anak betul-betul memahaminya. Bahasa yang digunakan tidak dicampur aduk. Bila kita mengajak bayi bercakap-cakap dalam bahasa Inggris, maka kita harus menggunakan bahasa Inggris sampai percakapan tersebut selesai.
Jangan dicampur aduk dalam satu kalimat, misalnya "Hai Rene, let's eat with Mama. Ayo, sit sebelah Mama, ya! atau "Then Mama akan suapin kamu," atau "So we eat together. Makan yang banyak ya!"
- Konsisten
Jika Mama Papa sudah memilih menggunakan bahasa asing, gunakan bahasa tersebut terus-menerus. Kecuali pada situasi tertentu, kita bisa melakukan kesepakatan untuk menggunakan bahasa lain. Idealnya, kita tentukan siapa yang berbahasa Inggris, Indonesia, atau bahasa daerah di rumah. Misalnya, Papa berbahasa Inggris, Mama berbahasa daerah, dan pengasuh berbahasa Indonesia. Diharapkan pemahaman bahasa asing anak akan lebih baik.
- Perhatikan struktur bahasa
Jika memutuskan mengajari anak bahasa asing sebaiknya lakukan sungguh-sungguh dengan memerhatikan grammar atau struktur bahasa dan vocabulary atau pengucapannya. Jadi, keakuratan dalam berbahasa (pelafalan, tata bahasa) untuk memberikan contoh yang benar. Dengan begitu anak menerima pelajaran secara lengkap.
Dengan kemampuan bahasa yang terstruktur baik tata bahasa dan pengucapannya tentu membuat kemampuan berbahasa asing anak jauh lebih baik.
- Memperbanyak saluran pembawa bahasa
Misalnya, dengan menyanyikan lagu-lagu dalam bahasa tersebut, bercerita, membaca buku-buku, menonton film, percakapan, yang semuanya dalam bahasa tujuan. Memberikan waktu khusus untuk berbahasa Inggris, misalnya, waktu sedang makan malam, ketika berjalan-jalan di mal, dalam perjalanan dari sekolah ke rumah, dan lain-lain.
- Hal penting lainnya
Proses pentransferan bahasa secara alamiah/pemerolehan sesuai kebutuhan berkomunikasi anak dengan lingkungannya. Selain itu, memahami bahwa anak berbeda dari orang dewasa, sehingga pendekatan, metode, dan tekniknya disesuaikan dengan usia mereka atau dengan cara bermain yang menyenangkan.
http://female.kompas.com
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan bahasa pada anak-anak:
- Tidak dicampur aduk
Pembelajaran bahasa asing harus dilakukan secara benar agar anak betul-betul memahaminya. Bahasa yang digunakan tidak dicampur aduk. Bila kita mengajak bayi bercakap-cakap dalam bahasa Inggris, maka kita harus menggunakan bahasa Inggris sampai percakapan tersebut selesai.
Jangan dicampur aduk dalam satu kalimat, misalnya "Hai Rene, let's eat with Mama. Ayo, sit sebelah Mama, ya! atau "Then Mama akan suapin kamu," atau "So we eat together. Makan yang banyak ya!"
- Konsisten
Jika Mama Papa sudah memilih menggunakan bahasa asing, gunakan bahasa tersebut terus-menerus. Kecuali pada situasi tertentu, kita bisa melakukan kesepakatan untuk menggunakan bahasa lain. Idealnya, kita tentukan siapa yang berbahasa Inggris, Indonesia, atau bahasa daerah di rumah. Misalnya, Papa berbahasa Inggris, Mama berbahasa daerah, dan pengasuh berbahasa Indonesia. Diharapkan pemahaman bahasa asing anak akan lebih baik.
- Perhatikan struktur bahasa
Jika memutuskan mengajari anak bahasa asing sebaiknya lakukan sungguh-sungguh dengan memerhatikan grammar atau struktur bahasa dan vocabulary atau pengucapannya. Jadi, keakuratan dalam berbahasa (pelafalan, tata bahasa) untuk memberikan contoh yang benar. Dengan begitu anak menerima pelajaran secara lengkap.
Dengan kemampuan bahasa yang terstruktur baik tata bahasa dan pengucapannya tentu membuat kemampuan berbahasa asing anak jauh lebih baik.
- Memperbanyak saluran pembawa bahasa
Misalnya, dengan menyanyikan lagu-lagu dalam bahasa tersebut, bercerita, membaca buku-buku, menonton film, percakapan, yang semuanya dalam bahasa tujuan. Memberikan waktu khusus untuk berbahasa Inggris, misalnya, waktu sedang makan malam, ketika berjalan-jalan di mal, dalam perjalanan dari sekolah ke rumah, dan lain-lain.
- Hal penting lainnya
Proses pentransferan bahasa secara alamiah/pemerolehan sesuai kebutuhan berkomunikasi anak dengan lingkungannya. Selain itu, memahami bahwa anak berbeda dari orang dewasa, sehingga pendekatan, metode, dan tekniknya disesuaikan dengan usia mereka atau dengan cara bermain yang menyenangkan.
http://female.kompas.com
4 Maret 2014
10 Cara Gampang untuk Rileks di Kantor
Ada ratusan e-mail di kotak masuk yang harus segera dijawab,
sementara Anda juga harus menyiapkan presentasi karena dalam dua jam
Anda ditunggu di ruang rapat. Dengan kata lain, ini adalah saat yang
paling tepat untuk mengambil jeda sejenak dan rileks.
Ketika hidup kita seolah dikejar-kejar target, liburan akhir pekan di resor pantai memang seolah paling tepat untuk menenangkan saraf yang tegang. Tetapi, waktu dan dana tak selalu ada untuk kita bersantai, tidur, dan makan sepuasnya.
Demikian juga halnya ketika sedang di kantor. Jangankan untuk jeda sejenak dan melipir ke mal sebelah untuk menenangkan pikiran, pergi ke taman di bawah saja tak sempat. Untungnya ada banyak cara untuk rileks dalam waktu lima menit atau kurang.
1. Minum teh hijau
Dari pada membuka sekaleng minuman soda, cobalah buat secangkir teh hijau hangat. Teh hijau adalah sumber L-Theanin, zat kimia yang membantu meredakan amarah.
2. "Ngemil" cokelat
Hanya satu keping (bukan satu bungkus) cokelat hitam sudah efektif untuk menenangkan saraf. Antioksidan dalam cokelat hitam akan menurunkan level hormon stres dan menstabilkan metabolisme.
3. Sesendok madu
Ganti stres Anda dengan sesuatu yang manis, misalnya sesendok madu. Selain mengandung pelembab kulit alami dan antibiotik, madu juga mengandung komponen yang mengurangi inflamasi di otak. Ini berarti melawan depresi dan kecemasan.
4. Makan mangga
Mumpung sedang musim mangga, potonglah buah mangga. Buah ini mengandung komponen yang disebut linalool yang menurunkan level stres. sayangnya, komponen tersebut akan berkurang jika mangga dibuat jus.
5. Kunyah permen
Permen karet, permen mint, atau buah-buahan boleh Anda pilih. Mengunyah permen ternyata dengan cepat akan menurunkan stres dan mengurangi kecemasan.
6. Meditasi
Tak perlu jauh-jauh menyepi di pegunungan, melakukan meditasi selama 5 menit cukup efektif untuk mengusir stres. Carilah tempat yang agak sepi lalu aturlah pernapasan selama beberapa menit. Rasakan kecemasan mulai menghilang.
7. Bernapas
Adakah cara lain untuk rileks selain mengambil napas dalam dan perlahan. Menarik napas dalam akan menurunkan tekanan darah dan detak jantung. Anda juga bisa mempelajari beberapa teknik pernapasan dan mempratikkannya saat merasa tertekan.
8. Hitung mundur
Ini bukan sebuah tes IQ, tetapi salah satu cara untuk rileks. Ketika rasa khawatir dan stres mendominasi, cobalah menghitung sampai 10 kemudian hitung mundur sampai 1. Untuk sejenak pikiran akan teralihkan.
9. Pejamkan mata
Asingkan diri dari hiruk-pikuk kesibukan kantor dengan memejamkan mata. Ini adalah cara paling mudah untuk tenang dan fokus.
10. Pijat tangan
Memijat bagian tangan sangat membantu meredakan stres, terutama pada orang yang banyak menghabiskan waktu mengetik. Tangan tentu membawa banyak tekanan. Cobalah untuk melemaskan otot-otot tangan dengan lotion favorit.
http://female.kompas.com/
Ketika hidup kita seolah dikejar-kejar target, liburan akhir pekan di resor pantai memang seolah paling tepat untuk menenangkan saraf yang tegang. Tetapi, waktu dan dana tak selalu ada untuk kita bersantai, tidur, dan makan sepuasnya.
Demikian juga halnya ketika sedang di kantor. Jangankan untuk jeda sejenak dan melipir ke mal sebelah untuk menenangkan pikiran, pergi ke taman di bawah saja tak sempat. Untungnya ada banyak cara untuk rileks dalam waktu lima menit atau kurang.
1. Minum teh hijau
Dari pada membuka sekaleng minuman soda, cobalah buat secangkir teh hijau hangat. Teh hijau adalah sumber L-Theanin, zat kimia yang membantu meredakan amarah.
2. "Ngemil" cokelat
Hanya satu keping (bukan satu bungkus) cokelat hitam sudah efektif untuk menenangkan saraf. Antioksidan dalam cokelat hitam akan menurunkan level hormon stres dan menstabilkan metabolisme.
3. Sesendok madu
Ganti stres Anda dengan sesuatu yang manis, misalnya sesendok madu. Selain mengandung pelembab kulit alami dan antibiotik, madu juga mengandung komponen yang mengurangi inflamasi di otak. Ini berarti melawan depresi dan kecemasan.
4. Makan mangga
Mumpung sedang musim mangga, potonglah buah mangga. Buah ini mengandung komponen yang disebut linalool yang menurunkan level stres. sayangnya, komponen tersebut akan berkurang jika mangga dibuat jus.
5. Kunyah permen
Permen karet, permen mint, atau buah-buahan boleh Anda pilih. Mengunyah permen ternyata dengan cepat akan menurunkan stres dan mengurangi kecemasan.
6. Meditasi
Tak perlu jauh-jauh menyepi di pegunungan, melakukan meditasi selama 5 menit cukup efektif untuk mengusir stres. Carilah tempat yang agak sepi lalu aturlah pernapasan selama beberapa menit. Rasakan kecemasan mulai menghilang.
7. Bernapas
Adakah cara lain untuk rileks selain mengambil napas dalam dan perlahan. Menarik napas dalam akan menurunkan tekanan darah dan detak jantung. Anda juga bisa mempelajari beberapa teknik pernapasan dan mempratikkannya saat merasa tertekan.
8. Hitung mundur
Ini bukan sebuah tes IQ, tetapi salah satu cara untuk rileks. Ketika rasa khawatir dan stres mendominasi, cobalah menghitung sampai 10 kemudian hitung mundur sampai 1. Untuk sejenak pikiran akan teralihkan.
9. Pejamkan mata
Asingkan diri dari hiruk-pikuk kesibukan kantor dengan memejamkan mata. Ini adalah cara paling mudah untuk tenang dan fokus.
10. Pijat tangan
Memijat bagian tangan sangat membantu meredakan stres, terutama pada orang yang banyak menghabiskan waktu mengetik. Tangan tentu membawa banyak tekanan. Cobalah untuk melemaskan otot-otot tangan dengan lotion favorit.
http://female.kompas.com/
Jangan Biarkan Pekerjaan Merusak Hidup Anda
Jangan senang dulu jika perusahaan memberi Anda perangkat gadget canggih. Hidup Anda bisa-bisa terganggu karena setiap waktu harus menerima e-mail
mengenai pekerjaan. Jam kerja Anda pun tak jelas lagi karena tengah
malam dan akhir pekan pun Anda masih harus mengurusi pekerjaan.
Dalam sebuah penelitian terungkap, lebih dari separuh karyawan merasa beban kerja mereka semakin tinggi. Tak mengherankan jika 33 persen responden mengaku langsung memikirkan pekerjaan begitu bangun tidur dan 75 persen menjawab masih memikirkan pekerjaan sampai mereka tidur malam.
Para karyawan yang tak bisa lagi membedakan mana waktu bekerja dan waktu untuk beristirahat pada umumnya kurang bahagia, kurang sehat, dan bisa memicu mereka pada perilaku kecanduan.
Tak mau hidup Anda terganggu oleh pekerjaan? Ikuti tips berikut:
1. Bekerja efisien
Jam kerja yang panjang di kantor tak berarti kita akan lebih produktif. Karena itu, jangan jadikan waktu kerja sebagai barometer efektivitas kerja. Bukan hal terlarang untuk melakukan sesuatu secara efisien; jika Anda bisa memberi hasil yang sama dalam 8 jam dibanding 10 jam, belum lagi bisa punya tambahan waktu bersama keluarga, maka lakukanlah.
2. Ambil jeda
Sebuah penelitian menunjukkan, bekerja terus menerus ternyata bisa mengganggu kemampuan kita untuk fokus. Karena itu jangan segan mengambil jeda di sela pekerjaan. Bahkan, mengambil jeda akan membuat kita bekerja lebih baik. Di kantor Anda bisa jeda sebentar setiap 10 menit, sementara di rumah matikan perangkat kerja Anda pada hari Minggu, misalnya.
3. Bergeraklah
Berbagai studi menunjukkan, olahraga teratur akan mengurangi stres. Para ahli berpendapat, olahraga adalah cara terbaik untuk secara psikologis melepaskan diri dari pekerjaan.
http://female.kompas.com
Dalam sebuah penelitian terungkap, lebih dari separuh karyawan merasa beban kerja mereka semakin tinggi. Tak mengherankan jika 33 persen responden mengaku langsung memikirkan pekerjaan begitu bangun tidur dan 75 persen menjawab masih memikirkan pekerjaan sampai mereka tidur malam.
Para karyawan yang tak bisa lagi membedakan mana waktu bekerja dan waktu untuk beristirahat pada umumnya kurang bahagia, kurang sehat, dan bisa memicu mereka pada perilaku kecanduan.
Tak mau hidup Anda terganggu oleh pekerjaan? Ikuti tips berikut:
1. Bekerja efisien
Jam kerja yang panjang di kantor tak berarti kita akan lebih produktif. Karena itu, jangan jadikan waktu kerja sebagai barometer efektivitas kerja. Bukan hal terlarang untuk melakukan sesuatu secara efisien; jika Anda bisa memberi hasil yang sama dalam 8 jam dibanding 10 jam, belum lagi bisa punya tambahan waktu bersama keluarga, maka lakukanlah.
2. Ambil jeda
Sebuah penelitian menunjukkan, bekerja terus menerus ternyata bisa mengganggu kemampuan kita untuk fokus. Karena itu jangan segan mengambil jeda di sela pekerjaan. Bahkan, mengambil jeda akan membuat kita bekerja lebih baik. Di kantor Anda bisa jeda sebentar setiap 10 menit, sementara di rumah matikan perangkat kerja Anda pada hari Minggu, misalnya.
3. Bergeraklah
Berbagai studi menunjukkan, olahraga teratur akan mengurangi stres. Para ahli berpendapat, olahraga adalah cara terbaik untuk secara psikologis melepaskan diri dari pekerjaan.
http://female.kompas.com
16 Februari 2014
Jadi Ibu? Berhentilah Membandingkan Anak
Sikap suka membanding-bandingkan anak sering ditemui pada ibu baru.
Berbagai hal dibandingkan, mulai dari berat badan bayi, kemampuan
motorik anak, sampai pola asuh.
Menurut Kathy Seal, psikolog, sikap suka membanding-bandingkan tersebut adalah hal yang normal. Bahkan ia menyebutnya sebagai insting bertahan hidup alami manusia.
"Kita memang terprogram untuk mendorong mendorong anak-anak berkompetisi. Bahkan, anak-anak di zaman nenek moyang kita harus kuat agar bisa bersaing dalam berburu. Karena itu hal yang natural jika kita anak kita punya keterampilan yang lebih," kata penulis buku Pressured Parents, Stressed-out Kids: Dealing With Competition While Raising a Successcufl Child ini.
Meski begitu, sikap terlalu ingin bersaing dan membandingkan bisa membuat kita stres. Sikap ini juga membuat kita kurang menghargai apa yang sudah dicapai anak.
Berikut adalah beberapa hal yang sering dibandingkan para ibu:
-Tahapan tumbuh kembang
Sebagai ibu kita memang wajib memperhatikan ada tidaknya gangguan atau keterlambatan tumbuh kembang anak. Sehingga tak heran jika kita sering cemas jika anak belum mampu menguasai motorik kasar di usia tertentu.
Namun tahapan tumbuh kembang anak sangat bervariasi, entah itu saat mereka mulai duduk, merangkak, atau berjalan. Karena itu sebaiknya Anda tidak perlu khawatir sejauh anak mencapai milestone pada rentang waktu yang masih normal.
Nikmati dan hargai kemampuan anak pada saat ini. Selalu ingatkan diri sendiri bahwa kita tak bisa memaksa anak mencapai milestone tertentu jika mereka belum siap.
- Waktu tidur
Banyak orangtua baru yang merasa kelelahan mengasuh si kecil karena mereka terkadang sulit tidur di malam hari. Memang ada bayi yang tidur nyenyak di malam hari, tetapi sebagian lain sulit terpejam dan sebentar-sebentar bangun.
Seperti halnya tumbuh kembang bayi, pola tidur anak juga bervariasi. Karena itu daripada Anda sibuk bertanya bagaimana cara membuat bayi tidur dan hal itu tidak berhasil pada bayi Anda, lebih baik fokus pada upaya agar Anda bisa selalu ikut tidur saat bayi juga tidur.
Jika bayi memang sulit tidur, Anda bisa meminta tolong pengasuh, suami, atau orangtua Anda, untuk menggantikan menggendong bayi sehingga Anda bisa beristirahat sebentar.
- Perilaku anak
Anak-anak memang "milik" orangtuanya, tetapi kita tidak bisa memilih temperamennya. Seperti halnya warna kulit, banyak sifat dan perilaku anak yang merupakan bawaan sejak lahir.
Meski si kecil tidak selalu bersikap manis, tetapi kita tetap perlu menerapkan disiplin atau koreksi halus saat ia melakukan sesuatu yang berbahaya, tidak sopan, atau merusak.
Namun, jika sudah berhadapan dengan sesuatu yang memang merupakan sifatnya, bersikap menerima adalah kuncinya. Jika Anda orang yang supel sementara si kecil pemalu, atau Anda suka olahraga sementara anak lebih suka menari, yang bisa Anda lakukan adalah menerima apa adanya si anak.
- Menu makanan
Anda merasa kagum sekaligus iri karena teman Anda bisa membuat rumahnya selalu rapi dan juga rajin membuat makanan untuk bayi dengan resep yang selalu berganti.
Membandingkan diri sendiri dengan "ibu super" hanya akan membuat Anda merasa rendah diri, bahkan merasa gagal. Bersikaplah realistis dan luangkan waktu untuk fokus pada pola asuh Anda sendiri. Cari apa yang paling Anda banggakan.
Ini bukan berarti Anda tidak boleh bersaing, tetapi daripada membuat diri merasa frustasi, lebih baik ambil pelajaran dari para ibu hebat itu. Lagi pula, tanpa Anda sadari mungkin Anda juga membuat iri para ibu lain.
http://female.kompas.com
Menurut Kathy Seal, psikolog, sikap suka membanding-bandingkan tersebut adalah hal yang normal. Bahkan ia menyebutnya sebagai insting bertahan hidup alami manusia.
"Kita memang terprogram untuk mendorong mendorong anak-anak berkompetisi. Bahkan, anak-anak di zaman nenek moyang kita harus kuat agar bisa bersaing dalam berburu. Karena itu hal yang natural jika kita anak kita punya keterampilan yang lebih," kata penulis buku Pressured Parents, Stressed-out Kids: Dealing With Competition While Raising a Successcufl Child ini.
Meski begitu, sikap terlalu ingin bersaing dan membandingkan bisa membuat kita stres. Sikap ini juga membuat kita kurang menghargai apa yang sudah dicapai anak.
Berikut adalah beberapa hal yang sering dibandingkan para ibu:
-Tahapan tumbuh kembang
Sebagai ibu kita memang wajib memperhatikan ada tidaknya gangguan atau keterlambatan tumbuh kembang anak. Sehingga tak heran jika kita sering cemas jika anak belum mampu menguasai motorik kasar di usia tertentu.
Namun tahapan tumbuh kembang anak sangat bervariasi, entah itu saat mereka mulai duduk, merangkak, atau berjalan. Karena itu sebaiknya Anda tidak perlu khawatir sejauh anak mencapai milestone pada rentang waktu yang masih normal.
Nikmati dan hargai kemampuan anak pada saat ini. Selalu ingatkan diri sendiri bahwa kita tak bisa memaksa anak mencapai milestone tertentu jika mereka belum siap.
- Waktu tidur
Banyak orangtua baru yang merasa kelelahan mengasuh si kecil karena mereka terkadang sulit tidur di malam hari. Memang ada bayi yang tidur nyenyak di malam hari, tetapi sebagian lain sulit terpejam dan sebentar-sebentar bangun.
Seperti halnya tumbuh kembang bayi, pola tidur anak juga bervariasi. Karena itu daripada Anda sibuk bertanya bagaimana cara membuat bayi tidur dan hal itu tidak berhasil pada bayi Anda, lebih baik fokus pada upaya agar Anda bisa selalu ikut tidur saat bayi juga tidur.
Jika bayi memang sulit tidur, Anda bisa meminta tolong pengasuh, suami, atau orangtua Anda, untuk menggantikan menggendong bayi sehingga Anda bisa beristirahat sebentar.
- Perilaku anak
Anak-anak memang "milik" orangtuanya, tetapi kita tidak bisa memilih temperamennya. Seperti halnya warna kulit, banyak sifat dan perilaku anak yang merupakan bawaan sejak lahir.
Meski si kecil tidak selalu bersikap manis, tetapi kita tetap perlu menerapkan disiplin atau koreksi halus saat ia melakukan sesuatu yang berbahaya, tidak sopan, atau merusak.
Namun, jika sudah berhadapan dengan sesuatu yang memang merupakan sifatnya, bersikap menerima adalah kuncinya. Jika Anda orang yang supel sementara si kecil pemalu, atau Anda suka olahraga sementara anak lebih suka menari, yang bisa Anda lakukan adalah menerima apa adanya si anak.
- Menu makanan
Anda merasa kagum sekaligus iri karena teman Anda bisa membuat rumahnya selalu rapi dan juga rajin membuat makanan untuk bayi dengan resep yang selalu berganti.
Membandingkan diri sendiri dengan "ibu super" hanya akan membuat Anda merasa rendah diri, bahkan merasa gagal. Bersikaplah realistis dan luangkan waktu untuk fokus pada pola asuh Anda sendiri. Cari apa yang paling Anda banggakan.
Ini bukan berarti Anda tidak boleh bersaing, tetapi daripada membuat diri merasa frustasi, lebih baik ambil pelajaran dari para ibu hebat itu. Lagi pula, tanpa Anda sadari mungkin Anda juga membuat iri para ibu lain.
http://female.kompas.com
12 Februari 2014
11 Februari 2014
Libatkan Teman, Bebaskan Si Kecil dari Obesitas
Obesitas merupakan faktor risiko dari banyak penyakit degeneratif,
tidak hanya pada orang dewasa tetapi juga pada anak. Namun membuat anak
terbebas dari obesitas cenderung lebih sulit daripada orang dewasa
mengingat mereka masih dalam masa pertumbuhan. Baru-baru ini sebuah
studi asal Kanada membuktikan, cara efektif untuk melakukannya, yaitu
dengan melibatkan teman-teman si Kecil.
Untuk memperoleh simpulan tersebut, para peneliti menganalisis pada anak-anak yang mengikuti program hidup sehat bersama anak-anak lain yang lebih tua. Dalam program yang disebut dengan Healthy Buddies program tersebut, anak-anak belajar soal makanan sehat, aktivitas fisik, dan pencitraan tubuh positif dari anak-anak yang lebih tua, bukan dari guru atau pelatih.
Hasilnya, ukuran pinggang anak-anak tadi mengalami penurunan serta ada perbaikan pada rasa percaya diri mereka. Maka, para peneliti pun berpendapat program tersebut berpotensi untuk mengurangi laju obesitas anak.
Penulis studi Jonathan McGavock dari University of Manitoba mengatakan, sebelumnya program serupa pernah dilakukan di University of British Columbia dan berhasil. Sejauh ini, program Healthy Buddies yang berlangsung selama 21 minggu ini pun cukup menjanjikan.
Pada 2009, para peneliti melibatkan 647 anak dari 19 sekolah dasar di Manitoba. Anak-anak dari 10 sekolah dipilih secara acak untuk mengikuti program Healthy Buddies, sementara yang tidak terpilih dijadikan sebagai kelompok kontrol.
Di awal studi, para peneliti mengukur lingkar pinggang dan indeks massa tubuh peserta. Selain itu, peneliti juga melakukan penghitungan pada aktivitas fisik, tingkat kesehatan, percaya diri, serta pengetahuan hidup sehat, dan kebiasaan makan mereka. Pada saat itu, diketahui 36 peserta mengalami obesitas.
Setelah program berakhir, peneliti menemukan bahwa peserta mengalami penurunan ukuran pinggang hingga rata-ratanya mencapai 1,9 sentimeter. Sementara pada kelompok kontrol, hal ini tidak terjadi. "Lingkar pinggang merupakan parameter yang penting sebagai faktor risiko utama dari diabetes tipe 2 dan penyakit kronis," ujar McGavock.
Menurut studi yang dipublikasi dalam JAMA Pediatrics tersebut, peserta yang ikut serta dalam program juga mengalami perubahan positif pada rasa percaya dirinya. Program juga dinilai lebih efektif dari segi biaya karena tidak perlu membayar lebih mahal untuk guru ataupun pelatih.
http://health.kompas.com/
Untuk memperoleh simpulan tersebut, para peneliti menganalisis pada anak-anak yang mengikuti program hidup sehat bersama anak-anak lain yang lebih tua. Dalam program yang disebut dengan Healthy Buddies program tersebut, anak-anak belajar soal makanan sehat, aktivitas fisik, dan pencitraan tubuh positif dari anak-anak yang lebih tua, bukan dari guru atau pelatih.
Hasilnya, ukuran pinggang anak-anak tadi mengalami penurunan serta ada perbaikan pada rasa percaya diri mereka. Maka, para peneliti pun berpendapat program tersebut berpotensi untuk mengurangi laju obesitas anak.
Penulis studi Jonathan McGavock dari University of Manitoba mengatakan, sebelumnya program serupa pernah dilakukan di University of British Columbia dan berhasil. Sejauh ini, program Healthy Buddies yang berlangsung selama 21 minggu ini pun cukup menjanjikan.
Pada 2009, para peneliti melibatkan 647 anak dari 19 sekolah dasar di Manitoba. Anak-anak dari 10 sekolah dipilih secara acak untuk mengikuti program Healthy Buddies, sementara yang tidak terpilih dijadikan sebagai kelompok kontrol.
Di awal studi, para peneliti mengukur lingkar pinggang dan indeks massa tubuh peserta. Selain itu, peneliti juga melakukan penghitungan pada aktivitas fisik, tingkat kesehatan, percaya diri, serta pengetahuan hidup sehat, dan kebiasaan makan mereka. Pada saat itu, diketahui 36 peserta mengalami obesitas.
Setelah program berakhir, peneliti menemukan bahwa peserta mengalami penurunan ukuran pinggang hingga rata-ratanya mencapai 1,9 sentimeter. Sementara pada kelompok kontrol, hal ini tidak terjadi. "Lingkar pinggang merupakan parameter yang penting sebagai faktor risiko utama dari diabetes tipe 2 dan penyakit kronis," ujar McGavock.
Menurut studi yang dipublikasi dalam JAMA Pediatrics tersebut, peserta yang ikut serta dalam program juga mengalami perubahan positif pada rasa percaya dirinya. Program juga dinilai lebih efektif dari segi biaya karena tidak perlu membayar lebih mahal untuk guru ataupun pelatih.
http://health.kompas.com/
5 Februari 2014
3 Februari 2014
Hindari Janji-janji Manis Ini pada Anak
Janji itu harus ditepati, tak terkecuali pada anak. Sebagai orangtua,
terkadang Anda membuat janji kepada anak hanya untuk membuat mereka
tidak rewel. Parahnya, janji orangtua ke anak ini seringkali tidak bisa
Anda lakukan sendiri.
Penulis dan pendidik anak usia dini, Sylvia Rouss mengungkapkan, "Orangtua menggunakan janji-janji untuk berbagai alasan, misalnya menyuap anak agar melakukan apa yang mereka inginkan. Untuk menghindari kemungkinan konfrontasi dengan anak, menghindarkan anak-anak dari kekecewaan, dan menimbulkan harapan bagi anaknya," paparnya.
Sayangnya, setiap kali Anda membuat dan melanggar janji sendiri kepada anak, maka kepercayaan anak juga akan rusak. Berikut beberapa janji manis yang tidak seharusnya dijanjikan orangtua pada anaknya.
1. "Ini tidak akan sakit, Ibu janji"
Kekuatan menahan rasa sakit itu berbeda-beda setiap orang. Mungkin itu tak sakit untuk Anda, tapi belum tentu buat anak. Meski maksud dari kata-kata ini untuk membuat anak jadi tak takut dan yakin bahwa ini memang tidak menyakitkan, tapi kenyataannya berbeda, anak pasti tidak percaya lagi pada Anda.
Misalnya, saat Anda akan memberi obat di luka anak. Mereka akan takut karena rasanya akan perih. Alih-alih mengatakan bahwa proses ini tak sakit, Rouss menyarankan untuk mengungkapkan kata-kata seperti, "Ini mungkin akan sedikit menyakitkan, tapi cuma sebentar kok."
2. "Ibu/Ayah janji akan sampai di rumah sebelum kamu tidur"
Terkadang tumpukan pekerjaan tak bisa diatasi dengan cepat, akibatnya Anda harus lembur. Padahal anak sedang menunggu kehadiran Anda di rumah. Tak tega mengecewakannya, Anda pun membuat janji bahwa Anda akan sampai rumah sebelum dia pergi tidur. Nyatanya semua hanya tinggal janji. Sampai di rumah, anak sudah tidur dan mungkin saja sampai menangis.
"Jika Anda tak sengaja melanggar janji ke anak, maka berusahalah untuk simpati pada mereka, dan katakan "Ibu/ayah tahu kamu kecewa, maafkan ibu/ayah yah," saran Psikolog Klinis sekaligus penulis enam buku parenting, Anthony E. Wolf.
3. "Mainnya tidak sekarang ya, janji deh kapan-kapan main"
Percayalah, sekalipun masih kecil mereka pasti bisa mengingat semua, apalagi kalau urusan mainan. Kalau tidak ditepati mereka pasti menagihnya. Daripada memberi janji kapan-kapan, jujur saja pada mereka tentang alasan mengapa tak bisa main sekarang ini. Anda juga bisa membuat janji lagi dengan ibu dari teman-temannya agar anak bisa bermain bersama lagi.
"Jangan memberinya waktu kapan-kapan dan jangan juga memberinya kesan bahwa 'tidak semua hal yang kamu inginkan bisa kamu dapatkan'. Ini hanya akan membuat anak Anda lebih marah," papar Wolf.
4."Kalau kamu bereskan mainan, ibu janji belikan es krim"
Melanggar janji ini tak cuma akan membuat anak jadi tak percaya Anda, tapi juga mengajarkannya untuk selalu mendapat imbalan setelah melakukan sesuatu. Hal seperti ini tidak akan membuat mereka punya motivasi pribadi untuk melakukan hal positif.
Sebenarnya Anda bisa mengatakan,"Kamu harus membereskan mainan itu, kalau tidak kamu atau orang lain bisa tersandung dan jatuh." Dengan ini, anak akan tahu pentingnya membereskan mainannya.
5. "Ibu janji kita akan pergi ke Disneyland (atau hal besar lainnya) saat ulang tahunmu tahun depan"
Terkadang anak ingin kado yang besar saat ulangtahunnya. Namun, tentu tidak setiap saat Anda bisa memenuhi keinginannya. Namun jangan berjanji sesuatu yang besar sebagai kado jika Anda belum tentu bisa menepatinya. Buatlah janji memberi kado yang lebih realistis.
http://female.kompas.com
Penulis dan pendidik anak usia dini, Sylvia Rouss mengungkapkan, "Orangtua menggunakan janji-janji untuk berbagai alasan, misalnya menyuap anak agar melakukan apa yang mereka inginkan. Untuk menghindari kemungkinan konfrontasi dengan anak, menghindarkan anak-anak dari kekecewaan, dan menimbulkan harapan bagi anaknya," paparnya.
Sayangnya, setiap kali Anda membuat dan melanggar janji sendiri kepada anak, maka kepercayaan anak juga akan rusak. Berikut beberapa janji manis yang tidak seharusnya dijanjikan orangtua pada anaknya.
1. "Ini tidak akan sakit, Ibu janji"
Kekuatan menahan rasa sakit itu berbeda-beda setiap orang. Mungkin itu tak sakit untuk Anda, tapi belum tentu buat anak. Meski maksud dari kata-kata ini untuk membuat anak jadi tak takut dan yakin bahwa ini memang tidak menyakitkan, tapi kenyataannya berbeda, anak pasti tidak percaya lagi pada Anda.
Misalnya, saat Anda akan memberi obat di luka anak. Mereka akan takut karena rasanya akan perih. Alih-alih mengatakan bahwa proses ini tak sakit, Rouss menyarankan untuk mengungkapkan kata-kata seperti, "Ini mungkin akan sedikit menyakitkan, tapi cuma sebentar kok."
2. "Ibu/Ayah janji akan sampai di rumah sebelum kamu tidur"
Terkadang tumpukan pekerjaan tak bisa diatasi dengan cepat, akibatnya Anda harus lembur. Padahal anak sedang menunggu kehadiran Anda di rumah. Tak tega mengecewakannya, Anda pun membuat janji bahwa Anda akan sampai rumah sebelum dia pergi tidur. Nyatanya semua hanya tinggal janji. Sampai di rumah, anak sudah tidur dan mungkin saja sampai menangis.
"Jika Anda tak sengaja melanggar janji ke anak, maka berusahalah untuk simpati pada mereka, dan katakan "Ibu/ayah tahu kamu kecewa, maafkan ibu/ayah yah," saran Psikolog Klinis sekaligus penulis enam buku parenting, Anthony E. Wolf.
3. "Mainnya tidak sekarang ya, janji deh kapan-kapan main"
Percayalah, sekalipun masih kecil mereka pasti bisa mengingat semua, apalagi kalau urusan mainan. Kalau tidak ditepati mereka pasti menagihnya. Daripada memberi janji kapan-kapan, jujur saja pada mereka tentang alasan mengapa tak bisa main sekarang ini. Anda juga bisa membuat janji lagi dengan ibu dari teman-temannya agar anak bisa bermain bersama lagi.
"Jangan memberinya waktu kapan-kapan dan jangan juga memberinya kesan bahwa 'tidak semua hal yang kamu inginkan bisa kamu dapatkan'. Ini hanya akan membuat anak Anda lebih marah," papar Wolf.
4."Kalau kamu bereskan mainan, ibu janji belikan es krim"
Melanggar janji ini tak cuma akan membuat anak jadi tak percaya Anda, tapi juga mengajarkannya untuk selalu mendapat imbalan setelah melakukan sesuatu. Hal seperti ini tidak akan membuat mereka punya motivasi pribadi untuk melakukan hal positif.
Sebenarnya Anda bisa mengatakan,"Kamu harus membereskan mainan itu, kalau tidak kamu atau orang lain bisa tersandung dan jatuh." Dengan ini, anak akan tahu pentingnya membereskan mainannya.
5. "Ibu janji kita akan pergi ke Disneyland (atau hal besar lainnya) saat ulang tahunmu tahun depan"
Terkadang anak ingin kado yang besar saat ulangtahunnya. Namun, tentu tidak setiap saat Anda bisa memenuhi keinginannya. Namun jangan berjanji sesuatu yang besar sebagai kado jika Anda belum tentu bisa menepatinya. Buatlah janji memberi kado yang lebih realistis.
http://female.kompas.com
29 Januari 2014
Menjadi Wanita Paling Bahagia dengan Cara yang Sederhana
Mengejar dunia tidak akan pernah ada habisnya, selalu ada tantangan
dan ambisi baru yang “menghantui” diri Anda, untuk terus dikejar dan
diwujudkan, demi merasakan bahagia. Mungkin saja Anda sadari bahwa
sebenarnya pencarian kebahagiaan ini malah membuat Anda stres, namun
Anda menghiraukannya, tentu saja, Anda terlalu sibuk untuk
memikirkannya!
Tidak selamanya tas dan sepatu keluaran terbaru bernilai mahal dapat mempertahankan rasa bahagia, segala yang dapat dibeli uang, biasanya hanya membuat Anda tersenyum untuk sementara waktu saja. Sebaliknya, banyak hal-hal sederhana yang sering terlewatkan di sekitar kita yang memiliki potensi untuk mendatangkan kebahagiaan. Beberapa di antaranya seperti berikut;
Memiliki saudara perempuan
Mereka yang punya kakak atau adik perempuan, umumnya tinggal dalam lingkungan yang suportif, bersikap optimis, serta dapat mengatasi masalah dengan lebih tenang dan efektif. Hal ini terungkap dari hasil riset yang dilakukan oleh The British Psychological Society.
Banyak senyum
Perempuan dewasa yang semasa kuliah dikenal murah senyum, ternyata kehidupan pernikahannya lebih awet ketimbang mereka yang selalu menampilkan wajah judes dan tidak bersahabat. Dari riset yang diumumkan DePau University diketahui, peluang kelompok perempuan yang ceria dan murah senyum untuk bercerai adalah lima kali lebih rendah dibanding kelompok kedua. Para ahli menyimpulkan, orang yang murah senyum punya pikiran yang lebih positif dan dapat ditularkan kepada pasangannya.
Jarang nonton televisi
Menurut survei, orang-orang yang ceria hanya menghabiskan kurang dari 30 persen waktunya untuk menonton televisi. Mereka lebih suka bersosialisasi, membaca buku atau ikut kegiatan keagamaan. Berbagai jenis kegiatan ini dianggap lebih mendatangkan efek positif bagi mood dan umumnya seiring usia memiliki kondisi tubuh yang tetap prima.
http://female.kompas.com
Tidak selamanya tas dan sepatu keluaran terbaru bernilai mahal dapat mempertahankan rasa bahagia, segala yang dapat dibeli uang, biasanya hanya membuat Anda tersenyum untuk sementara waktu saja. Sebaliknya, banyak hal-hal sederhana yang sering terlewatkan di sekitar kita yang memiliki potensi untuk mendatangkan kebahagiaan. Beberapa di antaranya seperti berikut;
Memiliki saudara perempuan
Mereka yang punya kakak atau adik perempuan, umumnya tinggal dalam lingkungan yang suportif, bersikap optimis, serta dapat mengatasi masalah dengan lebih tenang dan efektif. Hal ini terungkap dari hasil riset yang dilakukan oleh The British Psychological Society.
Banyak senyum
Perempuan dewasa yang semasa kuliah dikenal murah senyum, ternyata kehidupan pernikahannya lebih awet ketimbang mereka yang selalu menampilkan wajah judes dan tidak bersahabat. Dari riset yang diumumkan DePau University diketahui, peluang kelompok perempuan yang ceria dan murah senyum untuk bercerai adalah lima kali lebih rendah dibanding kelompok kedua. Para ahli menyimpulkan, orang yang murah senyum punya pikiran yang lebih positif dan dapat ditularkan kepada pasangannya.
Jarang nonton televisi
Menurut survei, orang-orang yang ceria hanya menghabiskan kurang dari 30 persen waktunya untuk menonton televisi. Mereka lebih suka bersosialisasi, membaca buku atau ikut kegiatan keagamaan. Berbagai jenis kegiatan ini dianggap lebih mendatangkan efek positif bagi mood dan umumnya seiring usia memiliki kondisi tubuh yang tetap prima.
http://female.kompas.com
25 Januari 2014
iCHOOSE
“I, with a deeper instinct, choose a man who compels my strength, who
makes enormous demands on me, who does not doubt my courage or my
toughness, who does not believe me naïve or innocent, who has the
courage to treat me like a woman.”
― Anaïs Nin
― Anaïs Nin
24 Januari 2014
Kiat Menjadi Ibu yang Sempurna
Menjadi orangtua adalah pekerjaan yang paling
penting dan berharga di dunia ini, kehidupan anak Anda tergantung pada
didikan Anda. Karenanya, banyak orangtua terutama Ibu yang berusaha
untuk menjadi orangtua sempurna bagi anaknya.
Menurut penelitian di India mengatakan bahwa
kehidupan dan pribadi setiap anak itu unik dan tidak ada buku khusus
yang mampu menguraikan jawaban yang tepat untuk setiap pertanyaan dari
anak selain Anda sendiri sebagai orangtuanya.
Andalah yang berkomunikasi dengan anak sehari-hari,
kecuali jika Anda menitipkannya kepada pengasuh maka Anda tidak akan
bisa beradaptasi dan mengerti kebutuhan anak sebenarnya.
Pastikan untuk mengikuti naluri Anda sebagai ibu,
karena Anda harus menjadi orang yang paling mengenal anak Anda daripada
orang lain. Jika Anda tidak mengasuhnya sendiri, maka jangan harap Anda
dapat mengetahui perkembangan sang buah hati secara langsung dengan
baik.
Menjadi ibu yang sempurna memang mengharuskan Anda
berkorban dan merelakan semua kepentingan pribadi Anda guna melihat
tumbuh kembang si kecil. Karena lewat pengasuhan dari Anda sendiri, bisa
memperkaya kehidupan buah hati dan lebih mengetahui apa yang
dibutuhkannya sesuai perkembangan si anak.
Dari situ juga, Anda dapat belajar dan mengetahui
kesalahan dan kebaikan yang harus dilakukan oleh orangtua untuk mendidik
anak mereka menjadi pribadi yang baik.
Sikapi pola asuh ini seperti sebuah pekerjaan,
menjadi orangtua bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja, melainkan
kewajiban harus Anda lakukan setiap hari dan harus memberikan yang
terbaik agar mendapatkan hasil yang terbaik lewat pertumbuhan anak Anda
kelak.
http://female.kompas.com
22 Januari 2014
Bahagia, Kunci Sehat dan Awet Muda
Tubuh yang sehat dapat membuat setiap orang merasa bahagia, tetapi
hal tersebut ternyata juga berlaku sebaliknya. Menurut sebuah studi
baru, bahagia juga merupakan kunci kesehatan yang lebih baik.
Para peneliti menemukan, orang yang menikmati hidup mereka cenderung untuk lebih dapat menjaga fungsi fisik mereka dengan lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak. Ini artinya, bisa dikatakan orang yang bahagia akan lebih awet muda.
Studi tersebut melibatkan lebih dari 3.000 orang di atas usia 60 tahun atau lebih tua di Inggris, dan mengikuti mereka selama delapan tahun. Para peneliti kemudian menanyakan peserta tentang kemampuan mereka menikmati hidup dengan memberikan penilaian terhadap kalimat-kalimat seperti, "Aku menikmati hal yang aku kerjakan" atau "Aku menikmati berada di dekat orang lain".
Dengan teknik wawancara langsung, para peneliti juga menentukan apakah peserta mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari, seperti bangun dari tempat tidur, memakai pakaian, atau mandi. Mereka juga melakukan tes kecepatan berjalan para peserta.
Hasil menunjukkan, peserta yang lebih bahagia cenderung dapat melakukan fungsi fisik dengan lebih baik pada usia tua. Bahkan hubungan tersebut tetap ada meski sudah disertakan faktor lain, seperti penuaan, gaya hidup, dan kondisi ekonomi.
Studi yang dipublikasi dalam Canadian Medical Association Journal tersebut menunjukkan, orang yang mengaku paling tidak bahagia dalam studi ini lebih dari 80 persen mungkin untuk mengalami penurunan fungsi fisiknya dibandingkan dengan orang yang bahagia. Begitu pula dengan kecepatan berjalan mereka.
"Seperti yang diduga, kesehatan yang buruk juga berhubungan dengan penurunan kadar kebahagiaan. Orang dengan penyakit kronik seperti penyakit jantung, diabetes, arthritis, stroke, dan depresi melaporkan kurang menikmati hidup mereka," ujar Andrew Steptoe, peneliti studi sekaligus Direktur Institut Epidemiologi dan Pelayanan Kesehatan di University College London.
Sebelumnya, lanjut dia, para peneliti telah menunjukkan, orang lanjut usia yang lebih menikmati hidup cenderung untuk hidup lebih lama rata-rata selama delapan tahun. "Studi ini menunjukkan, mereka juga ternyata lebih mampu mempertahankan kemampuan fisiknya," cetus Steptoe.
http://health.kompas.com
Para peneliti menemukan, orang yang menikmati hidup mereka cenderung untuk lebih dapat menjaga fungsi fisik mereka dengan lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak. Ini artinya, bisa dikatakan orang yang bahagia akan lebih awet muda.
Studi tersebut melibatkan lebih dari 3.000 orang di atas usia 60 tahun atau lebih tua di Inggris, dan mengikuti mereka selama delapan tahun. Para peneliti kemudian menanyakan peserta tentang kemampuan mereka menikmati hidup dengan memberikan penilaian terhadap kalimat-kalimat seperti, "Aku menikmati hal yang aku kerjakan" atau "Aku menikmati berada di dekat orang lain".
Dengan teknik wawancara langsung, para peneliti juga menentukan apakah peserta mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari, seperti bangun dari tempat tidur, memakai pakaian, atau mandi. Mereka juga melakukan tes kecepatan berjalan para peserta.
Hasil menunjukkan, peserta yang lebih bahagia cenderung dapat melakukan fungsi fisik dengan lebih baik pada usia tua. Bahkan hubungan tersebut tetap ada meski sudah disertakan faktor lain, seperti penuaan, gaya hidup, dan kondisi ekonomi.
Studi yang dipublikasi dalam Canadian Medical Association Journal tersebut menunjukkan, orang yang mengaku paling tidak bahagia dalam studi ini lebih dari 80 persen mungkin untuk mengalami penurunan fungsi fisiknya dibandingkan dengan orang yang bahagia. Begitu pula dengan kecepatan berjalan mereka.
"Seperti yang diduga, kesehatan yang buruk juga berhubungan dengan penurunan kadar kebahagiaan. Orang dengan penyakit kronik seperti penyakit jantung, diabetes, arthritis, stroke, dan depresi melaporkan kurang menikmati hidup mereka," ujar Andrew Steptoe, peneliti studi sekaligus Direktur Institut Epidemiologi dan Pelayanan Kesehatan di University College London.
Sebelumnya, lanjut dia, para peneliti telah menunjukkan, orang lanjut usia yang lebih menikmati hidup cenderung untuk hidup lebih lama rata-rata selama delapan tahun. "Studi ini menunjukkan, mereka juga ternyata lebih mampu mempertahankan kemampuan fisiknya," cetus Steptoe.
http://health.kompas.com
Pengaruh Hormon dalam Pernikahan yang Bahagia
Setiap pasangan tentu berharap pernikahan mereka langgeng dan bahagia.
Karena percuma bertahan lama tetapi sudah tidak ada lagi rasa cinta.
Nah, ternyata rahasia mendapatkan kebahagiaan dalam pernikahan adalah
produksi hormon.
Sebuah penelitian menunjukkan, hormon oksitosin berperan besar dalam hal menguatkan perasaan suami istri. Hormon tersebut diproduksi di otak dan memiliki banyak fungsi, antara lain dibutuhkan saat persalinan dan menyusui bayi. Namun hormon ini juga dilepaskan tubuh saat seorang wanita mencapai orgasme.
Hormon oksitosin juga sering disebut sebagai "hormon bermanja-manja". Ketika tubuh dibanjiri hormon ini, terutama saat kita sedang jatuh cinta, yang kita inginkan adalah berpelukan dan bermanja dengan pasangan.
Menurut studi yang dilakukan oleh ilmuwan dari Bonn University Medical Centre, Jerman, hormon oksitosin juga berpengaruh dalam hubungan perkawinan yang langgeng.
Studi tersebut dilakukan terhadap 40 pria heteroseksual yang memiliki hubungan cukup awet. Setiap orang diberikan sejumlah dosis oksitosin di hidung kemudian diperlihatkan dua foto, pertama adalah foto istri mereka dan foto lain yang merupakan wanita yang belum pernah dikenal.
Sambil melihat foto tersebut, otak mereka dipindai untuk mengetahui apa yang terjadi di otak. Hasilnya, area otak yang berkaitan dengan perasaan ganjaran (reward) lebih aktif saat mereka diberikan semprotan hormon.
Area otak yang berkaitan dengan reward yang aktif tersebut bisa membuat kita merasa bahagia dan rasanya sangat melenakan. Tak heran jika pasangan yang area otak ini terus aktif akan merasa bahagia dalam pernikahannya.
"Saat mereka mendapat oksitosin, mereka akan melihat pasangan mereka lebih menarik dibanding wanita lain," kata Dr.Dirk Scheele, peneliti.
Pada percobaan kedua, para pria diberi semprotan hormon lagi tetapi foto yang ditunjukkan adalah wanita yang mereka kenal atau teman kerja. Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui apakah oksitosin juga mengaktifkan otak.
Ternyata, efek oksitosin hanya ditemui jika para pria tersebut melihat foto orang yang mereka cintai. "Ternyata hanya mengenal wanita yang difoto tersebut tidak cukup untuk menghasilkan efek bonding. Mereka harus merasa mencintai," kata Scheele.
Hal ini juga bisa menjelaskan mengapa seseorang bisa merasa depresi atau rasa sedih berkepanjangan jika terpisah dari pasangannya. Kekurangan oksitosin akan membuat bagian otak yang mengatur ganjaran menjadi kurang terstimulasi.
Namun, tentu saja oksitosin hanyalah satu faktor dalam kebahagiaan pernikahan. Yang tak kalah penting adalah terus belajar memahami pasangan sehingga ikatan perkawinan semakin kuat.
http://female.kompas.com
Sebuah penelitian menunjukkan, hormon oksitosin berperan besar dalam hal menguatkan perasaan suami istri. Hormon tersebut diproduksi di otak dan memiliki banyak fungsi, antara lain dibutuhkan saat persalinan dan menyusui bayi. Namun hormon ini juga dilepaskan tubuh saat seorang wanita mencapai orgasme.
Hormon oksitosin juga sering disebut sebagai "hormon bermanja-manja". Ketika tubuh dibanjiri hormon ini, terutama saat kita sedang jatuh cinta, yang kita inginkan adalah berpelukan dan bermanja dengan pasangan.
Menurut studi yang dilakukan oleh ilmuwan dari Bonn University Medical Centre, Jerman, hormon oksitosin juga berpengaruh dalam hubungan perkawinan yang langgeng.
Studi tersebut dilakukan terhadap 40 pria heteroseksual yang memiliki hubungan cukup awet. Setiap orang diberikan sejumlah dosis oksitosin di hidung kemudian diperlihatkan dua foto, pertama adalah foto istri mereka dan foto lain yang merupakan wanita yang belum pernah dikenal.
Sambil melihat foto tersebut, otak mereka dipindai untuk mengetahui apa yang terjadi di otak. Hasilnya, area otak yang berkaitan dengan perasaan ganjaran (reward) lebih aktif saat mereka diberikan semprotan hormon.
Area otak yang berkaitan dengan reward yang aktif tersebut bisa membuat kita merasa bahagia dan rasanya sangat melenakan. Tak heran jika pasangan yang area otak ini terus aktif akan merasa bahagia dalam pernikahannya.
"Saat mereka mendapat oksitosin, mereka akan melihat pasangan mereka lebih menarik dibanding wanita lain," kata Dr.Dirk Scheele, peneliti.
Pada percobaan kedua, para pria diberi semprotan hormon lagi tetapi foto yang ditunjukkan adalah wanita yang mereka kenal atau teman kerja. Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui apakah oksitosin juga mengaktifkan otak.
Ternyata, efek oksitosin hanya ditemui jika para pria tersebut melihat foto orang yang mereka cintai. "Ternyata hanya mengenal wanita yang difoto tersebut tidak cukup untuk menghasilkan efek bonding. Mereka harus merasa mencintai," kata Scheele.
Hal ini juga bisa menjelaskan mengapa seseorang bisa merasa depresi atau rasa sedih berkepanjangan jika terpisah dari pasangannya. Kekurangan oksitosin akan membuat bagian otak yang mengatur ganjaran menjadi kurang terstimulasi.
Namun, tentu saja oksitosin hanyalah satu faktor dalam kebahagiaan pernikahan. Yang tak kalah penting adalah terus belajar memahami pasangan sehingga ikatan perkawinan semakin kuat.
http://female.kompas.com
8 Januari 2014
Sediakan Waktu 10 Menit demi Kecerdasan Anak
Salah satu fase paling membahagiakan bagi orangtua ialah ketika
sang buah hati mulai masuk sekolah. Pada fase ini, orangtua harus
menyikapinya dengan hati-hati.
Meskipun baru pada tahapan pertama sekolah, bukan berarti ia tidak dibebani dengan pekerjaan rumah. Justru sebaliknya, di sinilah tugas Anda untuk mendampingi anak agar tidak berat menjalaninya.
Amy Murray, Kepala Sekolah Early Childhood Education, mengatakan, penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa pada tahun sekolah dasar, satu-satunya pekerjaan rumah yang membawa manfaat bagi anak-anak adalah membaca secara rutin di rumah.
"Anak-anak bekerja keras sepanjang hari di sekolah. Nah, saat di rumah, mereka harus memiliki waktu untuk bersantai dan berkomunikasi kembali dengan keluarga mereka. Tumpukan pekerjaan rumah atau tugas sekolah pada awal tahun ajaran hanya akan membunuh rasa cinta anak terhadap belajar dan antusiasme terhadap sekolah," lanjutnya.
Bahkan, penelitian yang pernah dipublikasikan dalam New York Times mengungkapkan, waktu yang dianjurkan untuk mengerjakan tugas sekolah bagi anak pada tahun pertama sekolah hanya 10 menit.
"Aturan 10 menit untuk belajar di rumah sangat efektif dan menunjukkan hubungan antara berapa banyak mereka mengerjakan tugas sekolah serta bagaimana mereka akan merasakannya," ujar Dr Harris Cooper dari Duke University pada penelitiannya itu.
Menurut sebuah penelitian di Inggris, rata-rata anak "menguras otak" atau berpikir selama 54 jam setiap minggunya. Rata-rata anak menghabiskan waktunya sebanyak 32 jam setengah di sekolah, tujuh jam setengah untuk mengerjakan tugas sekolah, dua jam setengah untuk kegiatan ekstrakulikuler atau les, dan 12 jam untuk membaca buku atau belajar bersama orangtua mereka.
Agar anak Anda tidak merasa tertekan dalam melakukan tugas sekolahnya, Anda dapat melatihnya dengan cara yang lebih santai dan menarik. Berikut caranya.
Pilih buku bacaan dengan karakter idola mereka
Coba ajak anak untuk membaca buku yang memiliki karakter idola mereka. Dipastikan, keinginan untuk belajar akan terangsang dan ia tidak cepat bosan. Setelah ia tampak menguasai buku tersebut, coba minta dirinya untuk mengulang kembali cerita yang ada di dalam buku tersebut.
Alihkan ke buku komik
Menggunakan buku komik dapat menjadi salah satu senjata untuk anak agar tertarik untuk membaca.
"Doronglah minat baca anak dengan memberikan buku-buku pengetahuan yang menyajikan gambar menarik bagi anak. Kini, telah banyak penerbit menerapkan metode ini, yaitu menawarkan buku pendidikan anak, tetapi dikemas seperti komik. Dengan begitu, proses pembelajaran akan terasa lebih menarik, dibandingkan menggunakan buku sastra lainnya," kata ahli literatur anak-anak, Carol Tilley, profesor di University of Illinois.
Gunakan aplikasi di "smartphone" Anda
Balita zaman sekarang adalah generasi mawas teknologi. Melihat fenomena ini, orangtua harus waspada sebab bisa jadi anak menjadi tidak fokus pada pendidikan karena asyik bermain gadget. Maka dari itu, Anda harus pintar pilih aplikasi yang sesuai usia dan kebutuhan anak Anda. Sekarang sudah banyak smartphone yang menyediakan aplikasi yang mendukung perkembangan kecerdasan anak.
http://female.kompas.com
Meskipun baru pada tahapan pertama sekolah, bukan berarti ia tidak dibebani dengan pekerjaan rumah. Justru sebaliknya, di sinilah tugas Anda untuk mendampingi anak agar tidak berat menjalaninya.
Amy Murray, Kepala Sekolah Early Childhood Education, mengatakan, penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa pada tahun sekolah dasar, satu-satunya pekerjaan rumah yang membawa manfaat bagi anak-anak adalah membaca secara rutin di rumah.
"Anak-anak bekerja keras sepanjang hari di sekolah. Nah, saat di rumah, mereka harus memiliki waktu untuk bersantai dan berkomunikasi kembali dengan keluarga mereka. Tumpukan pekerjaan rumah atau tugas sekolah pada awal tahun ajaran hanya akan membunuh rasa cinta anak terhadap belajar dan antusiasme terhadap sekolah," lanjutnya.
Bahkan, penelitian yang pernah dipublikasikan dalam New York Times mengungkapkan, waktu yang dianjurkan untuk mengerjakan tugas sekolah bagi anak pada tahun pertama sekolah hanya 10 menit.
"Aturan 10 menit untuk belajar di rumah sangat efektif dan menunjukkan hubungan antara berapa banyak mereka mengerjakan tugas sekolah serta bagaimana mereka akan merasakannya," ujar Dr Harris Cooper dari Duke University pada penelitiannya itu.
Menurut sebuah penelitian di Inggris, rata-rata anak "menguras otak" atau berpikir selama 54 jam setiap minggunya. Rata-rata anak menghabiskan waktunya sebanyak 32 jam setengah di sekolah, tujuh jam setengah untuk mengerjakan tugas sekolah, dua jam setengah untuk kegiatan ekstrakulikuler atau les, dan 12 jam untuk membaca buku atau belajar bersama orangtua mereka.
Agar anak Anda tidak merasa tertekan dalam melakukan tugas sekolahnya, Anda dapat melatihnya dengan cara yang lebih santai dan menarik. Berikut caranya.
Pilih buku bacaan dengan karakter idola mereka
Coba ajak anak untuk membaca buku yang memiliki karakter idola mereka. Dipastikan, keinginan untuk belajar akan terangsang dan ia tidak cepat bosan. Setelah ia tampak menguasai buku tersebut, coba minta dirinya untuk mengulang kembali cerita yang ada di dalam buku tersebut.
Alihkan ke buku komik
Menggunakan buku komik dapat menjadi salah satu senjata untuk anak agar tertarik untuk membaca.
"Doronglah minat baca anak dengan memberikan buku-buku pengetahuan yang menyajikan gambar menarik bagi anak. Kini, telah banyak penerbit menerapkan metode ini, yaitu menawarkan buku pendidikan anak, tetapi dikemas seperti komik. Dengan begitu, proses pembelajaran akan terasa lebih menarik, dibandingkan menggunakan buku sastra lainnya," kata ahli literatur anak-anak, Carol Tilley, profesor di University of Illinois.
Gunakan aplikasi di "smartphone" Anda
Balita zaman sekarang adalah generasi mawas teknologi. Melihat fenomena ini, orangtua harus waspada sebab bisa jadi anak menjadi tidak fokus pada pendidikan karena asyik bermain gadget. Maka dari itu, Anda harus pintar pilih aplikasi yang sesuai usia dan kebutuhan anak Anda. Sekarang sudah banyak smartphone yang menyediakan aplikasi yang mendukung perkembangan kecerdasan anak.
http://female.kompas.com
5 Januari 2014
Resolusi Tahun Baru
Setiap
menjelang akhir tahun, banyak orang menunggu-nunggu tahun baru. Banyak
juga yang mencoba membuat janji-janji dalam dirinya. Janji-janji untuk
memperbaiki diri, untuk memperbaharui diri.
Apa Arti Resolusi?
Agar tidak membingungkan, langsung saja kita tuliskan apa arti resolusi. Pada pergantian tahun ke tahun yang baru, sering digunakan istilah untuk perbaikan dan pembaruan diri tadi dengan resolusi. Resolusi berarti ketetapan hati, atau kebulatan tekad untuk setia melaksanakan apa yang sudah disepakati seseorang dengan dirinya sendiri.
Apa Saja Resolusi yang Paling Umum?
Saya membaca di sebuah tabloid, bahwa bagi kebanyakan orang, ada beberapa hal yang biasanya menjadi ketetapan hati di tahun baru, yang paling biasa adalah:
- Menurunkan berat badan
- Berhenti merokok
- Menaati anggaran
- Menabung lebih disiplin atau menghasilkan uang lebih banyak
- Menemukan pekerjaan yang lebih baik
- Lebih tertib dan teratur
- Lebih rajin berolahraga
- Lebih sabar dengan orang lain
- Makan yang lebih baik
- Menjadi orang yang lebih baik
Lalu, apa makna tahun baru?
Saya jadi teringat akan ungkapan yang lucu tapi jitu:
"Banyak orang menanti tahun baru hanya untuk memulai kebiasaan-kebiasaan lama."
:-)
Ha....ha.... kita mungkin seperti tertusuk duri.
Lalu?
Sepertinya ungkapan dari G. K. Chesterton ini, bisa menjadi permenungan,
"Tujuan tahun baru bukan agar kita punya tahun yang baru.
Tujuan tahun baru adalah:
kita harus memiliki jiwa baru."
Apa Arti Resolusi?
Agar tidak membingungkan, langsung saja kita tuliskan apa arti resolusi. Pada pergantian tahun ke tahun yang baru, sering digunakan istilah untuk perbaikan dan pembaruan diri tadi dengan resolusi. Resolusi berarti ketetapan hati, atau kebulatan tekad untuk setia melaksanakan apa yang sudah disepakati seseorang dengan dirinya sendiri.
Apa Saja Resolusi yang Paling Umum?
Saya membaca di sebuah tabloid, bahwa bagi kebanyakan orang, ada beberapa hal yang biasanya menjadi ketetapan hati di tahun baru, yang paling biasa adalah:
- Menurunkan berat badan
- Berhenti merokok
- Menaati anggaran
- Menabung lebih disiplin atau menghasilkan uang lebih banyak
- Menemukan pekerjaan yang lebih baik
- Lebih tertib dan teratur
- Lebih rajin berolahraga
- Lebih sabar dengan orang lain
- Makan yang lebih baik
- Menjadi orang yang lebih baik
Lalu, apa makna tahun baru?
Saya jadi teringat akan ungkapan yang lucu tapi jitu:
"Banyak orang menanti tahun baru hanya untuk memulai kebiasaan-kebiasaan lama."
:-)
Ha....ha.... kita mungkin seperti tertusuk duri.
Lalu?
Sepertinya ungkapan dari G. K. Chesterton ini, bisa menjadi permenungan,
"Tujuan tahun baru bukan agar kita punya tahun yang baru.
Tujuan tahun baru adalah:
kita harus memiliki jiwa baru."
http://renungan-harian-kita.blogspot.com
What If Mary Had Said No?
A devotion to help consider the Virgin Mary's willingness to follow God's request and apply that commitment to your life.
By
Tricia Goyer, Little Rock, Arkansas
Last week we put out the nativity set that is the centerpiece of my dining room. I had to pause as I was setting up beautiful Mary. It made me think,“What if she’d said no?”
But she didn’t, maybe that’s why God chose her. Mary considered herself a maidservant, and she was willing to be put to use. Surrender, trust, and a willing heart to God’s desire are wonderful traits for a mother. Out of all the homes to be raised in, God looked down and desired Jesus to be raised by her. And we can see the same traits lived about by her son.
It also makes me think about what I’m modeling for my children. God chose a young girl with the mind of a maidservant to raise His only begotten Son. What big task could He have for me if I’m openhearted and willing?
Faith step: If you have a nativity set consider keeping it out all year and not just at Christmas. While we do want to focus on Jesus in the manger also think about some of the other people at the manger. What lessons can you learn from them?
http://www.guideposts.org/faith/daily-devotions/devotions-for-women/
Kurangi Memakai Gadget Saat Makan Bersama
Orang tua yang membiarkan anak remajanya memakai peralatan elektronik
atau menonton televisi selama waktu makan bersama keluarga cenderung
mengkonsumsi nutrisi makan lebih sedikit. Bahkan, punya komunikasi buruk
dengan keluarga.
Hal ini diungkapkan dalam penelitian terbaru. Dulu para ahli menyarankan agar mematikan televisi selama waktu makan keluarga berlangsung. Namun, dengan perkembangan telepon seluler dan peralatan elektronik lain dalam genggaman, anak-anak masa kini membawa semua gadget itu ke meja makan.
Temuan-temuan dari hasil riset terbaru menunjukkan bahwa menggunakan media (elektronik) saat waktu makan sangat umum di antara keluarga-keluarga yang punya remaja. Namun, "Aturan penggunaan media bisa menurunkan penggunaan media di kalangan remaja dan mempunyai efek positif lainnya," ujar penulis hasil riset Jayne A Fulkerson seperti dikutip Reuters edisi 2 Januari 2014.
Fulkerson adalah direktur dari Center for Child and Family Health Promotion Research di University of Minnesota School of Nursing di Minneapolis. "Orang tua bisa menghentikan penggunaan media selama makan bersama sehingga punya waktu yang lebih berkualitas dengan anak-anak mereka," ujar dia.
Fulkerson dan rekan-rekannya mewawancarai lebih dari 1.800 orang tua mengenai seberapa sering mereka mengizinkan anak-anak remaja mereka untuk menonton televisi, berbicara di telepon, mengirimkan SMS, bermain games atau mendengarkan musik dengan headphones selama waktu makan bersama keluarga.
Penelitian menanyakan para orang tua apakah mereka membuat aturan dalam penggunaaan media elektronik. Penelitian juga menyoal apakah mereka merasa waktu makan bersama keluarga adalah hal yang penting. Anak-anak menjawab pertanyaan mengenai seberapa bagus komunikasi keluarga mereka, termasuk berapa sering mereka berbicara mengenai masalah mereka dengan orang tua.
Hasilnya, dua pertiga orang tua melaporkan bahwa anak-anak remaja mereka menonton televisi atau film selama waktu makan bersama keluarga. Sementara seperempatnya mengatakan bahwa menonton televisi merupakan hal yang rutin dilakukan.
Namun, berkirim SMS, berbicara di telepon, mendengarkan musik dengan headphones dan menggunakan games di tangan lebih jarang dilakukan saat makan bersama. Sebanyak 18-28 persen orang tua melaporkan aktivitas tersebut terjadi saat waktu makan, demikian diungkapkan Journal of Academy of Nutrition and Dietetics.
Hampir tiga perempat dari orang tua mengatakan bahwa mereka mengatur waktu penggunaan media saat makan bersama. Hasil riset itu juga mengungkapkan bahwa anak perempuan lebih cenderung menggunakan media elektronik ketimbang anak lelaki. Selain itu, penggunaan gadget meningkat seiring bertambahnya usia.
Pada keluarga yang kurang berpendidikan, penggunaan media elektronik juga lebih tinggi. Selain itu, waktu makan bersama dengan penggunaan media elektronik lebih sedikit pada keluarga yang orang tuanya memberikan beberapa aturan. Sebaliknya, penggunaan media elektronik lebih banyak pada keluarga yang tidak terlalu banyak berkomunikasi.
Riset ini juga menunjukkan bahwa orang tua yang melaporkan penggunaan media elektronik lebih sering dilakukan saat makan bersama ternyata lebih jarang menyajikan salad hijau, buah-buahan, sayuran, 100 persen jus dan susu selama waktu makan. Mereka lebih sering menyajikan minuman berpemanis. Namun, para ilmuwan tidak bertanya apakah para orang tua juga menggunakan media elektronik saat waktu makan bersama.
http://www.tempo.co
Hal ini diungkapkan dalam penelitian terbaru. Dulu para ahli menyarankan agar mematikan televisi selama waktu makan keluarga berlangsung. Namun, dengan perkembangan telepon seluler dan peralatan elektronik lain dalam genggaman, anak-anak masa kini membawa semua gadget itu ke meja makan.
Temuan-temuan dari hasil riset terbaru menunjukkan bahwa menggunakan media (elektronik) saat waktu makan sangat umum di antara keluarga-keluarga yang punya remaja. Namun, "Aturan penggunaan media bisa menurunkan penggunaan media di kalangan remaja dan mempunyai efek positif lainnya," ujar penulis hasil riset Jayne A Fulkerson seperti dikutip Reuters edisi 2 Januari 2014.
Fulkerson adalah direktur dari Center for Child and Family Health Promotion Research di University of Minnesota School of Nursing di Minneapolis. "Orang tua bisa menghentikan penggunaan media selama makan bersama sehingga punya waktu yang lebih berkualitas dengan anak-anak mereka," ujar dia.
Fulkerson dan rekan-rekannya mewawancarai lebih dari 1.800 orang tua mengenai seberapa sering mereka mengizinkan anak-anak remaja mereka untuk menonton televisi, berbicara di telepon, mengirimkan SMS, bermain games atau mendengarkan musik dengan headphones selama waktu makan bersama keluarga.
Penelitian menanyakan para orang tua apakah mereka membuat aturan dalam penggunaaan media elektronik. Penelitian juga menyoal apakah mereka merasa waktu makan bersama keluarga adalah hal yang penting. Anak-anak menjawab pertanyaan mengenai seberapa bagus komunikasi keluarga mereka, termasuk berapa sering mereka berbicara mengenai masalah mereka dengan orang tua.
Hasilnya, dua pertiga orang tua melaporkan bahwa anak-anak remaja mereka menonton televisi atau film selama waktu makan bersama keluarga. Sementara seperempatnya mengatakan bahwa menonton televisi merupakan hal yang rutin dilakukan.
Namun, berkirim SMS, berbicara di telepon, mendengarkan musik dengan headphones dan menggunakan games di tangan lebih jarang dilakukan saat makan bersama. Sebanyak 18-28 persen orang tua melaporkan aktivitas tersebut terjadi saat waktu makan, demikian diungkapkan Journal of Academy of Nutrition and Dietetics.
Hampir tiga perempat dari orang tua mengatakan bahwa mereka mengatur waktu penggunaan media saat makan bersama. Hasil riset itu juga mengungkapkan bahwa anak perempuan lebih cenderung menggunakan media elektronik ketimbang anak lelaki. Selain itu, penggunaan gadget meningkat seiring bertambahnya usia.
Pada keluarga yang kurang berpendidikan, penggunaan media elektronik juga lebih tinggi. Selain itu, waktu makan bersama dengan penggunaan media elektronik lebih sedikit pada keluarga yang orang tuanya memberikan beberapa aturan. Sebaliknya, penggunaan media elektronik lebih banyak pada keluarga yang tidak terlalu banyak berkomunikasi.
Riset ini juga menunjukkan bahwa orang tua yang melaporkan penggunaan media elektronik lebih sering dilakukan saat makan bersama ternyata lebih jarang menyajikan salad hijau, buah-buahan, sayuran, 100 persen jus dan susu selama waktu makan. Mereka lebih sering menyajikan minuman berpemanis. Namun, para ilmuwan tidak bertanya apakah para orang tua juga menggunakan media elektronik saat waktu makan bersama.
http://www.tempo.co
Langganan:
Postingan (Atom)